Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium
tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru /
berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Infeksi primer terjadi setelah
seseorang menghirup Myobacterium tuberculosis.
Pada sebagian besar kasus, respon imun tubuh dapat menghentikan multiplikasi kuman, sebagian
kecil kuman dorman. Pada penderita dengan daya tahan tubuh buruk, respon imun tidak dapat
menghentikan multiplikasi kuman sehingga host akan sakit beberapa bulan kemudian.
Keluhan yang dirasakan oleh pasien TB dapat bervariasi atau terkadang ditemukan banyak
pasien dengan TB paru tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang biasa ditemukan pada pasien
dengan TB paru adalah diantaranya demam, batuk dengan atau tanpa darah, sesak napas, nyeri
dada, malaise. Gejala batuk pada pasien dengan TB banyak ditemukan. Batuk terjadi karena
adanya iritasi pada bronkus. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama maka
mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yaitu setelah
setelah berminggu-minggu atau berbulan-bilan peradangan dimulai. Sifat batuk dapat dimulai
dari batuk kering dan setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif yang menghasilkan
sputum. Keadaan lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapatnya pembuluh darah yang
pecah.
Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif
terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
2. Masa inkubasi
Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai
enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.
Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau
dibersinkan.
4. Immunitas
Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi
vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.
(Sumber: ikm-uii.net46.net/download/_laporan/short%20report_TB_2009.pdf dan sumber
lain)
Dari konsep terjadinya penyakit TB paru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, kita dapat
melakukan suatu kegiatan Penyelidikan Epidemiologi. Penyelidikan epidemiologi penyakit TB
Paru dapat dilakukan dengan:
Apakah peristiwa itu termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di daerah itu. Suatu wabah yang
dianggap sebagai KLB dimana separoh daerah itu terkena TB Paru. Dan membandingkan dengan
insiden penyakit TB paru itu pada minggu/bulan/tahun sebelumnya.
Kapan penderita mulai merasa sakit TB paru (waktu), dimana mereka mendapat infeksi penyakit
itu (tempat), siapa yang terkena (Gender, Umur, imunisasi, dll).
Pemeriksaan dengan mengambil sampel dan di uji di laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pasien positif menderita TB paru.
Bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit TB paru, seperti
status gizi sebelum terkena penyakit itu, apakah gizi tercukupi sehingga imunitas berpengaruh
terhadap terjangkitnya penyakit.
Wawancara dengan orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik waktu/tempat
terjadinya penyakit TB paru, tetapi mereka tidak sakit atau dapat terkontrol. Hal ini
bertujuan untuk melakukan pencegahan seperti apa yang akan dilakukan.
Pemeriksaan lingkungan dilakukan dengan tujuan agar bakteri penyebab TB paru tidak dapat
tumbuh dan berkembang di lingkungan itu.
Melakukan hipotesa (dugaan sementara) atas data yang didapatkan. Hipotesis itu dapat
menerangkan pola penyakit TB paru yang sesuai dengan sifat penyakit, sumber infeksi
TB paru, cara penularan serta faktor yang berperan.