Anda di halaman 1dari 40

Freshinta J. Wibisono, drh., M.

Vet

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


PENYAKIT dan KESEHATAN
• Variabel hasil yang menjadi perhatian
utama epidemiologi.
• Penyakit (disease) merupakan konsep
negatif yang merujuk proses patologis
• Kesehatan (health) merupakan konsep
positif yang merujuk keadaan yang
baik.

• Ketiadaan penyakit tidak berarti sehat.


02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
Kejadian penyakit dalam masyarakat

• Endemis
– Suatu keadaan dimana penyakit terjadi secara
menetap, tidak cepat hilang, jumlah penderita
yang terinfeksi tidak bertambah secara luar
biasa dalam suatu populasi (bukan KLB)
Contoh :
– DBD di Balikpapan (endemis 3 tahun berturut
turut 2007-2009)
– Toxoplasmosis, leptospirosis, AI, TBC, HIV-
AIDS di Indonesia
– Antraks di boyolali (endemis sampai sekarang)
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
• Epidemis
• Penyakit yang timbul sebagai kasus
baru pada populasi tertentu dalam
suatu periode tertentu dengan laju
yang luar biasa melebihi dugaan atau
jumlah diatas normal
Contoh :
tahun 2002 epidemi chikungunya di
bekasi, purworejo dan klaten

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Pandemi
Epidemi yang terjadi dalam daerah yang
lebih luas melibatkan sejumlah negara
ataupun lintas benua.
Pandemi flu burung Indonesia (H5N1) dan
menyebar ke negara lain.
Pada 21 juli 2005, tiga kasus fatal terjadi
di Tangerang, yang disebabkan oleh flu
burung subtipe H5N1. Berbeda dengan
kasus lainnya di asia tenggara (Thailand,
Kamboja, dan Vietnam), kasus ini dianggap
unik karena korban tidak banyak
berhubungan dengan unggas.
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
• Sporadik
Kejadian ini relative berlangsung singkat
umumnya berlangsung di beberapa
tempat dan pada waktu pengamatan
masing-masing kejadian tidak saling
berhubungan, misalnya dalam proses
penyebarannya.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Penyidikan epidemi
• Ketika anda bertugas sebagai
detektif kesehatan / detektif
penyakit dalam suatu kasus
• Apa yang anda lakukan ???

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Penyelidikan Epidemiologi
• merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap
masalah kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh.

• Tujuan :
– Mendapatkan besaran masalah yang sesunguhnya,
– Mendapatkan gambaran klinis dari suatu penyakit,
– Mendapatkan gambaran kasus menurut variabel Epidemiology,
– Mendapatkan informasi tentang faktor risiko (lingkungan,
vektor, perilaku, dll) dan etiologi,
– Dari ke empat tujuan di tersebut dapat dianalisis sehingga
dapat memberikan suatu penanggulangan atau pencegahan
dari penyakit itu.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Tujuan umum : memperoleh informasi
u/ dpt mengendalikan penyakit tsb.

Dlm epidemi (wabah peny)  faktor


waktu penting krn penyebaran peny
ke seluruh populasi sangat cepat
lihat dan cari data kronologis
kejadian penyakitnya

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Penyidikan penyakit di lapangan terdapat 4 tingkat
pertanyaan yg menunjukkan tingkat tahapan

1. Apakah suatu penyakit benar benar ada didlm


populasi (determinan penyakit) ? Berapa
tingkatnya (frekuensi) ? Bagaimana distribusi
penyakit nya (person, time, place)?
2. Penyakit apakah itu? Apa saja yg menjadi faktor
penyebab penyakit itu ? Bagaimana riwayat
penyakit sebelumnya?
3. Bagaimana penularan penyakit itu? Bagaimana
pengendalian nya?
4. Berapa kerugian akibat penyakit itu ? Dan berapa
biaya pengendaliannya ?

