Anda di halaman 1dari 30

Materi Inti 2

KIE Dalam Bidang Kesehatan

Materi Inti 2
KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI (KIE)
DALAM BIDANG KESEHATAN

I. Deskripsi Singkat
Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam bidang kesehatan merupakan inti dari upaya
pelayanan kesehatan perorangan (privat good) maupun upaya pelayanan kesehatan
masyarakat (public good) yang diselenggarakan puskemas. Kegiatan KIE dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas menjadi salah satu indikator kinerja puskesmas, serta menjadi salah
satu substansi atau parameter penilaian akreditasi puskesmas. Sehubungan dengan itu, petugas
puskemas harus berkompeten melakukan KIE dalam bidang kesehatan terutama pada saat
melaksanakan upaya promosi kesehatan. Kompetensi KIE petugas puskesmas, merupakan kunci
keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta melakukan upaya
promosi kesehatan yang meliputi advokasi, penyuluhan kesehatan, pemberdayaan masyarakat
serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
Pada materi inti 2 ini, ruang lingkup materi KIE di bidang kesehatan yang akan dibahas meliputi
konsep dasar dan pelaksanaan KIE di bidang kesehatan di puskesmas.
II. Tujuan Pembelajaran
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu melakukan KIE dalam bidang
kesehatan di Puskesmas.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam bidang
kesehatan
2. Melakukan kegiatan KIE dalam bidang kesehatan.

III. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


1. Konsep dasar KIE dalam bidang kesehatan.
a. Dasar-dasar KIE: pengertian, tujuan, unsur-unsur, manfaat, proses, bentuk, jenis serta
metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan
b. Strategi KIE dalam bidang kesehatan
c. Ruang lingkup kegiatan KIE dalam bidang kesehatan di puskesmas
d. Model difusi inovasi dalam proses adopsi

2. Pelaksanaan KIE di bidang kesehatan


a. Komunikasi individu
b. Komunikasi kelompok
c. Komunikasi massa.

IV. Bahan Belajar


Materi Komunnikasi Kesehatan , Modul Pelatihan Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat, Pusat Promkes, Tahun 2011.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 1
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Bahan presentasi
V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 4 jam pelajaran (T=1 JPL, P=3, PL=0) @45
menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sebagai berikut.
A. Langkah 1
Pengkondisian (10 menit)

Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima
materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.

B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar KIE dalam bidang
kesehatan (70 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar KIE dalam
bidang kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada peserta tentang
dasar-dasar KIE dalam bidang kesehatan yaitu : 1) pengertian. ; 2) tujuan ; 3) unsur-
unsur; 4) manfaat ; 5) proses; 6) bentuk; 7) jenis; 8) metode dan teknik; 9) Ruang
lingkup kegiatan KIE dalam bidang kesehatan di puskemas.
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya
merangkum dan menyampaikan paparan materi dasar-dasar KIE dalam bidang
kesehatan sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang pelaksanaan / praktek KIE dalam
bidang kesehatan di puskesmas (90 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk
menyampaikan pengalamannya tentang pelaksanaan kegiatan KIE dalam bidang
kesehatan di puskesmas.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 2
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

2. Fasilitator memberikan tanggapan terhadap pengalaman beberapa orang peserta


tersebut, selanjutnya menyampaikan paparan tentang pelaksanaan KIE Bidang
Kesehatan dengan menggunakan bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, selanjutnya fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.
4. Selanjutnya, fasilitator menugaskan peserta untuk melakukan praktik KIE dalam bidang
kesehatan. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang pedoman praktik KIE
dalam bidang kesehatan Ibu di puskemas.
5. Fasilitator membagi peserta dalam tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari 10 - 11
orang). Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi membuat skenario
serta mempersiapkan diri untuk melakukan praktek KIE dalam bidang kesehatan ibu
( untuk Kelas A) dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular ( untuk Kelas B) di
puskesmas, melalui kegiatan bermain peran (roll play) yaitu:
Kelas A :
 Kelompok 1: mempraktekan komunikasi individu (Komunikasi Interpersonal/
Konseling) yang dilakukan oleh petugas puskesmas pada saat melakukan
kunjungan rumah pada suami dan ibu hamil , dengan materi pentingnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan.
 Kelompok 2: mempraktekan penyuluhan kelompok/diskusi kelompok dengan
kader posyandu tentang Pentingnya Peran Kader dalam mendukung peningkatan
cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
 Kelompok 3 : mempraktekan komunikasi massa tentang pentingnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan.

Kelas B :
 Kelompok 1: mempraktekan komunikasi individu (Komunikasi Interpersonal/
Konseling) yang dilakukan oleh petugas puskesmas melalui kunjungan rumah pada
tentang pentingnya perilaku tidak merokok dalam mencegah penyakit tidak
menular (hipertensi, stroke, jantung).
 Kelompok 2: mempraktekan penyuluhan kelompok/diskusi kelompok dengan
kelompok bapak-bapak pada saat arisan RT tentang pentingnya perilaku tidak
merokok dalam mencegah penyakit tidak menular (hipertensi, stroke, jantung).
 Kelompok 3 : mempraktekan komunikasi massa tentang pentingnya perilaku tidak
merokok dalam mencegah penyakit tidak menular (hipertensi, stroke, jantung).

Waktu diskusi : 10 menit untuk diskusi membuat skenario dan mempersiapkan diri
bermain peran, sedangkan waktu bermain peran untuk setiap kelompok adalah 5
menit.
6. Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi dan siap bermain peran, maka fasilitator
mempersilahkan setiap kelompok untuk bermain peran sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
7. Fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan balik
kegiatan bermain peran tersebut.
8. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 3
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

D. Langkah 4
Penyampaian rangkuman tentang KIE dalam bidang kesehatan (10 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting
tentang KIE dalam bidang kesehatan di puskesmas yang telah dibahas pada sesi ini,
mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

VI. Uraian Materi

Pentingnya penerapan KIE dalam pelayanan kesehatan dinyatakan dalam Undang-undang


Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang berbunyi setiap orang berhak untuk
mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab
(pasal 7). Selain itu ada beberapa kewajiban pemerintah lainnya dalam pembangunan
kesehatan diantaranya adalah bertanggung jawab atas ketersediaan akses informasi, edukasi,
dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya (pasal 17), bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (pasal 18) serta bertanggung jawab dalam
pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat melalui pendidikan dan/atau pelatihan (pasal 25:1).
Peningkatan kesehatan merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan melalui kegiatan
penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain untuk menunjang tercapainya hidup
sehat (pasal 62:1).
Hakekat KIE dalam bidang kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kepedulian, kemauan, kemampuan, dukungan sumberdaya serta partisipasi aktif seluruh lapisan
masyarakat dalam mendukung tercapainya pembangunan kesehatan melalui penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat dan pengembangan UKBM. Dengan demikian maka kegiatan KIE
dalam bidang kesehatan bukan sekedar menyebarluaskan informasi saya, melainkan
merupakan intervensi perubahan perilaku. Dampak pelaksanaan KIE di puskesmas yang utama
adalah meningkatnya akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan, meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan, meningkatnya peran serta masyarakat, dll.
Contoh: pelaksanaan KIE Kesehatan Ibu apabila dilakukan dengan baik oleh petugas puskesmas
maka dapat meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan ibu yang dapat dilihat dari
meningkatnya akses pelayanan/ kunjungan ibu hamil, bersalin dan nifas di puskesmas, sehingga
angka DO (drop-out) antara kunjungan K1 dibanding K4 dibanding Persalinan nakes (Pn) serta
kepesertaan KB atau Kunjungan nifas kecil yaitu kurang dari 10%. Hal ini merupakan indikator
kualitas penerapan KIE Kesehatan Ibu yang dilakukan oleh petugas puskesmas. Demikian juga
penerapan KIE dalam pengendalian penyakit menular, akan dapat meningkatkan perilaku
masyarakat dalam melakukan aktifitas fisik, mewujudkan rumah bebas asap rokok,
menghidarkan diri dari asap rokok/ tidak menjadi perokok pasif, makan makanan sehat yaitu

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 4
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

tinggi serat dan rendah lemak, makan sayur dan buah setiap hari, dll. Masih banyak lagi
indikator lain yang dapat dipakai sebagai alat untuk memantau serta menilai kualitas KIE yang
dilakukan oleh petugas puskesmas. Untuk itu, kegiatan KIE dalam bidang kesehatan tidak hanya
masuk ke ranah atau domain pengetahuan atau sikap saja melainkan harus diupayakan dapat
mengintervensi domain perilaku.

A. Konsep dasar KIE dalam bidang kesehatan.

1. Dasar-dasar komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dalam bidang kesehatan.

a. Pengertian KIE

Secara umum pengertian komunikasi banyak sekali, diantaranya adalah :


 Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan dan perasaan .
Proses ini meliputi informasi yang disampaikan baik secara lisan maupun tertulis
dengan kata-kata atau yang disampaikan dengan bahasa tubuh, gaya maupun
penampilan diri menggunakan alat bantu atau media sehingga sebuah pesan
menjadi lebih mudah dipahami (Liliweri, 2003).

 Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal,


non verbal maupun emosional antara komunikator kepada komunikan, sehingga
terjadi proses saling berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling
pengertian dan saling memiliki (Everett M. Rogers).

 Komunikasi merupakan suatu proses dimana yang terlibat, menciptakan dan


berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling pengertian (Everett M.
Rogers).

 Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna


yang perlu dipahami bersana oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
kegiatan komunikasi (Menurut William Albig). Yang dimaksud dengan lambang
dalam pengertian komunikasi diatas adalah : 1) Bahasa : bahasa baik yang
bersifat lisan maupun tulisan, dan yang dipahami oleh pihak-pihak yang
berkomunikasi. 2) Isyarat : bahasa tubuh, penampilan diri, dll; 3) Tanda atau
simbol yang dapat dimengerti kedua belah pihak, misalnya dalam peraturan lalu
lintas: merah berarti berhenti, hijau berarti boleh jalan, kuning berarti hati-hati,
dan sebagainya. ; 4) Gambar, misalnya peta, grafik, gambar-gambar lain.

 Selain itu, istilah KIE dalam bidang kesehatan juga sering disebut dengan
pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam
berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi
dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
dengan cara melakukan advokasi, gerakan pemberdayaan masyarakat,
kemitraan serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan
serta mengarahkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dengan tujuan agar
masyarakat dapat mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatannya.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 5
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

 Pendidikan kesehatan merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada


usaha mengubah perilaku kesehatan sasaran agar mereka mempunyai kepekaan
terhadap masalah kesehatan.

b. Tujuan KIE dalam bidang kesehatan

Secara umum tujuan KIE dalam bidang kesehatan adalah:


1) Meningkatnya peran serta masyarakat, melalui interaksi antara petugas
kesehatan dengan masyarakat, sehingga dapat terbangun hubungan yang baik,
saling menguntungkan, saling mengisi, saling dapat memenuhi harapan dengan
masyarakat.
2) Melalui KIE dalam bidang kesehatan dapat :
 Terjadi perubahan pendapat (opinion change), meliputi pengetahuan, ide,
keyakinan dan pemikiran pada sasaran KIE
 Membangun sikap positif / perubahan sikap (attitude change) pada sasaran
KIE
 Terjadi perubahan perilaku (behavior change) kearah perilaku hidup bersih
dan sehat pada sasaran KIE
 Terjadi perubahan terhadap kehidupan sosial (social change) yang lebih
sehat pada sasaran KIE.
3) Menyampaikan informasi yang akurat kepada pengambil keputusan untuk
mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana dan sumberdaya lainnya dalam
mendukung upaya pelayanan kesehatan di puskesmas.
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas.

c. Unsur-unsur KIE dalam bidang kesehatan.


Unsur-unsur pokok KIE dalam bidang kesehatan , mengacu pada unsur-unsur
komunikasi yaitu:
1) Sumber atau Komunikator.
Semua komunikasi berasal dari suatu sumber. Sumber ini berupa orang,
kelompok, lembaga, institusi, dan sebagainya. Komunikator, sebagai orang
yang menyampaikan informasi atau pesan kepada orang lain selaku penerima
pesan. Dalam proses komunikasi, komunikator dituntut mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang luas, serta keterampilan-keterampilan dalam
merumuskan pesan, berbicara, berpikir, menulis, dll Komunikator juga
diharapkan mempunyai sikap yang positif terhadap penerima pesan.

2) Pesan
Pesan, adalah gagasan, pendapat, fakta, dan sebagainya yang sudah
dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan kepada komunikasi melalui
lambang. Pesan dalam proses komunikasi disampaikan melalui bahasa
tertentu yang sama atau dapat dimengerti oleh penerima pesan. Pesan dapat
disampaikan melalui kata-kata, gambar, musik, isyarat, bahasa tubuh, dll
Tingkat kesulitan pesan harus dipertimbangkan sebelum pesan tersebut
disampaikan kepada si penerima pesan. Artinya tingkat kesulitan pesan
disesuaikan dengan tingkat pengetahuan/pendidikan dari si penerima pesan.
Isi pesan juga perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi serta karakteristik
penerima pesan.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 6
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

3) Saluran/Media Komunikasi.
Ialah saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan. Sumber harus
menentukan saluran atau media apa yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan tersebut. Saluran/media dalam proses komunikasi
dapat berbentuk : rapat pertemuan, radio, rekaman, televisi, demontrasi,
panggung boneka, media tradisional, surat kabar, majalah, poster, leaflet, dll

Biasanya komunikasi akan lebih berhasil apabila menggunakan beberapa jenis


saluran atau media digunakan. Karena semakin banyak media yang digunakan
dalam penyampaian pesan, maka semakin banyak panca indera sasaran yang
akan terpapar.
Penggunaan multi media dengan intensitas yang tinggi dalam penyampaian
pesan, akan memberikan pengaruh yang mendalam terhadap penerimaan
pesan. Sebaliknya, penggunaan satu jenis media dengan intensitas rendah
dalam penyampaian pesan dapat menimbulkan pengaruh kurang mendalam
terhadap penerimaan pesan.

4) Komunikan atau penerima pesan.


Komunikan, orang yang menerima pesan atau informasi. Penerima pesan ini
dapat berupa individu, kelompok, atau institusi kelembagaan.
Lancar tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan penerima pesan tersebut.

5) Encoding
Encoding adalah kegiatan perumusan/ pengalihan gagasan yang dilakukan
oleh komunikator untuk disampikan kepada komunikan.

6) Decoding
Decoding adalah kegiatan perumusan gagasan yang dilakukan oleh
komunikan, gagasan tersebut berasal dari komunikator.

7) Umpan balik
Umpan balik (feed back) yaitu reaksi terhadap pesan.

d. Proses KIE dalam bidang kesehatan.


Pada dasarnya proses KIE dalam bidang promosi kesehatan mengacu pada proses
komunikasi yaitu : proses komunikasi merupakan suatu sistem

BAGAN
KOMUNIKASI SEBAGAI SISTEM

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

UPAN BALIK

Sumber/ komunikator menyampaikan pesan melalui saluran atau media ke


penerima pesan /komunikan. Selanjutnya, penerima memberikan umpan balik
kepada sumber/ komunikator. Dengan demikian seterusnya, hingga terjadi kegiatan

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 7
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

komunikasi secara berkesinambungan. Yang dimaksud dengan umpan balik


(=feedback) dalam proses komunikasi ialah apa yang disampaikan kembali ke
komunikator oleh komunikan. Umpan balik ini sangat penting dalam proses
komunikasi, karena dengan adanya umpan balik maka komunikator bisa mengetahui
apakah komunikasi berjalan seperti diharapkan atau tidak. Apakah pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat dipahami atau tidak oleh komunikan.

Selain dari pada itu komunikasi juga merupakan proses yang meliputi:

1) Kegiatan encoding.
Ialah kegiatan merumuskan pesan oleh komunikator sebelum disampaikan
kepada komunikan.

2) Kegiatan decoding.
Ialah kegiatan menafsirkan pesan oleh komunikator waktu pesan tersebut
diterima.

BAGAN
PROSES KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES ENCODING DAN DECODING
ENCODING DECODING

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

UPAN BALIK

Agar komunikasi berhasil mencapai tujuan, pesan yang dikirim oleh sumber haruslah
dirumuskan sesuai kemampuan saraf mentafsirkannya. Artinya, agar sasaran bisa
mentafsirkan pesan tersebut seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan,
sehingga pesan tidak berubah maknanya. Misalnya, pesan yang ditujukan untuk
kelompok petani yang buta huruf, haruslah, dirumuskan sedemikian rupa hingga
para petani tersebut mampu mentafsirkannya, seperti yang diharapkan oleh
pengirim pesan. Untuk ini, maka pengirim pesan harus mengenal situasi dan kondisi
sasaran. Jadi didalam komunikasi dikatakan bahwa komunikasi akan berhasil, yaitu
pesan yang dikirim oleh sumber pesan akan dimengerti oleh sasaran, kalau ada
kesamaan antara sumber pesan dan sasaran. Kesamaan ini bisa dalam arti kesamaan
pengalaman, kesamaan pengertian, dan sebagainya.

Makin banyak pengalaman sumber pesan berimpit dengan pengalaman sasaran,


makin besarlah adanya persamaan antara sumber pesan dan sasaran. Ini berarti
bahwa kemungkinan komunikasi akan berhasil, adalah makin besar.
Selain dari pada itu komunikasi akan lebih berhasil kalau dilaksanakan antara orang-
orang sejenis, misalnya di lingkungan para dokter kalau menyangkut soal kesehatan,
di lingkungan para petani kalau menyangkut soal pertanian, dan lain-lain.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 8
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

field of experience field of experience

source destination
signal decoder
encoder

Melalui proses komunikasi akan terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan
sehingga dapat:
 Meningkatkan kemampuan diri untuk saling mengenal satu sama lain serta
keadaan sasarannya, jika prospeknya saling menguntungkan maka hubungan
tersebut akan terus berlanjut dan semakin akrab ( self perseption / self
awareness).
 Membangun hubungan antar pribadi (interpersonal relationship).
 Melakukan proses pengungkapan diri antara seseorang dengan orang lainnya,
apabila pada saat berinteraksi mengarah pada hal yang positif maka terjalin
hubungan yang ideal (self disclosure).
 Melakukan penetrasi sosial (self penetration) membahas permasalahan yang
dimulai dengan kegiatan komunikasi yang bersifat basa-basi hingga membahas
topik yang bersifat serius / pribadi.
 Melakukan Proses View yaitu pemberian atau menggunakan atribut tertentu
pada sasaran sehingga dapat menumbuhkan semangat
 Melakukan proses social exchange . Thibaut dan Kelly (Sanjaya, 2002) pencetus
teori ini mengemukakan bahwa orang akan mengevaluasi hubungan dengan
orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya terutama keuntungan
yang diperolehnya.
 Melakukan proses problem solfing

BAGAN
DIMENSI YANG MEMPENGARUHI KOMPONEN DALAM
PROSES KOMUNIKASI

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

PENGETAHUAN TINGKAT INTENSITAS PENGETAHUAN


KESULITAN

KETERAMPILAN KETEPATAN BANYAKNYA KETERAMPILAN


PEMILIHAN
SIKAP SIKAP

Dalam proses komunikasi ada dimensi yang dalam komponen komunikasi yang
dapat dipengaruhi yaitu (lihat bagan diatas) :
1) Sumber / komunikator, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Hal ini juga terjadi pada pihak penerima pesan
(komunikan).
2) Pesan, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah tingkat kesulitan dan ketepatan
pemilihan /seleksi pesan yang disampaikan.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 9
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

3) Saluran / media, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah intensitas dan


banyaknya saluran/ media yang digunakan dalam kegiatan komunikasi.

e. Fungsi KIE dalam bidang kesehatan


1) Menyampaikan informasi (to inform)
2) Mendidik (to educate)
3) Menghibur (to entertain)
4) Mempengaruhi (to influence/ persuasive).
5) Promosi (to promote)
6) Bimbingan (to guidance)
7) Konseling (to councel)
8) Motivasi (to motivate)
9) Memberikan instruksi ( to instructive)
10) Negosiasi (to negosiate)

f. Prinsip KIE dalam bidang kesehatan


Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan kegiatan KIE dalam bidang kesehatan
masyarakat, yaitu:

Prinsip KIE dalam bidang kesehatan secara umum adalah:

1) Tujuan dan sasaran KIE harus jelas.


2) Adanya saling memahami isi pesan yang disampaikan pada saat berkomunikasi.
3) Adanya kesamaan persepsi dari pesan yang disampaikan dengan pesan yang
diterima.
4) Menggunakan berbagai aspek komunikasi (verbal, non-vebal, emosional) yang
sesuai dengan tujuan komunikasi, keadaan atau situasi pemberi dan penerima
pesan, isi pesan serta saluran atau media yang digunakan.
5) Menggunakan alat bantu/ media komunikasi (lembar lipat, lembar balik, poster,
peraga, contoh) bila diperlukan.
6) Menyampaikan informasi secukupnya, sesuai keadaan, kebutuhan dan situasi
pemberi dan penerima pesan. Jangan terlalu singkat atau terlalu banyak
sehingga penerima pesan sukar memahaminya.

Prinsip KIE secara khusus sebagai hasil komunikasi yang diharapkan yaitu:

1) Informasi yang disampaikan dapat membangun pemahaman atau pengertian


dari sasaran KIE
2) KIE yang mengarah pada upaya pendidikan dapat membangun komitmen untuk
bersedia melakukan proses belajar.
3) Proses KIE berlangsung menyenangkan sehingga menumbuhkan keterarikan dari
sasaran KIE
4) KIE yang efektif dapat mempengaruhi dan membangun komitmen sasaran
untuk memutuskan atau menerima perilaku yang diharapkan.
5) KIE harus dapat membangun niat (intention) penerima pesan. Oleh sebab itu
komunikator harus benar-benar memperhatikan : pesan apa yang disampaikan,
siapa sasarannya, apa yang akan dicapainya, kapan waktu yang tepat pesan
tersebut akan disampaikannya.
6) KIE harus bisa membangun minat (attention).

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 10
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

 Apa yang dikomunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian orang


yang diajak berkomunikasi. Kalau tidak, maka apa yang kita komunikasikan
itu tidak akan diperhatikan.
 Agar proses komunikasi dapat menarik minat, maka harus diupayakan dapat
merangsang pancaindera yang sebanyak-banyaknya: penglihatan,
pendengaran, pengecap, perasa, penciuman. bagaimana yang kita pilih?
Dalam pemilihan ini ada dua faktor yang berpengaruh, yaitu : faktor objektif
dan subjektif.

Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan besarnya


rangsangan. Jadi segala sesuatu yang besar akan lebih cepat menarik
perhatian kita dari pada yang kecil. Selain itu, intensitas rangsangan, yaitu
kalau dalam bentuk suara, maka suara yang keras akan lebih menarik
perhatian daripada yang lembut. Kalau dalam bentuk cahaya atau benda,
maka yang terang atau berwarna terang atau cemerlang, akan lebih cepat
menarik perhatian daripada yang redup atau berwarna kabur.
Gerakan daripada rangsangan, sesuatu yang bergerak akan lebih cepat
menarik perhatian dari pada yang diam.
Pesan baru atau lama, sesuatu yang baru akan lebih menarik perhatian
daripada yang sudah lama.
Aneh atau tidak biasa, sesuatu yang aneh atau lain daripada, akan lebih
cepat menarik perhatian daripada yang biasa atau yang sama dengan yang
lainnya. Misalnya :sesuatu yang kecil di antara yang besar-besar akan lebih
menarik daripada semuanya besar-besar. Sebaliknya juga demikian, yaitu
sesuatu yang besar diantara yang kecil. Sesuatu yang redup di antara yang
terang, atau sesuatu yang terang diantara yang redup, dan sebagainya.
Berulang kali atau sekali saja, sesuatu yang berulang-ulang akan lebih
menarik perhatian daripada yang sekali saja.
Bervariasi atau monoton, yang bervariasi lebih menarik perhatian daripada
yang begitu saja. Misalnya, lampu yang hidup-mati, hidup-mati, secara
berkala, lebih menarik dari pada yang menyala terus-terusan.

Faktor subyektif, adalah faktor yang menyangkut kondisi si penerima


stimulus, bukan menyangkut stimulus itu sendiri. Pada dasarnya, sasaran
akan tertarik terhadap pesan yang bisa memenuhi kebutuhannya, bisa
membahayakan kehidupannya, gampang dipahami, mudah dilaksanakan,
cepat terlihat hasilnya, sesuai kemampuannya.

7) KIE merupakan penyampaian pesan yang diharapkan dapat dipersepsikan sesuai


tujuan yang diinginkan. Makna daripada informasi yang disampaikan kepada
sasaran, tergantung pada sasaran. Bagaimana, sasaran mentafsirkan informasi yang
diterima tergantung pada : pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kemampuan
berpikir sasaran. Jadi dalam hal ini komunikator harus berusaha menyamakan
pandangan atau persepsinya sendiri dengan persepsi sasaran. Ini dapat dilakukan
dengan mempelajari sebaik-baiknya apa latar belakang sasaran tersebut. Misalnya,
kalau latar belakang sasaran adalah petani, maka informasi kesehatan yang akan
anda sampaikan hendaknya dikaitkan dengan soal-soal pertanian, agar mereka
gampang memahaminya, tidak salah mentafsirkannya.
Apabila dalam proses berkomunikasi tidak dapat mencapai tujuan (gagal), jangan
langsung menyalahkan sasaran, namun bertanyalah kepada diri sendiri, apakah anda
sudah berkomunikasi dengan baik?

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 11
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

8) Pesan yang disampaikan oleh komunikator harus diupakan agar dapat melekat
dibenak sasaran atau selalu diingat (retention/lekat). Upaya yang harus dilakukan
adalah jangan sampaikan terlalu banyak informasi dalam suatu waktu. Beri
kesempatan kepada penerima pesan untuk mengendapkan pesan-pesan tadi
sebelum pesan-pesan berikutnya disampaikan.Jangan terlalu banyak memberi
informasi yang kurang ada kaitannya. Mengulangi pesan secara terus menerus.
Libatkan pengalaman sasaran dalam proses komunikasi.

g. Jenis KIE dalam bidang kesehatan

1) Berdasar pada proses komunikasi, ada dua bentuk komunikasi yaitu :


 Komunikasi langsung
Ialah komunikasi tanpa menggunakan suatu media/ alat perantara teknik
yang berupa barang cetak maupun berbentuk alat elektronika. Kegiatan
komunikasi langsung dapat dilakukan melalui penyampaian pesan dalam
berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus, dan penggunaan
isyarat-isyarat. Misalnya, kita berbicara langsung kepada seseorang di
hadapan kita.
 Komunikasi tidak langsung
Merupakan kegiatan komunikasi dengan menggunakan media, alat dan
mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan (sasaran) atau
untuk menghadapi hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan
komunikasi, seperti hambatan geografis yang dapat diatasi dengan
menggunakan siaran radio dan televisi, bahkan saat ini bisa menggunakan
media social/ handphone.

2) Berdasar pada penyampaian pesan, ada dua jenis komunikasi yaitu


 Komunikasi verbal
Adalah penyampaian informasi yang diberikan dengan menggunakan kata-
kata dalam tuturan bahasa dengan bersuara sebagai saluran untuk
menampilkannya
 Komunikasi non-verbal
Adalah penyampaian informasi tanpa kata, diberikan dengan menggunakan
bahasa isarat atau bahasa tubuh seperti mimik muka, gerakan tangan,
kontak mata dll.
 Komunikasi emosional
Adalah penyampaian informasi disertai sikap emosional yang dapat
dirasakan oleh teman bicaranya.

3) Berdasar pada arah penyampaian pesan


 Komunikasi Satu Arah,
 Komunikasi Timbal Balik (sering disebut komunikasi dua arah).

Komunikasi Satu Arah.

 Pengertian.
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Di sini sasaran tidak bisa
atau tidak ada kesempatan untuk memberi umpan balik atau bertanya.
Misalnya :

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 12
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

- Komunikasi lewat media massa yang tidak bersifat interaktif seperti


radio, TV, surat kabar, dan sebagainya.
- Pada suatu ceramah, penceramah tidak memberi kesempatan kepada
hadirin untuk bertanya atau memberi komentar.
- Pada komunikasi langsung, antara A dan B, di mana A berbicara terus,
dan B hanya mendengarkan saja, tidak bisa berkata apa-apa.
Jadi, baik komunikasi massa, kelompok, maupun perorangan, bisa saja
merupakan komunikasi satu arah.

 Kebaikannya.
Komunikasi bisa berlangsung cepat, karena tidak terganggu oleh tanya
jawab yang sering kali berkelanjutan secara bertele-tele, kalau tidak
bijaksana menanganinya.

 Kekurangannya.
Kemungkinan sasaran salah mentafsirkan pesan yang yang diterima cukup
besar, karena sasaran tidak bisa minta penjelasan.

Komunikasi Timbal Balik.

 Pengertian.
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran, kemudian sasaran setelah
menerima pesan tadi, memberikan umpan balik kepada sumber. Biasanya,
komunikasi kelompok dan komunikasi perorangan merupakan komunikasi
timbal balik.

B
A B

 Kebaikannya.
Mengurangi salah tafsir dan bisa membina keakraban, karena adanya dialog.

 Kekurangannya.
Kalau tidak dikendalikan secara baik, bisa berlarut-larut, hingga makan
waktu banyak.

4) Berdasar pada jumlah sasaran, ada tiga bentuk komunikasi yaitu :

 Komunikasi intrapersonal

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 13
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Adalah dialog atau percakapan dengan dirinya sendiri, berlangsung didalam


hati. Biasanya digunakan untuk keperluan mawas diri (introspeksi).
Misalnya: hari ini saya akan menolak ajakan Ani pergi ke Bandung.

 Komunikasi interpersonal
Adalah percakapan atau dialog antara dua pihak, merupakan interaksi orang
ke orang, terjadi dalam dua arah, bisa verbal dan non verbal atau perpaduan
keduanya.

 Komunikasi kelompok
Adalah penyampaian pesan / informasi melalui kelompok, baik yang sengaja
diselenggarakan maupun yang tidak sengaja. Misalnya: pertemuan toma,
ngobrol diwarung.

 Komunikasi massa
Adalah penyampaian pesan / informasi kepada sejumlah sasaran yang tidak
saling mengenal, biasanya dalam jumlah banyak.

Charles Wright (1959) mengidentifikasikan beberapa karakteristik


komunikasi massa sebagai berikut :
- Komunikasi massa ditujukan kepada sasaran yang jumlahnya besar atau
luas, umumnya terdiri dari berbagai lapisan masyarakat (heterogen) dan
tidak dikenal (anonim).
- Kegiatannya dilakukan secara cepat dan waktu-waktu tertentu.
- Komunikator dilakukan oleh suatu bentuk organisasi.
- Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly), sering tertentukan
waktunya untuk mencapai sebagian besar sasaran secara serempak
(stimulan).

Keunggulan komunikasi massa.

- Menyebarluaskan informasi.
Hal ini sering tidak dirasakan oleh masyarakat. Di masyarakat di mana
orang sudak terbiasa membaca surat kabar, atau mendengar radio atau
melihat TV, sering tidak menyadari betapa banyaknya mereka telah
belajar oleh media massa tersebut.

- Memperluas Wawasan.
Dengan memperoleh informasi dari media massa maka orang lau
mengetahui apa yang sedang terjadi di bagian lain daripada dunia ini
walaupun orang tersebut tidak berkunjung ke tempat tersebut. Begitu
juga melalui media massa orang bisa tahu kehidupan masyarakat di
tempat lain. Demikianlah medoa massa telah memperluas wawasan
mereka.

- Dapat memusatkan atau mengalihkan perhatian masyarakat.


Biasanya apa yang sedang hangat-hangatnya muncul di media massa
seperti surat kabar misalnya, itulah yang menjadi perhatian masyarakat.

- Dapat menggali aspirasi masyarakat.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 14
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Misalnya, media massa dapat merangsang masyarakat untuk


mempunyai keinginan hidup yang lebih baik, memiliki rasa harga diri,
dan sebagainya. Dengan perkataan lain, media massa dapat
menciptakan suasana positif untuk terjadinya perubahan.

- Dapat merubah sikap masyarakat yang tidak begitu kuat.


Kalau sikap yang dimiliki itu kuat dalam dirinya, maka yntuk
merubahnya, tidak bisa hanya melalui media massa, tetapi harus
didukung dengan komunikasi antar personal.

- Dapat menyampaikan informasi kepada komunikasi antar personal.


Seperti diketahui, dalam komunikasi antar personal, peranan pemuka
masyarakat sangat berpengaruh, dan mereka inilah biasanya bertindak
sebagai komunikator. Sebagai pemuka masyarakat, biasanya mereka
lebih banyak kontak dengan media massa. Nah di sinilah massa bisa
berperan mensuplai informasi kepada pemuka masyarakat tersebut.

- Dapat memberikan atau meningkatkan status seseorang.


Seorang yang sering dimuat dalam media massa biasanya statusnya
akan naik.

- Dapat mendukung berlakunya suatu norma.


Kalau suatu norma sudah didukung dan sering dimuat dalam media
massa, maka biasanya masyarakat menerima norma tersebut.

- Dapat menciptakan selera.


Misalnya kalau media massa berulang kali memuat lagu-lagu tertentu,
biasanya masyarakat ikut-ikutan.

- Dalam pendidikan, media massa tidak dapat berperan sendiri. Ia harus


ditunjang dengan komunikasi antar personal, lebih-lebih untuk
mengembangkn sikap dan keterampilan.

5) Berdasar pada model pendekatan KIE dalam bidang kesehatan

 Komunikasi risiko yang merupakan proses pertukaran informasi secara


terus-menerus, baik langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang
benar dan bertanggung jawab, bersifat terbuka dan interaktif atau berulang
di antara individu, kelompok atau lembaga tentang pentingnya
pengendalian risiko.

 Komunikasi persuasif yang merupakan suatu teknik komunikasi untuk


mempengaruhi dan memodifikasi pikiran serta tindakan seseorang dengan
menggunakan data/ fakta psikologik maupun sosiologik agar seseorang
(komunikan) tersebut melakukan anjuran untuk berpartisipasi. Data
tersebut tentunya juga mengangkat value dari setiap pihak, karena
berdasarkan value dan kesamaan persepsi inilah mereka akan tergerak
untuk berpartisipasi. Kegiatan yang dilakukan petugas adalah melakukan
upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pesan (intensify), misalnya
dengan mengungkapkan pesan berulang-ulang, menghubungkan dengan
suatu keadaan tertentu, membuat pesan yang musah diingat. Selain itu,

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 15
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

petugas juga dapat melakukan upaya menurunkan kuantitas dan kualitas


pesan tertentu (downplay), misalnya: menyampaikan pesan baru demi
untuk menutupi pesan lama yang dapat menyinggung sasaran, mengangkat
kebaikan kelompok lain agar ditiru, dll

 Komunikasi perubahan perilaku (KPP) atau BCC (Behavior Change


Communication) yang merupakan pengembangan dari KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) atau IEC (Information, Communication and
Education); yang mengarah pada proses perubahan atau perbaikan
perilaku; melalui pengembangan media komunikasi yang berbasis pada
perubahan perilaku masyarakat (kelompok primer), petugas/tokoh
masyarakat yang berpengaruh (kelompok sekunder ) serta pembuat
kebijakan (kelompok tersier ).

 Komunikasi antar dan lintas budaya


Merupakan proses terjadinya pertukaran informasi tentang budaya antar
etnik atau suku yang berkaitan dengan norma/ nilai, adat istiadat,
keyakinan, pemikiran, pola pengambilan keputusan serta penerimaan
inovasi baru yang tidak bertentang dan memberikan keuntungan terhadap
peningkatan status kehidupannya.

h. Metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan

1) Pengertian Metode dan Teknik KIE


Metode KIE dalam bidang kesehatan adalah suatu cara penyampaian materi
kesehatan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan, membangun sikap
positif, kemampuan dan keterampilan sasaran untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat.
Teknik KIE dalam bidang kesehatan adalah suatu instrumen/ taktik/ seni
menerapkan metode KIE yang baik agar tujuan KIE dapat tercapai.
Dengan demikian maka pengertian metode dan teknik KIE dalam bidang
kesehatan merupakan suatu cara dan alat serta seni untuk menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu, sehingga tujuan KIE
dapat tercapai.

2) Tujuan penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan.


 Meningkatnya kualitas KIE di bidang kesehatan
 Mempercepat tercapainya tujuan KIE di bidang kesehatan
 Meningkatkan partisipasi sasaran dalam upaya kesehatan

3) Prinsip penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan


Ada beberapa prinsip dalam penerapan metode dan teknik KIE dalam bidang
kesehatan yaitu:
 Terselenggara interaksi atau proses komunikasi yang efektif
 Proses komunikasi menjadi menarik, baik pembicaranya, waktu serta media
komunikasi yang digunakannya
 Informasi yang disampaikan dapat mencegah / mengatasi permasalahan,
mengangkat harkat martabat serta nilai kehidupan sosial budaya sasaran,
sehingga bisa memberikan keuntungan baginya.
 Meningkatnya pengetahuan dan sikap positif
 Meningkatkan kemampuan sasaran untuk melakukan ajuran

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 16
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

 Mengatasi hambatan atau permasalahan dalam berkomunikasi.


 Meningkatkan hubungan yang saling membangun antara petugas dan
sasaran serta komitmen untuk bersedia belajar

4) Memilih metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan.


Dalam memilih metode dan teknik KIE, hendaknya disesuaikan dengan tujuan
KIE yang akan dicapai, karakteristik sasaran (kemampuan sasaran, tingkat
pengetahuan, keterampilan dan potensi, keadaan sosial dan budaya, dll),
kemampuan petugas promosi kesehatan, besar kecilnya kelompok sasaran,
strategi promosi kesehatan yang diterapkan, waktu yang disediakan, fasilitas
yang ada serta kondisi permasalahan yang ada.

Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam memilih metode dan
teknik KIE dalam bidang kesehatan yaitu:
 Berdasarkan jumlah sasaran
Dalam memilih metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan dapat
dilakukan melalui pendekatan 3 jenis jumlah sasaran, yaitu :
- Individu/Perorangan
KIE secara individu/perorangan adalah penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lainnya atau lebih, dapat dilakukan melalui
komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
langsung, misalnya kunjungan rumah, komunikasi ditempat pelayanan
kesehatan. Sedangkan komunikasi tidak langsung dengan menggunakan
media, misalnya komunikasi melalui telepon, surat, email, dll.
Metode dan teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan KIE secara
individu/ perorangan adalah:
Komunikasi interpersonal yaitu interaksi dari individu ke individu atau
dari individu dengan kelompok kecil, bersifat dua arah, kemudian pesan
yang disampaikan dalam bentuk verbal dan non verbal. Kedua belah
pihak saling berbagi informasi dan perasaan. Adapun langkah-langkah
melakukan komunikasi interpersonal adalah “SAJI” (Salam, Ajak Bicara,
Jelaskan dan Ingatkan).

Konseling yaitu suatu proses pemberian bantuan dari petugas konseling


kepada klien-nya, melalui pertemuan tatap muka dengan
menyampaikan informasi yang tidak memihak serta memberikan
dukungan emosi, agar klien mampu mengenali keadaan dirinya dan
masalah yang dihadapinya sehingga dapat membuat keputusan yang
tepat dan mantap bagi dirinya sendiri dengan kesadarannya sendiri
tanpa ada unsur paksaan dari siapapun. Atas dasar tersebut, kemudian
klien bisa bertindak sesuai dengan keputusan yang telah dipilihnya
secara mantap karena memahami alasan dan tujuannya. Dasar dari
pengertian konseling adalah pemberian informasi yang tujuan akhirnya
adalah klien dapat membuat keputusan untuk mengatasi masalahnya.

Melalui konseling akan dapat terjadi suatu proses :

a) Perubahan perilaku

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 17
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

b) Peningkatan kemampuan untuk mengenal masalahnya,


mengidentifikasi alternatif pemecahan masalahnya, menetapkan
prioritas alternatif pemecahan masalah, menganalisis / melakukan
kajian sejauhmana konsekuensi dan keuntungan terhadap pilihan
pemecahan masalah yang telah ditetapkan.
c) Meningkatkan kemampuan untuk memutuskan dan bertindak
d) Meningkatkan hubungan antar perorangan
e) Membantu klien untuk dapat mengurangi ketegangannya
f) Meningkatkan potensi seseorang untuk mengatasi masalah
g) Meningkatkan kemampuan untuk mampu berpikiran positif dan
optimis
Adapun langkah-langkah praktis melakukan konseling adalah SATU
TUJU.

SATU TUJU adalah SA: beri salam kepada klien (menciptakan hubungan),
sambut kedatangannya dan berikan perhatian; T : tanyakan kepada klien
untuk menjajagi pengetahuan, perasaan dan kebutuhan klien tentang. U
: uraikan informasi yang relevan / terkait dengan masalah klien. TU:
bantu klien untuk memahami masalah serta alternatif pemecahan
masalahnya. J: Jelaskan lebih rinci konsekuensi dan keuntungan dari
setiap alternatif pemecahan masalah. U : ulangi hal-hal penting yang
dibahas, serta lakukan kesepakatan kunjungan ulang klien atau rujuk ke
tempat pelayanan lain bila diperlukan.
Teknik komunikasi interpersonal dan konseling meliputi :
teknik menjadi pendengar aktif, teknik mengajukan pertanyaan, teknik
melakukan observasi, teknik melakukan refleksi, teknik membantu klien
mengambil keputusan, teknik menggunakan media KIE serta teknik
mengatasi situasi sulit dalam melakukan komunikasi interpersonal dan
konseling (klien menangis terus, tidak mau berbicara, marah, kecewa,
dll)

- Kelompok
Metoda dan teknik yang digunakan dalam melakukan KIE didalam
kelompok adalah ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, demontrasi,
permainan/ bermain peran.
Sedangkan teknik yang dilakukan adalah teknik menggunakan
media/alat peraga, teknik membangun peran aktif semua peserta,
teknik mengatasi peserta yang dominan, teknik peserta yang acuh, dll.
Agar peserta mau mengikuti pertemuan diskusi kelompok, demonstrasi,
ceramah tanya jawab maupun permainan, ada beberapa teknik yang
dapat dipergunakan yaitu menggunakan fasilitator yang mempunyai
kredibilitas baik, dipercaya sasaran, atau menggunakan teknik perintah,
kompetisi, penggunaan media KIE yang menarik, pemberian hadiah, dll

a) Ceramah tanya jawab


Ceramah tanya jawab (CTJ) adalah penyampaian pesan oleh seorang
pembicara di depan se-kelompok sasaran yang disertai tanya jawab.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 18
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

CTJ dapat dilakukan untuk sasaran yang berpendidikan tinggi


maupun rendah. CTJ akan berhasil apabila pembicara mengasai
materi, menguasai audiens serta menguasai penggunaan alat bantu
atau media. Disamping itu, pembicara berpenampilan baik dan
meyakinkan, percaya diri, tidak bersikap ragu-ragu, kemudian
suaranya jelas dan keras, sesekali disertai humor, pandangan tertuju
keseluruh peserta, berdiri didepan (ditengah), menggunakan alat
bantu semaksimal mungkin. Mampu menciptakan suasana serius
tapi santai, menggunakan bahasa sederhana, memberikan
kesempatan sasaran untuk bertanya, kemudian menjawab sesuai
pertanyaan, memberikan pertanyaan evaluasi serta menyampaikan
rangkuman sebelum ceramah diakhiri.

b) Diskusi/ Diskusi kelompok


Diskusi berasal dari bahsa latin discutio atau discussum yakni
“kurang lebih sama dengan bertukar pikiran” atau membahas
sesuatu masalah dengan mengemukakan dasar alasannya untuk
mencari jalan keluar sebaik-baiknya. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa diskusi merupakan ajang bertukar pikiran diantara
sejumlah orang, membahas masalah tertentu yang dilaksanakan
dengan teratur, dan bertujuan untuk memecahkan masalah secara
bersama. Metode ini dipakai dalam kegiatan KIE untuk
meningkatkan partisipasi aktif, tukar pengalaman dan pendapat
peserta diskusi. Untuk kegiatan ini anggota kelompok yang ideal
adalah 7 s/d 9 orang.

c) Peragaan atau demonstrasi


Demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk
memberi contoh nyata bagaimana suatu kegiatan dilakukan dengan
benar.
Ada beberapa macam demonstrasi, yaitu:
– Mengembangkan keterampilan sasaran dalam bidang tertentu
– Menunjukkan proses kerja penanganan suatu perilaku
(misalnya: proses/cara melakukan perawatan tali pusat bayi
baru lahir).
– Menunjukkan suatu alat yang baru.
– Memantapkan penerimaan hal baru

d) Curah pendapat (brain storming)


Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah
dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan
(curah pendapat) Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum
semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari
oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya
terjadi diskusi.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 19
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

e) Bola Salju (snow balling)


Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang terdiri dari 2
orang) dan kemudian diberikan suatu pertanyaan atau masalah.
Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi
satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan
4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota
kelompok.

f) Kelompok-kelompok kecil (buzz group)


Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz
group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau
tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap
kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
Metode ini digunakan apabila :
- Kelompok terlalu besar, sehingga tidak dimungkinkan setiap
orang berpatisipasi.
- Pokok pembahasan terhadap pemecahan masalah dapat
dibahas dari beberapa sudut pandang.
- Ada anggota kelompok yang kurang aktif dalam kegiatan
kelompok
- Waktu terbatas
- Ingin diciptakan suasana yang menyenangkan dalam
kelompok.

g) Memainkan peran (role play)


Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai bidan, dokter, perawat, pasien dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pengamat atau anggota masyarakat.
Mereka memperagakan konseling dengan menggunakan kaidah
“SATU TUJU” tentang pentingnya minum tablet tambah darah bagi
ibu hamil.
Anggota kelompok yang tidak bermain peran, diberi tugas untuk
melakukan pengamatan. Setelah bermain peran selesai, pemain
diminta menyampaikan perasaannya saat melakukan kegiatan
bermain peran. Selanjutnya, pengamat diberi kesempatan untuk
menyampaikan hasil pengamatannya. Pada akhir bermain peran
disimpulkan bersama tentang peran bidan dalam melakukan
konseling tentang pentingnya minum TTD bagi ibu hamil.

h) Permainan simulasi (simulation game)


Metode ini merupakan gabungan antara bermain peran dengan
diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa
bentuk permainan seperti permainan monopoli, ular tangga,
beberan. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 20
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain papan


main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan
sebagai narasumber.

- Massa
Metode dan teknik KIE yang diterapkan dalam komunikasi massa, dapat
menggunakan ceramah, pidato, siaran radio, siaran di televisi, di surat
khabar, media cetak dan media sosial. Dengan demikian metode
promosi kesehatan yang diterapkan melalui kegiatan komunikasi massa
dapat dilakukan melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung.
a) Ceramah umum
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada peringatan Hari Kesehatan
Nasional (HKN), Kepala Puskesmas memberikan pidato didepan
warga masyarakat. Metode ini dillakukan jika ada kelompok orang
yang perlu mendapat penjelasan yang sama, sedangkan waktu
terbatas. Ceramah memerlukan ruangan yang bisa ditempati
sekelompok orang, dengan pembicara yang menguasai masalah
yang akan diberikan. Ceramah jangan terlalu lama, cukup 30 menit.
10 menit pertama untuk memberi penjelasan yang singkat tetapi
jelas, 20 menit berikutnya untuk tanya jawab.

b) Pidato
Pidato tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun
radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
massa.
c) Siaran berprogram
Siaran berprogram adalah penyampaian informasi secara
terprogram melalui siaran radio dan televisi yang bertujuan
mengubah sikap, pengetahuan dan tindakan masyarakat. Metode ini
dapat dipakai dengan beberapa persyaratan, antara lain:
o Sasaran heterogen dilihat dari segi umur, sosial ekonomi dan
sebagainya.
o Informasi bersifat umum atau terbuka.
o Pesawat radio dan televisi sudah banyak dimiliki oleh dan
tersebar merata di masyarakat.

d) Pemutaran film dan slide


Informasi disampaikan kepada sasaran melalui media film dan slide.
Persyaratan penggunaan cara ini antara lain adalah:
o Tersedia proyektor, listrik dan tenaga untuk mengoperasikan
proyektor tersebut.
o Tersedia ruangan yang dapat menghalangi cahaya dari luar.

e) Pemasangan/penggunaan pamflet, leaflet dan booklet

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 21
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Penyampaian informasi kepada sasaran dilakukan dengan


menggunakan pamflet, leaflet, booklet dan sebagainya sebagai
media. Persyaratan umum dalam penggunaan metode ini antara lain
adalah:
o Harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah ditangkap
oleh sasaran.
o Tidak menimbulkan persepsi yang salah pada sasaran
(masyarakat).
o Harus menyolok agar menarik perhatian penerima informasi
secara spontan.

f) Tulisan-tulisan di majalah atau koran


Membuat tulisan di media cetak, seperti koran, majalah, atau bisa
juga membuat tulisan di majalah dinding sekolah.
g) Melakukan interaksi melalui media sosial : internet, facebook email,
twitter, dll

h) Bentuk lain: billboard, spanduk, poster pencanangan, menyelipkan


pesan pada khotbah keagamaan, menyelipkan pesan pada kesenian
tradisional, memanfaatkan pengeras suara di tempat ibadah,
membuat koran dinding di sekolah, menempelkan pesan di tempat-
tempat ramai, pemutaran film di tempat terbuka juga termasuk
promosi kesehatan massa

2. Strategi KIE dalam bidang kesehatan.

a. Pengertian Strategi
Strategi merupakan teknik dan taktik untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu,
menciptakan tujuan dan alur yang jelas dan logis, merinci langkah-langkah untuk
mencapai tujuan atau hasil, bersifat realistik karena sesuai konteks sosial, politik dan
ekonomi suatu program serta memastikan kegiatan KIE dapat dilakukan secara
efektif dan efisien untuk mengatasi masalah yang ada.

b. Tujuan Strategi KIE


Meningkatkan pencapaian tujuan KIE yang sesuai segmentasi sasaran, dengan alur
yang jelas dan logis bersifat realistis serta sesuai konteks sosial, politik dan ekonomi
sehingga kegiatan KIE dapat berjalan efektif dan efisien.

c. Kegiatan dan langkah-langkah pengembangan strategi KIE


Kegiatan dan langkah-langkah pengembangan strategi KIE dalam upaya promosi
kesehatan, meliputi:
1) Analisa masalah kesehatan
2) Memprioritaskan masalah kesehatan
3) Analisa penyebab masalah
4) Menetapkan segmentasi sasaran KIE
5) Kajian formatif, untuk mengidentifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang
diharapkan, dari setiap segmentasi sasaran
6) Menyusun strategi komunikasi, meliputi :
 Penetapan tujuan KIE (pengetahuan, sikap, perilaku)
 Penetapan pesan KIE

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 22
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

 Penetapan metode dan teknik KIE


 Pemilihan / pembuatan media KIE
 Penetapan petugas KIE
 Penetapan waktu pelaksanaan KIE (termasuk jangka watu/ lamanya
pelaksanaan kegiatan KIE).
 Dana / potensi pelaksanaan kegiatan KIE
 Penyusunan rencana kegiatan KIE
 Pelaksanaan kegiatan KIE

3. Ruang lingkup kegiatan KIE dalam bidang kesehatan di puskesmas.

a. Ruang lingkup kegiatan KIE berdasarkan pada tujuan KIE


1) KIE untuk meningkatkan pengetahuan sasaran
2) KIE untuk membangun sikap sasaran
3) KIE untuk membudayakan PHBS
4) KIE untuk meningkatkan peran serta atau partisipasi sasaran
5) KIE untuk membangun opini publik
6) KIE untuk mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana, serta sumberdaya
lainnya dari penentu kebijakan atau stakeholders.

b. Ruang lingkup kegiatan KIE berdasarkan lokasi kegiatan:


1) Kegiatan KIE di dalam gedung
2) Kegiatan KIE di luar gedung.

c. Ruang lingkup kegiatan KIE berdasarkan upaya kesehatan di puskesmas


1) Kegiatan KIE dalam upaya kesehatan esensial puskesmas
2) Kegiatan KIE dalam upaya kesehatan pengembangan / pilihan yang
diselenggarakan puskesmas
3) Kegiatan KIE yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

d. Ruang lingkup kegiatan KIE berdasarkan metode dan teknik KIE


1) Kegiatan KIE secara individu : komunikasi interpersonal dan konseling,
konsultasi, bimbingan, dll
2) Kegiatan KIE secara kelompok : diskusi kelompok, pelatihan, seminar, lokakarya,
dll
3) Kegiatan KIE secara massa: siaran radio, pameran, pidato, pertunjukkan, dll

4. Model KIE - Difusi Inovasi Dalam Proses Adopsi

Inovasi adalah sesuatu yang baru, bisa berupa ide, sikap, tindakan/perilaku atau benda
yang dianggap baru diperkenalkan kepada individu atau kelompok atau masyarakat.
Difusi inovasi adalah suatu proses komunikasi yang khusus menyampaikan suatu inovasi
kepada sasaran.

