Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TALANG JAWA
Jln.Batin Putra No.45 Talang Jawa, Kec. Merbau Mataram 35357
Telp. 082372040621 email. ritalangjawa@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM TB PARU

I. Pendahuluan

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman


Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian kuman Tuberkulosis menyerang paru dan
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Oleh karena itu perlu diupayakan
Program Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Paru.
Sejak tahun 1995, Program pemberantasan penyakit Tuberkulosis paru telah
dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course)
yang direkomendasikan oleh WHO.
Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi. Menurut Bank Dunia strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yang paling Cost Efective.

II. Latar Belakang

Komitmen global dalam mengakhiri Tuberkulosis dituangkan dalam End


TB Strategy yang menargetkan penurunan kematian akibat Tuberkulosis hingga
90% pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2015, pengurangan insiden
Tuberkulosis sebesar 80% pada tahun 2035 dibandingkan dengan tahun 2015, dan
tidak ada rumah tangga yang mengalami biaya katastropik akibat TB pada tahun
2030. Dalam End TB strategy ditegaskan bahwa target tersebut diharapkan
tercapai dengan adanya inovasi, seperti pengembangan vaksin dan obat TB dengan
rejimen jangka pendek (WHO, 2019e).
Komitmen global yang ditunjukkan perumusan End TB Strategy kemudian
ditindaklanjuti dengan pertemuan WHO Global Ministerial Conference di
Moskow pada bulan November 2017, Terdapat tiga kesepakatan yang dihasilkan,
yakni: 1) peningkatan kerjasama multisektoral, 2) evaluasi ketercapaian target dan
3) membangun akuntabilitas dalam pencapaian target End TB Strategy pada tahun
2030 (WHO, 2019f). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun
Peta Jalan Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia 2020-2030. Dalam dokumen
tersebut, disebutkan target penurunan insidensi tuberkulosis mendekati 65 kasus
per 10.000 penduduk pada tahun 2030.
Pencapaian target eliminasi tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2030
dioptimasi dengan pemodelan epidemiologi tuberkulosis menggunakan perangkat
Tuberculosis Impact Model and Estimates (TIME). Pemodelan menggambarkan
proyeksi insidensi tuberkulosis pada beberapa waktu yang akan datang
berdasarkan kondisi program saat ini (diistilahkan sebagai bussiness as usual atau
BAU) dengan penerapan intervensi kunci. Pemodelan untuk menuju eliminasi
tuberkulosis tahun 2030 menggambarkan lima intervensi kunci sebagai berikut:
i. Pengelolaan tuberkulosis laten, dengan target cakupan terapi pencegahan
hingga 80% pada seluruh individual dengan infeksi laten pada tahun 2030;
ii. Skrining pada kelompok-kelompok dengan risiko tinggi tuberkulosis dan
memperluas jangkauan layanan pada orang-orang dengan tuberkulosis di
masyarakat yang selama ini tidak terdeteksi;
iii. Mencapai cakupan diagnosis terkonfirmasi bakteriologis yang tinggi pada
terduga tuberkulosis pada tahun 2030,
iv. Ekspansi diagnosis bakteriologis dengan penggunaan tes cepat molekuler
(TCM) hingga 80% pada seluruh terduga tuberkulosis pada tahun 2030;
v. Meningkatkan investasi sumber daya untuk memperkuat layanan
tuberkulosis sehingga dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan
tuberkulosis sensitif dan resistan obat.

Dengan penerapan intervensi kunci tersebut maka diperkirakan terjadi


pengurangan insidensi tuberkulosis sebesar 73% pada tahun 2030 dibandingkan
dengan tahun 2017 ().