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


1. Apakah peny tsb benar2 ada ? Bagaimana
tingkat peny dan distribusinya
a. Definisikan kasus  sifat umum semua
kasus
b. Gambar distribusi spasial kasus2 yg ada 
gambar distribusi letak kasus pada peta
c. Definisikan populasi terancam  hewan yg
dpt terkena peny tsb adl populasi terancam
d. Gambar pola penyakit vs waktu  u/
menentukan apakah epidemi bersumber
umum (point epidemic) atau propagatif
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
um
er um
mb
Σ Kasus

su
ber
at i f
mi

p ro pag
i
de

Ep idem
Epi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 hari

5. Putuskan epidemi berupa propagatif atau


bersumber umum
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
1. Buat diagnosis
2. Identifikasi kasus & kontrol
3. Identifikasi faktor2 yg bersumber umum
4. Kumpulkan data faktor dari kasus & kontrol
5. Hitung Rasio ganjil tiap faktor
6. Singkirkan semua faktor yg rasio ganjil < 2
7. Kirim spesimen ke lab. u/ analisis

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


1. Pisahkan hewan sakit dari yg sehat
2. Buat diagnosis
3. Periksa bbrp hewan yg jadi sakit
4. Periksa hewan yg baru dimasukan
5. Sidik penyebab lingkungan & agen

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


2. Penyakit apa? Apa yg menjadi faktor
penyebab penyakit ? Bagaimana riwayat
nya?
Epidemi bersumber umum  menentukan
lokasi sumber  mencegah hewan kontak
dgn sumber peny.
mengenali peny disuatu wilayah shg dapat
mencegah timbulnya epidemi berikutnya
1. Buat diagnosis  memberi petunjuk
sumber epidemi
Masa inkubasi peny  menentukan waktu &
sumber kontak
D/ klinis – spesimen pemeriksaan lab.
02/20/21 P.A.  hewan yang
Wibisono, F.J mati
-FKHUWKS-
2. Identifikasi kasus vs kontrol
Hewan D+ vs Hewan D-
3. Identifikasi sumber umum  mungkin
faktor
Faktor lingkungan : udara, air, pakan
Faktor hospes : umur, sex, ras
4. Kumpul data faktor dari kasus vs kontrol
Catat faktor2 potensial dr D+ dan D-
5. Hitung rasio ganjil tiap faktor
Buat tabel 2 x 2  OR >2  sumber
epidemi
Spesimen sumber epidemi 
pemeriksaan lab.
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
6. Singkirkan faktor yg rasio ganjilnya
<2
Faktor yg OR > 2  sumber infeksi
 spesimen diperiksa di lab
7. Kirim spesimen yg OR > 2 ke lab u/
analisis
Kurva epidemi :
Σ kasus

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


0 1 2 3 4 5 6 7 … hari
3. Bagaimana penularan penyakit itu?
Bagaimana pengendalian nya?
4. Berapa kerugian akibat penyakit itu ? Dan
berapa biaya pengendaliannya ?
Benefit-cost analysis  thd biaya
pengendalian peny > kerugian krn peny

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Contoh Ilustrasi Penyelidikan Epidemiologi.
Penyakit Malaria
• Malaria ditularkan secara eksklusif melalui gigitan
nyamuk Anopheles. Intensitas penularan bergantung pada faktor-
faktor yang berhubungan dengan parasit, vektor, tuan rumah
manusia, dan lingkungan.
• Sekitar 20 spesies Anopheles yang berbeda secara lokal penting di
seluruh dunia. Semua gigitan spesies vektor penting di malam hari.
Mereka berkembang biak di air tawar dangkal seperti genangan air,
sawah, dll. Penyebaran penyakit lebih sering di tempat-tempat
dimana nyamuk mempunyai panjang hidup relatif (sehingga parasit
memiliki waktu untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk) dan
lebih memilih untuk menggigit manusia daripada hewan.
• Kekebalan manusia merupakan faktor penting, terutama di
kalangan orang dewasa di daerah kondisi penyebaran yang tinggi.
Hal ini mengurangi risiko bahwa infeksi malaria akan menyebabkan
penyakit yang parah.
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
• Penularan juga tergantung pada kondisi iklim yang dapat
mempengaruhi kelimpahan dan kelangsungan hidup nyamuk,
seperti curah hujan, pola suhu dan kelembaban. Di banyak tempat,
penyebaran penyakit bersifat musiman, dengan puncak selama dan
sesudah musim hujan. Epidemi malaria dapat terjadi jika iklim dan
kondisi tiba-tiba mendukung penyebaran di daerah-daerah dimana
orang memiliki kekebalan sedikit atau tidak ada untuk malaria.
Mereka juga dapat terjadi ketika orang-orang dengan kekebalan
rendah pindah ke area dengan penyebaran malaria yang tinggi,
misalnya untuk mencari pekerjaan, atau sebagai pengungsi.
(Sumber: WHO)
• Dari konsep terjadinya penyakit malaria dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, kita dapat melakukan suatu kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi. 

