Komunikasi Kesehatan
MATERI INTI 7
KOMUNIKASI KESEHATAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian pesan guna
mendukung tercapainya perilaku sasaran. Berbagai strategi komunikasi
digunakan agar dapat menyampaikan informasi dan edukasi kesehatan
kepada masyarakat dikenal dengan KIE juga. Kegiatan KIE dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas menjadi salah satu indikator kinerja puskesmas, serta
menjadi salah satu substansi atau parameter penilaian akreditasi puskesmas.
Sehubungan dengan itu, petugas puskemas harus berkompeten melakukan
KIE dalam bidang kesehatan terutama pada saat melaksanakan upaya
promosi kesehatan. Kompetensi KIE petugas puskesmas, merupakan kunci
keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
melakukan upaya promosi kesehatan yang meliputi advokasi, penyuluhan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta menjalin kemitraan dengan
berbagai pihak.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 368
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan
Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang teknik dasar
komunikasi Informasi Edukasi Bidang Kesehatan (60 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang
teknik dasar komunikasi
2. Fasilitator merangkum hasil curah pendapat dan menyampaikan paparan
materi tentang teknik dasar komunikasi sesuai urutan sub pokok bahasan
dengan menggunakan bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.
4. Fasilitator membagi peserta dalam tiga kelompok. Fasilitator menugaskan
setiap kelompok untuk berdiskusi membuat skenario serta mempersiapkan
diri untuk melakukan praktek KIE di puskesmas, melalui kegiatan bermain
peran (roll play) yaitu:
5. Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi dan siap bermain peran, maka
fasilitator mempersilahkan setiap kelompok untuk bermain peran sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
6. Fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan
balik kegiatan bermain peran tersebut.
7. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.
Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang komunikasi
kesehatan dalam pencapaian program di Puskesmas (120 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk
menyampaikan pengalamannya dalam penerapan strategi komunikasi
kesehatan yang selama ini dilakukan.
2. Fasilitator menyampaikan materi secara runtut berdasarkan sub pokok
bahasan yang diselingi dengan penugasan dan penyajian oleh masing-
masing kelompok sesuai dengan sub pokok bahasan.
3. Fasilitator membagi peserta dalam 3 (tiga) kelompok. Fasilitator menugaskan
setiap kelompok untuk berdiskusi tentang permasalah kesehatan dalam
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga berdasarkan
langkah-langkah pengembangan strategi komunikasi kesehatan secara
berurut yaitu ;
Langkah 1 mendiskusikan tentang Analisis Masalah dan Sasaran
Langkah 2 mendiskusikan tentang Rancangan Strategis
Langkah 3 mendiskusikan tentang Pengembangan dan Ujicoba Pesan
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 370
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan
Langkah 4
Penyampaian rangkuman tentang komunikasi kesehatan (15 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal
penting tentang pengembangan strategi komunikasi kesehatan yang telah
dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan
mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua
peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada
sesi ini dapat tercapai.
V. URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1.
TEKNIK DASAR KOMUNIKASI
2) Pesan
Pesan, adalah gagasan, pendapat, fakta, dan sebagainya yang
sudah dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan kepada
komunikasi melalui lambang. Pesan dalam proses komunikasi
disampaikan melalui bahasa tertentu yang sama atau dapat
dimengerti oleh penerima pesan. Pesan dapat disampaikan melalui
kata-kata, gambar, musik, isyarat, bahasa tubuh, dll
3) Saluran/Media Komunikasi.
Ialah saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan.
Sumber harus menentukan saluran atau media apa yang akan
digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Saluran/media
dalam proses komunikasi dapat berbentuk : rapat pertemuan, radio,
5) Encoding
Encoding adalah kegiatan perumusan/ pengalihan gagasan yang
dilakukan oleh komunikator untuk disampikan kepada komunikan.
6) Decoding
Decoding adalah kegiatan perumusan gagasan yang dilakukan oleh
komunikan, gagasan tersebut berasal dari komunikator.
7) Umpan balik
Umpan balik (feed back) yaitu reaksi terhadap pesan.
BAGAN
KOMUNIKASI SEBAGAI SISTEM
UPAN BALIK
Selain dari pada itu komunikasi juga merupakan proses yang meliputi:
1) Kegiatan encoding.
Ialah kegiatan merumuskan pesan oleh komunikator sebelum
disampaikan kepada komunikan.
2) Kegiatan decoding.
Ialah kegiatan menafsirkan pesan oleh komunikator waktu pesan
tersebut diterima.
BAGAN
PROSES KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES ENCODING DAN DECODING
ENCODING DECODING
UPAN BALIK
BAGAN
DIMENSI YANG MEMPENGARUHI KOMPONEN DALAM
PROSES KOMUNIKASI
Pesan baru atau lama, sesuatu yang baru akan lebih menarik
perhatian daripada yang sudah lama.
Aneh atau tidak biasa, sesuatu yang aneh atau lain daripada, akan
lebih cepat menarik perhatian daripada yang biasa atau yang sama
dengan yang lainnya. Misalnya :sesuatu yang kecil di antara yang
besar-besar akan lebih menarik daripada semuanya besar-besar.
Sebaliknya juga demikian, yaitu sesuatu yang besar diantara yang
kecil. Sesuatu yang redup di antara yang terang, atau sesuatu yang
terang diantara yang redup, dan sebagainya.
mati, secara berkala, lebih menarik dari pada yang menyala terus-
terusan.
Kebaikannya.
Komunikasi bisa berlangsung cepat, karena tidak terganggu
oleh tanya jawab yang sering kali berkelanjutan secara bertele-
tele, kalau tidak bijaksana menanganinya.
Kekurangannya.
Kemungkinan sasaran salah mentafsirkan pesan yang yang
diterima cukup besar, karena sasaran tidak bisa minta
penjelasan.
Rapport dalam NLP mengacu pada situasi yang terjadi antara dua orang atau
lebih dimana terjadi keharmonisan, keselarasan atau keterhubungan. Rapport
ini adalah elemen terpenting dalam berkomunikasi.
b. 38% ditentukan oleh intonasi suara (voice tone) Anda, kalimat yang
sama disampaikan dengan tone berbeda akan member arti (meaning)
yang berbeda.
c. 7% ditentukan oleh isi pesan (content) yang Anda ucapkan, dengan
perkataan lain sebagus apapun anda merangkai kata hanya akan
member efek 7% daalam komunikasi yang dilakukan.
2. LEADING
Jika keselarasan sudah terbangun maka langkah berikutnya Anda
mangarahkan lawan bicara Anda ‘leading’. Apakah itu leading? Leading
adalah posisi dimana anda sudah bisa menguasai lawan bicara anda.
Leading terbangun akibat dari proses pacing yang efektif, misalnya ketika
seorang mau curhat kepada anda, mau menuruti instruksi anda, mau
melaksanakan nasihat anda tentu ketika mereka sudah merasakan
keselarasan frekuensi yang anda bangun dalam proses pacing. Namun
sebelum Anda mengarahkan lawan bicara alangkah baiknya anda
melakukan kalibrasi (penyesuaian) kondisi kesiapan lawan bicara anda.
Buatlah kondisi agar lawan bicara secara sadar atau tidak sadar
menyetujui informasi yang akan Anda berikan. Membaca dan
memperhatikan isyarat nonverbalnya dengan cara mengkalibrasi
wajahnya, gesturenya serta intonasinya. Kemampuan mengkalibrasi
(membaca perubahan) akan menentukan proses keselarasan (rapport)
akan tercapai dengan efektif.
lawan bicara anda ketika senang, wajah lawan bicara anda ketika
mengantuk dll. Selain itu anda harus tahu bahasa tubuh lawan bicara anda
ketika dia memiliki tanda-tanda keinginan, menolak, ataupun marah.
Semua tanda-tanda pada anak anda tersebut anda simpan dalam memori
anda sebagai bahan kalibrasi lawan bicara anda. Sehingga ketika anda
melihat lawan bicara anda dengan mimik tertentu atau sikap tertentu,
memudahkan anda membaca situasi dan anda sudah tahu bahwa lawan
bicara anda memiliki maksud tertentu, inilah yang dinamakan kalibrasi.
Leading
Kata-kata
(mengarahk
Rapport Trust
Mutu suara (kepercayaan)
an)
(keakraban)
Fisiologis
Leading
Pacing (menyesuaikan) (mengarahkan)
POKOK BAHASAN 2.
KOMUNIKASI KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN PROGRAM DI
PUSKESMAS
2. Visi Strategi
Komponen yang menjadi payung bagi program komunikasi kesehatan
berorientasi strategis merupakan visi yang tangguh, dinyatakan dengan
baik untuk jangka panjang.
Visi strategis yang baik memberikan pandangan yang sama kepada
semua stakeholder. Bisa memberikan inspirasi dan bersifat nyata,
menyarankan apa yang harus dilakukan masyarakat, dan mengundang
keikutsertaan. Visi strategis harus memberikan gambaran mental skenario
yang diinginkan di masa depan. Visi tersebut merefleksikan nilai inti dan
kepercayaan yang dimiliki anggota tim, seperti konsep bahwa masyarakat
bertindak sebagai pihak yang bertanggung jawab sesuai atas
kesehatannya sendiri. Visi strategis yang baik tidak hanya berfokus pada
besarnya masalah yang dihadapi, tapi juga kemungkinan berbagi tugas
dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
Visi strategis yang baik juga bersifat praktis dan menetapkan pandangan
tim mengenai hal-hal dianggap mungkin. Visi juga mempertimbangkan apa
yang berada di luar kemungkinan yang seringkali dianggap sebagai
angan-angan pimpinan saja. Mimpi yang dianggap tidak mungkin dicapai
dalam kenyataan akan diabaikan begitu saja.
4. P-Proses
Langkah – langkah P-Proses adalah sebagai berikut:
a. Analisa – Memahami karakteristik masalah kesehatan serta
hambatan terhadap perubahan: mendengarkan khalayak sasaran
yang potensial; menilai kebijakan, sumber daya, kekuatan serta
kelemahan program yang sudah ada, dan menganalisa sumber daya
komunikasi.
b. Rancangan Strategis – menentukan tujuan, mengidentifikasi segmen
khalayak sasaran, memosisikan konsep khalayak sasaran,
mengklarifikasi model perubahan perilaku yang akan digunakan,
memilih saluran komunikasi, merencanakan diskusi antarpribadi,
menyusun rencana tindakan dan rancangan evaluasi.
c. Pengembangan, Pengujian Awal, Perbaikan dan Produksi –
mengembangkan konsep pesan, mengujinya melalui anggota khalayak
sasaran dan pihak penanggungjawab, memperbaiki dan memproduksi
pesan serta materi, serta menguji kembali materi baru dan materi yang
sudah ada.
d. Manajemen, Pelaksanaan, dan Pemantauan – menggerakkan
organisasi kunci : menciptakan lingkungan organisasi yang positif,
mewujudkan rencana tindakan dan memantau penyebarluaskan
informasi, pengiriman dan penerimaan hasil-hasil program.
e. Evaluasi Dampak dan Merencanakan Kesinambungan – mengukur
dampaknya pada khalayak sasaran dan menentukan cara
meningkatkan proyek yang akan datang; menyesuaikan dengan kondisi
yang terus berubah dan merencanakan kesinambungan serta
kemandirian.
d. Menilai lingkungan
Penilaian terhadap aspek lingkungan tempat pelaksanaan strategi
sangat diperlukan. Kadang-kadang, suatu masalah kesehatan hanya
membutuhkan promosi perilaku kesehatan tertentu dan tidak perlu
menyertakan produk atau tindakan pelayanan, misal pemberian ASI
2. Rancangan Strategis
Segmentasi sasaran adalah membagi sasaran menjadi beberapa
kelompok kecil yang memiliki kebutuhan, kecenderungan, dan karakteristik
serupa sehubungan dengan aspek-aspek komunikasi. Komunikator
kesehatan melakukan segmentasi sasaran guna mendapatkan cara paling
tepat dan efektif dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok
tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan segmentasi sasaran
meliputi:
4) Penempatan media
Agen periklanan biasanya akan menangani pembayaran slot waktu
media, dan memastikan agar pesan-pesan disampaikan sesuai
rencana media. Jika agen periklanan tidak mampu memberi jasa
tersebut, kemungkinan harus melibatkan suatu perusahaan yang
khusus menangani pemberlian slot ruang/waktu media (media
buying).
5) Humas
Humas bekerjasama dengan para pembuat keputusan tingkat atas di
organisasi utama dan agen lainnya untuk melatih individu-individu
tertentu sebagai pembicara, serta mempersiapkan mereka
seandainya program menuai kritik. Jenis tugas ini membutuhkan
keputusan-keputusan manajemen yang strategis kerjasama erat
dengan agen mitra lainnya.
6) Kegiatan berbasis komunitas/masyarakat
Walaupun suatu strategi komunikasi tidak mengharuskan kerja sama
dengan kelompok berbasis masyarakat guna menjamin kelancaran
pelaksanaan, melibatkan jasa-jasa organisasi akar rumput terkadang
bisa berguna dalam menyebarluaskan pesan-pesan kepada
khalayak sasaran.
7) Pelatihan
Identifikasi area-area kesenjangan keahlian atau pengetahuan yang
bisa menghambat tim manajemen mencapai tujuan strategi.
d. Pemantauan
Pemantauan adalah fungsi yang penting, namun kerap tidak
diperhatikan dalam pelaksanaan strategi. Perencanaan yang baik berisi
proses yang jelas untuk memantau pelaksanaan kegiatan kampanye.
Perencanaan pemantauan kegiatan dibuat dengan menentukan
organisasi yang akan bertanggung jawab atas masing-masing kegiatan.
Pada tingkat yang lebih kompleks dan strategis, evaluasi juga harus:
Menilai kecukupan/kelayakan strategi yang dipilih
Menyoroti bidang-bidang yang memiliki dampak terendah dan
tertinggi
Tidak hanya mengidentifikasi perubahan individu atau masyarakat
saja, tetapi juga mengukur hasil (indeks) kesehatan dan sosial
berbasis populasi
Menunjukkan cara-cara meningkatkan progra
Mengukur efektifitas biaya per orag yang terjangkau, atau per ukuran
manapun dari perubahan perilaku
Pemantauan Kinerja
Kualitas (mutu), kuantitas (besaran) dan distribusi (pembagian) hasil
komunikasi harus dipantau dengan ketat.
Pemantauan Hasil
Di sini, fokus evaluasi bergeser dari kegiatan dan tindakan, kembali
ke tujuan awal. Selama proses pemantauan, survei yang ekstensif
tidaklah memungkinkan. Namun, pengamatan dan wawancara lokasi
penting dilakukan untuk memastikan hasil yang diharapkan mulai
terjadi. Hasil yang bukan merupakan tujuan, atau yang berbeda dari
tujuan awal program memerlukan perhatian seksama dan segera,
serta umpan balik kepada penanggung jawab kegiatan, jika perlu,
lakukan perubahan dalam pelaksanaan atau strateginya.
Penilaian Dampak
Penilaian dampak merupakan hal yang lebih sulit lagi, tapi penting
untuk strategi komunikasi berskala besar. Penilaian dampak ditujukan
untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan “Apakah strategi
komunikasi mencapai tujuan yang sudah ditentukan?”. Selanjutnya,
penilaian dampak dimanfaatkan untuk melihat perbedaan yang
dilakukan strategi pada lingkungan program secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan evaluasi dampak perlu menentukan indikator
yang akan digunakan untuk menentukan apakah tujuan telah dicapai.
c. Mengidentifikasi Rancangan Evaluasi dan Sumber Data
Keputusan seseorang untuk berupaya mengikuti perubahan perilaku
yang diprogramkan dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu proses khalayak
sasaran dalam menimbang risiko pribadi dengan keuntungan
mengadopsi perilaku; dan persepsi khalayak sasaran tentang norma
komunitas.
Evaluasi komunikasi strategis bergantung pada pengumpulan data di
berbagai tingkat yang relevai dengan tujuan program. Dua tingkat
pengukuran utama untuk data evaluasi komunikasi adalah berdasarkan
populasi dan program.
Pengukuran berdasarkan populasi berguna untuk melacak hasil
pendahuluan, pertengahan, dan jangka panjang. Pengukuran
berdasarkan program bergantung pada pencatatan dan pelaporan yang
ada di program.
d. Menyesuaikan Evaluasi untuk Situasi Tertentu
Pada tingkat teoritis, evaluasi yang paling berguan akan disesuaikan
dengan strategi komunikasi tertentu dan situasi yang menjadi
pertimbangan. Ini berarti, evaluai akan merefleksikan model perubahan
perilaku konseptual yang digunakan untuk merancang program di saat
awal, berfokus pada khalayak sasaran untuk program tertentu,
mengukur sejauhmana paparan berbagai media yang digunakan dalam
program (apakah radio, televisi, pertemuan masyarakat, komunikasi
interpersonal dan konseling, atau saluran komunikasi lain), dan
mengkaitkan temuan-temuan dengan tujuan, penentuan posisi dan
pelaksanaan program.
Pada tingkat praktis, rancangan evaluasi harus konsisten dengan ruang
lingkup program dan ketersediaan sumber daya manusia, keuangan,
serta fisik. Program multimedia nasional, yang banyak dipilih program
komunikasi strategis, memerlukan survey nasional, statistik tempat
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 412
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan
REFERENSI
1. Panduan lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan, John Hopkins
Bloomberg School of Public Health
2. Modul TOT Promkes bagi Petugas Puskesmas, 2015