Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN ADVOKASI/ SOSIALISASI LINTAS SEKTOR( LS)

TERKAIT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT


(ADVOKASI PEMBENTUKAN KADER TB) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUNGAI PARIT
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mycobacterium tuberculosis. TB merupakan penyakit infeksi yang menyerang golongan
penduduk sosial ekonomi rendah dan golongan usia produktif yang paling umum menyerang
organ paru-paru. Selain menyerang paru-paru bakteri ini dapat menyerang organ lainnya seperti
tulang, kelenjar limfoid, lapisan meningen dan organ tubuh lainnya. Hal ini ditularkan dari orang
ke orang melalui droplet yang berasal dari tenggorokan dan paru-paru dari penderita TB.
Menurut data World Health Organization (WHO) Global Tuberculosis Report 2014
diperkirakan 9 juta orang menderita TB (sekitar 64% diantaranya TB kasus baru) dan 1,5 juta
diantaranya meninggal dunia pada tahun 2013. Penyakit TB ini sudah menjadi masalah terutama
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit Tuberculosis pada tahun 2014
menduduki peringkat kedua penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi setelah Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dimana pada tahun 2000-2013 diperkirakan 37 juta jiwa
diselamatkan melalui diagnosis yg efektif dan talaksana yang baik. Dinas Kesehatan (Dinkes)
Provinsi Riau menyatakan bahwa Case Detection Rate (CDR) TB Paru pada tahun 2013 adalah
35,7% dari 5.648.523 jiwa penduduk.
Pada saat ini, ancaman penyakit TB masih merupakan penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian pada masyarakat sehingga penyakit TB tersebut belum dapat
dituntaskan secara tuntas (unfinishing commmunicabel deseases).  Untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dan mewujudkan  kesejahteraan rakyat (welfare
state) melalui strategy  Milinium Development Goals (MDG’s) yang pencapaiannya melalui
upaya akselerasi dan  keterpaduan dari semua asfek yang terkait. TB adalah  salah satu indikator
keberhasilan MDG’s yang harus dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
menjadi setengah tahun  2015.

B. LATAR BELAKANG
TB di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan
strategi khusus dalam pengendaliannya. Selain dari upaya pengendalian yang telah disebutkan
tadi di Indonesia upaya pengendalian tuberkulosis juga dapat dilakukan dengan melakukan
pembentukan kelompok pendukung tuberculosis yang bersumber dari masyarakat. Kelompok
pendukung ini nantinya akan berperan dalam memberikan dukungan kepada kelompok penderita
TB dan keluarga agar patuh menjalani pengobatan dan melakukan pencegahan penularan TB.
Permasalahan penemuan suspect penderita TB ini disebabkan pengetahuan pemahaman
masyarakat masih rendah, kurangnya sarana pendukung, kondisi lingkungan yang tidak
mendukung, tenaga kesehatan yang  melaksanakan sesuai dengan SOP, kurangnya dukungan
masyarakat dan keluaga serta Belum terpadunya sektoral terkait untuk berkomitmen dalam
upaya pencegahan penyakit TB. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tindakan
penanggulangan TB dapat dilakukan oleh Kader TB yang berperan sebagai Pengawas Minum
Obat (PMO) dengan cara mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan, memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien
untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota
keluarga pasien TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan.
Kader ini adalah perpanjangan tangan dari puskesmas atau Dinas Kesehatan kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. Kader dianggap sebagai rujukan dalam penanganan berbagai
masalah kesehatan termasuk penyakit TB. 5,17 Dari JOM FK Vol. 4 No.2 Oktober 2017 3
penelitian yang dilakukan di Kabupaten Buleleng tindakan kader kesehatan dalam pengendalian
kasus tuberkulosis masih sangat rendah yang dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, sikap, dan
motivasi.
Sehingga salah satu strategi yang dilakukan UPTD Puskesmas Sungai Parit melalui program
P2P Tuberculosis dalam upaya pengendalian penyakit TB paru adalah dengan kegiatan advokasi
kepada lintas sektor khususnya desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sungai Parit. Dimana
Advokasi adalah upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak yang terjait (Tokoh masyarakat baik formal maupun informal).

C. TUJUAN
Umum :
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk dapat menggerakkan masyarakat agar tercapai
penemuan kasus TB.
Khusus :
Menjaring orang terduga TB dengan dukungan msyarakat.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
 Melakukan advokasi kepada Kepala Desa mengenai pembentukan Kader TB di desa
wilayah kerja puskesmas agar tercapai penurunan angka kejadian Tuberkulosis Paru
2. Rincian Kegiatan
 Melakukan edukasi mengenai Kader TB dan kriteria Kader TB terhadap Kepala Desa di
wilayah UPTD Puskesmas Sungai Parit
E. CARA PELAKSANAAN :
Pelaksanaan kegiatan advokasi ini dilakukan dengan cara temu wicara/ tatap muka untuk
mendapatkan komitmen bersama saling membantu untuk menjaring terduga TB serta pemilihan
kader TB.

F. SASARAN PROGRAM
Sasaran adalah kegiatan ini adalah Kepala Desa dan perangkat desa.

G. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan advokasi terkait pencegahan dan pengendalian penyakit (Advokasi
Pembentukan Kader TB) ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2022.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan program dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan dan
tindakan yang ditentukan dengan pelaporan hasil kegiatan yang di capai

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI


1. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan
2. Dokumentasi penunjang

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

SULIA OKPITA, Amd.Kep

Anda mungkin juga menyukai