Anda di halaman 1dari 5

DINAS KESEHATAN KABUPATEN AGAM

UPTD PUSKESMAS PASAR AHAD


Jln. Raya Maninjau Lubuk Basung Nagari Duo Koto Kec. Tanjung Raya
Telp.0752-8102028 Kode Pos 26471 Email:puskesmas.psa@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TUBERCULOSIS PARU

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai
dengan azas desentralisasi dalam kerangka otonomi
dengan Kabupaten/kota sebagai titik berat manajemen
program, yang meliputi : perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan
sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Pengendalian TB dilaksanakan dengan
menggunakan strategi DOTS sebagai kerangka dasar dan
memperhatikan strategi global untuk mengendalikan TB
(Global Stop TB Strategy). Penguatan kebijakan ditujukan
untuk meningkatkan komitmen daerah terhadap program
pengendalian TB. Penguatan pengendalian TB dan
pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu
pelayanan, kemudahan akses untuk penemuan dan
pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya TB resistan obat.
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia
telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada
tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3
juta kematian akibat TB di seluruh dunia. Diperkirakan
95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB di dunia,
terjadi pada negara negara berkembang. Demikian juga,
kematian wanita akibat TB lebih banyak dari pada
kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas. Sekitar
75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif
secara ekonomis (15 – 50 tahun). Diperkirakan seorang
pasien TB dewasa, akan kehilangan rata rata waktu kerja 3
sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20% – 30%.
Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara sosial bahkan dikucilkan
oleh masyarakat.
Penemuan dan pengobatan dalam rangka
pengendalian TB dilaksanakan oleh seluruh Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), meliputi : Puskesmas,
Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru
(RSP), Klinik Pengobatan serta Dokter Praktek Mandiri
(DPM). Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan
di FKTP. Pengobatan TB dengan tingkat kesulitan yang
tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan dilakukan di
FKRTL dengan mekanisme rujuk balik apabila faktor
penyulit telah dapat ditangani.
Pengendalian TB dilaksanakan melalui penggalangan
kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non
pemerintah, swasta dan masyaraka. Peningkatan
kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan
ditujukan untuk peningkatan mutu dan akses layanan.
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk pengendalian TB
diberikan secara cuma-cuma dan dikelola dengan
manajemen logistk yang efektif demi menjamin
ketersediaannya.
B. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum :
Meningkatkan cakupan temuan dan deteksi dini pasien TBC
dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Tujuan Khusus :
1. Memberikan pelayanan Pasien suspek TBC
2. Memberikan pelayanan Pemeriksaan Laboratorium TBC
3. Memberikan pelayanan Diagnosis TBC

II. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

A. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan dilakukan diluar gedung maupun


di dalam gedung. Kegiatan diluar gedung dilakukan pada saat
kunjungan rumah atau pun penemuan pemeriksaan luar
gedung seperti Posyandu Balita ataupun kegiatan lainnya,
misalnya rujukan dalam gedung dilakukan di ruang periksa
umum oleh dokter yang dilanjutkan untuk pemeriksaan
laboratorium.

B. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


1 Penjaringan Suspek di Poli Umum
2 Pemeriksaan laboratorium
3 Pemeriksaan dan diagnosis
4 Rujukan Bila ada Kasus
5 pemeriksaan kontak serumah Bila ada Kasus
6 Penjaringan suspek ke lapangan
7 Penyuluhan ke Jorong
8 Pemantauan Minum Obat
9 Pelacakan Tb Mangkir bila ada kasus

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan pada
Rapat koordinasi Puskesmas membuat laporannya kepada
kepala puskesmas. Evaluasi setiap 3 bulan sekali oleh kordinator
TBC Dinas Kesehatan Kabupaten dan membuat laporannya
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten dengan menggunakan SITT
Komputerise. Apabila ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama dengan kordinator
P2P dan pelaksana kegiatan Program P2 TBC harus mencari
penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

C. SASARAN

Sasaran kegiatan ini adalah :

1. Pasien dengan tanda dan gejala batuk lama lebih dari 2


minggu tidak sembuh – sembuh atau pasien suspek TBC.

2. Pasien rujukan puskesmas pembantu/ polindes maupun


dari Posyandu

D. MEDIA DAN ALAT

Pot Sputum, Formulir TB 04, TB 05 dan TB 06

E. SUMBER DANA

Sumber dana berasal dari anggaran dana Puskesmas.

III. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
1. Kerangka acuan kegiatan SOP Pemeriksaan dan deteksi dini
Pasien suspek TBC Bukti Pelaksanaan kegiatan berupa
format laporan TB 04, TB 05 dan TB 06.
2. Pelaporan kegiatan ini dilakukan setiap bulan saat rapat
koordinasi Bulanan Puskesmas
3. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan laporan 3 bulanan
dan evaluasi 3 bulanan dengan menggunakan aplikasi SITB.

Mengetahui : Pasar Ahad, 3 Januari 2022


Kepala UPTD Puskesmas Penanggung Jawab Program TB

Anda mungkin juga menyukai