Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGAWASAN MINUM OBAT (PMO) TB PARU

A. PENDAHULUAN

Penyakit TB merupakan penyakit infeksi yang sudah sangat lama dikenal manusia, setua
peradaban manusia. Pada awal penemuan obat anti tuberculosis (OAT), timbul harapan
penyakit ini akan dapat ditanggulangi. Namun dengan perjalanan waktu, terbukti penyakit ini
tetap menjadi masalah kesehatan yang sangat serius, baik dari aspek gangguan tumbuh
kembang, morbiditas, mortalitas dan kecacatan. Dengan meluasnya kasus HIV – Aids,
tuberculosis mengalami peningkatan bermakna secara global. Indonesia menduduki peringkat
ketiga dunia dalam jumlah total pasien TBC setelah Cina dan India. Namun dari porposi jumlah
pasien dibanding jumlah penduduk, Indonesia menduduki peringkat pertama. Tbc anak yang
tidak diobati secara tepat akan menjadi sumber penularan infeksi TBC pada saat dewasa.
Penderita dengan BTA Positif merupakan sumber penularan yang paling infeksius

Salah satu permasalahan dalam penanggulangan TB adalah pengobatan yang tidak teratur
dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu yang diduga telah menimbulkan kekebalan
ganda kuman TB terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) atau Multi Drug Resistance (MDR).
TB bukan hanya masalah bagi penderita tetapi juga masalah bagi masyarakat khusus nya
keluarga. Kunci utama keberhasilan pengobatan TB adalah keyakinan bahwa penderita TB
meminum semua obatnya sesuai dengan yang ditetapkan dan tidak lalai atau putus berobat. Hal
tersebut bisa dipastikan bila ada orang yang mengawasi atau memantau penderita TB pada saat
minum obat. Sesuai dengan nama strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
yang artinya pemberian obat dilakukan secara jangka pendek di bawah pengawasan langsung
yaitu oleh seorang pengawas minum obat (PMO). Pada pasien yang dirawat di RS yang
bertindak sebagai PMO berasal dari petugas kesehatan. Pada pasien rawat jalan, yang bertindak
sebagai PMO bisa berasal keluarganya yang tinggal serumah dengan penderita TB seperti:
suami/istri, orang tua, anak, saudara dan lain-lain. Apabila penderita TB tinggal sendirian, yang
menjadi kader PMO dapat berasal dari saudara, tetangga, ketua RT, TOMA dan TOGA.

B. LATAR BELAKANG

Program penanggulangan penyakit TBC adalah program prioritas pemerintah bekerjasama


dengan Global Fund (GF) yang merupakan suatu organisasi asing yang bergerak dalam
bidang kesehatan khususnya penanggulangan penyakit TBC di dunia. Menurut WHO
Indonesia merupakan penyumbang penderita TBC terbesar ke tiga di dunia, dimana program
penanggulangan penyakit TBC sudah dilaksanakan bertahun- tahun namun belum tuntas
juga, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor baik dari pemerintah, petugas kesehatan,
masyarakat dan lingkungan.
Karena tingginya kasus TBC di Indonesia, penting untuk mengetahui penyebab TBC
dan factor apa saja yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini. Tujuannya
adalah agar Anda bisa melakukan upaya pencegahan TBC secara lebih optimal .Selain itu
juga dilakukan pelacakan kasus TBC melalu investigasi kontak. Investigasi kontak bertujuan
untuk menemukan pasien TBC dan TBC laten. Pasien TBC laten adalah pasien TBC yang
tidak/ belum menunjuk kan
gejala., oleh karenanya, harus segera diberikan penanganan yang tepat dan sesuai standar.
Langkah ini dilakukann untuk (1) mencegah terlambatnya penemuan kasus, (2) mencegah
penularan pada kontak yang sehat melalui penyuluhan hidup bersih dan sehat, (3)
memberikan pengobatan pencegahan pada anak dia bawah 5 tahun dan (4) yang paling
utama adalah investigasi kontak ini akan dapat memutus rantai penularan TBC di
masyarakat.

C. TATA NILAI PUSKESMAS BATANGHARI


Dalam pelaksanaan kegiatan Pembinaan UKBM Lansia selalu berpedoman pada tata nilai
Puskesma“BA-TANG-HA-R-I”
Baik pelayanannya
Mengandung makna bahwa : Dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan baik yakni
dilakukan sesuai SOP yang berlaku.
Tanggap petugasnya
Mengandung makna bahwa : Petugas Segera melayani pelanggan dengan tepat waktu
Harmonis hubungannya
Mengandung makna bahwa : Menjaga hubungan yang harmonis baik dengan sesama pegawai
maupun dengan masyarakat.
Ramah pegawainya
Mengandung makna bahwa :Pegawai Puskesmas Batanghari melayanai dengan senyum dan
menjaga sikap dan tutur kata kepada pelanggan dan masyarakat.
Indah lingkungannya.
Mengandung makna bahwa : Menjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan baik di
lingkungan luar gedung Puskesmas maupun didalam gedung.
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan pengobatan/ kesembuhan bagi penderita TBC.
2. Tujuan Kkusus
a. Untuk menjamin kepatuhann dan kedisiplinan pengobatan sesuai jadwal yang
ditentukan pada awal pengobatan
b. Untuk menghindari penderita dari putus berobat sebelum waktunya.
c. Untuk mengurangi kemungkinan pengobatan dan kekebalan terhadap OAT.

E. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN

1. Mendukung pelaksanaan kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO).


2. Sosialisasi peran PMO bagi penderita TB
3. Menyepakati kader aktif yang terlibat pada kegiatan Pengawasan Minum Obat (PMO)
4. Mengidentifikasi PMO dari penderita dengan BTA Positif

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Pengawas memastikan pasien meminum obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh
2. Pengawas mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar
3. Dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur,
4. Pengawas mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak
sesuai jadwal
5. Pengawas menemukan dan mengenali gejala efek samping OAT dan merujuk ke
Unit pelayanan Kesehatan
6. Petugas mengisi kartu Kontrol pengobatan pasien TB
7. Petugas memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga.

G. PERAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM,


1. Memberikan dukungan pada pelayanan kesehatan di Puskesmas.
2. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat kan pelayanan kesehatan

H. SASARAN KEGIATAN
Anggota keluarga si penderita TB yang tinggal serumah dan masyarakat di wilayah UPTD
Puskesmas Batanghari
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan TAHUN 2023


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Investigasai kontak V V V V V V V V V V V V
TBC

J. EVALUASI DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai


keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan
terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan
perbaikan. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentinga perencanaan program,
pemantauan dengan mengolah laporan, pengamatan dan wawancara dengan
petugas pelaksana maupun dengan masyarakat. Evaluasi berguna untuk menilai
sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan.

K. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Sistem pencatatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi tata laksana
pencegahan dan pengobatan penyakit TBC. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi
pelaksanaan kegiatan dibuat oleh penanggung jawab kegiatan penanggulangan
penyakit TBC secara manual dengan menggunakan format baku dan aplikasi online di
SITB (Sistem InformasiTuberculosis).

Batanghari, 2 Januari 2023


Mengetahui
PJ. UKM UPTD Rawat Inap Batanghari Penanggung Jawab Program

EVA SULISTIYANI, Amd, Keb EKO PRASANTO, S.Kep, Ners


NIP. 19780122 200701 2 005 NIP. 19710924 199101 1 001

Anda mungkin juga menyukai