Anda di halaman 1dari 124

SKD – KLB

&
PENANGGULANGAN KLB

DIARE
Bwk keren
1
•Hubungan
•Surveilans – SKD KLB - KLB
EPIDEMIOLOGI
•Adalah Ilmu yang mempelajari …
DARI .....
•DISTRIBUSI
= MASALAH KESEHATAN
•DETERMINANT = PERISTIWA YG BERKAITAN dg
(FAKTOR PENENTU) KESEHATAN

YANG MENIMPA PADA SEKELOMPOK MASYARAKAT / PENDUDUK

DAN MENERAPKAN HASIL STUDI TSB UNTUK MEMECAHKAN


MASALAH-2 KESEHATAN/PERISTIWA TSB DIATAS
•(WHO. REG MEETING COMITTE KE : 42, SEPT 89)
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
• Adalah rangkaian kegiatan:
• pengumpulan data epidemiologis
- dari kegiatan rutin
- teratur / terus menerus
- untuk masalah kesehatan tertentu
• kompilasi data
• analisa data & interpretasi
• menghasilkan informasi
• distribusi informasi
- dipakai sendiri / pihak lain

•“ SURVEILANS : Information for action ‘


PENGERTIAN SKD - KLB

- KEWASPADAAN THD SUATU PENYAKIT


BESERTA FAKTOR2NYA DGN

- MENERAPKAN TEKNOLOGI SURVEILANS


EPIDEMIOLOGI &

- DIMANFAATKAN UNTUK MENINGKATKAN


SIKAP TANGGAP, KESIAGAAN

- UPAYA PENCEGAHAN &


PENANGGULANGAN
KLB DGN CEPAT & TEPAT.
TUJUAN SKD - KLB
Terselenggaranya kewaspadaan & kesiagaan thd
kemungkinan terjadinya KLB

- teridentifikasi adanya ancaman KLB


- terselenggaranya peringatan dini
adanya
ancaman KLB
- terwujudnya tanggap & kesiapsiagaan
menghadapi KLB
- terdeteksinya secara dini adanya KLB &
kondisi rentan KLB
- terselenggaranya dugaan KLB
KLB dengan SKD KLB
•Deteksi
DINI
90 •Tindakan
80 CEPAT
•KLB yang
70 dapat dicegah
60
50
40
30
20
10
0
•HA
•waktu
RI
RUANG LINGKUP SKD - KLB

-Kajian epidemiologi secara terus menerus


dan sistimatis thd suatu penyakit yg
berpotensi KLB & kondisi rentan KLB
- peringatan dini thd ancaman KLB
- peningkatan kewaspadaan dan
kesiagaan unit kesehatan pemerintah
& masyarakat terhadap terjadinya KLB
•PERINGATAN DINI

Merupakan pemberian informasi adanya ancaman KLB
PENGERTIAN
pada suatu daerah dalam periode waktu tertentu
•KONDISI RENTAN
Adalah kondisi masy., lingkungan, perilaku &
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yg merupakan
faktor risiko terjadinya KLB
•DETEKSI DINI
Kewaspadaan thd kemungkinan terjadinya KLB dg cara
melakukan intensifikasi pemantauan secara terus
menerus & sistimatis terhadap suatu penyakit potensial
KLB & perubahan kondisi rentan KLB
•INDIKATOR
•tanda2 terjadinya peningkatan kesakitan, kematian atau
perubahan faktor risiko yg dipantau secara terus menerus
& sistimatis untuk mengetahui terjadinya perubahan atau
penyimpangan thd kemungkinan terjadinya KLB
VARIABEL SKD – KLB

1. VARIABEL KASUS (PENYAKIT )


- jml kesakitan & kematian

2. VARIABEL PRA KASUS (FAKTOR


RISIKO)
- pemantauan thd perubahan lingkungan, perilaku &
pelayanan kesehatan (PWS sanitasi, PWS
imunisasi, dll )
SKD-KLB •Deteksi Dini
kondisi
rentan KLB
(PWS)
•Gerakan
•STP Masyarakat
•Kajian epid. •Deteksi
Dini KLB
•Jejaring SE- (PWS)
KLB

•Deteksi dini
•Unit laporan
Kesehatan kewaspadaan
•Upaya
pencegahan
•Peringatan •(program) •Kesiapsiagaa
Kewaspadaan •Kewaspadaan n Menghadapi
Dini KLB KLB
antar daerah
Ancaman •Upaya
KLB pencegahan
•(sektor)
Tindakan
•Kewaspadaan penanggulanga
Propinsi/ n KLB cepat &
Nasional tepat

•Peningkatan Kewaspadaan
& Kesiapsiagaan KLB
SOSIALISASI
SKD-KLB Peringatan Dini KLB

Surat : • Informasi Situasi


• Secara berkala Mingguan / Bulanan /
• Kondisi khusus Tribulan / Tahunan
(SE)
• Laporan hasil
penyelidikan &
• Pertemuan : perkembangan KLB
• Rapat
• Seminar • Buletin Epidemiologi

• Kajian
SKD-KLB
Peran dan Mekanisme

• Departemen Kesehatan,
• Dinkes Prop.,
• Dinkes Kab./Kota,
• Unit Yankes dan
• Anggota masyarakat perorangan/kelompok, berperan
dalam penyelenggaraan SKD-KLB
• Bekerjasama dengan sektor terkait di wilayahnya
Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang dapat Menimbulkan KLB/Wabah

1. Kolera 10. Avian Influenza H5N1


2. Pes 11. Antraks
3. DBD 12. Leptospirosis
4. Campak 13. Hepatitis
5. Polio 14. Influenza A baru
6. Difteri
(H1N1)/Pandemi 2009
10. Meningitis
7. Pertusis
11. Yellow Fever
8. Rabies
12. Chikungunya
9. Malaria
•SKD – KLB DENGAN INDIKATOR PRAKASUS & KASUS

VARIABEL INDIKATOR
PENYAKIT PRA KASUS KASUS
-cak.imm.desa Peningkatan / adanya
PD3I <80% kasus campak, diphteri,
polio, tn, pertusis
-cak.air bersih - Peningkatan diare
DIARE -% jamban kel. - ada kematian atau ada
-Perilaku hidup dehidrasi berat
sehat
- angka bebas -Peningkatan atau
DBD jentik adanya kasus DBD
-musim (hujan)
•SKD – KLB DENGAN INDIKATOR PRAKASUS & KASUS