Menurut Rogers (1962-1995) difusi inovasi, adalah proses dimana inovasi


dikomunikasikan dalam kurun waktu tertentu, pada anggota sistem sosial tertentu yang
mempunyai suatu tata hubungan antara inividu dengan individu lain.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 23
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar
dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun 1964
melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan difusi sebagai
proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka
waktu tertentu dalam sebuah sistem sosial. Komunikasi dalam proses difusi inovasi
secara umum dibagi menjadi dua yaitu:
a. Komunikasi massa ialah komunikasi yang dilakukan terhadap sasaran yang
jumlahnya amat besar (massa) dengan menggunakan berbagi jenis media massa,
seperti televisi, radio, film, surat kabar, majalah dan sejenisnya.
b. Komunikasi interpersonal ialah komunikasi langsung melalui tatap muka yang
dilakukan terhadap sasaran perorangan atau sasaran kelompok.
Pada proses difusi, pemilihan cara dan saluran komunikasi harus dilakukan dengan
tepat dan ini merupakan tugas dari sumber komunikasi atau pengirim pesan /
komunikator.
Dalam proses difusi inovasi ada beberapa tahap kegiatan yaitu :

1) Mempelajari Inovasi.
Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa.
Pengadopsi awal biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran
dan menonton televisi, sehingga mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada.
Jika sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal
itu tidak akan diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang
dianggapnya baru merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat
mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui
komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.

2) Melakukan Adopsi
Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh
beberapa faktor. Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang
didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi
inovasi juga dipengaruhi oleh keyakinan terhadap kemampuan seseorang.
Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut
biasanya bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu
melakukannya. Jika seseorang merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka
akan cenderung mangadopsi inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga
menjadi faktor motivasional yang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa
orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi inovasi baru
untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi inovasi juga
dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu tersebut serta persepsi dirinya. Jika
sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai yang ia
anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan yang
dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.

3) Pengembangan jaringan sosial.


Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan inovasi
tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa
secara luas diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari
proses penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial
yang mereka miliki. Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan
dekat satu sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 24
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran
masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal memengaruhi manusia untuk
mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh media massa.

AAMODEL
MODELOF
OFSTAGE
STAGEIN
INTHE
THE
INNOVATION-DECISION PROSES
INNOVATION-DECISION PROSES
PRIOR
CONDITION
PREVIOUS COMMUNICATION CHANNELS
PRACTICE
FELT NEEDS
PROBLEMS
INNOVATIVEN
ESS NORM OF
S OS IAL
S YS TEM

I II VI V
III
IMPLEMENTATION CONVERMATION
KNOWLEDGE PERS UAS ION
DECIS ION

CHARACTERISTICS CONTINUED ADP


OF THE DECIS ION PERCIEVED
MAKING UNIT CHARACTERIS TIC OF THE LATER ADPOTION
PERS ONAL INNOVATION RELATIVE ADOPTION
VARIABEL, S OS IO ADVANTAGE DIS CONTINUED
ECONOMIC COMPATIBILITY CONTINUED
CHARACTERISTICS COMPLEXITY REJECTION
COMMUNICATION TRIALABILITY
BEHAVIOUR OBS ERVABILITY REJECTION

Pada gambar tersebut diatas, tentang teori ”inovation – decision process” yang
dikembangkan Rogers terdiri dari lima tahapan kegiatan yaitu:

a) Tahap pengetahuan (knowledge)


Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru.
Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media
cetak , maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat

b) Tahap persuasi (persuasion).


Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon
pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika
mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan
diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau
menolak inovasi tersebut.

c) Tahap pengambilan keputusan (decision)


Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan
mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah
melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan
terdapat perubahan dalam pengadopsian.

d) Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil


mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut.

e) Tahap pemantapan (confirmation)


Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari
pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 25
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang


mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah
keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan
evaluasi.

Model innovation – decision ini sejalan dengan proses belajar (learning process) dan
teori perubahan sikap (attitude). Rangsangan–rangsangan (stimuli) yang diterima oleh
individu berupa informasi tentang suatu inovasi, tersimpan dalam diri individu sampai
yang bersangkutan memberi reaksi (response) tentang inovasi tersebut yaitu menerima
atau menolak. Adanya stimulus (rangsangan) kemudian timbul reaksi (response)
terhadap stimulus, hal ini merupakan suatu proses belajar.

Everett M Rogers menekankan bahwa difusi inovasi sebagai proses dimana sebuah
inovasi dikomunikasikan sehingga dapat membentuk pengetahuan baru di masyarakat
atau kelompok sasaran, dipengaruhi oleh empat unsur yaitu 1) sifat inovasinya; 2) cara
dan saluran komunikasi yang dipergunakan; 3) waktu tertentu yang diperlukan; 4)
individu-individu sebagai anggota suatu sistem sosial. Keempat unsur tersebut
berlangsung dalam yang simultan, di mana masing-masing sistem itu berhubungan satu
dengan lainnya selama proses difusi inovasi itu berlangsung

Proses difusi inovasi ini berlangsung tergantung pada keadaan individu sebelum inovasi
diperkenalkan kepadanya. Artinya bagaimana pandangan individu tersebut terhadap
perubahan pada umumnya, apakah ia termasuk orang yang senang terhadap perubahan
atau anti perubahan. Begitu juga apakah yang bersangkutan termasuk orang yang luas
pergaulannya. Selain itu situasi masyarakat dimana individu tersebut hidup juga
berpengaruh. Artinya, apakah masyarakatnya termasuk masyarakat yang sudah maju
atau masih tradisional. Selanjutnya, apakah individu yang menghadapi inovasi tersebut
akan menerima atau menolak sangat tergantung pada sifat inovasinya juga, yaitu apakah
inovasi tersebut dianggap berguna baginya, apakah tidak bertentangan dengan norma
setempat dan tidak bertentangan dengan apa yang sudah dikerjakan sejak lama, apakah
inovasi tersebut bersifat sederhana, gampang dilaksanakan, tidak kompleks dan tidak
mahal dsb.

Kecepatan adopsi suatu inovasi ialah kecepatan suatu inovasi diadopsi oleh anggota
suatu sistem sosial. Kecepatan adopsi ini biasanya diukur dengan waktu yang diperlukan
serta sifat inovasi itu. Inovasi yang dianggap oleh masyarakat sebagai inovasi yang
bermanfaat , tidak bertentangan dengan norma masyarakat setempat, mudah untuk
diterapkan, praktis dan tidak mahal serta sesuai dengan kemampuannya maka akan
lebih cepat diadopsi (mempunyai kecepatan adopsi lebih besar). Inovasi mempunyai
kecepatan adopsi yang berbeda kalau diperkenalkan pada sistem sosial yang berbeda.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada sistim sosial yang modern kecepatan
adopsinya lebih besar dari pada di sistem sosial yang tradisional.

Kecepatan penerimaan suatu inovasi tergantung pula antara lain jenis saluran
komunikasi yang dipakai serta intensitas usaha para petugas ( termasuk kader) yang
menyebarluaskan inovasi tersebut.
Cepat lambatnya seseorang menerima suatu inovasi dibanding dengan anggota
masyarakat lainya ada perbedaan. Hal ini dipengaruhi adanya perbedaan karakteristik
antara individu yang satu dengan individu lainnya dalam merespon suatu inovasi. Ada
lima karakteritik individu yang dapat berpengaruh terhadap proses pengembangan sikap
individu dalam merespon suatu inovasi, yaitu : 1) golongan pelopor (inovator); 2)

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 26
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

golongan pengetrap dini (early adopter); 3) golongan pengetrap awal (early majority); 4)
golongan pengetrap akhir (late majority); 5) golongan penolak (laggard).

Ciri golongan pelopor (inovator) adalah berpikiran maju, ingin mencoba hal-hal atau
cara-cara yang baru, mempunyai sifat memotivasi orang lain untuk keluar dari kebiasaan
yang sederhana kearah yang lebih maju. Umumnya golongan kelompok ini mempunyai
status ekonomi yang lumayan baik. Oleh karena itu kelompok ini mempunyai sikap siap
untuk mencoba inovasi walaupun harus menghadapi kemungkinan kegagalan dari pada
inovasi yang diterima, terutama yang menyangkut materi. Golongan ini juga mempunyai
cukup kemampuan untuk memahami dan menerapkan inovasi yang diperkenalkan
kepadanya, walaupun inovasi tersebut agak kompleks. Hal ini disebabkan karena
golongan ini mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dari pada kelompok masyarakat
lainnya. Golongan ini umumnya merupakan orang-orang yang berani mengambil resiko.
Kelemahannya golongan ini biasanya kurang mempedulikan orang-orang disekitarnya,
tidak aktif menyebar luaskan pengetahuan dan pengalamannya. Namun, orang lain
selalu mengamati gerak-gerik kelompok ini. Golongan ini, jumlahnya yang ada di
masyarakat tidak banyak, hanya satu-dua orang saja.

Ciri-ciri golongan pengetrap dini (early adopter) merupakan kebalikan dari karakteristik
golongan inovator. Mereka pergaulannya terbatas hanya pada lingkungan tempat
tinggalnya saja, dan sering dianggap sebagai tokoh masyarakat setempat. Golongan ini
biasanya merupakan tempat orang-orang bertanya atau minta pertimbangan sebelum
menentukan apakah inovasi tersebut diterima atau ditolak. Mereka umumnya
merupakan orang-orang yang disegani oleh kelompoknya. Oleh karena itu kelompok ini
merupakan pintu gerbang yang menyaring masukknya ide-ide baru ke masyarakat.
Golongan early adopter ini lah yang biasanya dicari oleh para pembawa inovasi untuk
dijadikan teman dalam menyebarkan inovasinya di masyarakat.

Ciri-ciri golongan pengetrap awal (early majority). Golongan ini menerima inovasi lebih
lambat dibandingkan dengan golongan terdahulu, tetapi lebih awal dibanding kan
dengan kebanyakan anggota masyarakat lainnya. Golongan ini umumnya tidak
menempati posisi pemuka masyarakat, namun mempunyai kemampuan sebagai
penghubung yang bisa diharapkan pengaruhnya. Golongan ini sering disebuti golongan
yang ikut-ikutan. Mereka baru menerima suatu inovasi sesudah yakin bahwa inovasi
tersebut aman dan berguna baginya.

Ciri-ciri golongan pengetrap akhir (late majoriity), adalah mau menerima inovasi setelah
kebanyakan orang di masyarakat menerimanya. Mereka mau menerimanya karena ada
tekanan dari kelompoknya dan umumnya mereka menerima inovasi tersebut dengan
rasa tidak mantap.

Ciri-ciri golongan penolak (laggard). Golongan ini merupakan orang-orang yang paling
belakangan menerima inovasi. Itupun kalau mereka menerimanya, karena umumnya
tetap menolak. Mereka ini umunya merupakan orang-orang yang pendidikannya kurang,
tingkat ekonominya renadah dan pergaulannya sempit. Biasanya golongan ini
mempertahankan keadaan yang dialami sejak dulu, orientasinya kemasa lampau dan
bukan ke masa depan. Golongan ini merupakan kelompok tradisional. Umumnya mereka
menaruh kecurigaan para inovator atau para petugas.

Di Indonesia, belum ada proprosi masing-masing golongan adopsi tersebut, tetapi di


Amerika Serikat, angka-angka tersebut adalah sebagai berikut: golongan inovator
sekitar 2,5%, golongan pengetrap dini 13,5%, pengetrap awal 35%, pengetrap akhir 34%
dan penolak sebanyak 16%.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 27
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

B. Pelaksanaan KIE dalam bidang kesehatan di Puskesmas.

Pada dasarnya pelaksanaan KIE dalam bidang kesehatan di puskesmas, dapat dilakukan di
dalam dan di luar gedung. Kegiatan KIE tersebut dapat dilakukan melalui:

1. Komunikasi individu
a. Di dalam gedung kegiatan yang dilakukan adalah: melakukan komunikasi
interpersonal dan konseling kepada pasien dan keluarga pasien.
b. Diluar gedung kegiatan yang dilakukan adalah : melakukan kunjungan rumah dalam
upaya pemberdayaan keluarga, pembinaan pada kader, advokasi atau pendekatan
pada tokoh masyarakat, dll

2. Komunikasi kelompok
a. Di dalam gedung kegiatan yang dilakukan adalah: melakukan diskusi kelompok
dengan pasien, keluarga pasien dan pengunjung puskesmas, kelompok remaja di
puskesmas, dll
b. Diluar gedung kegiatan yang dilakukan adalah : melakukan pemberdayaan kader,
pengembangan UKBM, pelaksanaan kegiatan UKS, pelatihan kader, penyuluhan
kesehatan pada ibu-ibu di Posyandu, kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
dll

3. Komunikasi massa
a. Di dalam gedung kegiatan yang dilakukan adalah: melakukan pemasangan media
cetak (poster), pembuatan mading, billboard, spanduk yang berisi pesan kesehatan,
pemutaran radio/ tv spot yang berisi pesan-pesan kesehatan, dll
b. Diluar gedung kegiatan yang dilakukan adalah : siaran radio, pameran, media
tradisional, gerakan masyarakat dalam PHBS (saat Hari Bebas Tembakau Sedunia,
Hari Kesehatan, Gebrak Malaria), dll

VII. Referensi

 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta, 2006.


 Linda Ewles, Promosi Kesehatan, Gajah Mada, 2006
 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, 2006.
 Jalaludin Rakhmat, manajemen Kampanye, Bandung, 2007.
 Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta 2009
 Kemenkes, Modul Pelatihan KIE Pengemndalian Pflu Burung, Jakarta 2010
 Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Tim Mobil Klinik, Jkarata, 2011.
 Kemenkes, Modul pelatihan Jabfung PKM, Jakarta, 2011.
 Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011
 Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes RI, 2006
 Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
 Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi, Jakarta: Helen
Keller Indonesia, 2009
 Lloyd, Margaret dan Robert Bor. Communication Skills for Medicine. London: Churchill
Livingstone, 2006

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 28
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

 Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011
 Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes RI, 2006
 Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
 Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi, Jakarta: Helen
Keller Indonesia, 2009
 Lloyd, Margaret dan Robert Bor. Communication Skills for Medicine. London: Churchill
Livingstone, 2006
 Tim Penyusun. Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Kemenkes. RI, 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta
 Tim Penyusun. Pengembangan Media Promosi Kesehatan dalam pemberdayaan Keluarga.
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan RI, 2011.
 Mac Namara, Jim. Strategi Jitu Menjinakkan Media, PT Multi Media Publisher, 1996
 Mulyadi, Ivan dan Toni Burhanudin. Ada Iklan di Balik Lagu. Adcetra, Juli 2013
 Tanoso, Harri. Lagu Mesti Mudah Diingat dan Mudah Dinyanyikan. Adcetra, Juli 2013
 Agus, Maghribu Muhammad. Tema Ad Song Selaras dengan Tag Line. Adcetra, Juli 2013
 Ladjar, Angelina Merlyana. Catchy, Entertaining tapi Tetap Smart. Adcetra, Juli 2013

Lampiran :

Pedoman Role Play (Bermain Peran) KIE Kesehatan Ibu

a. Peserta dibagi dalam tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari 10-11 orang). Semua
kelompok diminta berdiskusi untuk membuat skenario dan mempersiapkan diri untuk
melakukan praktek KIE dalam bidang kesehatan di puskesmas, melalui kegiatan bermain
peran (roll play):
Kelas A : melakukan KIE - Kesehatan Ibu
 Kelompok 1: mempraktekan komunikasi individu (Komunikasi Interpersonal/ Konseling)
yang dilakukan oleh petugas puskesmas pada saat melakukan kunjungan rumah pada
suami dan ibu hamil , dengan materi pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan.
 Kelompok 2: mempraktekan penyuluhan kelompok/diskusi kelompok dengan kader
posyandu tentang Pentingnya Peran Kader dalam mendukung peningkatan cakupan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
 Kelompok 3 : mempraktekan komunikasi massa tentang pentingnya persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan.

Kelas B : melakukan KIE –Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)


 Kelompok 1: mempraktekan komunikasi individu (Komunikasi Interpersonal/ Konseling)
yang dilakukan oleh petugas puskesmas melalui kunjungan rumah pada tentang
pentingnya perilaku tidak merokok dalam mencegah penyakit tidak menular (hipertensi,
stroke, jantung).
 Kelompok 2: mempraktekan penyuluhan kelompok/diskusi kelompok dengan kelompok
bapak-bapak pada saat arisan RT tentang pentingnya perilaku tidak merokok dalam
mencegah penyakit tidak menular (hipertensi, stroke, jantung).
 Kelompok 3 : mempraktekan komunikasi massa tentang pentingnya perilaku tidak
merokok dalam mencegah penyakit tidak menular (hipertensi, stroke, jantung).

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 29
Materi Inti 2
KIE Dalam Bidang Kesehatan

Waktu diskusi : 10 menit untuk diskusi membuat skenario dan mempersiapkan diri bermain
peran, sedangkan waktu bermain peran untuk setiap kelompok adalah 5 menit.

b. Seusai bermain peran, setiap kelompok diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan
terhadap praktek KIE yang dilakukan oleh kelompok lainnya.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 30

Anda mungkin juga menyukai