Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM UKM FARMASI


PROGRAM TB PARU
UPT PUSKESMAS NGAJUM

Ditetapkan

Kepala UPT Puskesmas Ngajum Kecamatan Ngajum


Dinas Kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS NGAJUM
Jl. A.Yani No. 22 Ngajum Telepon (0341) 398100
email:puskesmasngajum@gmail.com
MALANG-65164
I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapa
tjuga mengenai organ tubuh lainya. TB disebarkan melalui droplet pernafasan transmisi
timbul akibat kontak erat dengan individu yang terinfeksi.Kontak dengan pasien yang
telah terbukt imemiliki TB dalam sputumnya memiliki resiko 25% untuk tertular TB.
Sekali batuk dapat dapat menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin
menyebarkan 4.500-1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya.
Penularan terjadi melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam
ruangan yang tidakt erkena sinar matahari dan lembab. Pengobatan TB bertujuan untuk
menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti
Tuberkulosis.
Pengobatan TB Paru membutuhkan waktu 6-8 bulan sehingga dimungkinkan
pasien tidak patuh dalam menelan obat. Untuk menanggulangi masalah tersebut peran
masyarakat sebagai Pengawas Menelan Obat sangatlah penting. Diharapkan dengan
peran aktif Pengawas Menelan Obat dalam pendampingan di Masyarakat akan
menurunkan angka droup out/Default dan meningkatkan kesembuhan.
Peran PMO adalah memastikan penderita menelan obat sesuai aturan,
mendampingi dan memberikan dukungan moral, mengingatkan pasien, menemukan
dan mengenali gejala efek samping obat, mengisi kartu kontrol, serta memberikan
penyuluhan. PMO diperlukan untuk menjamin keteraturan pengobatan sehingga
Penderita TB Paru sembuh, pengobatan lengkap, tidak droup out/default, dan tidak
gagal. Kegagalan pengobatan TB Paru mengakibatkan Penderita mengalami TB MDR
yaitu Penderita menjadi resisten dengan OAT. Pengobatan TB MDR membutuhkan
waktu yang lebih lama dan biaya yang cukup besar. Untuk mencegah terjadinya
kegagalan pengobatan Penderita memerlukan pengawasan langsung dalam menelan
Obat yang dilakukan oleh PMO.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia. Di
beberapa negara telah terjadi penurunan angka kesakitan dan kematiannya. Angka
kematian berkisar dari kurang 5- 100 kematian per 100.000 penduduk pertahun. Angka
kesakitan dan kematian meningkat menurut umur. Di Amerika Serikat pada tahun 1974
di laporkan angka insiden sebesr 14,2 per 100.000 penduduk. Penyakit tuberculosis
merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi di jumpai di India
sebanyak 1,5 juta orang, urutan ke dua di jumpai di China yang mencapai 2 juta orang
dan di Indonesia menduduki urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang di kenal dengan nama Mycobakterium tuberculosis. Penularan
penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
tuberculosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah berterbangan di
udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru nya. Yang
kemudian penyebabkan penyakit uberculosis paru.
Untuk kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan juga perlu di awasi
oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah. Yang setiap saat dapat
mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus tidak sampai
enam bulan, penderita sewaktu-waktu akan kembali penyakitnya dan kuman
tuberculosis menjadi resisten sehingga membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya.
Penyakit tuberculosis ini di jumpai di semua bagian penjuru dunia.
Penyakit TB merupakan penyakit yang berdampak multi dimensional, karena itu
penanganannya harus melibatkan semua lapisan masyarakat, siapapun dia tidak
mengenal status yang ia miliki. Kinerja penanggulangan TB di Indonesia selama 5
tahun terakhir menunjukan hasil yang memadai sehingga pada tahun 2006 telah di
capai 76% penemuan kasus dan angka kesembuhan 86%. Sedangkan target global
adalah 70% penemuan kasus dan 85% angka kesembuhan.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegah
berjangkitnya penyakit, menurunkan angka kematian dan sedapat mungkin
menghilangkan angka kesakitan serta akibat buruk dari penyakit menular. Untuk
mencapai tujuan tersebut perlu di selenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, melalui
peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan penderita. Belum kita bisa
menurunkan dapat di capai angka CDR Nasional, saat ini sudah ada penderita TB
MDR dimana pasien TB sudah kebal terhadap obat TB yang ada saat ini. Pengobatan
berlangsung cukup lama yaitu setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya di
evaluasi oleh dokter apakah perlu dilanjutkan atau berhenti, karena pengobatan yang
cukup lama sering kali membuat pasien putus berobat atau menjalani pengobatan nya
secara tidak teratur, kedua hal ini fatal yaitu pengobatannya tidak berhasil dan kuman
menjadi kebal disebut MDR (multi drugs resistance), kasus ini memerlukan biaya
berlipat dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga di harapkan pasien disiplin
dalam berobat setiap waktu demi pengentasan tuberculosis di Indonesia.
Tuberculosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi tantangan global. Indonesia merupakan negara pertama diantara negara-negara
dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang berhasil mencapai target
Global untuk TB pada tahun 2006 yaitu 70% penemuan kasus baru TB BTA positif dan
85% kesembuhan. Saat ini peringkat Indonesia telah turun dari peringkat ketiga
menjadi peringkat ke lima diantara negara dengan beban TB tertinggi di dunia.
Meskipun demikian, berbagai tantangan baru yang perlu menjadi perhatian yaitu
TB/HIV, TB/MDR, TB pada anak dan masyarakat rentan lainnya. Hal ini memacu
pengendalian TB nasional telah melakukan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi dan
inovasi program.
Pada tahun 2022 jumlah penduduk di wilayah kerja UPT PUSKESMAS
NGAJUM 52.135 jiwa dari jumlah tersebut diperkirakan suspek sebanyak 535 orang.
Namun yang terjaring sebagai suspek dari januari sampai mei 2022 sebanyak 45 orang
dan dengan hasil pemeriksaan TB BTA Positif sebanyak 7 orang. Berdasarkan data
tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut:
1. Penemuan penderita TB belum mencapai target berdasarkan data estimasi;
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam
memeriksakan kesehatannya;
3. Penjaringan suspek TB di poli umum, poli lansia dan poli anak masih kurang.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Menurunkan Angka Kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan mata
rantai penularan sehingga penyakit TB Paru tidak lagi merupakan masalah kesehatan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya Angka Kesembuhan minimal 90% dari semua penderita baru BTA
Positif yang ditemukan;
b. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat
mencapai 100% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif;
c. Mengurangi pasien TB mangkir.

