Anda di halaman 1dari 23

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

DINAS KESEHATAN
UOBF PUSKESMAS SUKOREJO
Jl. Raya No. 3 SukorejoPasuruan Kode Pos 67161
Telp : (0343)611665, 0343 6752075email :
puskesmas.sukorejo@gmail.com

KERANGKA ACUANKERJA PELAYANAN TBC MASA PANDEMI COVID-19


DI UOBF PUSKESMAS SUKOREJO
Nomor : KAP/…./…./….

I. PENDAHULUAN
Ketika dunia bersatuuntukmengatasipandemi COVID-19,
sangatpentinguntukmemastikanbahwapenyediaanlayanan dan
sistemoperasionaluntukmengatasipermasalahankesehatan yang lain
tetapberjalansecaraberkesinambungan demimelindungikehidupan orang dengan
TB dan kondisikesehatanlainnya. Pemerintahsudahmenetapkan status
DaruratBencanaWabah COVID-19 di Indonesia.
DengandemikianLayanankesehatan, termasuk Program Nasional
untukpenanggulangan TB,perlusecaraaktif, efektif dan
cepatterlibatdalamupayapenanggulangan COVID-
19sertamemastikanbahwalayanan TB tetapberjalan.

II. LATAR BELAKANG


Orang yang menderita COVID-19 dan TB dapatmenunjukkangejala yang
samasepertibatuk, demam dan kesulitanbernafas.
Keduapenyakitinimenyerangterutamaparuparudan
keduaagenbiologistersebutmenularmelaluikontakerat.
Pengalaman dan pemahamantentanginfeksi COVID-19 pada pasien TB
masihterbatas,namunperludilakukanlangkahantisipasiterhadap orang yang
menderita TB danCOVID-19 yang mungkinakanmemiliki prognosis
hasilpengobatan yang lebihburuk,terutamajikaterjadiputuspengobatan TB.Pasien
TB harusmelakukantindakanpencegahanseperti yang disarankan oleh
tenagakesehatan agar terlindungidari COVID-19

1
sertatetapmelanjutkanpengobatan TBsesuaianjuran. Setiappasien TB
akanmendapatkan masker bedah yang
harusdikenakansaatpasienkontrolpengobatanmaupunmelakukanaktivitaskeluarru
mahyang sangatpenting. Pasien TB sangatdisarankanuntukmembatasiaktivitas di
luarrumahuntukmenghindarikemungkinanterpajan virus SARS Cov-2 penyebab
COVID-19.Upayaharusdilakukan oleh pasien TB dan
tenagakesehatanuntukmengurangikemungkinanpenularan TB dan COVID-19 di
pusattempat orang berkumpul dan difasilitaspelayanankesehatan,
sesuaiPedoman Kementerian Kesehatan danrekomendasi WHO. Meskipun mode
penularankeduapenyakittersebutberbeda,namuntindakanperlindunganadministrati
f dan pengendalianlingkungan yang berlakuuntukkeduanyaadalahsama
(misalnya: pencegahan dan pengendalianinfeksidasar,etiketbatuk, pemisahan
orang yang didugaterkenadampakpenyakit).
Proses antriandalampelayanan TB
harusdihindarkanataudiminimalisirdenganmelakukanbeberapahal yang
memungkinkanterutama di tempat-
tempatpasienmengumpulsepertiloketpendaftaran,
antrianpemeriksaanlaboratoriumpenunjang dan pengambilanobat difarmasi

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum : Pelayanan TBC tetapberjalanmeskipundalam masa PANDEMI
COVID-19
2. TujuanKhusus :
1) Meningkatan akses layanan TBC yang bermutu
2) Mengendalikan faktor risiko
3) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penanggulanganTBC

IV. Peran Pihak-Pihak Terkait


Lintas Program : 1 Petugas TBC Puskesmassebagaikoordinatorkegiatan,
pelaporan, evuluasi dan monitoring
2 PetugasPromkes/ keslingPuskesmassebagaimitrapetugas
TBC dan narasumberdalampenyuluhan dan kegiatan yang
melibatkanperansertamasyarakat.
3 Pembina Desa (Bidandesa, perawatponkesdes)

2
terlibatdalammenyampaikan program penanggulangan
TBC melaluikegiatan di desa (Posyandubalita,
PosyanduLansia, Skreening dan seterusnya),
advokasidenganlintassektor di desa.
4 Jurimpuskesmasterlibatdalampemberiankekebalanterhada
p TBC melaluiimunisasi BCG
Lintas sektor :
1 Kader TBC bertugasmembantuinvestigasikontakkasus
TBC atauterduga TBC di desa, sebagai PMO pengobatan
TBC, membantudalampromosi, penemuankasus, dan
dukunganpengobatan TBC, Mendampingi orang terduga
TB untukmemeriksakandirikefasilitaslayanankesehatan
2 Klinik, dan DokterPraktik Mandiri (DPM) serta Fasilitas
Kesehatan RujukanTingkat Lanjut (FKRTL) yang meliputi:
Rumah SakitPemerintah, non pemerintah dan Swasta,
Rumah Sakit Paru(RSP), Balai Besar/Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (B/BKPM) membantu penanggulangan
TBC sesuai program dalam penemuan dan pengobatan
TBC
3 Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama berperan
Sebagai panutan untuk tidak menciptakan stigma dan
diskriminasi terkait TBC, Membantu menyebarluaskan
informasi tentang TBC dan PHBS, Mendorong pasien TB
untuk menjalankan pengobatan secaratuntas, Mendorong
masyarakat agar segera memeriksakan diri kelayanan TB
yang berkualitas
4 Pembuat kebijakan publik (Dinkeskab, dinkesprov/pusat
dst) yang menerbitkan peraturanperundang-undangan
dibidang kesehatan dan bidang lain yangterkait serta
mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakansumber daya. Peran yang diharapkan
adalah:Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-
undanganuntuk mendukung penanggulangan TB dan
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan

3
lainlain)untuk meningkatkan capaian program TB.

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


KegiatanPokok RincianKegiatan
PromosikesehatanT Penyuluhan TBC di masyarakat,
BC Promosikesehatandalampenanggulangan TB
diselenggarakandengan strategi pemberdayaanmasyarakat,
advokasi dan kemitraan.
1.Pemberdayaan masyarakat: Proses pemberian informasi
tentang TB secara terus menerusserta berkesinambungan
untuk menciptakan kesadaran, kemauandan kemampuan
pasien TB, keluarga dan kelompok masyarakat.Metode
yang dilakukan adalah melalui komunikasi
efektif,demontrasi (praktek), konseling dan bimbingan yang
dilakukanbaik di dalam layanan kesehatan ataupun saat
kunjungan rumahdengan memanfaatkan media komunikasi
seperti lembar balik,leaflet, poster atau media lainnya.
2.Advokasi adalah upaya atau proses terencana
untukmemperoleh komitmen dan dukungan dari pemangku
kebijakanyang dilakukan secara persuasif, dengan
menggunakan informasiyang akurat dan tepat. Advokasi
Program penanggulangan TBadalah suatu perangkat
kegiatan yang terencana, terkoordinasidengan
tujuan:Menempatkan TB sebagai hal/perhatian utama
dalam agendapolitikmendorong komitmen politik dari
pemangku kebijakan yangditandai adanya peraturan atau
produk hukum untukprogram penanggulangan
TBmeningkatkan dan mempertahankan
kesinambunganpembiayaan dan sumber daya lainnya untuk
TBAdvokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan
prinsipkemitraan melalui forum kerjasama.
3.Kemitraan merupakan kerjasama antara
programpenanggulangan TB dengan institusi pemerintah
terkait,pemangku kepentingan, penyedia layanan,
organisasikemasyarakatan yang berdasar atas 3 prinsip
4
KegiatanPokok RincianKegiatan
yaitu kesetaraan,keterbukaan dan saling menguntungkan.
surveilans TB. Surveilans TB merupakanpemantauan dan
analisissistematisterusmenerusterhadap data dan
informasitentangkejadianpenyakit TB
ataumasalahkesehatandan kondisi yang
mempengaruhinyauntukmengarahkantindakanpenanggulang
an yang efektifdan efisien.
Diselenggarakandenganberbasisindikatorditujukanuntukmem
perolehgambaran yang
akandigunakandalamperencanaan,pelaksanaan, dan
penilaian program PenanggulanganTB.
danberbasiskejadianditujukanuntukmeningkatkankewaspada
andini dan tindakanresponterhadapterjadinyapeningkatan TB
resistanobat.
pengendalianfaktorri Pengendalianfaktorrisiko TB dilakukandengancara:
siko; a. membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;
b. membudayakan perilaku etika berbatuk;
c. peningkatan daya tahan tubuh;
d. penanganan penyakit penyerta TB; dan
e. penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TB di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas
pelayanan Kesehatan.
penemuan dan PenemuankasusTB dilakukansecaraaktif, intensif,masiv dan
penanganankasus pasif.Penemuankasus TB secaraaktifdilakukanmelalui:
TB; a. investigasi dan pemeriksaan kasus kontak;
b. skrining secara massal terutama pada kelompok rentan
dan kelompok berisiko; dan
c. skrining pada kondisi situasi khusus.
Penemuan kasus TBC secara pasif dilakukan
melaluipemeriksaan pasien yang datang ke
FasilitasPelayanan Kesehatan. Penemuan kasus TBC
ditentukan setelah dilakukanpenegakan diagnosis,
penetapan klasifikasi dan tipepasien TBC.
Penanganan kasus dalam Penanggulangan TBC dilakukan
5
KegiatanPokok RincianKegiatan
melalui kegiatan tata laksana kasus untukmemutus mata
rantai penularan dan/atau pengobatanpasien.terdiriatas:
a. pengobatan dan penangananefeksamping
diFasilitasPelayanan Kesehatan;
b. pengawasankepatuhanmenelanobat;
c. pemantauankemajuanpengobatan dan hasilpengobatan;
dan/atau
d. pelacakankasusmangkir
dilaksanakansesuaidenganpedomannasionalpelayanankedo
kterantuberkulosis dan standar
lainsesuaidenganketentuanperaturanperundangundangan.
pemberiankekebalan PemberiankekebalandalamrangkaPenanggulanganTB
;dan. dilakukanmelaluiimunisasi BCG terhadapbayi. Imunisasi BCG
pemberianobatpence dilakukandalamupayamengurangirisikotingkatkeparahan TB.
gahan Pemberianobatpencegahan TB ditujukan pada:
a. anak usia di bawah 5 (lima) tahun yang kontakerat dengan
pasien TB aktif, diberikan INH selama 6 bulan dg dosis 10
mg/kgBB
b. orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang
tidakterdiagnosa TBdiberikan INH selama 6 bulan dg dosis
10 mg/kgBB
c. populasi tertentu lainnya.
System informasi TB Sistempencatatan-pelaporan TB
secaraelektronikmenggunakanSistemInformasi TB (SITT)
yang berbasis web
dandiintegrasikandengansisteminformasikesehatansecaranas
ionaldan sisteminformasipublik yang lain.
Pencatatan di Fasilitas KesehatanFKTP
dalammelaksanakanpencatatanmenggunakanformulirbaku:
a) Daftar atau buku register terduga TB (TB.06).
b) Formulir Permohonan Pemeriksaan Bakteriologis
TB(TB.05).
c) Kartu Pengobatan Pasien TB (TB.01).

6
KegiatanPokok RincianKegiatan
d) Kartu Pengobatan Pencegahan TB (TB.01 P)
e) Kartu Identitas Pasien TB (TB.02).
f) Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03 faskes).
g) Formulir Rujukan/Pindah Pasien TB (TB.09).
h) Formulir Hasil Akhir Pengobatan Pasien TBPindahan
(TB.10).
i) Register Laboratorium TB untuk LaboratoriumFaskes
Mikroskopis dan Tes Cepat (TB.04).
j) Register Laboratorium TB Untuk Rujukan TesCepat,
Biakan Dan Uji Kepekaan (TB.04 Rujukan).
k) Formulir Triwulan Uji Silang Sediaan TB
FasilitasKesehatan Mikroskopis (TB.12 Faskes).
l) Laporan Pengembangan Ketenagaan
ProgramPenanggulangan TB Fasilitas Kesehatan
(TB.14Faskes).
m) Pelacakan Kontak Anak (TB.15).
n) Register Kontak Tuberkulosis (TB.16).

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
Promosikeseh Metode yang dilakukanadalahmelaluikomunikasiefektif,
atan TBC Ceramah Tanya jawab, demontrasi (praktek), konseling dan
bimbingan yang dilakukanbaik di
dalamlayanankesehatandenganmemanfaatkan media
komunikasisepertilembarbalik,leaflet, poster atau media lainnya
(seperti:pemasanganspanduk, umbul-umbul, poster,
billboard,dan lain-lain).Advokasi dan Kemitraanmelaluijejaring
TBC di wilayah kerjapuskesmas
surveilans TB. Dilakukanpencatatan dan pelaporan di buku bantu TB03
Puskesmas dan SITT TB, dan monitoring melaluipenghitungan
di Instrumen PKP, pencatatankasusmangkir, default, kambuh
dan resistenobat
pengendalianf Upaya yang dilakukanadalah:
aktorrisiko; 1. Pengendalian Kuman Penyebab
7
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
TBdenganMempertahankancakupanpengobatan dan
keberhasilan
pengobatantetaptinggi dan
Melakukanpenatalaksanaanpenyakitpenyerta (komorbid
TB)yang mempermudahterjangkitnya TB, misalnya
HIV,diabetes, dll.

2. Pengendalian Faktor Risiko Individudengan:


a. Membudayakan PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat,
b. makan makanan bergizi, dan tidak merokok
c. Membudayakan perilaku etika berbatuk dan cara
membuangdahak bagi pasien TB
d. Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perbaikan
kualitasnutrisi bagi populasi terdampak TB
e. Pencegahan bagi populasi rentandenganVaksinasi BCG
bagi bayi baru lahir, Pemberian profilaksis INH pada anak
di bawah limatahun, Pemberian profilaksis INH pada
ODHA selama 6 bulandan diulang setiap 3 tahun, dan
Pemberianprofilaksis INH pada
pasiendenganindikasiklinislainnyasepertisilicosis

3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).


a. Pengendliansecaramanajerial
1) Membuatkebijakanpelaksanaan PPI TB.
2) MembuatStandarProsedurOperasional (SPO)
mengenaialurpasienuntuksemuapasienbatuk,
alurpelaporandan surveilans.
3) Membuatperencanaan program PPI TB
secarakomprehensif.
4) Memastikandesain dan
persyaratanbangunansertapemeliharaannyasesuai PPI
TB.
5) Menyediakansumberdayauntukterlaksananya
8
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
programPPI TB, yaitutenaga, anggaran, sarana dan
prasaranayang dibutuhkan.
6) Monitoring dan Evaluasi.
7) Melakukankajian di unit terkaitpenularan TB.
8) Melaksanakanpromosipelibatanmasyarakat
danorganisasimasyarakatterkait PPI TB

b. Pengendliansecara administrative
Pengendaliansecaraadministratifadalahupaya yang
dilakukanuntukmencegah/
mengurangipajanankumanM.tuberkulosiskepadapetugask
esehatan, pasien, pengunjungdan
lingkungansekitarnyadenganmenyediakan,
menyebarluaskan dan
memantaupelaksanaanprosedurbakusertaalurpelayanan.
Upayainimencakup:
1) Strategi Temukanpasiensecepatnya, Pisahkansecara
2) aman, Obatisecaratepat.(Tempo)
3) Penyuluhanpasienmengenaietikabatuk.
4) Penyediaantisu dan masker bedah,
tempatpembuangantisu, masker
bedahsertapembuangandahak yangbenar.
5) Pemasangan poster, spanduk dan bahanuntuk KIE.
6) Skriningbagipetugas yang merawatpasien TB.

c. PengendlianlingkunganFasyankes
Pengendalianlingkunganfasyankesadalahupaya
peningkatan dan
pengaturanaliranudara/ventilasi(ventilasialamiah,
ventilasimekanikataucampuran)
denganmenggunakanteknologisederhanauntukmencegah
penyebarankuman dan
mengurangi/menurunkankadarpercikandahak di udara.
UpayaPenanggulangandilakukandenganmenyalurkanperci
9
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
kandahakkearahtertentu(directional airflow) dan
atauditambahdenganradiasi
ultraviolet sebagaigermisida.

d. Pemanfaatan Alat PelindungDiri


Alat pelindungdiripernafasandisebutdenganrespirator
partikulatataudisebutdengan respirator.
Respirator partikulatuntukpelayanankesehatan N95
atau FFP2 (health care particular respirator),
merupakanmasker
khususdenganefisiensitinggiuntukmelindungiseseorangdar
ipartikelberukuran< 5 mikron yang dibawamelaluiudara.
Sebelummemakai respirator ini,
petugaskesehatanperlumelakukan fit
tesuntukmengetahuiukuranyang cocok.
penemuan dan 1. Strategi penemuan kasus.
penangananka a. Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di
sus TB; fasilitaskesehatan dengan jejaring layanan TB melalui
Public-Private Mix(PPM), dan kolaborasi berupa
kegiatan TB-HIV, TB-DM (DiabetesMellitus), TB-Gizi,
Pendekatan Praktis Kesehatan paru (PAL =Practical
Approach to Lung health), ManajemenTerpadu Balita
Sakit(MTBS), Manajemen Terpadu Dewasa Sakit
(MTDS).

2. Diagnosiskasus TBC
Diagnosis TB ditetapkanberdasarkankeluhan, hasil
anamnesis, pemeriksaanklinis, pemeriksaanlabotarorium dan
pemeriksaanpenunjanglainnya.
1) Keluhan dan hasil anamnesis meliputi:
a. Keluhan yang disampaikanpasien,
sertawawancararinciberdasarkeluhanpasien.
Pemeriksaanklinisberdasarkangejala dan tanda TB yang
meliputi:Gejalautamapasien TB
10
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
paruadalahbatukberdahakselama 2 mingguataulebih.
Batukdapatdiikutidengangejalatambahanyaitudahakberca
mpurdarah, batukdarah, sesaknafas, badan lemas,
nafsumakanmenurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringatmalamharitanpakegiatanfisik,
demammerianglebihdarisatubulan. Pada pasiendengan
HIV positif, batukseringkali bukanmerupakangejala TB
yang khas, sehinggagejalabatuktidakharusselaluselama 2
mingguataulebih.
b. Gejala-gejalatersebutdiatasdapatdijumpai pula pada
penyakitparuselain TB, sepertibronkiektasis, bronchitis
kronis, asma, kankerparu, dan lain-lain.
Mengingatprevalensi TB di Indonesia saatinimasihtinggi,
makasetiap orang yang
datangkefasyankesdengangejalatersebutdiatas,
dianggapsebagaiseorangterdugapasien TB,
danperludilakukanpemeriksaandahaksecaramikroskopisla
ngsung.
c. Selaingejalatersebut, perludipertimbangkanpemeriksaan
pada orang denganfaktorrisiko,
seperti :kontakeratdenganpasien TB, tinggal di
daerahpadatpenduduk, wilayah kumuh,
daerahpengungsian, dan orang yang
bekerjadenganbahankimia yang
berrisikomenimbulkanpaparaninfeksiparu.

2) PemeriksaanLaboratorium
a. Pemeriksaanbakteriologi,
denganPemeriksaandahakmikroskopislangsungdenganm
engumpulkan 2 contoh uji dahak yang
dikumpulkanberupadahakSewaktu-Pagi (SP) dan
PemeriksaanTesCepatMolekuler (TCM) TB.
PemeriksaantescepatmolekulerdenganmetodeXpert
MTB/RIF. TCM merupakansaranauntukpenegakan
11
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
diagnosis,
namuntidakdapatdimanfaatkanuntukevaluasihasilpengoba
tan.
Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat
(Lowenstein-Jensen) dan media cair (MycobacteriaGrowth
Indicator Tube) untuk identifikasi
Mycobacteriumtuberkulosis (M.tb). Pemeriksaan tersebut
diatas dilakukan disarana laboratorium yang terpantau
mutunya.

b. Pemeriksaanpenunjanglainnya
Pemeriksaan foto toraks dan Pemeriksaan histopatologi
pada kasus yang dicurigai TBekstraparu.

c. Pemeriksaan uji kepekaanobat


Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada
tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.Uji kepekaan obat
tersebut harus dilakukan di laboratorium yang telah lulus
uji pemantapan mutu/QualityAssurance (QA), dan
mendapatkan sertifikat nasional maupuninternasional.

d. Pemeriksaanserologis,
Sampaisaatinibelumdirekomendasikan.

3. Penanganan kasus TBC Orang Dewasa


Definisikasus TB orang dewasa yang dimaksuddisiniadalah
kasus TB yang belumadaresistensi OAT.
PrinsipPengobatan TB:
Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
adalahkomponenterpentingdalampengobatan TB. Pengobatan
TB merupakansalah satuupaya paling
efisienuntukmencegahpenyebaranlebihlanjutkuman TB.

12
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
Pengobatan yang adekuatharusmemenuhiprinsip:
A. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang
tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi.
B. Diberikan dalam dosis yang tepat.
C. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh
PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai selesai
pengobatan.
D. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup,
E. terbagi dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal serta
tahaplanjutan, sebagai pengobatan yang adekuat
untukmencegah kekambuhan.

Paduan OAT yang digunakan di Indonesia


Paduan yang digunakanadalah ;
1) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR).
2) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E.
3) Kategori Anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR.
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri
dariOAT lini ke-2 yaitu Kanamisin,
Kapreomisin,Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin,
Moksifloksasin,PAS, Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid,
Delamanid danobat TB baru lainnya serta OAT lini-1, yaitu
pirazinamidand etambutol.
 Catatan
Pengobatan TB denganpaduan OAT LiniPertama yang
digunakan di Indonesia
dapatdiberikandengandosisharianmaupundosisintermiten
(diberikan 3 kali perminggu) denganmengacu pada dosisterapi
yang telahdirekomendasikan. Penyediaan OAT
dengandosishariansaatinisedangdalam proses pengadaan oleh
Program TB Nasional
Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2
13
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
disediakandalambentukpaketobatkombinasidosistetap (OAT-
KDT). Tablet
OAT KDT initerdiridarikombinasi 2 dan 4 jenisobatdalam
satu tablet. Dosisnyadisesuaikandenganberat badan
pasien.Paduan inidikemasdalam 1 (satu) paketuntuk 1
(satu)pasienuntuk 1 (satu) masa pengobatan.
Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2
disediakandalambentukpaketobatkombinasidosistetap (OAT-
KDT). TabletOAT KDT initerdiridarikombinasi 2 dan 4
jenisobatdalam
satu tablet. Dosisnyadisesuaikandenganberat badan
pasien.Paduan inidikemasdalam 1 (satu) paketuntuk 1
(satu)pasienuntuk 1 (satu) masa pengobatan.

 Pemantauan kemajuan pengobatan TB


Pemantauankemajuan dan hasilpengobatan padaorang
dewasadilaksanakandenganpemeriksaanulangdahaksecaramikr
oskopis.
Pemantauankemajuanpengobatandilakukandenganpemeriksaa
nduacontoh uji dahak (sewaktu danpagi). Hasil
daripemeriksaanmikroskopissemuapasiensebelummemulaipeng
obatanharusdicatat.Pemeriksaanulangdahakpasien TB yang
terkonfirmasibakteriologismerupakansuatucaraterpentinguntukm
enilaihasilkemajuanpengobatan. Setelah pengobatantahapawal,
tanpamemperhatikanhasilpemeriksaanulangdahakapakah
masihtetap BTA positifatausudahmenjadi BTA
negatif,pasienharusmemulaipengobatantahaplanjutan.Pemberia
n OAT sisipansudahtidakdilakukan.
Semuapasien TB baru yang tidakkonversi padaakhir 2
bulanpengobatantahapawal, tanpapemberianpaduansisipan,
pengobatandilanjutkankepaduantahaplanjutan.
Pemeriksaandahakdiulang pada akhirbulan-3 pengobatan.
Bilahasiltetap BTA positif,
pasienditetapkansebagaipasienterduga TB RO.
14
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
SemuapasienTB pengobatanulang yang
tidakkonversiakhirtahapawalditetapkan juga sebagaiterduga TB-
RO.Semuapasien TB BTA positif,
pemeriksaanulangdahakselanjutnyadilakukan pada
akhirbulanke 5pengobatan. Apabilahasilnyanegatif,
pengobatandilanjutkanhinggaseluruhdosispengobatanselesai
dandilakukanpemeriksaanulangdahakkembali pada
akhirpengobatan.
Bilamanahasilpemeriksaanmikroskopisnyapositifpasiendiangga
pgagalpengobatan dandimasukkankedalamkelompokterduga
TB-RO.
Hasil Pengobatan TBLiatTabel di bawah
 Penanganan kasus TB Pada Anak
Paduan OAT Kategori Anak
diberikandalambentukpaketberupaobatKombinasiDosisTetap
(OAT-KDT). Tablet OAT KDT initerdiridarikombinasi 3 dan 2
jenisobatdalamsatu tablet
(2HRZ/4HR )Dosisnyadisesuaikandenganberat badan pasien.
Paduan inidikemasdalamsatupaketuntuksatupasien.
pemberiankek 4. PemberianKekebalan (imunisasi) BCG
ebalan;dan. Pemberianvaksinasi BCG berdasarkan Program
pemberianobat Pengembangan Imunisasidiberikan pada bayi 0-2 bulan.
pencegahan Pemberian vaksin BCG pada bayi > 2bulan harus didahului
dengan uji tuberkulin. Petunjuk pemberianvaksinasi BCG
mengacu pada Pedoman Program Pemberian
ImunisasiKemenkes. Secara umum perlindungan vaksin
BCG efektif untukmencegah terjadinya TB berat seperti TB
milier dan TB meningitis yangsering didapatkan pada usia
muda. Vaksinasi BCG ulang tidakdirekomendasikan karena
tidak terbukti memberi perlindungantambahan.

Perhatian khusus pada pemberian vaksinasi BCG yaitu :


a) Bayi terlahir dari ibupasien TB BTA positif

15
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
Bayi yang terlahir dari ibu yang terdiagnosis TB BTA positif
pada trimester3 kehamilan berisiko tertular ibunya melalui
plasenta, cairan amnion maupun hematogen. Sedangkan
bayi yangterlahir dari ibu pasien TB BTA positif selama masa
neonatalberisiko tertular ibunya melalui percik renik. Pada
kedua kondisitersebut bayi sebaiknya dirujuk. Vaksinasi
BCG dilakukan sesuaialur tata laksana bayi yang lahir dari
ibu terduga TB atau ibusakit TB

b) Bayi terlahir dari ibu pasien infeksi HIV/AIDS


Vaksinasi BCG tidakbolehdiberikan pada bayi yangterinfeksi
HIV karenameningkatkanrisiko BCG diseminata. Didaerah
yang endemis TB/HIV, bayi yang terlahirdariibudenganHIV
positifnamuntidakmemilikigejala HIV
bolehdiberikanvaksinasi BCG. Bilapemeriksaan HIV
dapatdilakukan, makavaksinasi BCG ditundasampai status
HIVnyadiketahui. Sejumlahkecilanak-anak (1-2%)
mengalamikomplikasisetelahvaksinasi BCG. Komplikasi
paling seringtermasukabseslokal, infeksibakterisekunder,
adenitis supuratif danpembentukan keloid lokal.
Kebanyakanreaksiakansembuhselamabeberapabulan. Pada
beberapakasusdenganreaksi local
persistendipertimbangkanuntukdilakukanrujukan. Begitu
jugapada
kasusdenganimunodefisiensimungkinmemerlukanrujukan.

c) Limfadenitis BCG
Limfadenitis BCG merupakankomplikasivaksinasi BCG yang
paling sering. Definisilimfadenitis BCG
adalahpembengkakankelenjargetahbeningsatusisisetelahva
ksinasi BCG. LimfadenitisBCG dapattimbul 2 minggusampai
24 bulansetelahpenyuntikanvaksin BCG (seringtimbul 2-4
bulansetelahpenyuntikan),terdapat 2 bentuklimfadenitis
BCG, yaitusupuratif dan nonsupuratif. Tipe non
16
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
supuratifdapathilangdalambeberapaminggu.
Tipesupuratifditandaiadanyapembekakandisertaikemerahan,
edemkulit di atasnya, dan adanyafluktuasi.
Kelenjargetahbening yang terkenaantara lain supraklavikula,
servikal,dan aksila, dan biasanyahanya 1-2 kelenjar yang
membesar.
Diagnosis
ditegakkanbilaterdapatpembesarankelenjargetahbeningsisi
yang samadengantempatpenyuntikanvaksin
BCGtanpapenyebablain, tidakadademamataugejala lain
yangmenunjukkan adenitis piogenik.
Limfadinitistuberkulosissangatjarangterjadihanya di
aksilasaja. Pemeriksaansitopatologidarisediaanaspirasi
BCG
limfadenitistidakberbedadenganlimfadenitistuberkulosis.Limf
adenitis BCG non-supuratifakansembuhsendiri
dantidakmembutuhkanpengobatan. Pada limfadenitis BCG
supuratifyang
dilakukanaspirasijarummemberikankesembuhanlebih
tinggi (95% vs 68%) dan lebihcepat (6,7 vs 11,8 minggu)
darikontrol.
Eksisihanyadilakukanbilaterapiaspirasijarumgagalatau pada
limfadenitis BCG multinodular.

5. PengobatanPencegahandengan INH
pemberian pengobatan pencegahan dengan Isoniazid (PP
INH) dapatdiberikan pada ODHA yang tidak terbukti TB aktif
dan tidak adakontraindikasi terhadap INH. Dosis INH yang
diberikan adalah 300 mgper haridengandosismaksimal 600
mg per hari, ditambah Vitamin B625 mg per hariselama 6
bulan.
PP INH diberikankepadaanakumurdibawah lima tahun(balita)
yang mempunyaikontakdenganpasien TB
tetapitidakterbuktisakit TB.Dosis INH adalah 10 mg/kg
17
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
BB/hari (maksimal 300 mg/hari).
PemberianPengobatanPencegahandenganKotrimoksasol(PP
K) pada
ODHAPengobatanpencegahandengankotrimoksasolbertujua
nuntukmengurangiangkakesakitan dan kematian padaODHA
denganatautanpa TB akibat IO.
Pengobatanpencegahandengankotrimoksasolrelatifaman
dan harusdiberikansesuaidenganPedoman Nasional PDP
sertadapatdiberikan di unit DOTS atau di unit PDP.
System Sistempencatatan-pelaporan TB
informasi TB secaraelektronikmenggunakanSistemInformasi TB (SITT) yang
berbasis web. Pencatatan di Fasilitas KesehatanFKTP
dalammelaksanakanpencatatanmenggunakanformulirbaku:
a) Daftar atau buku register terduga TB (TB.06).pencatatan
setiap kejadianterdugapenyakit TB yang
diperiksalaboratorium.
b) Formulir Permohonan Pemeriksaan Bakteriologis TB(TB.05).
setiapsuspekdisertakan TB 05
c) Kartu Pengobatan Pasien TB
(TB.01).dibuatsaatadapasienygsudahmemulaipengobatanruti
n
d) Kartu Identitas Pasien TB (TB.02).diberikan pada
pasienygsudahmemulaipengobatanrutin
e) Register TB Fasilitas Kesehatan (TB.03
faskes).Untukmencatatsemuakasus TBC
ygdiobatiPuskesmas.
f) Formulir Rujukan/Pindah Pasien TB (TB.09).
g) Formulir Hasil Akhir Pengobatan Pasien TBPindahan
(TB.10).
h) Register Laboratorium TB untuk LaboratoriumFaskes
Mikroskopis dan Tes Cepat (TB.04).
i) Register Laboratorium TB Untuk Rujukan TesCepat, Biakan
Dan Uji Kepekaan (TB.04 Rujukan).
j) Formulir Triwulan Uji Silang Sediaan TB FasilitasKesehatan
18
KegiatanPokok Cara Melaksanakankegiatan
Mikroskopis (TB.12 Faskes).
k) Laporan Pengembangan Ketenagaan
ProgramPenanggulangan TB Fasilitas Kesehatan
(TB.14Faskes).
Pencatatan dan pelaporanpasien TB untukklinik
dandokterpraktikperorangandisampaikankepadaPuskesmassete
mpat.Puskesmasharusmelaporkanjumlahpasien TB di
wilayahkerjanyakepadadinaskesehatankabupaten/kotasetempat
dan disampaikansetiap 3 (tiga)bulan.

Tabel 14. Hasil PengobatanPasienTB

Hasil
pengobata Definisi
n

PasienTBparudenganhasilpemeriksaanbakteriologispositifpada
awalpengobatan yang hasilpemeriksaanbakteriologis
padaakhirpengobatanmenjadinegatif danpadasalah
Sembuh
satupemeriksaansebelumnya.

PasienTB yang
Pengobata telahmenyelesaikanpengobatansecaralengkapdimana pada salah
nlengkap satupemeriksaansebelumakhirpengobatanhasilnyanegatifnamunta
npaadabuktihasilpemeriksaanbakteriologis pada akhirpengobatan.

Pasien
yanghasilpemeriksaandahaknyatetappositifataukembalimenjadipos
itif pada bulankelimaataulebihselama masa pengobatan;
Gagal ataukapansajadalam masa
pengobatandiperolehhasillaboratoriumyang
menunjukkanadanyaresistensi OAT.
PasienTByang meninggalo l e h
Meninggal
sebabapapunsebelummemulaiatausedangdalampengobatan.

Putus
berobat PasienTByang
(loss to tidakmemulaipengobatannyaatauyangpengobatannyaterputusterus
follow-up) menerusselama2bulanataulebih.

19
Hasil
pengobata Definisi
n
PasienTByangtidakdiketahuihasilakhirpengobatannya.
Termasukdalamkriteriainiadalah ”pasienpindah (transfer out)”
Tidak di
kekabupaten/kota lain
evaluasi
dimanahasilakhirpengobatannyatidakdiketahuioleh
kabupaten/kotayang ditinggalkan.

VII. SASARAN
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran program/ kegiatan
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir tujuan
tertentu.sasaran Program ditetapkanmelaluiIndikator PKP Puskesmas dan
SPM
Indikator Kinerja DefinisiOperasional Cara perhitungan Tar Tar Su
get get mb
20 20 er
18 19 dat
a
Kasus TBC JumlahkasusTBC JumlahkasusTBC yang 80 80 TB
% %
yang ditemukan yang ditemukan, ditemukan, 01,
dan diobati diobatisecarabaku diobatisecarabaku dan TB
dan dilaporkan dilaporkandibagijumlahk 03
asus TBC yang &
ditemukan dan TB
diobatidikali 100%. 07
SIT
T
Onli
ne
Terduga TBC TerdugaTBC Jumlah orang terduga 10 10 TB
0%
yang adalah orang yang TBC yang 0% 06
mendapatkanpe mempunyaigejalaut mendapatkanpelayanan
layanan TBC amabatuk minimal TBC
sesuaistandart 2 minggu dan sesuaistandartdalamkur

20
Indikator Kinerja DefinisiOperasional Cara perhitungan Tar Tar Su
get get mb
20 20 er
18 19 dat
a
mendapatkantatala unwaktutertentudibagi
ksanasecarabaku 6x target orang dengan
(StandarPelayanan TBC yang ada di
Minimal ke 11) wilayah kerja
Angka Jumlahpasien TBC Jumlahpasien TBC 90 90 TB
%
Keberhasilanpe yang sembuh dan yang sembuh dan % 01,
ngobatankasus pengobatanlengka pengobatanlengkapdiba TB
TBC ( Success pdarisemuapasien gijumlahsemuakasus 08
Rate/SR) TBC yang diobati, TBC yang diobati, SIT
dicatat dan dicatat dan T
dilaporkan dilaporkandikali 100% onli
ne

Indikator Kinerja Target Target Target Target Target


2016 2017 2018 2019 2020
Kasus TBC yang ditemukan dan 94 113 135 162 195
diobati
Terduga TBC yang 354 445 810 975 1170
mendapatkanpelayanan TBC * target * target * target
sesuaistandart sesuai sesuai sesuai
SPM SPM SPM
Baru Baru Baru
Angka 77 85 102 122 146
Keberhasilanpengobatankasus
TBC ( Success Rate/SR)

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

21
JADWAL PELAKSANAAN PJ
N (Bulan)
KEGIATAN
O 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Promosikesehatan TBC Petugas TB,
promkes
2 surveilans TB. TB, Surveilans

3 pengendalianfaktorrisiko; TB, Pj UKP,


PjKeselamatan
Px
4 penemuan dan TB, Pj UKP,
penanganankasus TB; dokter

5 pemberiankekebalan;dan. TB, Pj UKP,


pemberianobatpencegahan Imunisasi,
dokter
6 Sisteminformasi TB TB
N Pelaksanaankegiatandiatasdilakukansetiaphari di poli TBC Puskesmas*, yaitu :
B Senin, Rabu, Jumat, sabtu :PelayananPoli TB dan laboratoriumpuskesmas
Selasa, kamis :Rapatataukunjunganlapangan (InvestigasiKontak,
Pelacakanmangkir, Penyuluhan, screening, rapatdinkesdst)**
NB
dilakukan oleh petugas TB, bilaberhalangandigantipetugas HIV atauperawat
jaga hariitu
kegiatanbersifat tentative menyesuaikan BOK, jadwalrapatdaridinkes, dan
kesepakatantimpelaksana

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


1. Penanggungjawab program P2 TB melakukan monitoring kegiatan, evaluasi
dan membuatrencanatindaklanjutdarisetiapkegiatan yang
dilaksanakan;kegiatanberupapenyuluhandilakukantiap 4 – 12 kali
setahunsesuai RPK Puskesmas, pencatatan dan pelaporan SITT TB
dilakukanValidasidenganDinkeskabupatensetiap 3 bulansekali
2. Hasil kegiatanPenyuluhandilaporkanberupaAbsensi, laporanhasil,
dokumentasi, notulensikepadaKepalaPuskesmasSukorejo dan disampaikan
22
pada rapatpraminlok, minlokbulananpuskesmassertarapat Lintas Sektoral
yang dilakukan 3 bulansekali.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Semuahasilkegiatandicatat dan dilaporkan oleh penanggungjawab program
P2 TB melaluilaporandalam SITT TB offline maupun online, denganvalidasi 3
bulansekali dan 1 tahunsekalikepadakepalapuskemas dan
dinaskesehataankabupatenpasuruan
2. Hasil darisetiapkegiatan yang
dilaksanakandilaporkankepadaKepalaPuskesmas dan
dinaskesehataankabupatenpasuruan
3. Hasil evaluasikegiatanditindaklanjuti dan disampaikan pada
rapatpraminlokbulanan ,minlokbulanan dan rapatminloktribulanlintassektoral.

XI. Referensi
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 tahun 2016
tentangPenanggulanganTuberkulosis
2. Buku PKP Dinkesth 2016 edisirevisi
3. SPM Bidang Kesehatan tahun 2018

Mengetahui
Kepala UOBF Penanggung Jawab UKM
PuskesmasSukorejo

dr. AGUS TRI CAHYONO dr.KERISFI MEGAH PURNAMA


Penata Tk. I / III d Penata / III c
NIP. 19800826 201001 009 NIP. 198802072019032001

23

Anda mungkin juga menyukai