Anda di halaman 1dari 21

REVIEW JURNAL : NILAI PROGNOSTIK

TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA (TNF-


ALPHA) PENDERITA DEMAM BERDARAH
DENGUE TANPA RENJATAN PADA ANAK
Oleh :
Firdausi Zahra (14670037)
Muhajir Kurniawan (14670043)
Sonia Aulia (14670049)
Lailatul Khutsiyah (14670056)
Patogenesis DBD belum diketahui secara pasti

Menurut the secondary heterologous infection hypothesis, DBD


terjadi bila seseorang setelah terinfeksi virus dengue (VD)
pertama kali, kemudian mendapat infeksi VD yang kedua dengan
serotipe yang berbeda

mengakibatkan makrofag menghasilkan sitokin Tumor Necrosis


Factor Alpha (TNF-), Interleukin-1 (IL-1) dan Interleukin-12 (IL-12)
Efek biologi TNF- adalah meningkatkan ekspresi
molekul adhesi pada permukaan endotel pembuluh
darah

Mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh


darah dan migrasi lekosit ke tempat infeksi untuk
menyingkirkan mikroba.

Peningkatan hematokrit, hipoproteinemia,


hiponatremia, hipovolemia (renjatan), adanya cairan
dalam rongga pleura dan peritoneum
Masa krisis DBD yang berlangsung singkat yaitu 48-72 jam
dan kemudian disusul masa penyembuhan yang cepat tanpa
ada gejala sisa, diduga kuat terjadi akibat peranan mediator
atau sitokin

Oleh karena itu penting dilakukan penelitian untuk


mengetahui sitokin yang berperan dan efek sitokin tersebut
sebagai faktor prognostik pada penderita DBD seperti TNF-.

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan


yang bermakna antara tingginya kadar TNF- dengan
beratnya penyakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan peluang


untuk memprediksi secara lebih tepat dan lebih dini outcome
penderita DBD-TR dan tindakan pengobatan bagI penderita
DBD-TR lebih baik.
METODE PENELITIAN
Observasional dengan pendekatan kohort prospektif
Di bagian Ilmu Kesehatan Anak fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
Dari bulan Januari 2008 sampai Februari 2010
Kriteria inklusi : Penderita DBD-TR, umur 1 tahun sampai 15 tahun, dan
bersedia menjadi sampel penelitian.
Kriteria eksklusi : yang menderita penyakit infeksi virus, bakteri atau
parasit, berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium dan sementara
mendapat pengobatan dengan kortikosteroid.
Pemeriksaan sampel darah dilakukan di Pusat Riset Laboratorium Prodia
Jakarta.
diamati
penderita
dalam waktu
dicatat umur, dikonfirmasi
tertentu
jenis kelamin, dengan
untuk
status gizi, pemeriksaan
memdapatka
gejala klinik, didiagnosis anti Dengue
n outcome
hematokrit, dengan IgM dan IgG
(renjatan,
trombosit kriteria WHO (rapid test)
tidak
dan leukosit.
renjatan)
pengambilan Penentuan
sampel darah status gizi
Kadar high
awal (sampel dilakukan
sensitivity (HS)
darah berdasarkan
TNF- diukur
penderita pada parameter
dengan tehnik
saat masuk berat badan
kuantitatif
rumah sakit) aktual dikali
Sandwich
untuk 100 % dan
Enzyme
pemeriksaan dibagi berat
Immunoassay
kadar sitokin badan pada
TNF-a persentil 50
Januari 2008- Februari
2010

dimonitoring

Subjek (renjatan) Subjek (tidak renjatan)

Analisis dilakukan
terhadap efek dari faktor
jenis kelamin, status gizi,
umur, lama demam dan
kadar serum awal TNF.
2) Menghitung
3)
Nilai titik ketepatan
Menggunakan
potong (cut off 1) Menentukan prognostik
Receiver
point) kadar nilai titik kadar TNF-
Operator Curve
TNF- serum potong serum awal
(ROC).
awal diperoleh terendah dan (sensitivitas,
Sensitivitas
melalui tertinggi spesifisitas,
digambarkan
tahapan (gambar 1), nilai prediksi
pada ordinat Y,
berikut : positif dan nilai
sedangkan 1-
prediksi
spesifisitas
negatif) setiap
digambarkan
titik potong.
pada aksis X
(tabel 4)
HASIL