IV. RENCANA KEGIATAN


Upaya untuk mensuskseskan program DOTS di UPT PUSKESMAS NGAJUM
direncanakan akan diadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Penyuluhan tentang TB Paru di masyarakat dan memberikan leaflet TB Paru di
masyarakat;
2. Penyegaran Kader TB;
3. Melakukan Kunjungan Rumah Pada Penderita TB Paru atau follow up pengobatan
atau tata laksana TB Paru.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Upaya untuk mensuskseskan program DOTS di UPT PUSKESMAS NGAJUM maka
diadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat, dengan Gema Cermat;
2. Pelatihan dan Edukasi tentang penyakit TB Paru dan pemahaman tatalaksana cara
minum obat TB Paru;
3. Pemberdayaan keluarga pasien, pemberian motivasi pada pasien TB Paru agar tidak
putus obat dan pemeriksaan kontak serumah.

VI. SASARAN
Pasien TB Paru, kader TB dan seluruh masyarakat yang ada di wilayah
Kecamatan Ngajum.

VII. JADWAL KEGIATAN


Jadwal kegiatan dapat dilihat pada lampiran Tabel 1.
VIII. BIAYA PELAKSANAAN
Biaya pelaksanaan kegitan dibebankan pada anggaran DAK Non Fisik/BOK UPT
PUSKESMAS NGAJUM Tahun 2023 dengan rincian biaya dapat dilihat pada
Lampiran Tabel 2.

IX. PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan kegiatan mengacu pada kaidah tata naskah yang ada di
UPT PUSKESMAS NGAJUM dengan menyertakan hasil capaian kegiatan sebagai
indikator keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan.

X. MONITORING, PENCATATAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN


KEGIATAN
Proses monitoring, pencatatan dan evaluasi kegiatan merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan kegiatan program yang telah
dilakukan. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk dapat
segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program
pemantauan dengan mengolah laporan pengamatan. Dari hasil ini juga dapat
dimanfaatkan guna pembuatan perencanaan kegiatan di tahun-tahun berikutnya.

Penanggung Jawab Program TB Paru


Lampiran 1. Tabel Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan

No Nama Kegiatan Waktu Pelaksanaan Pelaksana


Penyuluhan tentang TB Paru di 4 Januari 2023 Petugas Farmasi
1
masyarakat
Memberikan leaflet TB Paru di 2 Februari 2023 Petugas Farmasi
2
masyarakat
Melakukan kunjungan rumah penderita 10 Februari 2023 Petugas Farmasi
3 TB Paru (follow up pengobatan/tata
laksana)
4 Penyegaran Kader TB 22 Maret 2023 Petugas Farmasi
Penyuluhan tentang TB Paru di 5 April 2023 Petugas Farmasi
5
masyarakat
Melakukan kunjungan rumah penderita 10 Mei 2023 Petugas Farmasi
6 TB Paru (follow up pengobatan/tata
laksana)
Melakukan kunjungan rumah penderita 12 Juli 2023 Petugas Farmasi
7 TB Paru (follow up pengobatan/tata
laksana)
Penyuluhan tentang TB Paru di 2 Agustus 2023 Petugas Farmasi
8
masyarakat
9 Penyegaran Kader TB 23 Agustus 2023 Petugas Farmasi
Melakukan kunjungan rumah penderita 11 Oktober 2023 Petugas Farmasi
10 TB Paru (follow up pengobatan/tata
laksana)
Penyuluhan tentang TB Paru di 2 Desember 2023 Petugas Farmasi
11
masyarakat
Lampiran 2. Tabel Rincian Biaya Kegiatan
Tabel 2. Rincian Biaya Kegiatan

Jumlah Total Harga Satuan Jumlah Harga per Kebutuhan


No Nama Kegiatan
Sasaran Volume Komponen Komponen Jumlah Anggaran

Penyuluhan tentang TB Paru di


1 400 400 Rp 10.000 Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masyarakat
Orang
Memberikan leaflet TB Paru di 1000
2 1000 Rp 1.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
masyarakat Orang

3 Penyegaran Kader TB 20 Orang 40 Rp 20.000 Rp 800.000 Rp 800.000

Melakukan kunjungan rumah


4 penderita TB Paru (follow up 20 Orang 20 Rp 25.000 Rp 500.000 Rp 500.000
pengobatan/tata laksana)
TOTAL Rp. 6.300.000

Anda mungkin juga menyukai