VARIABEL INDIKATOR
PENYAKIT PRA KASUS KASUS
- Kepadatan tikus tinggi - Kesakitan
PES - Indeks pinjal tikus tinggi - Kematian
- Pinjal positip ada
- Tikus positip ada
- meningkatnya populasi - kesakitan
KERACUNAN ikan buntek yg tertangkap o/
IKAN BUNTEK nelayan ( januari – juli )
- adanya kasus FB pada - kesakitan
FLU BURUNG ayam / unggas - kematian
•SKD – KLB DENGAN INDIKATOR PRAKASUS & KASUS

VARIABEL INDIKATOR
PENYAKIT PRA KASUS KASUS
- Perubahan iklim -∑ malaria terkonfirmasi
MALARIA - Perpindahan pendduk bulanan
- Perubahan lingk. - MoPI
- Tingkat reseptivitas - ∑ kematian dg gejala
daerah Malaria
LANGKAH2X SKD KLB (1)

1. Penetapan daerah rawan KLB, penyakit


menular atau keracunan

2. Penetapan bulan atau minggu rawan KLB


berdasarkan kajian data KLB beberapa tahun
sebelumnya

3. Penetapan unsur dasar penyebab terjadinya


KLB suatu penyakit ttt, berdasarkan hasil kajian
data KLB tahun2x sebelumnya & kondisi saat
sekarang
LANGKAH2X SKD KLB (2)

5. Pemantauan thd peningkatan kasus atau


kematian dengan W2
6. Pemantauan thd kondisi lingkungan
pemukiman, kondisi masyarakat dan kondisi
pelayanan kesehatan
7. Penyelidikan situasi rawan KLB atau ada
dugaan terjadinya KLB

8. Usulan dana
•LANGKAH2X SKD KLB (3)
9 . Kesiagaan menghadapi KLB, pada saat ancaman
KLB meningkat :

a) memperbaiki kondisi rentan & mengingatkan


petugas & masyarakat akan adanya
kemungkinan
KLB serta tindakan pencegahan & pengobatan
segera yg harus dilakukan

b) Peningkatan aktifitas surveilans


c) Tindakan cepat pada peningkatan kasus
yg cenderung KLB
Indikator SKD-KLB

• Kajian Epidemiologi & Peringatan Dini KLB


teratur perbulan di Kab/Kota, Propinsi dan
Nasional
• Terselenggara deteksi dini KLB di
Puskesmas dan Rumah Sakit
• Respon KLB cepat & tepat <24 jam
• KLB besar tidak terjadi
JENIS PENYAKIT MENULAR
TERTENTU YG DAPAT
MENIMBULKAN WABAH DAN UPAYA
PENANGGULANGAN
WABAH & KEJADIAN LUAR BIASA

 MASIH SERING TERJADI DI INDONESIA


 MENDADAK
 MENIMBULKAN KORBAN
 MENIMBULKAN KERESAHAN MASYARAKAT
 PERLU TINDAKAN (OUT BREAK RESPONS )
TEPAT & SEGERA

23
KEJADIAN LUAR BIASA

PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) :

KLB adalah timbulnya atau meningkatnya


kejadian kesakitan/ kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,
dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah
WABAH
UU. No. 4, 1984, Bab I, Pasal 1 :

Wabah Penyakit Menular adalah


kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka
PP No.40 Pasal 20
(1) Upaya penanggul. penyakit menular yg dapat
menimbulkan KLB/Wabah dilaksanakan secara dini.

(2) Penanggul. secara dini sebagaimana dimaksud dlm


ayat (1) meliputi upaya penanggul. untuk mengatasi
KLB yg dpt mengarah pd terjadinya wabah.

(3) Upaya penanggul. sebagaimana dimaksud dalam


ayat (2) dilakukan sama dlm penanggulangan wabah
KRITERIA

KEJADIAN LUAR BIASA

( KLB )

27
BENCANA
• Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
• mengancam & mengganggu kehidupan &
penghidupan masy. yg disebabkan, baik
oleh
• faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan
• timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis
(UU No. 24/2007)
KLB
PP 40, 1991, Bab I, pasal 1 (7) :

KLB adalah timbulnya


atau meningkatnya
kejadian kesakitan/
kematian yang bermakna
secara epidemiologis
pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu, dan
merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada
terjadinya wabah
29
•KRITERIA KERJA KLB

1. Timbulnya suatu penyakit menular


tertentu yang sebelumnya tidak
ada/
tidak dikenal

- SARS
- FLU BURUNG

30
KRITERIA KERJA KLB

2. Peningkatan kejadian kesakitan


terus menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari
atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Mgu. I Mgu. II Mgu. III 31
KRITERIA KERJA KLB
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari
atau minggu menurut jenis penyakitnya.
60
55
50

40

30
25
20

10 10

0
Mgu. I Mgu. II Mgu. III
32
KRITERIA KERJA KLB :
4. Jumlah penderita baru dalam
periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan 2 (dua)
kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata per bulan
dalam tahun sebelumnya

Jumlah Penderita Baru bulan April 11


Tahun 2013

Angka rata2 perbulan Tahun 2012 5

33
•KRITERIA KERJA KLB :

5. Rata-rata jumlah kejadian


kesakitan per bulan selama 1
(satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih
dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun
sebelumnya.
Angka rata2 perbulan selama 1 Tahun :
• 2011 = 10
• 2012 = 25
34
KRITERIA KERJA KLB :

6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case


Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan
dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.

Minggu Case Fatality Rate


ke :
26 0,1 %
27 0,3 %
35
KRITERIA KERJA KLB :
7. Angka proporsi penyakit (Proportional
Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.

URAIAN JANUARI JANUARI


2012 2013

Jml Kasus Baru Campak 100 200

Jml (Total) Kasus Baru 1000 1000


Campak & Penyakit lain

Proporsional Rate (%) 10 % 20 %


36
Siapa yg menetapkan KLB..??

• Kadinkes Kab./kota, Kadinkes Prov., atau


Menkes dpt menetapkan daerah dlm keadaan
KLB, apabila suatu daerah memenuhi salah
satu kriteria diatas.

• Kadinkes Kab./Kota atau Kadinkes Prov


menetapkan suatu daerah dlm keadaan KLB di
wilayah kerjanya masing-masing dgn
menerbitkan laporan KLB.
Siapa yg menetapkan KLB..??

• Dalam hal Kadinkes Kab/Ko, tidak


menetapkan suatu daerah di wilayahnya dlm
keadaan KLB, Kadinkes Prov. dpt menetapkan
daerah tersebut dlm keadaan KLB.

• Dalam hal Kadinkes Prov. atau Kadinkes


Kab/Ko tidak menetapkan suatu daerah di
wilayahnya dlm keadaan KLB, Menkes
menetapkan daerah tersebut dlm keadaan
KLB.
Kapan Penetapan KLB
dicabut ...??

Kadinkes kab./kota, Kadinkes Prov,


atau Menteri harus mencabut
penetapan daerah dlm keadaan KLB
berdasarkan pertimbangan keadaan
daerah tsb tidak sesuai lagi dgn
kriteria KLB.
Penetapan Daerah Wabah

Penetapan suatu daerah dlm keadaan


wabah dilakukan apabila situasi KLB
berkembang atau meningkat & berpotensi
menimbulkan malapetaka, dgn pertimbangan
sbb :

• Secara epidemiologis data penyakit


menunjukkan peningkatan angka kesakitan
dan/atau angka kematian.
• Terganggunya keadaan masyarakat
berdasarkan aspek sosial budaya,
ekonomi, dan pertimbangan keamanan.
Siapa yg Menetapkan &
Mencabut Daerah Wabah

• Menteri menetapkan daerah dalam


keadaan wabah berdasarkan
pertimbangan seperti diatas.

• Menteri harus mencabut penetapan


daerah wabah berdasarkan
pertimbangan keadaan.
Upaya Penanggulangan Wabah
1. Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara
terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan
masyarakat.
2. Penanggulangan KLB/Wabah meliputi:
• Penyelidikan epidemiologis;
• Penatalaksanaan penderita yang mencakup
kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan
isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
• Pencegahan dan pengebalan;
• Pemusnahan penyebab penyakit;
• Penanganan jenazah akibat wabah;
• Penyuluhan kepada masyarakat; dan
• Upaya penanggulangan lainnya.
Upaya Penanggulangan Wabah

• Dinkes Kab/Ko. harus melakukan upaya


penanggul. secara dini apabila di daerahnya
memenuhi salah satu kriteria KLB, baik sebelum
maupun setelah daerah ditetapkan dalam
keadaan KLB.

• Upaya penanggulangan secara dini dilakukan


kurang dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung
sejak daerahnya memenuhi salah satu kriteria
KLB.
Upaya Penanggulangan Wabah

• Penetapan suatu daerah dlm keadaan KLB atau


suatu daerah dlm keadaan wabah diperlukan
untuk mempermudah koordinasi & optimalisasi
sumber daya di bidang kesehatan dlm upaya
penanggul. KLB/Wabah.

• Sumber daya di bidang kesehatan meliputi


segala bentuk dana, tenaga, perbekalan
kesehatan, sediaan farmasi, & alat kesehatan
serta fasilitas pelayanan kesehatan & teknologi.
1. Penyelidikan Epidemiologi &
Surveilans

Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan


sesuai dengan perkembangan penyakit
& kebutuhan upaya penanggulangan
wabah.
Tujuan dilaksanakan penyelidikan
epidemiologi setidaknya-tidaknya
untuk :

• Memastikan diagnosa
• Mengetahui gambaran epidemiologi wabah;
• Mengetahui kelompok masyarakat yg
terancam penyakit wabah;
• Mengetahui faktor-faktor yg mempengaruhi
terjadinya penyakit wabah termasuk sumber &
cara penularan penyakitnya;
• Menentukan cara penanggulangan wabah.
• Surveilans  secara intensif
• Menghimpun data kasus baru pd kunjungan berobat
di pos kesehatan & unit kesehatan lainnya,
membuat tabel, grafik & pemetaan & melakukan
analisis kecenderungan wabah dari waktu ke waktu
& analisis data menurut tempat, RT, RW, desa &
kelompok masy.ttt lainnya.

* Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan,


kepala desa, kader, masy. untuk membahas
perkembangan penyakit & hasil upaya penanggul.
wabah yg telah dilaksanakan.
* Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dlm upaya
penanggul. wabah.
2. Penatalaksanaan Penderita.

• Penatalaksanaan penderita meliputi


penemuan penderita, pemeriksaan,
pengobatan, & perawatan serta upaya
pencegahan penularan penyakit.

• Upaya pencegahan penularan penyakit
dilakukan dgn pengobatan dini, tindakan
isolasi, evakuasi & karantina sesuai dgn jenis
penyakitnya.

• Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di


fasilitas pelayanan kesehatan, baik di RS,
PKM, pos pelayanan kes. atau tempat lain yg
sesuai untuk penatalaksanaan penderita
• Secara umum, penatalaksanaan
penderita setidak-tidaknya meliputi
kegiatan sbb :
 Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan
sedekat mungkin dengan tempat tinggal
penduduk di daerah wabah, sehingga
penderita dapat berobat setiap saat.

 Melengkapi sarana kesehatan tersebut


dengan tenaga dan peralatan untuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan,
pengambilan spesimen dan sarana
pencatatan penderita berobat serta rujukan
penderita.
• Secara umum, penatalaksanaan
penderita setidak-tidaknya meliputi
kegiatan sbb :
 Mengatur tata ruang & mekanisme
kegiatan di sarana kesehatan agar tak
terjadi penularan penyakit, baik penularan
langsung maupun penularan tak langsung.

 Penyuluhan kepada masyarakat untuk


meningkatkan kewaspadaan & berperan aktif
dlm penemuan & penatalaksanaan penderita
di masyarakat.
• Secara umum, penatalaksanaan
penderita setidak-tidaknya meliputi
kegiatan sbb :
 Menggalang kerja sama pimpinan daerah & tokoh
masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat
untuk melaksanakan penyuluhan kpd masy..
 Apabila diperlukan dpt dilakukan tindakan isolasi,
evakuasi & karantina.
 Isolasi penderita atau tersangka penderita dgn cara
memisahkan seorang penderita agar tak menjadi
sumber penyebaran penyakit selama penderita atau
tersangka penderita tsb dpt menyebarkan penyakit
kpd orang lain. Isolasi dilaksanakan di RS, PKM,
rumah atau tempat lain yang sesuai dgn kebutuhan.
• Secara umum, penatalaksanaan
penderita setidak-tidaknya meliputi
kegiatan sbb :
 Evakuasi dgn memindahkan seseorang atau
sekelompok orang dari suatu lokasi di daerah wabah
agar terhindar dari penularan penyakit. Evakuasi
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim
penanggul. wabah berdasarkan indikasi medis &
epidemiologi.

 Tindakan karantina dgn melarang keluar atau masuk


orang dari & ke daerah rawan wabah untuk
menghindari terjadinya penyebaran penyakit. Karantina
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim
penanggul. wabah berdasarkan indikasi medis &
epidemiologi.
3. Pencegahan dan
pengebalan.
• Tindakan pencegahan & pengebalan dilakukan
terhadap orang, masy. & lingk. yg mempunyai
risiko terkena penyakit wabah agar jangan sampai
terjangkit penyakit. Orang, masyarakat, &
lingkungannya yg mempunyai risiko terkena
penyakit wabah ditentukan berdasarkan
penyelidikan epidemiologi.

• Pengendalian sarana, lingkungan & hewan


pembawa penyakit untuk menghilangkan sumber
penularan & memutus mata rantai penularan
3. Pencegahan dan
pengebalan.

• Tindakan pencegahan & pengebalan


dilaksanakan sesuai dgn jenis penyakit
wabah serta hasil penyelidikan epidemiologi,
antara lain:

 Pengobatan penderita sedini mungkin agar tak


menjadi sumber penularan penyakit, termasuk
tindakan isolasi & karantina.
 Peningkatan daya tahan tubuh dgn perbaikan gizi &
imm.
 Perlindungan diri dari penularan penyakit, termasuk
menghindari kontak dgn penderita, sarana &
lingkungan tercemar, penggunaan alat proteksi diri,
perilaku hidup bersih & sehat, penggunaan obat
4. Pemusnahan Penyebab
Penyakit.
• Tindakan pemusnahan penyebab penyakit wabah
dilakukan thd bibit penyakit/kuman penyebab
penyakit, hewan, tumbuhan & atau benda yg
mengandung penyebab penyakit tsb

• Pemusnahan bibit penyakit/kuman penyebab


penyakit dilakukan pd permukaan tubuh manusia
atau hewan atau pd benda mati lainnya, termasuk
alat angkut, yg dpt menimbulkan risiko penularan
sesuai prinsip hapus hama (desinfeksi) menurut
jenis bibit penyakit/kuman. Pemusnahan bibit
penyakit/kuman penyebab penyakit dilakukan tanpa
merusak lingkungan hidup.
4. Pemusnahan Penyebab
Penyakit.

• Pemusnahan hewan & tumbuhan yg


mengandung bibit penyakit/kuman penyebab
penyakit dilakukan dgn cara yg tidak
menyebabkan tersebarnya penyakit, yaitu dgn
dibakar atau dikubur sesuai jenis
hewan/tumbuhan. Pemusnahan hewan &
tumbuhan merupakan upaya terakhir &
dikoordinasikan dgn sektor terkait di bidang
peternakan & tanaman.
5. Penanganan Jenazah
• Harus memperhatikan norma agama,
kepercayaan, tradisi & peraturan perundang-
undangan yg berlaku.

• Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan


oleh petugas kesehatan.

• Penghapushamaan bahan-bahan & alat yg


digunakan dlm penanganan jenazah
dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Penyuluhan kepada
masyarakat

• Penyuluhan kpd masy. dilakukan oleh


petugas kesehatan dgn mengikutsertakan
instansi terkait lain, pemuka agama, pemuka
masyarakat, LSM menggunakan berbagai
media komunikasi massa agar terjadi
peningkatan kewaspadaan & peran aktif
masy. dlm upaya penanggul. wabah.
PELAPORAN

• Tenaga kesehatan atau masy. wajib memberikan


laporan kpd kepala desa/lurah & puskesmas
terdekat atau jejaringnya selambat-lambatnya 24
(dua puluh empat) jam sejak mengetahui adanya
penderita atau tersangka penderita penyakit tertentu
yg dpt menimbulkan KLB/wabah.

• Pimpinan puskesmas yg menerima laporan harus


segera melaporkan kepada Kadinkes Kab/Ko
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak
menerima informasi.
PELAPORAN

• Kadinkes Kab/Kota memberikan laporan adanya


penderita atau tersangka penderita penyakit
tertentu secara berjenjang kpd Bupati/Walikota,
Gubernur, & Menteri melalui Direktur Jenderal
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sejak menerima laporan.

• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara


pelaporan tercantum dalam Lampiran Peraturan
ini.
SUMBER DAYA

• Pendanaan yg timbul dlm upaya penanggul.


KLB /Wabah dibebankan pd anggaran
pemerintah daerah.

• Dalam kondisi pemerintah daerah tidak mampu


menanggulangi KLB/Wabah maka
dimungkinkan untuk mengajukan permintaan
bantuan kepada Pemerintah atau pemerintah
daerah lainnya.

• Pengajuan permintaan bantuan sebagaimana


SUMBER DAYA

• Pemerintah dpt melimpahkan sumber


pendanaan penanggul. KLB/Wabah kpd
pemerintah daerah sesuai dgn ketentuan
peraturan perundang-undangan.

• Dalam penanggul. KLB/Wabah, Pemerintah


dapat bekerja sama dgn negara lain atau
badan internasional dlm mengupayakan
sumber pembiayaan dan/atau tenaga ahli
sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Ketenagaan

 Dalam rangka upaya penanggulangan


KLB/Wabah, dibentuk Tim Gerak Cepat di
tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.

 Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud


terdiri atas tenaga medis, epidemiolog
kesehatan, sanitarian, entomolog kesehatan,
tenaga laboratorium, dengan melibatkan
tenaga pada program/sektor terkait maupun
masyarakat.
Tim Gerak Cepat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ditetapkan
oleh :

• Kadinkes Kab/Ko atas nama bupati/walikota


untuk tingkat kabupaten/kota;
• Kadnkes Prov. atas nama gubernur untuk
tingkat provinsi;
• Direktur Jenderal atas nama Menteri untuk
tingkat pusat.
Sarana dan Prasarana

• Dalam keadaan KLB/wabah seluruh fasilitas


pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta wajib memberikan pelayanan
thd penderita atau tersangka penderita.

• Dalam keadaan KLB/Wabah, Pemerintah &
Pemda wajib menyediakan perbekalan
kesehatan meliputi bahan, alat, obat & vaksin
serta bahan/alat pendukung lainnya.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kab./kota


melakukan pembinaan & pengawasan thd
penanggul. KLB/Wabah.

• Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud


dilakukan melalui:
 peningkatan kemampuan & keterampilan dlm
penanggul. KLB/Wabah;
 peningkatan jejaring kerja dlm upaya penanggul.
KLB/Wabah;
 pemantauan & evaluasi thd keberhasilan penanggul.
KLB/Wabah; dan
 bimbingan teknis thd penanggul. KLB/Wabah.
Thank‘s

67
STEPS INVESTIGASI KLB

• Persiapan kerja lapangan ==


• Memastikan adanya KLB/wabah
• Menegakkan/memastikan diagnosa
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi
• Uji hipotesis
• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi
68
Persiapan Kerja Lapangan

 kemampuan pengetahuan
# tentang epidemiologi penyakit yg dicurigai
& litertur terkait
 perlengkapan penyelidikan
& TOR dg kuesionernya
& bahan pengambilan spesimebn lab
 Perbekalan lapangan yg cukup
 Persiapan admistrasi

69
Kesiapsiagaan kerja lapangan

• Tim dg SDM yg mampu dan cepat tanggap


• Sistem Konsultasi dgn Ahli
• Komunikasi, Informasi & transportasi
• Penanggulangan KLB
 Pedoman program
 Dukungan Logistik & operasional
70
TELAAH PUSTAKA

• Diare dan Penatalaksanaannya


• Etiologi dan Epidemiologi
• Patogenesis dan Patofisiologis
1. Tahan terhadap asam (misal : Shigella)
2. Mikroba yang termakan dalam jumlah
besar (sehingga masih ada yang hidup,
mis. Cholera, E coli)
3. Mikroba masuk kedalam tubuh bersama
makanan yang karenanya terlindung dari
lingkungan asam.

71
STEPS INVESTIGASI KLB

• Persiapan kerja lapangan


• Memastikan adanya KLB/wabah 
• Menegakkan/memastikan diagnosa
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi
• Uji hipotesis
• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi
72
• KRONOLOGIS KEJADIAN
DASAR
• Lap. W1 Dinkes Kab. BWI tgl 22/10/2004
perihal terjadinya KLB Diare di desa
Jambewangi (PKM Sempu) dgn penderita 9 or
& meninggal 1 or.

KRONOLOGI KEJADIAN
• Laporan W1 dari PKM Sempu ke Dinkes Kab.
BWI perihal peningkatan kasus diare sebanyak
9 orang ( mati : 1 or)
• Hasil konfirmasi awal oleh petugas Kab. BWI,
ditemukan sejumlah 20 penderita yg MRS di
RSUD Genteng (5 or), RS Al Huda ( 13/1 or ) &
2 or RJ
• Kasus tersebar di 3 desa ( Jambewangi, Sempu
dan Genteng Kulon ) 73
Memastikan adanya KLB/wabah (1)

• Ketahui angka insidens kasus tersebut pada


saat biasa (angka standar)
• Hitung angka insidens kasus tersebut saat
ini
• Bandingkan angka insidens kasus dengan
angka standar
 Berbeda secara bermakna?
 Berbeda tidak bermakna?
 Dibawah angka standar?
• Lihat grafik trend (kecenderungan)

74
Memastikan adanya KLB/wabah (2)

• Lihat data kasus mingguan DIARE dengan W2


(PWS)
• Bandingkan kasus minggu lalu dengan minggu ini
dengan menggunakan grafik trend
(kecenderungan )
• Lihat definisi KLB pada UU No. 4 tahun 1984
tentang Wabah Penyakit
• Lain2x : Lihat Grafik Bulanan, Grafik Pola Max/Min
• Lihat grafik trend (kecenderungan)

75
Distribusi kasus Diare / Bulan
di Wil PKM Sempu – BWI Tahun 2002 - 2004
Jm Kasus
250
KLB
200

150
2002
2003
100 2004

50

0
S
EI
AR

ES
N

P
B

KT
JU

AG

O
PE

AP

SE
JA

JU
M

D
O
M

N
76
Trend Kasus Mingguan Diare di PKM Sempu-BWI
Tahun 2004
Jml Kasus
160

140

120

100

80
KLB
KLB...?
60

40

20

0
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Minggu ke
Jml Kasus
77
Grafik Pola Max/Min Kasus Diare
Di PKM Sempu – BWI Tahun 2004
140

120

100 KLB

80 Min
Max
60 Th.2004

40

20

op
r

s
n
b

kt
n

ei

es
ar

Ju
Ap

Ag
Ju
Pe

Se
Ja

O
M
M

D
78
STEPS INVESTIGASI KLB

• Persiapan kerja lapangan


• Memastikan adanya KLB/wabah
• Menegakkan/memastikan diagnosa 
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi
• Uji hipotesis
• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi
79
Langkah 3.
Menegakkan/memastikan diagnosa

• Definisi Kasus
 Harus jelas

• Pemeriksaan klinis
 Tanda (sign) Buat Tabelnya !
 Gejala (symptom)

• Pemeriksaan Lab:
 Serologis, antigen, biakan
 Rontgen

80
Definisi operasional

Kasus
•Adalah orang yang menderita berak dg
konsitensi lembek/cair dgn frekuensi >=3
kali/hari yg terjadi pd bulan oktober di
wilayah Puskesmas Sempu – BWI.

Kontrol
•Orang yg tidak menderita diare pada
periode bulan oktober 2004 di wilayah
Puskesmas Sempu – BWI yg merupakan
tetangga kasus dgn umur & jenis kelamin
yg sama
81
.
Langkah 3

Menegakkan/memastikan diagnosa
(Definisi Kasus )

 -Kasus difinit / pasti  konfirm Lab

 Kasus Probable / mungkin


 Kasus Suspect / tersangka

Lihat Buku Pedoman Program

82
KASUS TERSANGKA CHOLERA (SUSPEK)
- Orang yg menderita diare >=3 kali/hari dengan
konsistensi lembek/cair di wil. PKM Sempu BWI
pada peride Oktober 2004

KASUS MUNGKIN CHOLERA (PROBABLE)


- Orang yg menderita diare >=3 kali/hari dengan
konsistensi lembek/cair diserta muntah di wil.
PKM. Sempu-BWI pada periode Oktober 2004

KASUS PASTI CHOLERA (CONFIRM )


- Orang yg menderita diare >=3 kali/hari dgn
Konsistensi lembek/cair disertai muntah dan hasil
Pemeriksaan Lab. Menujukkan positip V. cholera

83
Gambar 9. Kondisi Tinja Penderita Diare Pada KLB Gambar . Gejala Klinisa Penderita Diare Pada KLB
Diare di Wilayah PKM Sempu Bulan Oktober 2004 Diare di Wilayah PKM Sempu Bulan Oktober 2004

Lembek Muntah
42%
10% Cair Panas

Air 12% Sakit Perut


48% 22%
15% Pusing
51%

Gambar 12. Gejala Klinis Lain yang Muncul pada


Penderita Diare Pada KLB Diare di Wilayah PKM Sempu
Kondisi Bau Tinja Penderita Diare Pada Bulan Oktober 2004
KLB Diare di Wilayah PKM Sempu
Bulan Oktober 2004 66%

12%
5% 1%
1% 5% 10%

17%
83% Biasa

Amis
Muntah Mual Pusing Panas Gemetar Lain-lain Tak ada

84
STEPS INVESTIGASI KLB

• Persiapan kerja lapangan


• Memastikan adanya KLB/wabah
• Menegakkan/memastikan diagnosa
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi
• Uji hipotesis
• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi
85
Langkah 4. Menggambarkan karakteristik KLB

• Waktu à kapan? à buat grafiknya!


 Periode penyakit
 Saat paparan
 Sumber: common source / propagated source

• Tempat à distribusi geografis à buat


peta!
 Tempat tinggal (RT, RW, desa, kec), tempat kerja,
sekolah
 Angka serangan (Attack Rate / AR)

• Orang (kasus) à buat grafiknya!


 AR menurut umur, sex,
 AR tertinggi & terendah pada klp umur, sex
86
Langkah 4. … [lanjutan]

• Gambaran variabel menurut waktu:


 Menggambarkan periode paparan
 Semua kasus digambarkan menurut
tanggal mulainya gejala
 Menggambarkan kurva common source
atau propagated source atau keduanya
 Pada KLB common source tergambarkan:
 Puncak KLB

 Permulaan, akhir dan lama KLB

 Periode paparan sumber kepada kasus

87
Gambar . Distribusi Kasus Diare pada KLB Diare Menurut waktu sakit
Di Wil. PKM Sempu – BWI Bulan Oktober 2004 (n kasus = 73 or)

Jml kasus
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2

8
22

24

26

28

30

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28
Tanggal (Sept – Okt)
88
Gambar 2. TREN KASUS DIARE PER BULAN DI RUMAH SAKIT DAN
PUSKESMAS WILAYAH SEMPU TAHUN 2004

250

200
JML KASUS

150

100

50

0
I

P
B

S
R
R

T
L
N

N
ME

SE
JU

AG

OK
AP
PE

MA
JA

JU

RS Al Huda RSUD Genteng PKM Sempu 89


Gambar 4. Situasi KLB Diare di Puskesmas
Sempu Banyuwangi Bulan Oktober 2004

40
38
35
33
31
30
28 28
Jml kasus

25
22
21
20 19 19
18
15 14
11
10 9

5
3
1
0 0
'6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 '1 2 3 4 5 6
oKT Nop
Tgl penemuan kasus - Oktober
90
Langkah 4. … [lanjutan]
GAMBARAN VARIABEL MENURUT TEMPAT

Dengan “spot-map” dari kasus-kasus


Gambarkan juga pada map tersebut:
 Sungai, tempat sampah, SAB, pembuangan
limbah, dll. yg mungkin berkaitan dgn sumber
infeksi
 Lokasi Index Case (kasus pertama)

Spot map dibuat berdasarkan perkiraan lokasi


penularan penyakit
 Di pemukiman, RT, RW, desa, kecamatan

 Sekolah, kelas

 Tempat kerja, ruangan, shift kerja

Dapat dibuat spot map dengan “Attack Rate” (bukan


jumlah kasus) à Area Map
91
Langkah 4. … [lanjutan]
GAMBARAN VARIABEL MENURUT ORANG
• kasus penyakit spesifik menyerang kelompok
tertentu:
 Menurut sifat bawaan:
 Umur, sex, ras, status imunisasi, status
perkawinan
 Menurut kegiatan:
 Jenis pekerjaan, ras, agama, adat,

 Keadaan tempat hidup


 Sosial, ekonomi, lingkungan

 Lain-lain

92
Distribusi kasus KLB Diare menurut Dusun di PKM
Sempu-BWI pada KLB Diare Bulan Oktober 2004 (n =
242, Data s/d 30 Oktober 2004 )

DESA/Dusun JML KASUS AR


( Jml Penduduk ) (% )
1. Desa JAMBEWANGI 182 (13.138) 1.38
a. Dus. Tlogosari 14 (3.477) 0.40
b. Dus. Panjen 87 (3.247) 2.70
c. Dus. Parastembok 39 (3.373) 1.10
d. Dus. Purworejo 39 ( 967) 4.0
f. Dus. Sumberejo 2 (2.074) 0.06

2. Desa SEMPU 60 (12.462) 0.48


a. Dusun Darungan 13 (3.140) 0.41
b. Dusun Tugung 12 (2.896) 0.40
c. Dusun Tegalyasan 25 (3.509) 0.70
d. Dusun Krajan 10 (2.917) 0.34

93
Gambar. Distribusi Penderita Diare pd KLB Diare
Di Wil PKM Sempu – BWI Tahun 2004

7
6
5
4
AR (%)
3
2
1

...
o
ri

0
k

Tu
ej

n
a

bo
n

jo

an
ar raja
os

or
e

ng
m

re
nj

rw

as
og

ga

gu
te
Pa

be
K

ly
Pu
Tl

un

Tu
m
ra

ga
Su
Pa

Te
D

94
Gambar. Distribusi KLB Diare Menurut Dusun
di Wil.PKM Sempu – BWI Bulan Oktober 2004

Krajan
5 Purworejo
39
Sumberejo Desa Jambewangi
2
Panjen
87 p.Tembok Tlogosari
39 14

Krajan
Desa Sempu 5 Darungan
13

Tugung
12
Batas desa
sungai
Tegalyasan
Jl kereta api 25
95
Gambar 6. SITUASI KLB DIARE DI DESA SEMPU DAN
JAMBEWANGI BULAN OKTOBER 2004

1.5

1 Jambewangi
AR (%)
0.5 Sempu
0

96
Gambar. Distribusi Penderita Diare menurut Dusun pada
KLB Diare Di Wil PKM Sempu – BWI Bulan Oktober 2004

Panjen
Parastembok
Darungan
4% 4% 3% 22% Tegalyasan
10%
14% Tlogosari
14%
15% Tugung
14%
Purworejo
Krajan
Sumberejo

97
Gambar. Distribusi penderita Diare Menurut Umur pada
KLB Diare Di Wil. PKM sempu – BWI Bulan Oktober 2004

<5 th

10% 5-14 th
18%
15%
19% 15-39 th
38%
40-54 th

>55 th
98
Distribusi Penderita Diare Menurut Dusun pd KLB Daire
di Wil PKM Sempu – BWI Bulan Oktober 2004

3,5
3
AR (%) 2,5
2
1,5
1
0,5
0
i
n

k
ar

ejo

jo
an
nje

n
bo

n
ng
sa
re
os

aja
ng
or
em

gu
Pa

be

lya
og

rw

Kr
ru

Tu
st

m
Tl

ga
Da
Pu
ra

Su

Te
Pa

99
STEPS INVESTIGASI KLB
• Persiapan kerja lapangan
• Memastikan adanya KLB/wabah
• Menegakkan/memastikan diagnosa
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis =
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi
• Uji hipotesis
• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi

100
Langkah 5.

Mengidentifikasi Sumber penyebab


penyakit dan cara penularannya

• Dugaan dibuat berdasarkan data dan literatur


 dugaan yang logis
 Membandingkan kasus yang terpapar dengan
yang tidak terpapar  penyebab penyakit

• Hipotesis mengenai:
 Penyebab penyakit
 Sumber infeksi
 Periode paparan
 Cara penularan
 Populasi terpapar / berisiko akan terpapar
101
BEBERAPA GEJALA KLINIS DIARE YG DISEBABKAN OLEH AGENT

GEJALA CHOLERA ETEC EIEC SHIGELLOSIS AMUBIASIS EHEC

Diare # # # # # #
Diare spt tajin # # # # #
Diare dgn darah # # #
Diare dgn nanah #
Lesu #
Mual # #
Muntah # # #
Demam # # #
Tenesmus # #
Kram perut # #
Acidosis #
Dehidrasi cepat # #

102
Tabel. Rekap Data FR KLB Diare di Wil PKM Sempu BWI
Bulan Oktober Th. 2004 (1)
N0 VARIABEL KASUS KONTROL
Jml % Jml %
17. ADA TIDAKNYA KELUARGA a. Ada 29 39.7 0 0
SERUMAH YG SAKIT b. Tidak 44 60.3 68 100
SEBELUMNYA
13. SUMBER AIR BERSIH (SAB) a. Air sumur 65 89.0 65 94.2
UNTUK CUCI PERALATAN b. Air Perpipaan 6 8.2 2 28.9
MAKAN/MINUM c. Air sungai 2 2.7 1 1.4
d. Lainnya (Belik) 0 0 1 1.4
14. VOLUME SUMBER AIR BERSIH a. Cukup (biasanya) 61 83.6 66 97.0
( SAB) b. Berkurang 8 10.9 2 2.9
c. Tidak ada 4 5.5 0 0
15. BILA KURANG/TAK ADA, SAB a. Tetangga (Sumur) 3 50.0 1 50.0
AMBIL DARIMANA b. Sungai 2 33.3 0 0
c. Lain-lain (belik) 1 16.7 1 50.0

103
Tabel. Rekap Data FR KLB Diare di Wil PKM Sempu BWI
Bulan Oktober Th. 2004 (2)
Faktor RISIKO VARIABEL KASUS KONTROL
Jml % Jml %
19. PEMILIKAN JAMBAN a.Punya 23 31.5 28 40.6
b.Tidak 50 68.5 41 59.4
20. LOKASI BAB a.WC (di Rumah ) 21 28.8 29 42.0
b.Sungai 51 69.9 40 58.0
c.Lain-lain 1 1.4 0 0
21. CUCI TANGAN SEBELUM MAKAN a.Ya 67 94.4 69 100
b.Tidak 4 5.6 0 0
22. CUCI TANGAN DENGAN SABUN a.Ya 45 63.4 55 79.7
SEBELUM MAKAN b.Tidak 26 36.6 14 20.3
1.SUMBER AIR BERSIH UNTUK CUCI a.Air sumur 62 89.9 65 95.6
TANGAN b.Air sungai 1 1.4 0 0
c.Air perpipaan 6 8.7 3 4.4
d.Lain-lain 0 0 0 0
24. TEMPAT CUCI PERALATAN a.Di dapur 17 23.3 8 11.6
MAKAN/MINUM b.Di Sumur 55 75.3 61 88.4
c.Lainnya 1 1.4 0 0
104
Tabel. Rekap Data FR KLB Diare di Wil PKM Sempu BWI
Bulan Oktober Th. 2004 (3)
fAKTOR risko VARIABEL KASUS KONTROL
Jml % Jml %

25. CUCI PERALATAN MAKAN/ a.Ya 45 63.4 55 79.7


MINUM DENGAN SABUN b.Tidak 26 36.6 13 20.3

26. AIR MINUM DIMASAK DAHULU a. Ya 73 100 68 100


b. Tidak 0 0 0 0

27. SAB UNTUK GOSOK GIGI a.Air Sumur 53 73.6 62 89.9


b.Air Perpipaan 5 6.9 3 4.3
c.Air Sungai 4 5.6 1 1.4
d.Lainnya (belik ) 10 13.9 3 4.3

28. LOKASI MANDI a.Kamar mandi 33 52.4 58 84.0


b.Sungai 18 28.6 6 8.7
c.Lainnya (belik) 22 34.9 5 7.2

105
JALUR TRANSMISI
D
I  Droplet
R  Sexual
E  Darah
C  Kulit ke kulit, dll
T

VEKTOR  Serangga, hewan dll

LINGKUNGAN  makanan, minuman

UDARA  debu, partikel dll

106
•Hipotesis mengenai

Penyebab penyakit
dari hasil observasi & data analisis, diduga penyebabnya
adalah V. Cholera atau E. coli jenis EIEC

Sumber infeksi
Sumber infeksi yang paling mungkin adalah air sungai
(awalnya) kemudian penyebaran melalui media air lain

Periode paparan
Periode paparan awalnya pada awal oktober 2004

107
•Hipotesis mengenai:

Cara penularan
melalui media air dan makanan yg terkontaminasi oleh
V.cholera atau E coli jenis EIEC

Populasi terpapar / berisiko akan terpapar


Adalah masyarakat sekitar wilayah PKM Sempu yg
mengkonsumsi air & makanan yang mentah/kurang benar
cara masaknya

108
Langkah 6.
Mengidentifikasi populasi yang
mempunyai peningkatan risiko infeksi

• Penyakit tertentu terutama menyerang kelompok orang


(populasi) tertentu
 TN pada neonatal

 Polio pada anak <15 th

• Antisipasi penyebaran penyakit (kasus baru) pd


populasi tsb untuk pencegahan
• Tindakan penanggulangan spesifik

109
STEPS INVESTIGASI KLB

• Persiapan kerja lapangan


• Memastikan adanya KLB/wabah
• Menegakkan/memastikan diagnosa
• Menggambarkan karakteristik epid. KLB
• Menyusun Hipotesis =
 Sumber infeksi, cara penularan
 endenifikasi populasi resiko infeksi

• Uji hipotesis ====


• Pencegahan & Penanggulangan
• Dessiminasi informasi
110
MEMBUKTIKAN FAKTOR RISIKO
SUATU PENYAKIT DGN STATISTIK ANALITIK
N0 VARIABEL OR CL 95% p

1 Air untuk Gosok gigi 0.25 0.07 <OR< 0.90 0.0155

2 Tempat Mandi 0.21 0.09 <OR< 0.50 0.0000

3 Sumber Air Minum 0.19 0.03 <OR< 0.97 0.0207

4 Volume Sumber Air Minum 0.15 0.02 <OR< 0.27 0.0211

5 Sumber Air Bersih 0.38 0.07 <OR< 1.65 0.6202

6 Volume Sumber Air Bersih 0.15 0.02 <OR< 0.77 0.0076

7 Pemilikan Jamban 0.67 0.32 <OR< 11.42 0.2617

8 Tempat BAB 1.68 1.08 <OR< 3.56 0.0413

9 Cuci tangan sebelum makan 0.25 0.01 <OR< 2.44 0.1838

10 Cuci tangan dengan sabun 0.44 0.20 <OR< 0.94 0.0331

11 Tempat cuci peralatan mak/min 0.00 0.00 <OR< 18.52 0.3309

12 Air untuk cuci tangan 0.48 0.09 <OR< 2.28 0.3025


111
INTERPRETASI DATA
1 Air untuk Gosok gigi (SUNGAI / NON SUNGAI)
2 Tempat Mandi ( SUNGAI / NON SUNGAI )
3 Sumber Air Minum (SUNGAI / NON SUNGAI )
4 Volume Sumber Air Minum (CUKUP / TAK CUKUP )
5 Sumber Air Bersih ( SUNGAI /NON SUNGAI )
6 Volume Sumber Air Bersih (CUKUP / TAK CUKUP )
7 Pemilikan Jamban ( PUNYA / TAK PUNYA )
8 Tempat BAB (SUNGAI / NON SUNGAI )
9 Cuci tangan sebelum makan (CUCI TANGAN /TAK CC TANGAN)
10 Cuci tangan dengan sabun ( PAKAI SABUN / TAK PAKAI )
11 Tempat cuci peralatan mak/min (SUNGAI / NON SUNGAI )
12 Air untuk cuci tangan (SUMUR / NON SUMUR )

Ternyata hanya FR TEMPAT BAB yang bermakna – orang yang BAB


disungai mempunyai risiko sakit 1.68 kali lebih besar dibanding yang
BAB di rumah (WC)
112
Tindakan Pencegahan &
penanggulangan

• Ditujukan pada:
 Sumber infeksi: makanan, tinja, air, udara
 sumber awal: kasus penyakit

 Alat/cara penularan: jarum suntik

 Orang rentan:  diberi vaksinasi

• Penanggulangan sedini mungkin


dengan diagnosa dini
113
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN

• PENYULUHAN …(HIGIENS SANITASI)


• KAPORISASI
• MAKAN MAKANAN MATANG
• TINDAKAN CEPAT PENDERITA
• PELACAKAN KASUS BARU
• SURVEILANS KETAT
• INTENSIFIKASI LAPORAN MASY.
• LOGISTIK CUKUP
• POSKES DEKAT (24 JAM)
• DLL

114
PENANGGULANGAN KLB
• TANGGUNG JAWAB DINKES
• PERMINTAAN DAERAH
• ALASAN POLITIS
• KETERPADUAN PENANGGULANGAN KLB
 KLB Keracunan ( BLK, BPOM & Dinkes Kab)
 KLB DBD
 KLB Malaria
 KLB Diare
Simpul
Pengendalian KELAMBU, REPELENT
Terpapar
PENYAKIT
Menular L
a V
S
a
n e ni
g k
s
t
1 u
t a
IMUNISASI n o si
g r

Infeksi 4 PENGOBATAN / ISOLASI

PROFILAKSIS 2
PENGOBATAN / ISOLASI
5
Sakit
PENGOBATAN/REHABILITASI

Mati Sembuh WHO/CSR


Cacat 116
Laporan Penanggulangan KLB/wabah

• Pendahuluan
• Latar Belakang
• Uraian tentang yang dilakukan dalam
investigasi
• Hasil Penelitian
• Analisa Data dan Kesimpulan
• Tindakan penanggulangan yang sudah
diambil
• Dampak penting yang mungkin timbul
• Saran / Rekomendasi

117
Alasan …  PENYELIDIKAN KLB
OLEH PROP

• PERMINTAAN DAERAH
• LUAS WILAYAH & BORDER AREA
KAB/PROP
• LAMA PERIODE KLB
• ALASAN POLITIS
• ALASAN EPIDEMIOLOGIS
• KOMITMENT GLOBAL (CAMPAK)
Jenis-Jenis Penyakit
Yang Dapat Menimbulkan KLB

• Penyakit menular berpotensi KLB


• Keracunan
• Penyakit atau masalah kesehatan lainnya
 Kekurangan gizi buruk
 KIPI

• Penyakit yang tidak jelas etiologinya

119
Jenis-jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan KLB
Penyakit Menular Berpotensi KLB

• Kolera • Tifus perut


• Pes • Meningitis
• Demam kuning • Ensefalitis
• Demam bolak balik • Antraks
• DD dan DBD • Leptospirosis
• Tifus bercak wabah • SARS
• Polio dan AFP • Legionellosis
• Difteri • Chikungunya
• Pertusis • Tetanus neonatorum
• Rabies • Frambosia
• Malaria • Infeksi nosokomial
• Influensa • Campak
• Hepatitis • Penyakit menular baru
120
Tatacara Pelaporan KLB
Jenis Pelaporan KLB

• Laporan Kewaspadaan KLB


• Laporan KLB/Wabah (W1)
• Laporan Penyelidikan KLB
• Laporan Perkembangan KLB
• Laporan Akhir Penanggulangan KLB
 data STP berbasis KLB

121
Penyelidikan KLB
Pelaksana
• Dinkes Kab/Kota, termasuk Puskesmas dan
Rumah Sakit
• Dinkes Propinsi dengan kriteria
• Depkes, Dirjen PPM&PL dan terkait dengan
kriteria

Penyelidikan KLB :
 Penanggulangan KLB
 Mendapatkan data epidemiologi

122
Penanggulangan KLB

Kegiatan :
Pelaksana : • Penyelidikan KLB
• Upaya pengobatan
• Dinkes Kab/Kota,
(termasuk RS dan • Upaya pencegahan
Puskesmas) • Surveilans ketat
• Dinkes Propinsi dg kriteria
• Depkes dg kriteria

123
124

Anda mungkin juga menyukai