Selama pengamatan dari 160 penderita DBD-TR terdapat 37 penderita


yang mengalami renjatan dan 123 penderita tidak mengalami renjatan.
Karakteristik sampel DBD-TR berdasarkan jenis kelamin, umur, lama
demam dan status gizi baik pada kelompok yang mengalami renjatan
maupun yang tidak mengalami renjatan tidak berbeda bermakna (tabel 1).
Analisis hubungan rerata hari demam dengan outcome tidak berbeda
bermakna sehingga hari demam bukan merupakan faktor prognostik (tabel
2)
Evaluasi hasil pemeriksaan kadar TNF-a

Nilai rerata kadar TNF-a serum awal penderita DBD-TR meningkat pada
kedua kelompok tetapi lebih tinggi pada kelompok DBD-TR yang
mengalami renjatan, hasil uji t memperlihatkan perbedaan bermakna
antara kedua kelompok dengan nilai p = 0,000 (P<0,05) dapat dilihat pada
tabel 3.
Nilai prognostik kadar TNF-a

Berdasarkan ROC terlihat Nilai TNF- serum awal 24 merupakan nilai


yang paling optimal sebagai nilai prognostik dalam menentukan outcome
karena letaknya terjauh dari garis diagonal dan mendekati sudut kiri atas
dan memiliki Area Under Curve (AUC) terbesar yaitu 0,9129 (95 %
Confidence Interval (CI) 0,858-0,966) (gambar 2). Nilai Ketepatan
prognostik kadar TNF- serum awal 24 pg/ml (sensitivitas dan
spesifisitas) dapat dilihat pada tabel 4.
Berdasarkan status gizi
HASIL
tidak ada pengaruh status gizi terhadap outcome (P = 0.676).
Berdasarkan umur subjek
tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata umur antara kedua kelompok (renjatan & tidak
renjatan) p = 0.793 . Di Indonesia, Paling banyak menyerang anak anak pada umur 5 9 tahun.
Berdasarkan lama demam
tidak terdapat hubungan antara lama demam dengan outcome penderita DBD TR. Hal ini
mungkin karena pada penelitian hanya dilakukan dua kali pengambilan sampel yaitu pada saat
penderita masuk rumah sakit dan pada saat terjadi renjatan.
Berdasarkan hasil analisis perbandingan kadar sitokin TNF a
nilai rerata kadar TNF a serum awal penderita mengalami renjatan lebih tinggi dibandingkan
dengan yang tidak mengalami renjatan.
Perbedaan kedua kelompok ditunjukkan dengan Nilai p = 0,000 (p<0,05)
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa peranan sitokin TNF a lebih menonjol pada DBD TR yang
mengalami renjatan.
(m) resiko kelompok renjatan = = = 0,7
(n) resiko tanpa renjatan = = = 0,018

Resiko Relative = = = 38,9


Resiko Atribut = m n = 0,7 0,018 = 0,68 x 100% = 68%


Resiko terkena rejatan pada pasien yang memiliki serum tnf-a awal lebih
dari sama dengan 24 memiliki resiko sebesar 38,9 kali lebih besar dari
pada yang pasien yang memiliki serum tnf-a awal kurang dari 24 dan
besar resiko yang dapat dihindarkan tidak terkena renjatan pada pasien
yang memiliki serum tnf-a awal kurang dari 24 adalah 68%
KESIMPULAN
Kadar TNF a serum awal dapat digunakan sebagai factor prognostik
renjatan pada DBD TR dan kadar TNF a serum awal > 24 pg/ml
merupakan nilai terbaik untuk membedakan outcome DBD TR renjatan
dan tidak renjatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai