PENANGGULANGAN
TUBERKULOSISI (TB)
TRIMESTER 1
(Januari s/d Juni 2023)
puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya sehingga UPTD Puskesmas Mawasangka Timur pada tahun 2023 ini mendapat
kesempatan untuk melaksanakan Akreditasi.
Akreditasi bagi UPTD Puskesmas Mawasangka Timur sangatlah penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan Akreditasi di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur, maka di
oerlukan pedoman pelayanan di UPTD Puskesmas Mawasangka Timur.
Harapan kami agar pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat bagi UPTD
Puskesmas Mawasangka Timur, sehingga Akreditasi di UPTD Puskesmas Mawasangka
Timur berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.
Inulu, 2023
Kepala UPTD Puskesmas Mawasangka Timur
1. Tujuan umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusu :
a. Meningkatkan penjaringan suspek dan penemuan kasus baru TCM +
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC
c. Mengurangi angka kejadian TBC di masyarakat melalui penemuan kasus secara
dini
d. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penemuan kasus baru TBC
e. Membentuk patisipan aktif (Toam, Toga, Kader) untuk mendukung penemuan
kasus
C. Sasaran Pedoman
1. Sasaran Program TB Paru
Semua orang yang memiliki gejala TB dan penderita TB Paru yang masih dalam masa
pengobatan, paska pengobatan maupun pasien tersangka (suspek)
2. Target Program
a. Deteksi Dini Kasus TB 100%
b. Pelacakan kontak erat penderita TB 90%
c. Pelacakan TB mangkir 100%
d. Pemantauan minum obat penderita TB 100%
e. Pengiriman suspek TB ke RS Buton Tengah 100%
D. Ruang Lingkup
1. Pelayan P2 TB dalam gedung
a. Pelayanan rawat jalan (konsling dan pemeriksaan suspek);
b. Pelayanan tambahan pada pasien TB dengan pemeriksaan HIV dan DM;
c. Pelayanan rawat inap (asuhan keperawatan pada pasien suspek maupun TCM +).
2. Pelayanan TB Paru luar gedung
a. Skrining Suspek TB pada Posyandu Lansia dan Posbindu;
b. Pelacakan dan pemeriksaan kontak TB;
c. Pelacakan TB mangkir;
d. Pemeriksaan kontak serumah;
e. Penyuluhan TB kepada kelompok masyarakat potensial, Toma, Toga, dan Kader;
f. Kunjungan rumah dan pemantauan keteraturan minum obat pada penderita TB.
E. Batasan Operasional
F. Kebijakan
G. Strategi
1. Peran Lintas Program
a. Promkes : Mengkoordinir pelaksanaan penyuluhan kepada sasaran
masyarakat resiko tinggi Sebagai fasilitator/narasumber
pada kegiatan kusus (sosialisasi TB Paru pada tingkat,
Desa Siaga dll)
b. Kesling : mencegah penyakit berbasis lingkungan khususnya pada
masyarakat resiko tinggi tertural TB Paru
c. KIA : bertanggung jawab terhadap Ibu Hamil dengan resiko
TB Paru
d. P2P : Mengkoordinasi sub program TB Paru di Puskesmas
Bulan
No. Nama Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bonemarambe 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2 Wambuloli 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
3 Lagili 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
4 Wantopi 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
5 Bungi 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
6 Batubanawa 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
7 Inulu 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
8 Lasori 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
BAB III
STANDAR KETENAGAAN DAN STANDAR FASILITAS
A. Standar ketenagaan
A. OAT
1 Isoniazid Tablet
2 Rifampicin Tablet
3 Pyrazinamide Tablet
4 Etambutol Tablet
5 Strptomisin Tablet
B. Non OAT
A. Keselamatan Sasaran
1. Keselamatan pasien adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan pasien
lebih aman. System tersebut meliputi:
a. Asesmen resiko;
b. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien;
c. Pelaporan dan analisis insiden;
d. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya;
e. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
2. System ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
a. Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan;
b. Mengambil tindakan yang seharusnya tidak diambil.
3. Tujuan dari pedoman keselamatan sasaran ini meliputi:
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas maupun diluar gedung;
b. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat;
c. Menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan (KDT) di puskesmas maupun
diluar gedung;
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan (KDT).
Tata Laksana, meliputi:
1) Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien;
2) Melaporkan kejadian kepada dokter;
3) Memberikan tindakan sesuai dengan intruksi dari dokter
4) Mengobservasi keadaan umum pasien;
5) Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir, pelaporan insiden keselamatan.
B. Keselamatan Kerja
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan
dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja dengan maksimal.
Tujuan pedoman keselamatan kerja petugas UPTD Puskesmas Mawasangka
Timur, meliputi:
1. Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi;
2. Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko
tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk menghindari
paparan tersebut setiap petugas harus menerapkan prinsip “Universal Pracation”.
Ada beberapa tindakan yang beresiko terpajan atau tertular penyakit infeksius,
meliputi:
a. Cuci tangan yang kurang benar;
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat;
c. Penutupan pot dahak secara tidak rapat;
d. Pembuangan peralatan secara tidak aman;
e. Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat;
f. Praktek kebersihan ruangan yang kurang memadai.
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Mawasangka Timur pada tahun 2023
dalam memberikan pelayanan TB adalah Deteksi Dini Kasus TB 67,94% untuk capaian
Januari sampai Juni.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan buku monitoring dan evaluasi
indicator mutu pelayanan dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada tim Mutu dan
di Kepala Puskesmas serta di Dinas Kesehatan.
BAB VII
PENUTUP