• Penyelidikan epidemiologi penyakit malaria dapat dilakukan


dengan:

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu.
Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu
terkena Malaria. Dan membandingkan dengan insiden penyakit Malaria
itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
• Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-
faktor waktu, tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa sakit malaria  (waktu), dimana mereka
mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender,
Umur, imunisasi, dll).
• Pemeriksaan sampel darah penderita.
Bertujuan untuk mengetahui jenis plasmodium penyebab penyakit
malaria, dilakukan dengan melakukan pengambilan darah terhadap
masyarakat yang mengalami gejala klinis.
• Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyakit malaria, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu,
apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap
terjangkitnya penyakit. Wibisono, F.J -FKHUWKS-
02/20/21
• Pemerikasaan Lingkungan sekitar
–  Pemeriksaan nyamuk dewasa dan jentik nyamuk.
Kegiatan ini dilakukan di daerah tempat penderita tinggal. Bertujuan
untuk mengetahui nyamuk apa yang hidup di lingkungan tersebut.
–  Pemeriksaan habitat nyamuk.
Bertujuan untuk mencari tempat Anopheles sp. bertelur dan
berkembang sampai menjadi dewasa.

• Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang


didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit
malaria yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi
malaria, cara penularan serta faktor yang berperan.

• Melakukan tindakan penanggulangan


Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk
penyakit malaria. Melakukan surveilence terhadap penyakit malaria
dan faktor lain yang berhubungan dengan malaria. Dan menentukan
cara pencegahan penyakit
02/20/21
malaria dimasa akan datang.
Wibisono, F.J -FKHUWKS-
Contoh Ilustrasi Penyelidikan Epidemiologi.
Penyakit Tuberkulosis Paru
• Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.Mycobacterium
tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di
paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi.
Infeksi primer terjadi setelah seseorang menghirupMyobacterium
tuberculosis.
• Pada sebagian besar kasus, respon imun tubuh dapat menghentikan
multiplikasi kuman, sebagian kecil kuman dorman. Pada penderita
dengan daya tahan tubuh buruk, respon imun tidak dapat menghentikan
multiplikasi kuman sehingga host akan sakit beberapa bulan kemudian.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Keluhan yang dirasakan oleh pasien TB dapat bervariasi atau
terkadang ditemukan banyak pasien dengan TB paru tanpa keluhan
sama sekali. Keluhan yang biasa ditemukan pada pasien dengan TB
paru adalah diantaranya demam, batuk dengan atau tanpa darah,
sesak napas, nyeri dada, malaise. Gejala batuk pada pasien dengan
TB banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama
maka mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang
dalam jaringan paru yaitu setelah setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bilan peradangan dimulai. Sifat batuk dapat dimulai dari batuk
kering dan setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif yang
menghasilkan sputum. Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah
karena terdapatnya pembuluh darah yang pecah.
Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
• 1.      Reservour, sumber dan penularan
Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari
orang dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui
droplet.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• 2.      Masa inkubasi
Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya
memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antara
infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.
• 3.      Masa dapat menular
Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama
yang dibatukkan atau dibersinkan.
• 4.      Immunitas
Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai
satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh
terhadap TBC.
(Sumber: ikmuii.net46.net/download/_laporan…/short
%20report_TB_2009.pdf dan sumber lain)

Dari konsep terjadinya penyakit TB paru dan faktor-faktor yang


mempengaruhinya, kita dapat melakukan suatu kegiatan
Penyelidikan Epidemiologi. 
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
Penyelidikan epidemiologi penyakit TB Paru dapat dilakukan dengan:

• Menentukan apakah peristiwa itu suatu letusan/wabah atau bukan.


Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu.
Suatu wabah yang dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu
terkena TB Paru. Dan membandingkan dengan insiden penyakit TB
paru itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
• Mengidentifikasi hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-
faktor waktu, tempat dan orang.
Kapan penderita mulai merasa sakit TB paru  (waktu), dimana mereka
mendapat infeksi penyakit itu (tempat), siapa yang terkena (Gender,
Umur, imunisasi, dll).
• Pemeriksaan sampel darah dan dahak penderita
Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan di uji di laboratorium.
Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien positif
menderita TB paru.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Wawancara dengan penderita
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya
penyakit TB paru, seperti status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah
gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh terhadap terjangkitnya
penyakit.
Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik
waktu/tempat terjadinya penyakit TB paru, tetapi mereka tidak sakit atau
dapat terkontrol. Hal ini bertujuan untuk melakukan pencegahan seperti
apa yang akan dilakukan.

• Pemerikasaan Lingkungan sekitar


Pemeriksaan lingkungan dilakukan dengan tujuan agar bakteri penyebab
TB paru tidak dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan itu.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang
didapatkan. Hipotesis itu dapat menerangkan pola penyakit TB
paru yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi TB
paru, cara penularan serta faktor yang berperan.

• Melakukan tindakan penanggulangan


Menentukan cara penanggulangan yang paling efektif untuk
penyakit TB paru. Melakukan surveilence terhadap penyakit TB
paru dan faktor lain yang berhubungan dengan TB paru.
Menentukan cara pencegahan penyakit TB paru dimasa akan
datang

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


Contoh Ilustrasi Penyelidikan Epidemiologi
LAPORAN INVESTIGASI KLB RABIES DI PUSKESMAS TANGKURA
KAB.POSO FEBRUARI 2011*

PENDAHULUAN
• Penyakit Rabies atau yang lebih dikenal dengan penyakit anjing gila adalah
suatu penyakit menular akut dari susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh
virus. Penyakit ini dapat menyerang sesama hewan berdarah panas,
termasuk manusia. Di Indonesia penyakit rabies telah dikenal sejak tahun
1884 pada seekor kuda, sedangkan pada tahun 1889 pada anjing dan kerbau
dan pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1894. Rabies ditemukan baik
pada daerah perkotaan maupun pedesaan dengan sumber penularan utama
adalah anjing/ hewan perantara penular lainnya seperti kucing dan monyet
yang erat hubungannya dengan manusia.Upaya Pemberantasan Rabies di
Indonesia dilaksanakan searah Lintas Program dan Lintas Sector sesuai
dengan SKB tiga Menteri yakni Menkes, Mentan dan Mendagri Nomor :
279A/Menkes/SK/1978: Nomor: 522/Kpts/UM/8/78: Nomor : 143 tahun 1978
tanggal 15 Agustus 1978.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Peran sektor kesehatan adalah bertanggung jawab terhadap sesuatu yang
menyangkut manusia dalam masyarakat. Daerah Kabupaten Poso pada
khususnya dan Sulawesi Tengah pada umumnya merupakan daerah
endemis Rabies, dan setiap tahunnya selalu ada dilaporkan tersangka
Rabies.
• Berdasarkan Laporan masyarakat desa Sangginora Wilayah kerja
Puskesmas Tangkura tanggal 04 Februari 2011 perihal adanya kematian
akibat gigitan anjing, maka Tim Investigasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Poso turun ke lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi.

TUJUAN
• Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran kasus berdasarkan variable epidemiologi
• Tujuan Khusus
1. Memutuskan mata rantai penularan kasus Rabies di Desa-desa di
Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura.
2.Mengetahui faktor resiko terjadinya KLB Rabies di Desa-desa di Wilayah
Kerja Puskesmas Tangkura.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


METODOLOGI
• 1. Pengumpulan Data
• Data diperoleh dari penelusuaran data sekuder yakni buku
catatan/register penderita di Puskesmas Tangkura serta keterangan
dari petugas puskesmas.
• 2. Pengolahan dan penyajian data
• Data yang dikumpulkan diolah secara manual dan dianalisa serta
dinterprestasi dan ditampilkan dalam bentuk grafik dan narasi

 HASIL PENYELIDIKAN
• Pemastian KLB
• Telah terjadi KLB Rabies pada suatu Wilayah tertentu apabila
memenuhi salah satu kriteria :
• Peningkatan jumlah kasus gigitan hewan tersangka rabies menurut
periode waktu (mingguan/harian) disuatu kecamatan,desa/kelurahan
dibandingkan dengan periode sebelumnya.
• Terdapat satu kasus klinis Rabies pada Manusi
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
Gambaran umum Lokasi
• Kecamatan Poso Pesisir Selatan merupakan salah satu kecamatan
yang sering melaporkan tersangka rabies/kasus gigitan anijing
disamping kecamatan lainnya seperti Poso Pesisir, Poso
kota,Lage,Pamona Timur,Pamona Utara dan Pamona selatan.
Kecamatan ini terdiri dari 8 desa,transportasi antar desa tergolong
lancar,fasilitas pelayanan kesehatan 1 buah puskesmas.Penduduk
di Kecamatan Poso Pesisir Selatan pada umumnya bermat
pencaharian sebagai petani, wiraswasta dan pegawai negeri
sipil,sebagian besar penduduk merupakn etnis pamona dan
menganut agama kristen.

Gambaran Epidemiologi Penyakit


• Dari penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada tanggal 4
Februari  2011 di desa Sangginora dan desa Dewua Wilayah Kerja
Puskesmas Tangkura

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Diperoleh data sebagai berikut  :
• 1.  KLB Rabies Berdasarkan Waktu 
• Pada grafik diatas menunjukkan bahwa awal kejadian Penyakit
Rabies (gigitan anjing) pada bulan November 2010, sebanyak 3
kasus, pada bulan Desember 2010 dan bulan Januari 2011
mengalami kenaikan sebanyak 8 kasus (masing-masing 4 kasus
perbulannya), namun pada bulan Februari 2011 terjadi penurunan
yakni hanya 1 kasus. Pada bulan Januari terdapat 1 penderita
Rabies yang meninggal dunia.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


2.  KLB Rabies Berdasarkan Tempat
• Tabel 1.Distribusi KLB Rabies di Wilayah Puskesmas Tangkura
Kecamatan Poso Pesisir Selatan Kabupaten Poso Tahun 2011
Berdasarkan Tempat Kejadian
No. Desa Jumlah Jumlah Jumlah AR (%) CFR (%)
Penduduk Kasus Kematian
1. Dewua 927 1 0 0,11 0
2. Sangginora 699 11 1 1,57 9,09
3. Tangkura 2079 0 0 0 0
4. Malitu 700 0 1 0 10
5. Patiwunga 887 0 0 0 0
6. Betalemba 729 0 0 0 0
7. Pantagolemba 638 0 0 0 0
8. Padalembara 1508 0 0 0 0
Jumlah 8166 12 1 0,15 8,3

• Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa kasus terbanyak berada di


Desa Sangginora sebanyak 11 Kasus (AR = 1,57 %) dan Kasus
Kematian berada di Desa Sangginora sebanyak 1 kasus (CFR = 9,09
%).
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
• 3.  KLB Rabies Berdasarkan Orang
• Tabel 2.Distribusi Penderita Rabies Menurut Golongan Umur dan Jenis
Kelamin di Wilayah Puskesmas Tangkura Kecamatan Poso Pesisir
Selatan Kabupaten Poso Tahun  2011

Golongan Laki-Laki Perempuan Jumlah


Umur Kasus Mati Kasus Mati Kasus Mati
(Thn)

<1 0 0 0 0 0 0
1 -4 2 0 3 0 5 0
5 – 14 0 0 2 0 2 0
15 – 44 1 1 2 0 3 1
45 ke atas 2 0 0 0 2 0
•Jumlah 5
Dari Tabel diatas 1
menunjukkan 7 kasus terbanyak
bahwa 0 12 golongan1
pada
umur 1-4 tahun sebanyak 5 kasus sedangkan dilihat dari jenis kelamin,
kasus terbanyak pada jenis kelamin Perempuan sebanyak 7 kasus.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• 4.Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)
• Dari 12 kasus tersebut rabies tersebut semuanya mendaapatkan
VAR tahap      pertama.
• 5. Pemeriksaan Specimen Laboratorium  Anjing  
• Dilakukan pengiriman sampel kepala anjing ke laboratorium
kesehatan hewan.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


D.       Hambatan/ Masalah

• Berdasarkan hasil penyelidikan di lokasi kejadian di Desa Dewua dan


Desa Sangginora bahwa kondisi perumahan yang cukup padat
mempengaruhi faktor keterpaparan. Lama atau singkatnya masa tunas
dari penyakit Rabies sangat dipengaruhi oleh :
• Parah tidaknya luka gigitan
• Letak luka gigitan dengan SSP (Otak)
• Banyaknya syaraf pada luka gigitan
• Jumlah virus yang masuk melalui luka gigitan
• Jumlah luka gigitan
• Penanganan adekuat terutama pertolongan pertama.
• Kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pencegahan dan
pemberantasan Rabies masih rendah terutama untuk melakukan
vaksinasi anjing peliharaan serta melakukan karantina terhadap anjing
yang dicurigai tersangka rabies.

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


• Adanya kebiasaan masyarakat bila menemukan anjing yang suspek
Rabies langsung dibunuh (dalam bahasa setempat ”ditoki”) untuk
dikonsumsi, bukan sebaliknya dikarantinakan atau diperiksa di
Laboratorium kesehatan hewan.
• Belum intensifnya kegiatan program pemberantasan Rabies karena
keterbatasan dana terutama pembiayaan dan SDM terlatih.
• Belum mantapnya kerja sama lintas sector dalam penanganan
Rabies.
E.     Upaya-upaya Yang di Lakukan
• Upaya yang telah dilakukan dalam penanganan dan
penanggulangan oleh Tim Investigasi di lapangan antara lain :
• Koordinasi dengan pihak terkait terutama Dinas Peternakan untuk
melakukan upaya penanggulangan.
• Penyelidikan ke lapangan.
• Permintaan bantuan VAR
• Penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab. Poso dan
Dinas Peternakan Kab. Poso.
02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-
Kesimpulan
• Telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Rabies di Desa Dewua
dan Sangginora di Wilayah Kerja Puskesmas Tangkura Kecamatan Poso
Pesisir Selatan sebanyak 12 Kasus (AR = 0,15%) dan 1 Kematian (CFR =
8,3%).
• Kejadian dimulai dari bulan November 2010 sampai dengan Februari 2011.
Kelompok umur dengan angka kejadian tertinggi adalah 1-4 tahun sebanyak
5 kasus dan penderita paling banyak pada jenis kelamin perempuan
sebanyak 7 kasus.
Saran
• Sistem Kewaspadaan Dini terhadap penyakit Rabies perlu ditingkatkan
sehingga pada saat terjadi Peningkatan Kasus atau KLB Rabies cepat
terdeteksi sedini mungkin.
• Respon lintas sector ditingkatkan dalam penanganan dan pencegahan
peningkatan kasus maupun KLB penyakit Rabies.
• Sosialisasi secara berkala oleh petugas Puskesmas tentang definisi,
penyebab dan bahaya penyakit Rabies.
• Vaksinasi secara berkala oleh Dinas Peternakan pada hewan peliharaan.***

02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-


02/20/21 Wibisono, F.J -FKHUWKS-

Anda mungkin juga menyukai