Anda di halaman 1dari 66

PELAPORAN EWARS

(EARLY WARNING AND


RESPONSE SYSTEM) & KLB
Yusri
Seksi Pengamatan Pencegahan Wabah dan Bencana
Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Dinkes Prov. Sumsel

Pertemuan Urveilans PD3I Bagi Petugas Puskesmas Se- Kab. Banyuasin


Asrama Haji, 7 Mei 2015
MENGAPA PERLU SISTEM
KEWASPADAAN DINI & RESPONS?
 KOMITMEN GLOBAL: ERADIKASI POLIO, REDUKSI
CAMPAK, ELIMINASI TN.
 IHR 2005  PASAL 5: SUATU NEGARA HARUS
MENGEMBANGKAN, MEMPERKUAT, DAN
MEMELIHARA KEMAMPUAN UNTUK MENDETEKSI,
MENILAI, DAN MELAPORKAN KEJADIAN SEBAGAIMANA
DITETAPKAN DALAM LAMPIRAN 1 IHR (PHEIC) SEDINI
MUNGKIN DAN PALING LAMA LIMA AHUN SEJAK
DIBERLAKUKANNYA IHR BAGI SUATU NEGARA.
 MOBILISASI MANUSIA DAN BARANG ANTAR
NEGARA DI DUNIA YG TINGGI  ANCAMAN
PENULARAN
 ANCAMAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL 
GLOBAL WARMING  PERUBAHAN POLA
PENYAKIT MAUPUN JENIS PENYAKIT.
 ANCAMAN PENYAKIT BARU “NEW EMERGING
DESEASES”  FLU BURUNG. Saat ini telah terjadi
pandemi H1N1
 MASIH BANYAK JENIS PENYAKIT POTENSIAL
WABAH/ KLB DI INDONESIA MISAL: DBD,
MALARIA, CAMPAK, RABIES, ANTRAKS, DIARE,
KOLERA, DIFTERI, DISENTRI, DLL.
APA TUJUAN DARI
SISTEM PERINGATAN DINI &
RESPONS?
 Menyelenggarakan Deteksi Dini KLB bagi
penyakit menular.
 Stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB
penyakit menular.
 Meminimalkan kesakitan/kematian yang
berhubungan dengan KLB.
 Memonitor kecenderungan penyakit menular.
 Menilai dampak program pengendalian penyakit
yang spesifik.
APA ITU SKD DAN RESPONS?
 Suatu sistem yang dapat memantau
perkembangan trend suatu penyakit
menular potensial KLB/wabah dari waktu ke
waktu (periode mingguan) dan memberikan
sinyal peringatan kepada pengelola
program bila kasus tersebut melebihi nilai
ambang batasnya sehingga mendorong
program untuk melakukan respons.
 Selama ini kita menggunakan istilah W2
(laporan mingguan)
PENYAKIT DAN SINDROME APA SAJA
YANG ADA DALAM SISTEM INI?
 Diare Akut
 Malaria Konfirmasi  AFP (Lumpuh Layuh Mendadak)
 Tersangka Demam Dengue  Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
 Pneumonia  Tersangka Antrax
 Diare Berdarah
 Demam yg tdk diketahui sebabnya
 Tersangka Demam Tifoid
 Tersangka Kolera
 Jaundice Akut
 Kluster Penyakit yg tdk diketahui
 Tersangka DBD
 Tersangka Flu Burung pada  Tersangka Meningitis/Encephalitis
Manusia  Tersangka Tetanus Neaonatorum
 Tersangka Campak  Tersangka Tetanus
 Tersangka Difteri
 Tersangka Pertussis
KASUS APA YANG DICATAT DAN
DILAPORKAN DLM SISTEM INI?

 ADALAH SEMUA KASUS BARU DARI PENYAKIT


TERSEBUT DIATAS.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
“KASUS BARU”
 ADALAH PASIEN DATANG BEROBAT DENGAN
DIAGNOSIS PENYAKIT YANG TIDAK SAMA
DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT PADA
KUNJUNGAN SEBELUMNYA
 ATAU
 PASIEN DATANG BEROBAT DENGAN
DIAGNOSIS PENYAKIT YANG SAMA DENGAN
KUNJUNGAN SEBELUMNYA TETAPI SUDAH
PERNAH SEMBUH
SIAPA YANG MELAKUKAN
PENGAMATAN DALAM SISTEM
INI?
 BIDAN, MANTRI ATAU PERAWAT
 PUSTU
 PUSKESMAS
 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA, PROPINSI
 DEPKES (PROGRAM)
Periode Laporan Sistem Peringatan
Dini dan Respons

 Periode laporan dalam sistem peringatan


dini dan respons adalah “Mingguan”
 1 minggu pelaporan adalah dihitung dari
Minggu - Sabtu
Bgm Alur Pelaporan Datanya?
WAKTU UNIT & TINGKAT Koordinator Cara Pengiriman
Yg bertanggungjawab
Sabtu sore Pustu, Bidan Desa kirim via SMS. Format Petugas kesehatan yg bertanggung Melalui SMS, HT, dll
Surveilans Mingguan ke puskesmas jawab terhadap pengumpulan data

Senin pagi Data agregat Puskesmas dan kirim data ke Petugas surveilans di tingkat Melalui SMS, HT, dll
tingkat kabupaten/kota puskesmas

Selasa pagi Petugas Surveilans Kabupaten melakukan Petugas Surveilans Kabupaten Melalui Email
entri data dan mengirim file export ke
propinsi
Petugas Surveilans Kabupaten melakukan Petugas Surveilans Kabupaten
analisis data dan menghasilkan laporan
mingguan
Selasa siang Petugas surveilans propinsi melakukan Petugas surveilans propinsi
analisis data dan menghasilkan laporan
mingguan
Petugas surveilans propinsi mengirimkan Petugas surveilans propinsi Melalui Email ke
file export ke Subdit Surveilans Depkes RI ewars.pusat@gmail.c
om
ALUR SISTEM PERINGATAN DINI DAN
RESPONS
Pustu Pasien Rawat Jalan Klinik
Bidan Desa Puskesmas swasta/private
di desa

Pengumpulan
spesimen Petugas Surveilans Puskesmas

Pengiriman Petugas Surveilans Kabupaten/Kota


spesimen

Petugas Surveilans Propinsi

Konfirmasi
Laboratorium
Propinsi
Otoritas Kesehatan
Nasional (Depkes),
Konfirmasi Laboratorium Nasional
Laboratorium (Depkes), WHO
Nasional
Contoh Alert/Signal Laporan EWARS mingguan
Puskesmas
Rekomendasi:

 Investigasi secara cepat dibutuhkan pada daerah


perhatian tersebut untuk:
 Verifikasi keadaan sesungguhnya dari KLB dengan
melaksanakan pelacakan kasus
 Pengambilan spesimen dari kasus untuk mengidentifikasi
pathogen
 Melaksanakan investigasi KLB untuk mengidentifikasi
sumber penularan
 Melaksanakan aktivitas/tindakan respon secara cepat
untuk mengendalikan penyebaran KLB
 Memastikan manajemen kasus yang sesuai
 Instansi-instansi harus sudah atau harus dihubungi untuk
tindakan secepatnya:
 Daftar Team Gerak Cepat (TGC), Instansi Kabupaten
terkait, Pemuka Masyarakat setempat, dst.
 Malaria Konfirmasi
 Peringatan Malaria Konfirmasi telah terdeteksi di Puskesmas
Mariana, dimana data beberapa minggu terakhir menunjukkan
peningkatan yang cepat dari kasus dan proporsi morbiditas.
Rekomendasi Malaria Konfirmasi:
 Peringatan KLB telah terdeteksi pada beberapa minggu terakhir, dan
peningkatan kasus tetap berlanjut .
 Verifikasi keadaan sesungguhnya dari KLB dengan melaksanakan
pelacakan kasus
 Verifikasi hasil lab dan meminta hasil secara cepat
 Melaksanakan investigasi KLB untuk mengidentifikasi sumber
penularan
 Menilai validitas/ketepatan tindakan respon yang telah dilaksanakan
 Memastikan manajemen kasus yang sesuai
 Membuat laporan mingguan secara akurat
APA PERAN DARI BIDAN, MANTRI,
PUSTU DALAM SISTEM INI?
 Merekap semua kasus baru tsb pada
format mingguan (terlampir).
 Mengarsipkan format tsb
 Mengirimkan laporan tersebut melalui
komunikasi cepat seperti HT atau SMS
(sesuai petunjuk kode standar) ke
puskesmas.
Kapan Bidan Desa, Mantri, Pustu
membuat rekapan laporan mingguan dan
mengirimkan ke puskesmas?

 Setiap Sabtu dokter atau perawat/asisten


kesehatan yang bertugas akan mengisi
format mingguan berdasarkan buku register
harian.
 Sabtu mengirim format mingguan yang telah
terisi kepada petugas surveilans di
puskesmas melalui SMS dengan kode
standar.
Bgm Prosedur Pelaporan di
Puskesmas?
1. Menerima SMS dari unit kesehatan
(bidan, pustu, polindes, dll) dan buat
transkrip setiap SMS ke dalam format
mingguan. Contoh: Bila ada 4 pustu atau
bidan yang lapor melalui SMS maka
puskesmas harus mengisi 4 format
mingguan (1 format untuk masing-masing
pustu/bidan)
2. Hubungi unit kesehatan yang tidak
mengirimkan format mingguan tepat
waktu
3. Siapkan format mingguan puskesmas yang berisi
agregasi data dari puskesmas tersebut dan semua unit
pelapor dibawahnya (seperti bidan/ pustu).
 Tulis nomer urut format,
 Tulis nama Puskesmas/Pustu/Bidan, Kecamatan, dan
Kabupaten/Kota
 Tulis Periode pelaporan dari hari Minggu tgl ..... sampai Sabtu tgl ......
 Tulis Minggu Epidemiologi ke .....
 Isi jumlah kasus baru setiap penyakit sesuai dengan kasus yang
ditemukan
 Apabila tidak ada kasus pada penyakit tertentu maka isi dengan
angka nol.
 Isi jumlah kunjungan pada minggu laporan. Contoh: Bila ada 30
kasus baru penyakit dalam sistem ini dan ada 50 kunjungan penyakit
lain maka isi jumlah kunjungan dengan angka 80.
4. Cek kemungkinan adanya kesalahan/error
5. Puskesmas jangan menunda mengirim
laporan mingguannya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
6. Simpan format mingguan dari semua unit
pelapor (bidan /pustu) dan juga format
mingguan agregat puskesmas menurut bulan
dan minggu.
7. Kirim kopi format mingguan (agregat
puskesmas) melalui SMS atau fax ke
petugas surveilans kabupaten/kota.
Peran Kabupaten
1. Menerima SMS atau fax dari semua puskesmas.
2. Bila puskesmas mengirim melalui SMS maka
Kabupaten membuat transkrip ke dalam format
mingguan.
3. Cek format mingguan dari kemungkinan adanya
kesalahan.
4. Hubungi puskesmas yang tidak mengirimkan format
mingguan tepat waktu
5. Buat bulletin mingguan dan mengirimkannya ke
puskesmas.
6. Bila ada sinyal KLB harus diskusi dan merespons
dengan Puskesmas bersangkutan.
Apa Peran Laboratorium Propinsi?
 Sebagai rujukan propinsi dalam konfirmasi kasus pada kondisi adanya indikasi KLB
atau pada kondisi adanya peringatan peningkatan kasus di tingkat propinsi atau
kabupaten.
 Membuat atau menyediakan media transport untuk stock di kabupaten.
 Menyimpan alat-alat yang perlu untuk pengambilan spesimen dan pengiriman.
 Memastikan bahwa peralatan untuk pengambilan spesimen dan pengiriman selalu
tersedia
 Melakukan pengambilan 2 sampel dari jenis spesimen yang sama ketika KLB atau
adanya sinyal /alert.
 Cek label dan semua informasi yang diminta untuk masing-masing spesimen sesuai
petunjuk.
 1 set sampel diperiksa/disimpan di laboratorium propinsi dan 1 set sampel dikirim ke
laboratorium pusat (rujukan).
 Memberkan informasi segera kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Propinsi tentang hasil pemeriksaan laboratorium.
 Simpan semua catatan analisa spesimen, tehnik, dan hasilnya.
 Diskusikan hasil laboratorium propinsi dan pusat untuk kendali mutu.
Peran Laboratorium
 Lab Puskesmas:
 Melakukan pemeriksaan spesimen rutin.
 Mengambil dan mengirim spesimen KLB
(koordinasi dengan kabupaten/kota) ke
laboratorium rujukan.
 Lab Kabupaten:
 Membantu Puskesmas dalam proses
pemeriksaan rutin, pengambilan dan pengiriman
atau pemeriksaan spesimen KLB.
 Berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten/Kota
setempat.
Bgm cara melakukan cek data di
Puskesmas?
 Saat melengkapi format: cek bahwa kasus dilaporkan sesuai
dengan definsi kasus dan hanya kasus baru yang dilaporkan.
 Sebelum mengirimkan format ke kabupaten/kota cek bahwa
semua informasi telah lengkap.
 Saat menerima format pengumpulan data dari unit kesehatan lain
(pustu, bidan desa, klinik swasta/privat, dll)
○ Cek bahwa periode laporan benar.
○ Tulis nomor urut format mingguan.
○ Memastikan jumlah kasus yang dilaporkan untuk setiap penyakit
○ Apakah data penyakit tersebut wajar (contoh: kasus diare biasanya
banyak tetapi hanya dilaporkan dalam jumlah kecil)
 Apabila ada peningkatan jumlah kasus dari biasanya pastikan
bahwa benar ada peningkatan kasus atau hanya merupakan
kesalahan ketika menulis data (contoh: ada 10 kasus gigitan
hewan penular rabies perminggu tetapi menulis 100 gigitan)
Contoh penulisan SMS
2,pustu sukoharjo,A10,B15,H3,T4,X110

Artinya

Minggu epidemiologi ke 2, nama unit pelapor adalah pustu sukoharjo,


jumlah kasus diare= 10,
jumlah kasus malaria = 15, jumulah kasus tersangka DBD = 3,
jumlah kasus kluster penyakit yg tidak diketahui = 4,
Jumlah kunjungan = 110
DEFINISI KEJADIAN LUAR BIASA

( ada 7 kriteria KLB) :

KLB
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/ kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada terjadinya wabah
WABAH
UU. No. 4, 1984
Wabah Penyakit Menular

adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit


menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi
dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka

Dr.Erfandi
Penetapan Daerah KLB
Tujuh (7) Kriteria KLB:
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada
suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus
selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau
minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya
dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
Dr.Erfandi
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1
(satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau
lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per
bulan dalam tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan
selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata
jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.

Dr.Erfandi
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case
Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima
puluh persen) atau lebih dibandingkan
dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun
waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate)
penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.

Dr.Erfandi
Penetapan Daerah Wabah
Penetapan suatu daerah dalam keadaan wabah
dilakukan apabila situasi KLB berkembang atau
meningkat dan berpotensi menimbulkan malapetaka,
dengan pertimbangan sebagai berikut:

• Secara epidemiologis data penyakit menunjukkan


peningkatan angka kesakitan dan/atau angka
kematian.
• Terganggunya keadaan masyarakat berdasarkan
aspek sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan
keamanan.

Dr.Erfandi
Upaya Penanggulangan KLB/Wabah
1. Penyelidikan Epidemiologi & Surveilans
Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan sesuai dengan
perkembangan penyakit dan kebutuhan upaya penanggulangan
wabah.
Tujuan dilaksanakan penyelidikan epidemiologi setidaknya-
tidaknya untuk :
 Memastikan diagnosa
 Mengetahui gambaran epidemiologi wabah;
 Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam penyakit
wabah;
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
penyakit wabah termasuk sumber dan cara penularan
penyakitnya; dan
 Menentukan cara penanggulangan wabah. Dr.Erfandi
Intensifikasi  Surveilans
 Menghimpun data kasus baru pada kunjungan berobat di
pos-pos kesehatan dan unit-unit kesehatan lainnya,
membuat tabel, grafik dan pemetaan dan melakukan
analisis kecenderungan wabah dari waktu ke waktu dan
analisis data menurut tempat, RT, RW, desa dan
kelompok-kelompok masyarakat tertentu lainnya.
 Mengadakan pertemuan berkala petugas lapangan
dengan kepala desa, kader dan masyarakat untuk
membahas perkembangan penyakit dan hasil upaya
penanggulangan wabah yang telah dilaksanakan.
 Memanfaatkan hasil surveilans tersebut dalam upaya
penanggulangan wabah.

Dr.Erfandi
2. Penatalaksanaan Penderita.
 Penatalaksanaan penderita meliputi penemuan
penderita, pemeriksaan, pengobatan, dan
perawatan serta upaya pencegahan penularan
penyakit.
 Upaya pencegahan penularan penyakit dilakukan
dengan pengobatan dini, tindakan isolasi,
evakuasi dan karantina sesuai dengan jenis
penyakitnya.
 Penatalaksanaan penderita dilaksanakan di
fasilitas pelayanan kesehatan, baik di rumah
sakit, puskesmas, pos pelayanan kesehatan atau
tempat lain yang sesuai untuk penatalaksanaan
penderita Dr.Erfandi
Secara umum, penatalaksanaan penderita setidak-
tidaknya meliputi kegiatan sebagai berikut :
 Mendekatkan sarana pelayanan kesehatan sedekat
mungkin dengan tempat tinggal penduduk di daerah
wabah, sehingga penderita dapat berobat setiap saat.

 Melengkapi sarana kesehatan tersebut dengan tenaga


dan peralatan untuk pemeriksaan, pengobatan dan
perawatan, pengambilan spesimen dan sarana
pencatatan penderita berobat serta rujukan penderita.

Dr.Erfandi
 Mengatur tata ruang dan mekanisme kegiatan di sarana
kesehatan agar tidak terjadi penularan penyakit, baik
penularan langsung maupun penularan tidak langsung.
Penularan tidak langsung dapat terjadi karena adanya
pencemaran lingkungan oleh bibit/kuman penyakit atau
penularan melalui hewan penular penyakit.
 Penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan dan berperan aktif dalam penemuan dan
penatalaksanaan penderita di masyarakat.
 Menggalang kerja sama pimpinan daerah dan tokoh
masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat untuk
melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat.

Dr.Erfandi
Apabila diperlukan dapat dilakukan tindakan isolasi,
evakuasi dan karantina.
 Isolasi penderita atau tersangka penderita dengan cara
memisahkan seorang penderita agar tidak menjadi
sumber penyebaran penyakit selama penderita atau
tersangka penderita tersebut dapat menyebarkan
penyakit kepada orang lain.
 Isolasi dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas, rumah
atau tempat lain yang sesuai dengan kebutuhan.

Dr.Erfandi
 Evakuasi dengan memindahkan seseorang atau
sekelompok orang dari suatu lokasi di daerah wabah agar
terhindar dari penularan penyakit. Evakuasi ditetapkan
oleh bupati/walikota atas usulan tim penanggulangan
wabah berdasarkan indikasi medis dan epidemiologi.
 Tindakan karantina dengan melarang keluar atau masuk
orang dari dan ke daerah rawan wabah untuk
menghindari terjadinya penyebaran penyakit. Karantina
ditetapkan oleh bupati/walikota atas usulan tim
penanggulangan wabah berdasarkan indikasi medis dan
epidemiologi.

Dr.Erfandi
3. Pencegahan dan pengebalan.
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilakukan
terhadap orang, masyarakat dan lingkungannya
yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah
agar jangan sampai terjangkit penyakit.
( Orang, masyarakat, dan lingkungannya yang
mempunyai risiko terkena penyakit wabah
ditentukan berdasarkan penyelidikan epidemiologi.
)

Dr.Erfandi
Tindakan pencegahan dan pengebalan dilaksanakan
sesuai dengan jenis penyakit wabah serta hasil
penyelidikan epidemiologi, antara lain:
 Pengobatan penderita sedini mungkin agar tidak menjadi
sumber penularan penyakit, termasuk tindakan isolasi dan
karantina.
 Peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi dan
imunisasi.
 Perlindungan diri dari penularan penyakit, termasuk
menghindari kontak dengan penderita, sarana dan
lingkungan tercemar, penggunaan alat proteksi diri,
perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan obat
profilaksis.
Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan
pembawa penyakit untuk menghilangkan sumber
penularan dan memutus mata rantai penularan
Dr.Erfandi
4. Pemusnahan Penyebab Penyakit.
 Tindakan pemusnahan penyebab penyakit wabah
dilakukan terhadap bibit penyakit/kuman penyebab
penyakit, hewan, tumbuhan dan atau benda yang
mengandung penyebab penyakit tersebut.
 Pemusnahan bibit penyakit/kuman penyebab
penyakit dilakukan pada permukaan tubuh manusia
atau hewan atau pada benda mati lainnya, termasuk
alat angkut, yang dapat menimbulkan risiko penularan
sesuai prinsip hapus hama (desinfeksi) menurut jenis
bibit penyakit/kuman. Pemusnahan bibit
penyakit/kuman penyebab penyakit dilakukan tanpa
merusak lingkungan hidup.
Dr.Erfandi
Pemusnahan hewan dan tumbuhan yang
mengandung bibit penyakit/kuman penyebab
penyakit dilakukan dengan cara yang tidak
menyebabkan tersebarnya penyakit,
yaitu
dengan dibakar atau dikubur sesuai jenis
hewan/tumbuhan.
Pemusnahan hewan dan tumbuhan merupakan
upaya terakhir dan dikoordinasikan dengan sektor
terkait di bidang peternakan dan tanaman.

Dr.Erfandi
5. Penanganan Jenazah
 Harus memperhatikan norma agama,
kepercayaan, tradisi, dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan oleh
petugas kesehatan.
 Penghapushamaan bahan-bahan dan alat yang
digunakan dalam penanganan jenazah dilakukan
oleh petugas kesehatan.

Dr.Erfandi
6. Penyuluhan kepada masyarakat

 Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan oleh


petugas kesehatan dengan mengikutsertakan
instansi terkait lain, pemuka agama, pemuka
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat
menggunakan berbagai media komunikasi massa
agar terjadi peningkatan kewaspadaan dan peran
aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan
wabah.

Dr.Erfandi
PELAPORAN
 Tenaga kesehatan atau masyarakat wajib
memberikan laporan kepada kepala desa/lurah
dan puskesmas terdekat atau jejaringnya
selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sejak mengetahui adanya penderita atau
tersangka penderita penyakit tertentu yg dpt
menimbulkan KLB/wabah.
 Pimpinan puskesmas yg menerima laporan harus
segera melaporkan kepada kepala dinas
kesehatan kabupaten/kota selambat-lambatnya 24
(dua puluh empat) jam sejak menerima informasi.
Dr.Erfandi
 Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
memberikan laporan adanya penderita atau
tersangka penderita penyakit tertentu secara
berjenjang kepada bupati/walikota, gubernur, dan
Menteri melalui Direktur Jenderal selambat-
lambatnya 24 (dua puluh empat) jam sejak
menerima laporan.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pelaporan tercantum dalam Lampiran Peraturan
ini.

Dr.Erfandi
SUMBER DAYA
 Pendanaan yang timbul dalam upaya
penanggulangan KLB/Wabah dibebankan pada
anggaran pemerintah daerah.
 Dalam kondisi pemerintah daerah tidak mampu
menanggulangi KLB/Wabah maka
dimungkinkan untuk mengajukan permintaan
bantuan kepada Pemerintah atau pemerintah
daerah lainnya.
 Pengajuan permintaan bantuan sebagaimana
dimaksud menggunakan contoh formulir terlampir.
Dr.Erfandi
 Pemerintah dapat melimpahkan sumber
pendanaan penanggulangan KLB/Wabah
kepada pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Dalam penanggulangan KLB/Wabah,
Pemerintah dapat bekerja sama dengan negara
lain atau badan internasional dalam mengupaya-
kan sumber pembiayaan dan/atau tenaga ahli
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Dr.Erfandi
Ketenagaan
 Dalam rangka upaya penanggulangan KLB/Wabah,
dibentuk Tim Gerak Cepat di tingkat pusat, provinsi dan
kabupaten/kota.
 Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud terdiri atas
tenaga medis, epidemiolog kesehatan, sanitarian,
entomolog kesehatan, tenaga laboratorium, dengan
melibatkan tenaga pada program/sektor terkait maupun
masyarakat.

Dr.Erfandi
Tim Gerak Cepat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ditetapkan oleh:
 Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atas
nama bupati/walikota untuk tingkat kabupaten/
kota;
 Kepala dinas kesehatan provinsi atas nama
gubernur untuk tingkat provinsi; dan
 Direktur Jenderal atas nama Menteri untuk tingkat
pusat.

Dr.Erfandi
Sarana dan Prasarana
 Dalam keadaan KLB/wabah seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta wajib memberikan pelayanan terhadap
penderita atau tersangka penderita.
 Dalam keadaan KLB/Wabah, Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menyediakan
perbekalan kesehatan meliputi bahan, alat, obat
dan vaksin serta bahan/alat pendukung lainnya.

Dr.Erfandi
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
 Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penanggulangan KLB/Wabah.
 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
dilakukan melalui:
 peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam
penanggulangan KLB/Wabah;
 peningkatan jejaring kerja dalam upaya penanggulangan
KLB/Wabah;
 pemantauan dan evaluasi terhadap keberhasilan
penanggulangan KLB/Wabah; dan
 bimbingan teknis terhadap penanggulangan KLB/Wabah.

Dr.Erfandi
Formulir Laporan W1 1
Formulir Laporan W1 2
Formulir Laporan W1 3
1
2
3
3
5

Anda mungkin juga menyukai