Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN

SKREENING DAN DEFINISI OPERASIONAL KASUS COVID 19

1. LATAR BELAKANG
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan
masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat
menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan
kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai
jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian
tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia
(KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada
tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
dinyatakan bahwa wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka. Menteri Kesehatan menetapkan jenis-jenis penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan wabah. Selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan, dalam hal terjadi kejadian kesehatan masyarakat
yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular yang
menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas
negara, maka pemerintah pusat menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Oleh sebab itu, pemerintah dan semua warga negara mempunyai tanggung
jawab yang besar terhadap upaya pengendalian penyebaran penyakit corona virus
salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terhadap hal – hal
yang berkaitan dengan penyakit coronavirus termasuk juga mensosialisasikan batasan
pengertian / definisi operasional dari istilah – istilah yang digunakan dalam COVID
19. Sosialisasi terhadap definisi operasional pada kasus covid 19 juga dilakukan oleh
Rumah sakit Pekanbaru Medical Center terhadap seluruh karwayan / staf .

.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari pelatihan / sosialisasi tentang Skreening dan /
definisi operasional dari kasus COVID 19 kepada seluruh staf / karyawan Rumah
sakit Pekanbaru Medical Center adalah :
Memberikan pemahaman kepada seluruh staf / karyawan Rumah sakit
Pekanbaru Medical center tentang Skreening dan definisi operasional / batasan
pengertian kasus COVID 19.

3. WAKTU PELAKSANAAN / JADWAL PELAKSANAAN


Hari / tanggal : Selasa, 9 Maret 2021
Jam : 14.00 sd selesai

4. METHODE
Methode yang dilakukan dalam pelaksanaan sosialisasi skreening dan definisi
operasional kasus COVID 19 di Rumah sakit Pekanbaru Medical Center adalah
dengan cara ceramah dan sosialisasi melalui Zoom Meeting.

5. PESERTA
Adapun peserta dari pelatihan / sosialisasi kasus COVID 19 adalah seluruh staf /
karyawan Rumah sakit Pekanbaru Medical Center di mulai dari Managemen Rumah
sakit PMC, kepala – kepala unit kemudian penanggung jawab shift hingga ke
pelaksana di masing – masing unit.

Anda mungkin juga menyukai