Gambar 1. Proyeksi penurunan insidensi TBC tahun 2030 menurut pemodelan

TIME Impact

Keterangan: Gambar di sebelah kanan menunjukkan kesenjangan antara


insiden yang diproyeksikan dengan target eliminasi tuberkulosis pada tahun
2030
Sejalan dengan pemodelan tersebut, maka intervensi-intervensi yang
termasuk dalam dokumen Strategi Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia
tahun 2020-2024 akan dipotimasi menggunakan pemodelan TIME yang
berdasarkan situasi kondisi dan sumber daya yang tersedia terkini. Ada 5 kondisi
prasyarat sebagai basis pemodelan TIME untuk Strategi Penanggulangan TBC di
Indonesia 2020-2024 yaitu:
i. Cakupan kasus TBC yang terkonfirmasi bakteriologis dengan TCM tercapai
hingga 75% pada tahun 2024;
ii. Cakupan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) hingga 68% pada
semua kontak serumah kasus TBC;
iii. Penemuan kasus TBC secara aktif pada kelompok penduduk risiko tinggi; dan
iv. Tersedianya sumber daya yang dialokasikan untuk penguatan layanan TBC
hingga kabupaten/kota melalui advokasi kepada pemerintah kabupaten/kota
seperti yang tercantum dalam Standar Pelayanan Minimum (SPM).
Pada tahun 2021, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Talang Jawa 7.656 penduduk laki laki dan 7.263 penduduk perempuan, dari
jumlah tersebut target suspek sebanyak 213 orang dan TB BTA Positif 49 orang.
Penemuan TB paru BTA Positif selama tahun 2018 sebanyak 106 orang atau
sebesar 42 %. Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut :
1. Penemuan suspek belum mencapai target berdasarkan data estimasi dari
Dinas Kesehatan
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB paru
3. Penemuan penderita BTA positif belum mencapai target.

III. Tujuan

1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian dengan cara
memutuskan mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus :
- Tercapainya angka kesembuhan 100% dari semua penderita baru BTA
positif yang ditemukan
- Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap

IV. Rencana Kegiatan

Upaya untuk menyukseskan Program DOTS di Puskesmas Rawat Inap


Talang Jawa, direncanakan akan diadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Survey Kontak pasien TB Paru
2. Pengamatan dan pelacakan penderita TB paru yang mangkir
3. Pemeriksaan spesimen dahak dari setiap suspek
4. Penyuluhan kepada masyarakat melalui nilai lokakarya dan posyandu

RENCANA KEGIATAN PROGRAM TB DI PUSKESMAS TALANG JAWA


BULAN JANUARI-DESEMBER

Penanggung
Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Rincian Kegiatan Jadwal
Jawab

Survey Memutus Mata Seluruh Sekitar - Kunjungan P2PM Setiap


kontak Rantai orang yang Lingkungan rumah Ada
pasien TB Penularan TB pernah Penderita - Edukasi Penderit
paru kontak keluarga a Baru
dengan - mengumpulkan
pasien spesimen dahak

Pengamat Mencegah Seluruh Wilayah - Memeriksa P2PM Setiap


an dan pasien tb paru pasien tb kerja jadwal satu
pelacakan putus obat paru yang puskesmas kunjungan bulan
penderita talang jawa pasien tb sekali
tb paru - Kunjungan
yang rumah
mangkir

periksaan Penemuan Dini Kontak Sekitar Mengumpulkan P2PM Setiap


spesimen Kasus TB Serumah Lingkungan spesimen dahak satu
dahak dari Tetangga, Penderita Mendata bulan
setiap Sekolah dan spesimen dahak sekali
suspek Tempat Kerja

V. Evaluasi Pelaksanaan

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai


keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan
terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan
perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program,
pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan
petugas pelaksana maupun dengan masyarakat. Evaluasi berguna untuk menilai
sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan. Evaluasi dilakukan satu
periode waktu tertenu dan biasanya setiap 6 bulan hingga 1 tahun.

VI. Pencatatan dan Pelaporan

Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi


kemajuan pasien dan hasil pengobatan. Sistem pencatatan dan peaporan terdiri dari
:
- Daftar laboratorium yang berisi catatan dari semua pasien yang
diperiksa sputumnya
- Kartu pengobatan pasien yang sering penggunaan obat
- Pemeriksaan sputum lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai