Anda di halaman 1dari 9

PEDOMAN LEPTOSPIROSIS

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Pedoman Leptospirosis di UPTD.
Puskesmas Way Krui. Pedoman ini kami susun sebagai salah satu upaya memberikan
acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan Pelayanan Program Leptospirosis di UPTD.
Puskesmas Way Krui.
Leptospirosis di UPTD. Puskesmas Way Krui terdiri dari kegiatan Pelayanan didalam
gedung. Pelayanan didalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Pedoman ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami mohon kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan pedoman ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan. Semoga
Pedoman Leptospirosis ini bermanfaat dan dapat sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan program Leptospirosis sehari-hari di UPTD. Puskesmas Way Krui.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leptospirosis adalah penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri yang
berbentuk spiral dari genus Leptospira yang pathogen, yang ditularkan secara
langsung dan tidak langsung dari hewan ke manusia. Definisi penyakit zoonosa
(zoonosis) adalah penyakit yang secara alami dapat ditularkan dari hewan vertebrata
ke manusia atau sebaliknya.
Leptospirosis merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di
dunia, di beberapa negara dikenal dengan istilah “demam urin tikus”, tetapi
dikarenakan sulitnya diagnosa klinis dan mahalnya alat diagnostik banyak kasus
Leptospirosis yang tidak terlaporkan. Faktor lemahnya surveillans, keberadaan vektor
dengan tingginya populasi tikus dan kondisi sanitasi lingkungan yang jelek dan
kumuh akibat banjir merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya kasus
Leptospirosis.
Dari aspek penyebabnya, Leptospirosis adalah suatu bakterial zoonosis. Dari
aspek cara transmisinya Leptospirosis merupakan salah satu direct zoonoses (host to
host transmission) karena penularannya hanya memerlukan satu vertebrata saja.
Penyakit ini bebas berkembang di alam diantara hewan baik liar maupun domestik
dan manusia merupakan infeksi terminal yaitu manusia tidak menularkan. Dari aspek
ini penyakit tersebut termasuk golongan anthropozoonoses, karena manusia
merupakan ''dead end" infeksi. Leptospirosis disebut pula sebagai "Weill's Disease",
yang diberikan sebagai penelitian dan penghargaan kepada penemu pertama bakteri
ini yaitu Adolf Weill di Heidelberg, Jerman (1870), melaporkan adanya penyakit
tersebut pada manusia dengan gambaran klinis seperti demam, pembesaran hati dan
limpa, ikterus dan ada tanda-tanda kerusakan pada ginjal.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan tenaga kesehatan lingkungan dalam menyelenggarakan pelayanan
program penyakit Leptospirosis
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan derajat pengetahuan tentang Leptospirosis
b. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap dampak
penyakit Leptospirosis.
C. Sasaran Pedoman
Seluruh petugas kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Way Krui dan masyarakat
yang ada di ruang lingkup pelayanan UPTD Puskesmas Way Krui

D. Ruang Lingkup Pedoman


Kegiatan di dalam gedung Puskesmas meliputi :
a. Konseling
b. Anamnesa
c. Menegakkan diagnose dan tindak lanjut

E. Batasan Operasional
1. Penemuan kasus Leptospirosis
2. Pengobatan
3. Penyuluhan tentang Leptospirosis
4. Pencatatan dan Pelaporan

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Mempunyai pendidikan kesehatan
2. Riwayat pendidikan D3 keperawatan .

Distribusi Ketenagaan
1. Dokter Umum
a) Tugas :
Membuat perencanaan, melakukan pelayanan pemeriksaan, mengawasi,
mengendalikan dan mengevaluasi hasil pelayanan di poli umum.
b) Fungsi :
1) Perencanaan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan di poli umum
2) Pengoordinasian pelayanan.
3) Pelaksanaan tindakan .
4) Penegakan diagnosa.
5) Pencatatan diagnosa dan tindakan yang dilakukan
6) Pengoordinasian pencatatan dan pelaporan
c) Uraian Tugas :
1) Mencatat registrasi atau data pasien
2) Melakuakan pemeriksaan
3) Melakukan tindakan
4) Memberi resep obat
5) Konseling
6) Penyuluhan tentang penyakit Leptospirosis
d) Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab atas perencanana kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan
untuk pelayanan kesehatan.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan.
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan kasus
Leptospirosis.

2. perawat.
a) Tugas :
Membantu kegiatan pelayanan penyakit Leptospirosis
b) Fungsi :
1) Penemuan kasus Leptospirosis.
2) Pencataan dan pelaporan
3) Kunjungan
4) Evaluasi
c) Uraian Tugas :
1) Melaksanakan perintah atasan ( dokter umum maupun kepala Puskesmas )
2) Melaksanakan program Leptospirosis.
3) Melaksanakan tugas yang berdasarkan pendelegasian dari dokter umum.
d) Tanggung Jawab :
1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kesehatan Leptospirosis.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pencapaian program Leptospirosis.
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan pelaporan
e) Wewenang :
Melaksanakan program Leptospirosis sesuai dengan standar operasional prosedur

B. Jadwal Kegiatan
Dalam gedung
Senin - sabtu ; jam 08.00-14.00 Wib.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B

wc R. BP
Apotek Gigi KIA
kapus
Gudang
obat

laborato
rium
Pendaftaran
Pintu Masuk
R.
konseling

Ruang

Tata UGD
Mushola UKM Ruang KIA
usaha

B. Standar Fasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan program Leptospirosis di UPTD.
Puskesmas Way Krui memiliki sarana penunjang antara lain :
Pelayanan Program Leptospirosis Sarana Prasarana
Dalam Gedung:  Meja
a. Konseling  Kursi
b. Inspeksi Leptospirosis  Media informasi cetak
 Buku panduan
 Buku Register
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup pelayanan program Leptospirosis
yaitu :
1. Kegiatan dalam gedung ,yaitu kegiatan yang dilaksanakan di poli umum
untuk melayani pasien yang datang ke Puskesmas baik untuk konsultasi
maupun pelayanan pengobatan ( Kuratif ).
2. Kegiatan luar gedung yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk menjaga dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan (Preventif dan
Promotif) baik dalam penyuluhan atau kunjungan rumah .
B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pencanaan Kegiatan yang dituangkan dalam rencana kegiatan tahunan dan
bulanan kesehatan Leptospirosis di Puskesmas
2. Pelaksanaan didalam gedung untuk pelayanan kesehatan Leptospirosis
rawat jalan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) Puskemas
Way Krui.
3. Pelaksanan diluar gedung Seperti penyuluhan dan kunjungan rumah sesuai
dengan SPO (Standar Prosedur Operasional) Puskemas Way Krui
4. Pembuatan laporan bulanan.
5. Rekapan laporan tahunan
6. Evaluasi hasil kegiatan bulanan dan tahunan.
7. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan yang akan datan

BAB V
LOGISTIK
Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelayanan program
Leptospirosis bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat baik dalam
bentuk BOK maupun BPJS Kesehatan.
Dalam hal pengadaan sarana dan prasarana dilakukan melalui kerjasama dengan pihak
lain sesuai dengan MOU yang telah dilakukan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan program
Leptospirosis perlu memperhatikan keselamatan pasien dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi akibat kesalahan diagnose dan
lainnya. Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran dilakukan setiap kegiatan
pelayanan dengan memperhatikan keadaan umum pasien, umur pasien dan jenis
penyakit yang diderita pasien.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan proram


Leptospirosis perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk itu dalam setiap
kegiatan pelayanan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kesehatan Leptospirosis harus di monitor dan di evaluasi dengan


menggunakan indicator sebagai berikut :
1. Pelayanan dilaksanakan sesuai dengan SPO.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan (Tupoksi ).
3. Ketepatan penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Semua kegiatan didasarkan pada aspek kebutuhan pasien sebagai bentuk
pelayanan prima.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan program Leptospirosis ini dibuat untuk memberikan


petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD. Puskesmas Way krui, penyusunan
pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di Puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara
nasional. Perubahan, perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai