Anda di halaman 1dari 24

PTP

PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

BAB II
ANALISA SITUASI

A. ANALISA SITUASI UMUM

A.1. SEJARAH PUSKESMAS

Puskesmas Rajabasa Indah merupakan Puskesmas Pemerintah Kota Bandar


Lampung berlokasi di Jalan Pramuka No. 1 Rajabasa, yang resmi menjadi puskesmas
induk sejak tahun 2003 yang sebelumnya adalah puskesmas pembantu yang berindukkan
Puskesmas Kedaton. Dengan adanya pemekaran kecamatan Kedaton menjadi 2
Kecamatan yaitu Kedaton dan Kecamatan Rajabasa sudah barang tentu harus terdapat
puskesmas induk sehingga dari enam puskesmas pembantu Puskesmas Kedaton,
Puskesmas Pembantu Rajabasa Indah berubah status menjadi Puskesmas induk Rajabasa
Indah sesuai dengan SK Walikota Bandar Lampung no 5 tahun 2003, tertanggal 26 maret
2003 tentang penetapan puskesmas induk dan puskesmas pembantu.
Puskesmas Rajabasa Indah didirikan diatas tanah seluas 200 m2 dengan luas
bangunan 176 m2. Sarana yang tersedia meliputi fasilitas sarana pelayanan langsung
(medis dan keperawatan) dengan tidak langsung (penunjang medis) Kegiatan yang
direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan wajib yaitu upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya tingkat
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Rajabasa Indah hingga saat ini mempunyai wilayah kerja 7 Kelurahan
yaitu : Kelurahan Rajabasa Induk, Kelurahan Rajabasa Nunyai, Kelurahan Rajabasa
Pemuka, Kelurahan Rajabasa Raya, Kelurahan Rajabasa Jaya, Kelurahan Gedung
Meneng dan Kelurahan Gedung Meneng Baru.

Sejak berdiri hingga sekarang Puskesmas Rajabasa telah mengalami pergantian


pimpinan beberapa kali, yaitu sebagai berikut :

1. dr. Dasrinal : Desember 2003 – Desember 2005


2. dr. Lusia : Januari 2006 – Oktober 2006
3. drg. Rini Alita : November 2006 – Januari 2009
4. dr. Desi Marlina : Januari 2009 – Januari 2010
5. dr. Rita Agustina : Febuari 2010 – September 2016
6. drg. Fiena S Yulia : September 2016 – Juni 2017
7. drg. Rini Alita : Juni 2017 – September 2017

4
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

8. Juliyadi SKM : September 2017 – Januari 2018


9. Drg.Rini Alita : Januari 2017 - Sekarang

A.2. GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Luas wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah : 1302 Km²


Batas – batas wilayah :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Natar Lamsel dan Kelurahan labuhan
dalam.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Sumberejo Kec Tanjung Karang barat
dan Kelurahan Gunung terang Kec Tanjung Karang Barat.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru.

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Ke camatan Natar Lampung Selatan.

1.Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah meliputi 7 (tujuh) Kelurahan yang terletak
di Kecamatan Rajabasa, yaitu :

a. Kelurahan Rajabasa Induk dengan luas wilayah 97 Ha


b. Kelurahan Rajabasa Pemuka dengan luas wilayah 126 Ha
c. Kelurahan Rajabasa Nunyai dengan luas wilayah 136 Ha
d. Kelurahan Rajabasa Raya dengan luas wilayah 358 Ha
e. Kelurahan Rajabasa Jaya dengan luas wilayah 358 Ha
f. Kelurahan Gedung Meneng dengan luas wilayah 130 Ha
g. Kelurahan Gedung Meneng Baru dengan luas wilayah 97 Ha
Total 1302 Ha

Keadaan tanah terdiri dari sebagian besar daratan dan perbukitan. Sarana
Perhubungan transportasi dan komunikasi cukup baik. Jarak desa ke Puskesmas /
Puskesmas Pembantu rata – rata 1 km. Mata pencaharian sebagian besar penduduk
adalah Pegawai Negri, Pedagang dan buruh. Mayoritas penduduk memeluk Agama
Islam, dan sebagian kecil ada juga yang beragama Kristen Katolik, Hindu dan budha.

2.DEMOGRAFI

5
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah pada tahun 2017
sebanyak 48.040 jiwa. Dari 7 Kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa
Indah tercatat kelurahan yang paling banyak penduduknya adalah Kelurahan Rajabasa
Nunyai dengan jumlah penduduk 7.783 jiwa, tetapi jika memperhitungkan luas wilayah
maka Kelurahan Rajabasa Induk lah yang terpadat dibandingkan dengan kelurahan
lainnya, yaitu dengan tingkat kepadatan 75 jiwa perhektarnya. Jumlah penduduk sasaran
yang paling sedikit adalah kelurahan Gedung Meneng baru yaitu 2.988 jiwa.

Data Jumlah Penduduk, KK dan Jumlah Rumah


Di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Tahun 2017

No. Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Rumah

1 Rajabasa Induk 7284 1734 1019


2 Rajabasa Nunyai 7783 1853 1210
3 Rajabasa Pemuka 6780 1614 1048
4 Rajabasa Raya 8319 1982 1004
5 Rajabasa Jaya 6927 1649 1026
6 Gedung Meneng 7957 1895 1174
7 Gedung Meneng 2988 711 957

Jumlah 48040 11438 7438

Sumber : Data Dasar Puskesmas Rajabasa Indah

Dari data diatas dapat diketahui kepadatan masing-masing kelurahan, yaitu


• Rajabasa Induk dengan kepadatan 75 jiwa per ha
• Rajabasa Pemuka dengan kepadatan 54 jiwa per ha
• Rajabasa Nunyai dengan kepadatan 58 jiwa per ha
• Rajabasa Raya dengan kepadatan 24 jiwa per ha
• Rajabsa Jaya dengan kepadatan 20 jiwa per ha
• Gedung Meneng dengan kepadatan 62 jiwa per ha
• Gedung Meneng Baru dengan kepadatan 31 jiwa per ha
Dari data diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk di kecamatan
Rajabasa Indah adalah 37 jiwa per hektarnya. Dengan Kelurahan terpadat yaitu
Kelurahan Rajabasa, dengan tingkat kepadatan 75 jiwa per hektarnya.

6
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Tahun 2017


Tingkat Pendidikan
No.
≤ SD SLTP SMU PT
Kecamatan Rajabasa 21.388 9.103 13.223 4.326

B. ANALISA DERAJAT KESEHATAN

B.1. Angka Kematian (Mortalitas)

a. Jumlah Kematian Ibu

Pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah tidak


ditemui kasus kematian ibu (hamil, ibu bersalin dan ibu nifas).

b. Jumlah Kematian Bayi/Balita

Selama periode tahun 2017 terdapat 4 kasus kematian bayi akibat


BBLR, asfiksia, hydrocephalus dan satu kasus diduga pneumonia. Tiga kasus
kematian bayi tersebut berasal dari kelurahan nunyai dan satu kasus dari
kelurahan rajabasa.

Dari data tersebut, dapat dijelaskan di sini bahwa perlu dilakukan


peningkatan manajemen pengelolaan perawatan yang lebih baik untuk bayi
baru lahir, bayi dan juga balita dari petugas puskesmas. Selain itu masyarakat
juga perlu diberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem rujukan ke
tempat pelayanan yang lebih tinggi dan pentingnya untuk memeriksakan diri
sedini mungkin serta melakukan persalinan ke tenaga kesehatan yang ada di
wilayah masing-masing. Terlebih adanya program Jampersal untuk ibu mulai
dari ANC, melahirkan sampai nifas. Sehingga diharapkan agar jumlah
kematian ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, neonatus, bayi dan balita bisa
ditekan seminimal mungkin atau bahkan tidak terdapat lagi kasus kematian
ibu, neonatus, bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

7
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

B.2. Angka Kesakitan (Morbiditas)

a. Sepuluh Penyakit Terbanyak


Angka kesakitan (Morbiditas) adalah jumlah orang yang terkena suatu
penyakit tertentu. Ada 2 macam cara yang dipergunakan untuk mengukur
angka kesakitan, yaitu dengan Insiden Rate dan Prevalensi Rate.
Berikut ini data table dan grafik yang menunjukkan Angka Kesakitan
dalam data sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Rajabasa Indah Tahun
2017.

TABEL 10 BESAR PENYAKIT


DI PUSKESMAS RAJABASA INDAH TAHUN 2017

No Nama penyakit Jumlah

1 Nasopharingingitis Acut (Common Cold) 4124 (19,24%)

2 Influenza 3987 (18,60%)

3 Myalgia 2421 (11,30%)

4 Hypertensi 1989 (9,28%)

5 Gastroenteritis 1824 (8,51%)

6 Sepalgia 1744 (8,14%)

7 Bronkitis 1560 (7,28%)

8 Febris 1540 (7,19%)

9 Karies dentis 1429 (6,67%)

10 Konjungtifitis 8,20 (3,83%)

b. Penyakit Menular

1. Demam Berdarah Dangue (DBD)

8
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Sepanjang tahun 2017 terdapat 59 kasus DBD dengan distribusi 25


kasus pada jenis kelamin perempuan dan 34 kasus laki-laki. Tidak
ditemukan kasus kematian akibat DBD disepanjang tahun ini. Tetapi kasus
DBD ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu ditemukan 43
kasus DBD.
Pada tahun 2017, kasus DBD tertinggi pada usia 16 sampai dengan
usia 35 tahun yaitu sebanyak 21 kasus diikuti usia 6 sampai dengan 15 tahun
sebanyak 19 kasus. Kebanyakan kasus terjadi pada anak usia sekolah. Dan
kasus tertinggi didapatkan pada bulan juni yaitu sebanyak 16 kasus.
Kecamatan Rajabasa adalah kecamatan Endemis kasus DBD karena
selalu ditemukan kasus DBD selama tiga tahun terakhir berturut-turut pada 7
kelurahannya. Dari 14 lingkungan yang ada di Kecamatan Rajabasa hanya
beberapa saja yang tidak endemis, seperti lingkungan II Rajabasa Raya dan
Lingkungan II Gedung Meneng baru (lampiran: grafik endemis DBD).
Semua kasus DBD dilakukan penyelidikan Epidemilogi ( pE );
mencari penderita demam tanpa sebab di radius 100m rumah penderita DBD
dan melakukan pemeriksaan jentik di radius tersebut, jika salah satu atau
keduanya positif maka dilakukan fogging focus.
Upaya penanggulangan yang telah dilakukan antara lain adalah telah
dilaksanakannya abatisasi baik secara selektif maupun secara massal, dengan
penyemprotan/fogging, dan pelaksanaan penyuluhan di setiap wilayah
kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas baik mngenai PHBS
(Perilaku Hidup Bersih Sehat), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
dengan 3 M Plus (Menguras, Menutup dan menimbun) serta tata cara
penanganan limbah dan sampah rumah tangga sebagaimana antisipasi
pemberantasan tempat perindukan nyamuk.

2. Diare
Penemuan kasus diare pada tahun 2017 sebanyak 2116 kasus (semua
umur), baik yang ditemukan oleh nakes ataupun kader. Adanya
kecenderungan bahwa penderita diare menyerang semua umur. Kasus
terbanyak terdapat pada bulan September kasus, yang kedua terbanyak di
bulan Agustus. Hal ini dimengerti karena di bulan-bulan tersebut merupakan
masa pancaroba yaitu masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau

9
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

dan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga hal ini sangat rentan
terjadi peningkatan kasus diare.
Upaya-upaya penanggulangan telah dilaksanakan secara maksimal di
wilayah kerja Puskesmas. Baik upaya Promotif maupun upaya Preventif
berupa penyuluhan mengenai PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat),
mengenai tata cara penanganan limbah dan sampah rumah tangga sehingga
diharapkan mendatang dapat terjadi penurunan kasus yang signifikan karena
masyarakat sudah menyadari pentingnya kebersihan untuk menjaga
kesehatan.

3. Malaria
Secara geografis daerah dalam wilayah Puskesmas Rajabasa Indah
bukanlah merupakan daerah endemis malaria, sehingga jumlah kasus malaria
di wilayah kerja Puskesmas tidaklah sebanyak jika dibandingkan dengan
kasus malaria di daerah endemis malaria misalnya daerah Sukamaju, Kota
Karang, daerah Panjang dan sebagainya. Diagnosa malaria ditegakkan baik
secara klinis maupun melalui pemeriksaan laboratorium.

4. TB Paru

Pada tahun 2017 kasus TB yang diobati sebanyak 99 kasus dengan


rincian 65 kasus TB paru BTA positif, 13 kasus TB dengan rongent positif, 7
kasus ekstra paru dan 9 kasus TB anak. Pada tahun 2015 terdapat 539 suspek
yang diperiksa dari perkiraan jumlah suspek sebesar 755 atau sekitar 71 %
dari target 70%. Proporsi TB dengan TBA positif diantara suspek 13% dari
target (5%-15%). Proporsi BTA positif diantara semua pasien TB paru yang
diobati sebesar 73% (target >65%). Proporsi TB anak diantara semua pasien
TB sebesar 9,4% (target berkisar 15%, jika lebih besar ada kemungkinan
over diagnosis). Pada tahun 2015, angka penemuan kasus atau case detection
rate masih dibawah target yaitu 86% dari target 90% (SPM 2017).
Angka konversi atau convertion rate tahun 2015 sebesar 80% dari
target 80%. Angka konversi untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan
dan mengetahui apakah pengawasa langsung menelan obat dilakukan dengan
benar. dengan target 80%. Angka kesembuhan atau cure rate sebesar 74%,
hal ini masih dibawah target (>85%) semestinya.

10
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Pada dasarnya masih banyak penderita TB-Paru yang belum terjaring,


hal ini dikarenakan secara program, metode yang digunakan adalah Passive
Promotive Case Finding (Penemuan penderita secara pasif dengan promosi
yang aktif), rendahnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya TBC,
lingkungan yang kurang sehat ditambah dengan rendahnya kesadaran
masyarakat untuk memeriksakan diri ke sarana kesehatan jika menemukan
gejala-gejala mirip TBC. Hal tersebut diperparah lagi dengan kondisi
ekonomi masyarakat yang tergolong rendah.

Berikut dapat dilihat data penderita TB-Paru di Wilayah Kerja


Puskesmas Rajabasa Indah Tahun 2017.
REKAPITULASI KASUS TB DI PUSKESMAS
TAHUN 2015
PUSKESMAS : Rajabasa Indah
BULAN JUMLAH
JUMLAH KASUS TB DIOBATI Sasaran Target
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL
JUMLAH SUSPEK DIPERIKSA ( 90%) 783 90% 41 36 44 51 33 59 39 73 39 44 36 40 535
A. KASUS BARU
1 TB BTA POSITIF/CDR 78 90% 3 3 6 8 3 6 4 8 3 6 4 6 60
2 TB BTA NEGATIF RO POSITIF 1 2 1 0 0 1 0 2 3 0 0 4 14
3 TB EXTRA PARU 0 4 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 8
4 TB ANAK < 15 % 0 0 0 2 1 0 1 1 0 2 1 1 9
B. KASUS ULANGAN
1 KAMBUH 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 0 4
2 DROP OUT DIOBATI KEMBALI 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 4
3 GAGAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 LAIN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C. JUMLAH SEMUA KASUS TB DIOBATI 106 100% 5 9 8 11 4 11 6 13 6 9 6 11 99
D. TB MDR
1 SUSPEK TB MDR 1 1 1 1 0 3 0 2 0 1 1 0 11
2 KASUS TB MDR DIOBATI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E. KOLABORASI TB-HIV
1 KASUS TB DITAWARKAN VCT 0 0 3 0 5 5 6 5 8 5 7 8 20
2 KASUS TB DIPERIKSA VCT 0 0 3 5 5 5 5 5 4 5 6 15
3 KASUS TB YG HASIL HIV POSITIF 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

5. Campak

Sepanjang tahun 2017 ditemukan 4 kasus campak di dua kelurahan


yang berbeda yaitu 2 kasus di kelurahan rajabasa dan 2 kasus di kelurahan
gedung meneng. 4 kasus tersebut sudah diambil sampel darah untuk
dilakukan pemeriksaan, dengan hasil negatif atau bukan campak.
Tindakan / kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Puskesmas dalam
upaya mencegah terjadinya campak antara lain dengan penyuluhan
kesehatan, pengaktifan kegiatan imunisasi di Posyandu setiap bulan di
masing-masing Posyandu dalam 7 Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas,
kegiatan imunisasi di Puskesmas setiap 8 (delapan) kali sebulan, yaitu setiap
hari selasa setiap minggunya. Hal ini dimaksudkan untuk menjaring sasaran
bayi dengan imunisasi campak di Puskesmas.

11
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Selain itu juga dilakukan sweeping imunisasi 4(empat) kali setahun


langsung ke 7 kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas. Hal ini
dimaksudkan agar lebuh dapat menjaring sasaran bayi dengan imunisasi
campak. Sedangkan untuk anak usia sekolah yaitu anak SD/MI, imunisasi
campak diberikan pada kegiatan BIAS pada anak sekolah dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk menjaring sasaran imunisasi campak bagi
Anak Sekolah.

6. ISPA PNEUMONIA

Penemuan kasus pneumonia di Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2017


sebesar 77 kasus dari target 562 kasus, atau hanya sekitar 14%.

7. RABIES

Sepanjang tahun 2017 terdapat 7 kasus GHTR (gigitan hewan


tersangka rabies), dan semuanya dilakukan pencucian terhadap luka dan
diberikan vaksinasi.

8. KUSTA

Disepanjang tahun 2017 hanya ditemukan 1 kasus kusta, dan


dilakukan pengobatan sesuai standar. Namun pengobatan yang dilakukan
gagal dikarenakan pasien pindah alamat tanpa pemberitahuan.

C. Penyakit Tidak menular


Penyakit tidak menular yang banyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas
Rajabasa Indah adalah hipertensi, diabetes militus, penyakit gigi dan mulut, dan
penyakit sistem otot dan jaringan ikat.

Hipertensi
Penyakit hipertensi cukup banyak ditemukan di tahun 2017 yaitu sebesar 1989
kasus atau 9,28% dari total kunjungan puskesmas. Penyakit degeneratif ini telah
memasuki dalam sepuluh pola penyakit terbesar di puskesmas. Angka ini seolah
menurun jika dilihat dari kunjungan rawat jalan puskesmas dikarenakan adanya
kebijakan kepala puskesmas yang memperbolehkan pemberian obat lebih dari tiga hari
khusus untuk penyakit-penyakit degenerative termasuk hipertensi, diberikan obat selama
dua minggu sehingga angka kunjungan hipertensi lebih menurun. Dilihat dari tren

12
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

meningkatnya kasus baru dengan diagnosis hipertensi dapat dipastikan sebenarnya kasus
ini meningkat dibandingakan dengan tahun sebelumnya.

Penyakit gigi dan mulut


Sepanjang tahun 2017, kunjungan rawat jalan poli gigi sebanyak 26014
kunjungan dengan kasus terbanyak karies dan periodontitis.

B.3. Status Gizi

Pada tahun 2017, dari 1586 bayi dan balita yang ditimbang ada 994 (63%) yang
berat badannya naik dari target seharusnya 85%. Pada pemberian kapsul vitamin A 2 kali
dalam setahun, capaian Puskesmas Rajabasa Indah hanya 72%. Dan dari 1297 ibu hamil
hanya 1186 yang mendapatkan tablet Fe 90 dosis atau baru sekitar 91%. Sebagai
gambaran kasar, dari rata-rata balita yang ditimbang selama periode 2017 terdapat 16
kasus BGM. Tidak ditemui kasus gizi buruk. Ada 22 kasus bumil KEK, 34 kasus bumil
anemia, Ada 2 kasus BBLR

C. ANALISA FAKTOR DETERMINAN

I. Manajemen Kesehatan
Suatu organisasi yang baik membutuhkan fungsi manajemen yang
terorganisir dengan baik pula. Karena diharapkan dengan manajemen yang baik
maka suatu perencanaan pengorganisasian, pergerakan dan evaluasi bisa dilakukan
dengan baik pula sehingga yang menjadi tujuan akhir suatu organisasi dapat
tercapai.
Demikian pula dengan Puskesmas Rajabasa Indah, sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan masyarakat sudah pasti memerlukan manajemen yang baik
agar fungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat dapat terwujud secara
optimal. Selama ini manajemen Pengorganisasian di Puskesmas Rajabasa Indah
sudah cukup baik. Manajemen tersebut diaplikasikan melalui rapat-rapat
koordinasi setiap bulan baik lintas program maupun lintas sektor serta pelaksanaan
loka karya mini Puskesmas yang dilaksanakan setiap bulan.
1. Perencanaan

13
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Manajemen yang baku terdiri dari perencanaan, pergerakkan, dan evaluasi.


Di puskesmas kita mengenal PTP sebagai perencanaan, lokakarya mini sebagai
pergerakkan,dan evaluasi kenerja puskes pada akhir tahun. Keberhasilan
manajemen puskesmas ini amat tergantung pada kebijakan pemimpin dan
kerjasama tim yang baik.

a. Perencanaan Tingkat Puskesmas


PTP Puskesmas dibuat tiap awal tahun N-1 dengan melibatkan segenap staf
puskesmas induk, pustu dan bidan desa dengan tujuan untuk mendapat
gambaran permasalahan kesehatan yang nyata serta alternative solusinya
dengan mempertimbangkan skala prioritas dan hasil identifikasi kebutuhan
serta harapan pelanggan (masyarakat dan pasien). Penetapan prioritas
masalah kesehatan serta intervensinya merupakan bagian terpenting dan
klimaks dari penyusunan PTP puskesmas karena ini akan menjadi acuan
gerak langkah puskesmas ditahun yang bersangkutan.
Kegiatan yang direncanakan adalah kegiatan upaya kesehatan perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) berdasarkan Permenkes no
75 tahun 2014
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) terdiri dari :
1. Upaya Pengobatan Umum
2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Upaya Kesehatan ibu dan anak serta KB yang sifatnya UKP
4. Upaya perbaikan gizi yang sifatnya UKP
5. Upaya Kegawat daruratan
6. Upaya Kefarmasian
7. Upaya Laboratorium

Selain dari upaya diatas, berdasarkan Permenkes no 75 tahun 2014 ada upaya
kesehatan masyarakat (UKM), dimana upaya ini dibagi menjadi UKM
esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial terdiri dari:
1. Upaya Promosi Kesehatan termasuk UKS
2. Upaya KIA-KB yang mencakup UKM
3. Upaya GIZI
4. Upaya Kesling
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

14
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

UKM Pengembangan terdiri dari :


1. Kesehatan Jiwa
2. Kesehatan Usia Lanjut
3. Kesehatan Olah Raga
4. upaya kesehatan gigi masyarakat
5. upaya kesehatan tradisional komplementer
6. perkesmas
7. Gangguan Indra dan Fungsi

Dalam Pelaksanaan Pelayanan Puskesmas Rajabasa Indah dibantu oleh 5


puskesmas pembantu dan 7 poskeskel serta 1 pusling.

b. Lokakarya Mini Puskesmas


Perencanaan yang baik tidak akan menghasilkan apa-apa tanpa adanya
penggerakan. Lokakarya mini diadakan tiap bulannya dan tiap 6 bulan
dengan melibatkan lintas sektoral dengan tujuan mengevaluasi sejauh
mana program kerja puskesmas sudah berjalan, kendala apa yang
dihadapi serta bagaimana cara mengatasinya.
Untuk itu diperlukan data hasil kegiatan yang akurat dari tiap
kelurahan untuk dapat dianalisis di tingkat puskesmas sebelum
dipublikasikan untuk mendapatkan feed back, baik dari Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung maupun lintas sektoral dan ini melibatkan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Tingkat Puskesmas (SP2TP).
SP2TP yang baik dimulai sejak kontak I petugas kesehatan dengan
sasaran pelayanan kesehatan yang dicatat dalam register kunjungan harian
(untuk pelayanan dalam gedung) serta kohort ibu, bayi, anak balita,
wanita usia subur, usia lanjut (untuk pelayanan luar gedung). Data ini
dirangkum dalam Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) yang harus ada
disetiap desa dan mencangkup seluruh pelayanan kesehatan terhadap
sasaran. Dengan PWS ini penanggung jawab dapat memahami cakupan
program kesehatan di daerah mana yang masih kurang dan memerlukan
perhatian khusus.

15
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Berdasarkan PWS ini, penanggung jawab membuat laporan bulanan


LB, yang terdiri dari data kesakitan (LB1), laporan pemakaian dan lembar
permintaan obat (LB2), cakupan program KIA, gizi, imunisasi, dan P2M
(LB3), laporan kegiatan puskesmas (LB4), laporan kematian serta laporan
lain yang diperlukan ke puskesmas induk untuk dapat direkapitulasi
dalam PWS dan LB puskesmas. Sampai disini data-data siap dianalisis
dan di publikasikan untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.
Hasil lokakarya mini puskesmas RBI berupa sweeping dan drop out
follow up (DOFU) terhadap cakupan program yang masih kurang, serta
penggalangan kerja sama lintas sektoral.

c. Monitoring dan Evaluasi Program Puskesmas


Monitoring dan evaluasi Program dilakukan setiap bulan bersamaan
dengan lokakarya mini bulanan. Dan pada lokakarya mini triwulan,
pencapaian program dievaluasi sekaligus sebagai dasar prioritas masalah di
masing-masing kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas untuk diusulkan
dalam pembuatan POA dan rencana kegiatan sebagai tindak lanjut dari
pemecahan masalah yang ada. Dan Setiap akhir tahun Puskesmas Rajabasa
Indah Membuat Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)

II. Analisis Faktor Lingkungan Kesehatan


1. Lingkungan Fisik
Wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah terletak dikecamatan Rajabasa
dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Lamsel dan Kelurahan
labuhan dalam.
2. Sebalah Barat berbatasan dengan Kecamatan Natar Lamsel
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Sumberejo Kec Tanjung
Karang barat dan Kelurahan Gunung terang Kec Tanjung Karang Barat.
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru.
Transportasi tiap kelurahan lancar sehingga secara umum aksesibilitas
masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan setempat relatif mudah.
Puskesmas Rajabasa Indah berdiri diatas lahan 200m2 dengan luas
bangunan ±176m2, berarti puskesmas memiliki lahan bebas bangunan yang

16
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

sangat sempit dan tidak memadai untuk lahan parkir, lahan Tanaman Obat
dan tempat bermain.
Untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan puskesmas Rajabasa Indah,
Puskesmas menunjuk satu orang penanggungjawab area parkir yang
bertanggungjawab terhadap keamanan kendaraan pelanggan dan petugas serta
menjamin kelancaran akses.

2. Lingkungan Biologis
Puskesmas Rajabasa Indah sudah memiliki sarana pengelolaan limbah
cair dan untuk pengelolaan limbah medis Puskesmas sudah melakukan MOU
dengan Rumah Sakit Adadi Cokrodipo. Untuk limbah padat non medis
pengelolaannya langsung dengan sokli (Pemda). Puskesmas Rajabasa Indah
memiliki 2 toilet (1 toilet umum dan 1 untuk petugas), Sarana air bersih
menggunakan sumur bor dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup.
Puskesmas menunjuk satu orang penanggungjawab kebersihan
lingkungan dipuskemas yang bertanggungjawab terhadap kebersihan
lingkungan puskes termasuk sarana dan prasarana yang menunjang (SAB,
SPAL, toilet dan dapur), selain itu juga penanggungjawab membuat
perencanaan pengadaan dan pemeliharaan yang kaitannya dengan kebersihan
lingkungan serta membuat rencana kerja dan jadwal pelaksana harian
(cleaning service).
Pada tahun 2017 Sebesar 84,25% KK diwilayah kerja puskesmas sudah
menggunakan Sarana Air Bersih (SAB) yang sehat baik dari sumur gali, bor
dan PDAM. Sudah 81,5% KK yang menggunakan Jamban Keluarga (JAGA)
yang sehat., 84,5% rumah sudah memiliki SPAL yang sehat. Dan dari 5.952
rumah yang diperiksa hanya 4.940 yang memenuhi syarat kesehatan atau
83%.

3. Lingkungan Sosial Ekonomi

Pada tahun 2017 tercatat 11.652 KK di Kecamatan Rajabasa dan 3.298


KK berstatus miskin (28,3%). Dan dari 48.941 jiwa penduduk terdapat 9.485
jiwa penduduk berstatus miskin atau sekitar 19,4% dari jumlah penduduk.
Rata-rata penduduk bermata pencaharian PNS, pensiunan, tidak memiliki
pekerjaan dan swasta .

17
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Masih cukup banyak keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan


sehingga masih banyak keluarga yang kesulitan memenuhi kebutuhan gizi
yang cukup bagi keluarganya, selain itu sudah tentu pula diikuti dengan
kesulitan bagi keluarga miskin untuk mengakses pelayanan kesehatan yang
memadai dikarenakan masalah biaya.

Hal ini merupakan keterlibatan sektor terkait terutama sektor-sektor yang


berkaitan dengan masalah perekonomian masyarakat. Dengan adanya
bantuan pemerintah melalui penyediaan dana JKN melalui program Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang diperuntukkan bagi Gakin diharapkan keluarga
miskin dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan gratis yang sudah pasti
akan sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan dan mutu hidupnya.

III. Analisis Perilaku Kesehatan


Indikator terhadap perilaku masyarakat dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan, antara lain dapat diukur dengan banyaknya peran serta
masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan seperti: Askes, Jamsostek dan
sebagainya perilaku masyarakat dalam ber PHBS. Selain itu dapat pula dilihat
dari adanya UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang berkembang di
masyarakat. UKBM di wilayah Puskesmas Rawat Inap Rajabasa Indah terdiri dari
32 buah Posyandu aktif dengan jumlah kader aktif sebanyak 160 orang, 7 buah
Poskeskel yang tersebar di 7 Kelurahan, 8 buah Posyandu Usila dan 7 Kelas ibu
yang tersebar di 7 Kelurahan.
Dari 6.300 rumah yang dikunjungi ada 4.460 rumah yang sudah ber PHBS
(perilaku hidup bersih dan sehat)atau sekitar 70,8%. Persentase tertinggi ada di
kelurahan rajabasa yaitu sebesar 75% rumah yang telah ber PHBS.
Dari hasil tersebut terlihat masih banyak masyarakat yang tidak berPHBS
khususnya masih banyak masyarakat yang merokok di dalam ruangan (rumah)
29%, tidak mencuci tangan sebelum makan 17% dan masih banyak yang belum
melakukan 3M plus yaitu 22%, yang memerlukan tindak lanjut terutama promosi
kesehatan.

Analisis Kependudukan

18
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Berdasarkan data sasaran di bidang kesehatan untuk tahun 2017 tercatat


jumlah penduduk diwilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah sebesar 48.040 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk 37 jiwa per hektar.
Dengan luas wilayah 1302 Km2 dan jumlah KK 11438 dengan KK miskin
sebesar 3298. Kepadatan penduduk dan kemiskinan erat hubungannya dengan
penyakit-penyakit menular berbasis lingkungan seperti ISPA, DBD, diare dan
penyakit kulit.
Dari jumlah penduduk 48.040 jiwa sebagian besar penduduknya adalah usia
sekolah yaitu sebesar 13.241 (27%) diikuti produktif yaitu sebesar 8.085 (16,5%).
Mayoritas penduduk adalah tamat SD, Mayoritas beragama islam. Penduduk
diwilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah terdiri dari dua kelompok besar, yaitu
penduduk asli dan penduduk pendatang yang berasal dari Jawa, Sumtera Selatan,
Sumatera Barat dan lain–lain yang menurut perkiraan 20% penduduk asli dan 80%
penduduk pendatang.
Pada saat sekarang ini jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Raja
Basa Indah terdiri dari laki–laki 24.928 jiwa dan perempuan 23.943 jiwa. jumlah
penduduk miskin diperkirakan 9.845

Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan

1. Analisis Input
a. Tenaga Kesehatan
Puskesmas Induk Rajabasa dikepalai oleh seorang dokter umum yang
dalam pelaksanaannya dibantu oleh 69 orang staf, di puskesmas induk
dan 5 puskesmas pembantu.

Tabel Ketenagaan Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2018

NO JENIS TENAGA KETERANGAN JUMLAH


1 Dokter Umum PNS 2
Kontrak 3
2 Dokter Gigi PNS 1
Kontrak 1
3 Bidan PNS 17

19
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Kontrak 10
4 Perawat PNS 17
Kontrak 2
5 Perawat Gigi PNS 1
Kontrak 1
6 Kes. Lingkungan PNS 3
7 Promkes PNS 1
8 Gizi PNS 2
9 Analis Lab PNS 1
TKS 1
10 Pekarya PNS 2
11 Pendidikan Umum PNS 2
Kontrak 2
TKS 2
Total 69

Melihat dari jumlah dan kompetensi sumber daya manusia yang ada
mengacu kepada Permenkes No 75 Tahun 2014 telah memenuhi
persyaratan. Untuk meningkatkan Kompetensi dan keterampilan petugas
dibuat rencana peningkatan kualitas SDM berupa pelatihan, workshop
dan kaji banding setiap tahunnya.

b. Pembiayaan Kesehatan
Untuk operasional Puskesmas Raja Basa Indah dalam kegiatannya
diperoleh dari sumber dana yaitu : dana APBD (Operasional dan BOK),
dana Jasa Layanan (JKN, retribusidan P2KM).
Dana operasional berasal dari APBD dan digunakan untuk operasional
puskesmas sehari-hari meliputi gaji tenaga honor, bahan habis pakai,
administrasi kantor, belanja barang/jasa dan transport petugas. Dana jasa
layanan digunakan untuk segala hal untuk kepentingan operasional
puskes. Pembiayaan untuk operasional puskes melihat dari hasil analisis
program dan dari hasil analisis identifikasi harapan dan keinginan
pelanggan (masyarakat dan pasien).

20
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Puskesmas Rawat Jalan rajabasa Indah dalam periode januari - desember


tahun 2017 memiliki pendapatan total Rp. 1.470.887.350,27- dengan
rincian pendapatan jasa layanan Rp. 1.273.620.000,00,- , pendapatan
APBD sebesar Rp. 69.600.000,-, dan Subsidi pemerintah (APBN) sebesar
Rp. 119.300.000,- berupa dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

c. Sarana dan Prasarana Kesehatan

c.1. Sarana

Diwilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah terdapat 1 puskesmas induk


dan 5 puskesmas pembantu. Kondisi bangunan puskesmas induk Rajabasa
dengan luas ±176m2 dan luas lahan ±200m2 dengan jumlah ±36 pegawai
didalamnya tidak memenuhi syarat untuk kepadatan ruang, kondisi rusak
ringan pada atap, kurangnya ventilasi dan pencahayaan. Kondisi gedung
pustu Bayur rusak ringan.

c.2. Prasarana

Untuk pelaksanaan program Puskesmas RBI dilengkapi dengan 1 buah


mobil puskesmas keliling dan 3 sepeda motor. Mobil Puskesmas keliling
dengan kondisi baik dan 3 sepeda motor dalam kondisi baik.

Puskesmas dilengkapi dengan berbagai prasarana lainnya disetiap ruangan


yang telah tercatat didalam daftar barang dan aset puskesmas. Puskesmas
menunjuk satu orang petugas bendahara barang yang bertanggungjawab
terhadap pencatatan dan pengawasan barang dan aset puskesmas. Setiap
ruangan memiliki penanggungjawab barang dan aset ruangan yang
bertanggungjawab terhadap mutasi barang dan kesesuaian barang/aset
dengan kartu steling barang per ruangan.
Masih dibutuhkan beberapa sarana untuk meningkatkan mutu puskesmas
seperti Kulkas (untuk penyimpanan obat), kipas angin, laptop, lemari
buku dan alat kesehatan, dimana semua itu menunjang peningkatan
pelayanan.

d. Obat

21
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Dari segi pemenuhan kebutuhan obat tahun 2017 sebagian besar sudah
mencukupi. Hal ini terlihat dari analisis tingkat kecukupan pemenuhan
kebutuhan obat. Dari stock opname per 31 Desember didapat nominal
Rp. 99.139.954,04,- sebagai sisa/persediaan untuk 2018 dengan rincian
Rp 82.018.279,75 ( Dropping Obat dari Dinas) dan Rp 17.121.674,29 (
Pembelian Obat dengan Dana Puskesmas).

e. Manajemen Puskesmas
Manajemen yang baku terdiri dari perencanaan, pergerakkan, dan
evaluasi. Di puskesmas kita mengenal Plan of action (POA) sebagai
perencanaan, lokakarya mini sebagai pergerakkan,dan evaluasi kenerja
puskes pada akhir tahun. Keberhasilan manajemen puskesmas ini amat
tergantung pada kebijakan pemimpin dan kerjasama tim yang baik.

2. Analisis Output
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu
Cakupan kunjungan bumil I kali (K1) pada tahun 2017 adalah 95% , hal
ini masih dibawah target yaitu 99%. Dan K4 pada tahun 2017 hanya
mencapai 91% dari target 95%. Cakupan persalinan oleh nakes 92% dari
target 100%. Cakupan pelayanan nifas 92%. Cakupan bumil resti 90%.
Cakupan pemberian zat besi lengkap (Fe3) pada tahun 2017 adalah 91%
dari target 95%.

Cakupan Pelayanan KB
Untuk semua jenis pelayanan KB aktif tahun 2017 hanya 70%, Akseptor
Aktif MKET di Puskesmas 73%, Akseptor MKET dengan Komplikasi
100 Akseptor dan Akseptor MKET mengalami kegagalan 22 orang.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi baru lahir


Penanganan dan atau rujukan neonatus resiko tinggi ada 54 kasus dari 226
kasus . Cakupan BBLR ditangani 100%. Cakupan imunisasi Hb pada 0 s/d
7 hari pada 2017 adalah 83% dari target 100%. Cakupan imunisasi BCG
pada 2017 adalah 95% dari target 100%. Cakupan imunisasi polio 1
sebanyak 95% dari target 100%, Cakupan imunisasi DPT/HB total

22
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

sebanyak 95% dari target 100%, Cakupan imunisasi polio 2 sebanyak


95% dari target 100%, Cakupan imunisasi polio 3 sebanyak 95% dari
target 100%, Cakupan imunisasi polio 4 sebanyak 95% dari target 100%,
Cakupan imunisasi campak sebanyak 95% dari target 100%, Cakupan
imunisasi lengkap sebanyak 95% dari target 100%, Cakupan Bias DT
sebanyak 90% dari target100%, Cakupan Bias TD sebanyak 90% dari
target100%.

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita


Pada tahun 2017 ,Cakupan kunjungan neonatal (KN3) sebanyak 92%.
Cakupan asi ekslusif pada 2017 sebesar 53% dari target 70%. Pelayanan
deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang Balita ( Kontak Pertama )
sebanyak 90%, Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
Anak Pra sekolah sebanyak 90%. Pemberian Vit A (6-11bln) 72% pada
tahun 2017.

b. Cakupan Gizi
Pada tahun 2017 terdapat 1 kasus balita gizi buruk. Balita naik berat
Badannya (N/D) sebanyak 63 % dari target 85%, Balita Garis Bawah
(<5%) sebanyak 71 anak.

c. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

TBC Paru

Upaya penanggulangan penyakit ini meliputi penemuan kasus dini secara


aktif dan pasif, pemastian diagnosis dengan pemeriksaan sputum dan
radiologi jika diperlukan, pemberian obat anti tuberkulosis (OAT),
pemantauan minum obat (PMO),penyuluhan kelompok potensial.

TB paru merupakan program unggulan puskesmas RBI mengingat


mencapaiannya yang masih dibawah target, besar masalah dan dampak
yang ditimbulkan penyakit ini. Namun karena keterbatasan dana sehingga
banyak kegiatan khususnya dalam penemuan kasus secara aktif tidak
berjalan dengan baik begitu pula dengan penyuluhan kelompok-kelompok
potensial.

23
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

Angka konversi atau convertion rate tahun 2017 sebesar 80% dari target
80%. Angka konversi untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan
dan mengetahui apakah pengawasa langsung menelan obat dilakukan
dengan benar. dengan target 80%. Angka kesembuhan atau cure rate
sebesar 74%, hal ini masih dibawah target (>85%) semestinya.

Diare

Penemuan kasus diare pada tahun 2017 sebanyak 2116 kasus (semua
umur), baik yang ditemukan oleh nakes ataupun kader. Terdapat
penurunan kasus diare jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dimana
diare termasuk dalam 10 pola penyakit terbanyak di Puskesmas Rajabasa
Indah.

Demam Berdarah Dengue

Sepanjang tahun 2017 terdapat 59 kasus DBD dengan distribusi 25 kasus


pada jenis kelamin perempuan dan 34 kasus laki-laki. Tidak ditemukan
kasus kematian akibat DBD disepanjang tahun ini. Tetapi kasus DBD ini
meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu ditemukan 43 kasus
DBD.

Kecamatan rajabasa adalah kecamatan Endemis kasus DBD dikarnakan 7


kelurahan juga merupakan kelurahan Edemis, adapun kasus DBD tahun
2015 sebanyak 59 kasus yang tersebar di 7 kelurahan, kasus tertinggi ada
di kelurahan gedung meneng .

Untuk menanggulangi masalah ini telah dilakukan berbagai upaya seperti;


penyelidikan epidemiologi, penggalakkan kembali kegiatan 3M plus,
pemeriksaan jentik berkala, pemeriksaan jentik di TTU dan sekolah-
sekolah, pengobatan dan penyuluhan. Hasilnya cukup menggembirakan
dengan terjadinya penurunan kasus dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya.

Upaya Penyehatan Lingkungan

Pada tahun 2017 dari 7.622 rumah, rumah yang diperiksa 5.952 (78%)
rumah dan dari jumlah yang diperiksa ada 4.940 (83%) rumah dengan
kriteria sehat. Dari 6.552 Sarana air bersih, Sarana air bersih yang

24
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

diperiksa 5.952 (91%) air bersih dan dari jumlah yang diperiksa ada 4.940
(83%) air bersih dengan kriteria sehat. Dari 7.279 Jamban, Jamban yang
diperiksa 5.952 (82%) Jamban dan dari jumlah yang diperiksa ada 5.833
(98%) jamban dengan kriteria sehat. Dari 7.331 tempat sampah, tempat
sampah yang diperiksa 5.952 (81%) tempat sampah dan dari jumlah yang
diperiksa ada 4.821 (81%) tempat sampah dengan kriteria sehat. Dari
6.203 SPAL, SPAL yang diperiksa 5.952 (96%) SPAL dan dari jumlah
yang diperiksa ada 5.476 (92%) SPAL dengan kriteria sehat. Dari 13
SARKES, SARKES yang diperiksa 4 (31%) SARKES dan dari jumlah
yang diperiksa ada 4 (100%) SARKES dengan kriteria sehat. Dari 79
Sarana pendidikan, Sarana pendidikan yang diperiksa 78 (100%) Sarana
Pendidikan dan dari jumlah yang diperiksa ada 75 (86%) Sarana
Pendidikan dengan kriteria sehat. Dari 49 Sarana ibadah, Sarana ibadah
yang diperiksa 14 (29%) sarana ibadah dan dari jumlah yang diperiksa
ada 14 (100%) sarana ibadah dengan kriteria sehat. Dari 15 Sarana kantor,
Sarana kantor yang diperiksa 11 (73%) sarana kantor dan dari jumlah
yang diperiksa ada 7 (64%) sarana kantor dengan kriteria sehat. Dari 3
Sarana pasar, Sarana pasar yang diperiksa 3 (100%) sarana pasar dan dari
jumlah yang diperiksa ada 3 (100%) sarana kantor dengan kriteria sehat.

Pada tahun 2017 Sebesar 84,25% KK diwilayah kerja puskesmas sudah


menggunakan Sarana Air Bersih (SAB) yang sehat baik dari sumur gali,
bor dan PDAM. Sudah 81,5% KK yang menggunakan Jamban Keluarga
(JAGA) yang sehat, 84,5% rumah sudah memiliki SPAL yang sehat.

Dan dari 5.952 rumah yang diperiksa hanya 4.940 yang memenuhi syarat
kesehatan atau 83%.

Pemantauan kualitas air bersih yang digunakan masyarakat tidak


dilakukan dikarenakan keterbatasan dana sehingga hanya dilakukan
pemeriksaan fisik air saja.

Upaya Kesehatan Dasar

Upaya Kesehatan dasar Sesuai standar pelayanan minimal ( SPM )


Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2017 yaitu 15 % dari jumlah penduduk
tiap bulannya, sedangkan puskesmas Rajabasa Indah cakupanya baru 11,1

25
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

% atau 3.658 seharusnya 4.940, angka kesenjangan 3,9 % atau 1.282


orang.

Dengan demikian angka kesenjangan kunjungan 3,9 % dikarnakan


kunjungan diluar gedung tidak dilaporkan selain dari pada itu banyak
sarana kesehatan di wilayah kerja puskesmas rajabasa indah seperti RS.
Bhayangkara dan balai-balai pengobatan.

Puskesmas Rajabasa Indah tahun 2017 angka 10 penyakit terbanyak


ranking pertama Infeksi pernapasan bagian atas ( ISPA ) 4.836 atau 30 %.
Dengan demikian penyakit ISPA merupakan penyakit menular,
penyebabnya virus yang diakibatkan dari lingukungan yang kurang baik
atau masih rendahnya pola masyarakat yang berprilaku hidup bersih dan
sehat atau PHBS.

Upaya Promosi Kesehatan

Sepanjang tahun 2017 telah dilakukan sedikitnya 24 kali promosi


kesehatan yang dilakukan serempak di seluruh kelurahan dengan topik-
topik sebagai berikut, Pemberantasan Penyakit Menular (Januari dan Juli),
Vitamin A (februari dan Agustus), TB paru (Maret), Kesehatan Ibu dan
anak (September), Gizi Keluarga (April dan Oktober), kesehatan
lingkungan ( Juni dan Desember).

Kelompok-kelompok yang menjadi sasaran adalah pengunjung posyandu,


anak sekolah, pesantren, dan kelompok potensial pada umumnya. Dengan
media yang digunakan seperti media poster, leaflet dan lembar balik.

Upaya Kegiatan Farmasi dan Makanan

Kegiatan ini meliputi pendataan, pengawasan dan pembinaan took atau


warung yang menjual kosmetik dan tempat pengolahan makanan.
Kegiatan ini tidak berjalan dengan baik dikarenakan tidak ditunjangnya
dengan dana.

Upaya Laboratorium

Kegiatan laboratorium di puskesmas RBI memegang peranan penting,


terutama dalam upaya penegakkan diagnosis TB paru , pemeriksaan darah

26
PTP
PUSKESMAS RBI
TAHUN 2018

malaria pada bumil, pemeriksaan Hb bumil dan pemeriksaan urin dan


feses.

Pada tahun 2015 tercatat ada 65 kasus BTA (+) dari 539 suspek yang
diperiksa. Dan tidak ditemukan kasus malaria (+) di sepanjang tahun
yang sama.

Upaya Kesehatan Sekolah

Sasaran kegiatan UKS adalah murid TK, SD, SMP, dan SMA di wilayah
kerja puskesmas RBI. Kegiatan berupa DDTK pada PAUD dan TK,
penjaringan siswa baru ( kelas 1), penyuluhan. Idealnya semua dilakukan
penjaringan siswa baru tetapi dikarenakan keterbatasan dana maka hanya
anak SD kelas 1 saja yang dilakukan penjaringan sedangkan untuk SMP
hanya dilakukan di 1 sekolah begitu juga dengan SMA.

Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan tidak kalah pentingnya


dengan petugas kesehatan. Disepanjang tahun 2017 terdapat 37 posyandu
balita dan 8 posyandu lansia dengan 5 kader yang bertugas pada tiap-tiap
posnya. Dari 37 posyandu hanya ada 1 posyandu yang telah mandiri
sedangkan lainnya strata purnama. Jumlah posyandu di wilayah kerja RBI
dinilai sudah cukup, namun saja dari segi kualitasnya perlu ditingkatkan
sehingga adanya peningkatan stara.

27

Anda mungkin juga menyukai