Anda di halaman 1dari 30

SURVEILANS PD3I

(AFP, CAMPAK, DIFTERI, TN DAN


PERTUSIS)

Disampaikan pada

PERTEMUAN
PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS SURVEILANS
Bagi Petugas Puskesmas di Kab. Banyuasin
Palembang, 29 Juni 2022

SEKSI SURVEILANS & IMUNISASI


BIDANG PENCEGAHAN & PENEGNDALIAN PENYAKIT
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Outlin
e LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN

UPDATE PD3I

KESIMPULAN
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Indonesia berkomitmen untuk mencapai target global dan nasional dalam eradikasi
01 polio 2026, eliminasi campak rubela pada tahun 2023, mempertahankan status
eliminasi tetanus maternal dan neonatal serta pengendalian difteri

02 Perlu penguatan surveilans difteri agar dapat mendeteksi lebih awal sehingga tidak
terjadi KLB difteri

Pandemi Covid-19 telah menyerap sebagian besar sumber daya dan berdampak besar
03 pada program pelayanan kesehatan esensial termasuk didalamnya adalah kegiatan
surveilans PD3I

Berdasarkan data surveilans PD3I tahun 2020 dan 2021 terjadi penurunan pelaporan kasus
04 PD3I menyebabkan penurunan kinerja dan pencapaian target yang sudah ditetapkan

Sebagai tindak lanjut Pertemuan Desk Review PD3I 18 April yang lalu, dipandang perlu
05 untuk melaksanakan webinar ini dalam rangka penguatan surveilans PD3I bagi petugas
surveilans kab/kota, puskesmas dan rumah sakit.
KEBIJAKAN
TARGET GLOBAL

• ELIMINASI
• ERADIKASI POLIO • ELIMINASI CAMPAK TETANUS
NEONATORU • PENGENDALIAN
& RUBELA/CRS
M DIFTERI
- 2014 : SEARO
2023 : 2015 :
bebas polio Target
Indonesia INDONESIA Eliminasi di
Eliminasi Seluruh Region nasional
- 2023 : Campak
 Saat ini Indonesia
DUNIA
bebas polio  & Rubela/CRS indonesia SAAT INI
berubah menjadi 2023 : SEARO mempertahank
2026 Eliminasi an Status
Campak & eliminasi TN
Rubela/CRS
TARGET ERADIKASI POLIO

Tidak ada lagi Indikator


kasus polio surveilans
yang adekuat:
AFP
Dibuktikan • Non Polio AFP
dengan minimal 2 per
Tidak ada
surveilans 100.000
transmisi virus
AFP yang penduduk usia
polio liar
adekuat <15 tahun
• Persentase
setiap tahun
Tidak ada Spesimen
transmisi virus Adekuat
polio vaksin minimal 80%
(VDPV)
TARGET ELIMINASI CAMPAK &
RUBELA/CRS
STRATEGI NASIONAL ELIMINASI
CAMPAK- RUBELA/CRS
1. Mencapai dan mempertahankan kekebalan populasi yang tinggi dengan mencapai dan
mempertahankan cakupan imunisasi campak-rubela dosis pertama dan kedua minimal 95%
dan merata di setiap kabupaten/kota, baik melalui imunisasi rutin maupun imunisasi
tambahan.

2. Mencapai dan mempertahankan surveilans campak-rubela berbasis kasus individu (Case


Based Measles Surveillance/CBMS) serta surveilans CRS yang sensitif, tepat waktu dan
memenuhi indikator kinerja surveilans yang direkomendasikan.

3. Membangun dan mempertahankan jejaring laboratorium campak-rubela/CRS yang


terakreditasi untuk mendukung pemeriksaan spesimen seluruh provinsi di Indonesia.

4. Memastikan adanya sistem kesiapsiagaan dan respon cepat pada setiap kejadian luar biasa
(KLB) campak-rubela.

5. Memperkuat dukungan dari program dan sektor terkait untuk mencapai strategi di atas melalui
perencanaan serta pemantauan perkembangan situasi, advokasi, mobilisasi sosial dan
komunikasi, identifikasi dan pemanfaatan keterpaduan program yang ada, dan penelitian dan
pengembangan..
STRATEGI PENGENDALIAN DIFTERI

Setiap suspek difteri dilakukan penyelidikan

Ambil spesimen dan pemeriksaan spesimen


di laboratorium

Tatalaksana kasus dan Kontak erat


( ADS dan profilaksis Pusat dan provinsi)

Pencatatan dan Pelaporan yang berkualitas


MENCAPAI & MENJAGA STATUS ELIMINASI
TETANUS MATERNAL NEONATAL / MNTE

Persalinan Imunisasi
bersih di Tetanus rutin
faskes TT /Td
Surveilans tambahan/WUS
pd daerah risti
Eliminasi TN

Validasi Eliminasi TMN

Menjaga Eliminasi TMN

TT
Persalinan Imunisasi tambahan/WUS
Surveilans
bersih di Tetanus rutin Imunisasi anak
faskes sekolah

10/08/2021
Pengendalian Surveilans Pertusis

 Pemantauan Suspek Pertusis melalui SKDR dan Surveilans Berbasis


Kejadian (Event base Surveillance)
 1 kasus Pertusis  KLB, dilakukan penyelidikan dalam waktu 1x 24
jam
 Manajemen kasus dan kontak erat : Antibiotik (eritromisin), isolasi
 Pengambilan dan pengiriman spesimenke laboratorium
terhadap kasus dan kontak
 Penanggulangan KLB Pertusis : imunisasi massal/selektif
 Pencatatan dan pelaporan pada form W1 dan Pert1 serta form PD3I
terintegrasi
SAAT PANDEMI COVID 19
Pelaksanaan surveilans PD3I yaitu surveilans
AFP (Lumpuh Layuh Akut) dan surveilans Polio-
Lingkungan, surveilans Campak-Rubela,
surveilans Difteri, surveilans CRS (Congenital
Rubella Syndrome), surveilans Pertussis dan
surveilans Tetanus Neonatorum HARUS TETAP
DILAKSANAKAN SECARA RUTIN

Komponen pelaksanaan surveilans PD3I dapat


dipertimbangkan untuk DI-INTERGRASI-KAN
dengan surveilans COVID-19 yang telah berjalan

Memastikan penerapan upaya Pencegahan dan


Pengendalian infeksi (PPI) COVID-19 termasuk
didalamnya terkait dengan penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD)  sesuai dengan protokol kesehatan pada
SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEILANS
PD3I
UPDATE SURVEILANS
PD3I
PERFORMA SURVEILANS AFP,
PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2014 - 2022

A
F S
P P
E
S
N I
O M
N E
N
P
O 82.3% A
L D
I E
O K
U
R A
A T
T
E

INDIKATOR SURVEILANS AFP :


• Non-Polio AFP minmal 2 per 100000 penduduk usia <15 tahun
• Persentase Spesimen Adekuat minimal 80%
NON POLIO AFP RATE, KAB/KOTA DI PROVINSI
SUMATERA SELATAN, SD MINGGU 22 TAHUN 2022

Capaian Non Polio AFP Rate Sampai Minggu 22


8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
G H N R T S N R R G R
N LI SI LI LU IM A A M A
U
SI LI U N
N LI RA
I _U EN H LA I TA A I
TA
BA U U
A
G
_ _ LA A
W
A G
G
U
A
N
_ IM A W G
_
M G
_R R_ N _T L U
E M
BU N
Y
RI
N
RI
N RA SI LI N
Y
G
A
LU SE LA N S_
L A A _ _ TA
A R A BA E E U U G K BA O
_U LU
T A A
_P _P SI
_ O
M M M M
_P
A BU G PA M A
W
TA _K
O U N _U M E _R
TA U _K TA _L RI G E L
SI
O O M N N IN B_
K K A A O TA E
BA
U
O
G G K O O
M ER M
O K
_K O
M
L _A
N _K A
A N K
G A U
O G N
O PE

Non Polio AFP Rate Target Non Polio AFP Rate


PERFORMA SURVEILANS CAMPAK-RUBELLA, PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2019-2021
DISCARDED RATE, PROVINSI SUMATERA
SELATAN, TAHUN 2014 - 2022

75.7%
DISCARDED RATE PER KAB/KOTA,
PROVINSI SUMATERA SELATAN, JAN-MEI 2022
PENEMUAN KASUS DIFTERI, PROVINSI
SUMATERA SELATAN, 2014-2022
Performa Surveilans Difteri Sumatera Selatan Tahun 2019-2021
(Per Kabupaten/Kota)

TH. 2020
TH. 2019

TH. 2021

Terdapat 10 kabupaten/kota yang berisiko


selama kurun waktu 3 tahun terakhir ( 58.8%),
dan terdapat 2 kab/kota yang selalu
melaporkan adanya suspek Difteri setiap
tahunnya yaitu Kota Palembang dan
Kabupaten Musi Banyuasin
Tahun 2019

Tahun 2020

Tahun 2021
Dari specimen yang diambil masih terdapat 20% belum
sesuai standar ( 2019), 25% pada tahun 2020. Spesimen
yang memenuhi standar harus diambil dari 2 jenis
specimen yaitu Tenggorok dan hidung serta pemeriksaan
dengan methode kultur.

Kasus yang mendapat ADS : 2019 : 10 : 83.3% Kasus


Hidup ;
2020 : 3 : 100% kasus Hidup;
2021 : 2 : 100% kasus hidup.
Kasus Meninggal yang tidak mendapatkan ADS (Anti
Difteri Serum) : 2019 ( 2, 100%) ; 2020 ( 1 : 100%) ;
2021 ( 2 : 50%)
PENEMUAN KASUS TETANUS NEONATORUM DI
PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2017 SD 2022

FAKTOR RESIKO KEJADIAN ADALAH :


• > 60% PENOLONG PERSALINAN ADALAH BUKAN TENAGA KESEHATAN
• > 60 % PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN RAMUAN DAN LAINNYA
PENEMUAN KASUS PERTUSIS DI PROVINSI
SUMATERA SELATAN, TAHUN 2017 - 2022
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Surveilans PD3I menjadi kunci untuk melakukan pemantauan risiko KLB

kegiatan surveilans rutin PD3I yang ada tetap dilaksanakan untuk mencegah
timbulnya KLB PD3I di tengah pandemi COVID-19

Meningkatkan deteksi dini melalui sistim SKDR dan segera laporkan dalam
24 jam jika ada suspek PD3I atau indikasi KLB

Melelakukan sosialisasi dan pelatihan bagi petugas surveilans Kab/kota di


seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (termasuk swasta), agar
meningkatkan penemuan kasus dan melaporkan

Melaporkan kasus PD3I lengkap dan tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai