PROGRAM PRIORITAS
NASIONAL (PPN)
Standar 4.2 Penurunan jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi.
Peraturan Presiden RI No.67 Tahun 2021 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.67
Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis
SE Dirjen Yankes No. 02.02/1/2270/2022 tentang Kewajiban Klinik & DPM untuk
registrasi Fasyankes dan Pelaporan Penanganan TBC melalui Sistem Informasi TBC
Surat Edaran Dirjen P2P no.936/2021 tentang perubahan alur diagnosis dan
Pengobatan Tuberkulosis di Indonesia.
7
Standar 4.4 Program penanggulangan tuberkulosis
1) Promosi kesehatan
2) Surveilans tuberkulosis
5) Pemberian kekebalan
• Secara aktif: diperoleh langsung dari masyarakat atau sumber data lainnya.
• Secara pasif: diperoleh dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
14
Surveilans TBC
Surveilans
TBC
a) Surveilans TBC berbasis indikator ditujukan
diselengga untuk memperoleh gambaran yang akan
rakan digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan,
dengan dan penilaian program penanggulangan TB.
berbasis
indikator
dan b) Surveilans TBC berbasis kejadian ditujukan
berbasis untuk meningkatkan kewaspadaan dini dan
kejadian. tindakan respon terhadap terjadinya
peningkatan TB resistan obat.
15
3) Pengendalian Faktor Risiko
TBC
17
Penemuan kasus TBC
Penemuan kasus TBC secara pasif intensif dilakukan melalui
pemeriksaan pasien dengan gejala TBC yang datang ke
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan terintegrasi dengan
pelayanan kesehatan lainnya.
• a. Pelacakan dan pemeriksaan kasus kontak oleh nakes dan kader kesehatan;
• b. Skrining secara massal terutama pada kelompok rentan dan kelompok
berisiko;
• c. Skrining pada kondisi situasi khusus.
18
Penemuan kasus TBC
IK adalah kegiatan dengan cara mendeteksi secara dini dan sistematis terhadap
orang yang kontak (kontak serumah dan kontak erat) dengan sumber infeksi TB
(kasus indeks).
19
5) Pemberian Kekebalan
Vaksin BCG sangat penting untuk diberikan, meskipun efek proteksi sangat
bervariasi, terutama untuk mencegah terjadinya TB berat (TB milier dan
meningitis TB).
Pada anak dengan HIV, vaksin BCG tidak boleh diberikan karena
dikhawatirkan dapat menimbulkan BCG-itis diseminata.
Hal ini sering menjadi dilema bila bayi mendapat BCG segera setelah lahir
pada saat status HIV-nya belum diketahui.
Bila status HIV ibu telah diketahui dan PMTCT telah dilakukan maka vaksinasi
BCG dapat diberikan pada bayi yang lahir dari ibu HIV positif, kecuali jika ada
konfirmasi bayi telah terinfeksi HIV
20
6) Pemberian Obat Pencegahan
21
TIM DOTS Terdiri dari:
• Dokter (bersertifikat
Tim yang dibentuk melalui pelatihan DOTS)*
SK Kepala Puskesmas,
bertugas membantu • Perawat
Kepala Puskesmas dalam (bersertifikat
pelaksanaan program pelatihan DOTS)*
penanggulangan TB
sesuai strategi DOTS • Analis Laboratorium
(Directly Observed • Petugas pencatatan
Treatment Shortcourse). dan pelaporan terlatih
23
Uraian Tugas Tim DOTS
Melakukan Melakukan
Melakukan
penemuan- pemantauan-
pengobatan pasien
diagnosis kasus evaluasi hasil
TBC
TBC pengobatan
24
PANDUAN OAT DI INDONESIA
SESUAI WHO DAN ISTC
OAT SO • Kategori I:
• 2(RHZE)/4RH atau
Dewasa • 2(RHZE)/4(RH)3
KOMBIPAK/LEPASAN
(dikemas dalam bentuk
blister)
27
Panduan OAT KDT
28
Perubahan Alur Diagnosis dan
Pengobatan TB di Indonesia
(SE Dirjen P2P no. 936/2021)
29
Perubahan alur diagnosis dan
pengobatan TB di Indonesia
(SE Dirjen P2P no. 936/2021)
TCM menjadi alat diagnosis utama untuk penegakan
diagnosis TB.
32
Tes Cepat Molekuler
(TCM)
Diagnosis cepat (2 Jam) terduga TB dan TB Resistan Obat
Non Dahak
• LCS
• Jaringan
• Kelenjar Limfe
• Bilas/aspirat lambung diperbolehkan pada terduga TB anak yang
tidak dapat berdahak/tidak dapat dilakukan induksi sputum.
34
Sampel TCM
Tidak direkomendasikan pemeriksaan TCM pada cairan pleura
(sensitivitas rendah (43,7%) (SE Direktur P2PML
No:PM.01.03/1/759 2018).
35
Diagnosis TB Diagnosis TB
anak dewasa
Diagnosis TBC pada anak relatif lebih sulit TBC pada dewasa kadang juga
daripada dewasa, karena anak sulit menunjukkan gejala yang tidak khas
mengeluarkan sputum untuk dan pemeriksaan sputum menunjukkan
pemeriksaan BTA ataupun TCM. hasil negatif
PPM
Public Private
Mix (PPM)
Definisi PPM Tujuan PPM
Mengorganisasikan
Pendekatan komprehensif untuk layanan TBC untuk
melibatkan semua fasyankes, baik
pemerintah dan swasta,dalam
memastikan layanan
penanggulanganTBC secara sistematis terpadu yang berpusat
pada pasien (patient-
•District Public Private Mix (DPPM): centered care)
jejaring layanan TBC dalam satu ditingkat
kabupaten/kota yang melibatkan seluruh
faskes pemerintah dan swasta dan Kabupaten/kota
dikoordinasikan oleh Dinkes dengan koordinasi
kabupaten/Kota.
yang substansial.
JEJARING LAYANAN TBC
JEJARING JEJARING
KASUS LABORATORIUM
JEJARING JEJARING
LOGISTIK PENCATATAN DAN
PELAPORAN
1. JEJARING KASUS
Pasien rujukan, dibuatkan pengantar/form TB.09 dengan menyertakan TB.01 dan OAT (bila
telah pengobatan) dan diberikan kepada pasien untuk diserahkan ke fasyankes tujuan.
Fasyankes rujukan segera mengisi dan mengirimkan Kembali TB.09 (lembar bawah) ke
Fasyankes asal
Form TB.10 dibuat jika pasien sudah menyelesaikan pengobatan dan diserahkan ke
Fasyankes asal.
48
4. JEJARING PENCATATAN PELAPORAN
49
Catatan
54
Alur Pencatatan &
Pelaporan TBC di
Fasyankes
55
Identifikasi Awal
Kontribusi Fasyankes
56
SITB
57
THANKS!
TERIMA KASIH