Anda di halaman 1dari 47

Materi Inti 7.

Komunikasi Kesehatan

MATERI INTI 7
KOMUNIKASI KESEHATAN

I. DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi kesehatan merupakan proses penyampaian pesan guna
mendukung tercapainya perilaku sasaran. Berbagai strategi komunikasi
digunakan agar dapat menyampaikan informasi dan edukasi kesehatan
kepada masyarakat dikenal dengan KIE juga. Kegiatan KIE dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas menjadi salah satu indikator kinerja puskesmas, serta
menjadi salah satu substansi atau parameter penilaian akreditasi puskesmas.
Sehubungan dengan itu, petugas puskemas harus berkompeten melakukan
KIE dalam bidang kesehatan terutama pada saat melaksanakan upaya
promosi kesehatan. Kompetensi KIE petugas puskesmas, merupakan kunci
keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta
melakukan upaya promosi kesehatan yang meliputi advokasi, penyuluhan
kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta menjalin kemitraan dengan
berbagai pihak.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti sesi ini peserta pelatihan mampu melakukan
komunikasi kesehatan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Untuk mencapai tujuan pembelajaran umum di atas, maka tujuan
pembelajaran khusus yang akan dicapai setelah mempelajari materi ini
peserta dapat:
a. Melakukan teknis dasar komunikasi
b. Melakukan komunikasi kesehatan dalam pencapaian program di
Puskesmas

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


Pokok bahasan komunikasi kesehatan dibagi dalam 2 pokok bahasan dengan
masing-masing sub pokok bahasan sebagai berikut :
Pokok Bahasan 1. Teknik Dasar Komunikasi
a. Konsep dasar komunikasi Informasi Edukasi Bidang Kesehatan
b. Membangun keselarasan dalam komunikasi

Modul TOT Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 368
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Pokok Bahasan 2. Komunikasi Kesehatan dalam pencapaian program di


Puskesmas
a. Konsep Pengembangan strategi komunikasi kesehatan
b. Pengembangan strategi komunikasi kesehatan

IV. LANGKAH PEMBELAJARAN


Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 5 jam pelajaran (T=2
JPL, P=3 JPL, PL=0) @45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran,
dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1
Pengkondisian (15 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum
pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan.
Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja
dan judul materi yang akan disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk
menerima materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan
pembelajaran serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada
sesi ini.

Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang teknik dasar
komunikasi Informasi Edukasi Bidang Kesehatan (60 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang
teknik dasar komunikasi
2. Fasilitator merangkum hasil curah pendapat dan menyampaikan paparan
materi tentang teknik dasar komunikasi sesuai urutan sub pokok bahasan
dengan menggunakan bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.
4. Fasilitator membagi peserta dalam tiga kelompok. Fasilitator menugaskan
setiap kelompok untuk berdiskusi membuat skenario serta mempersiapkan
diri untuk melakukan praktek KIE di puskesmas, melalui kegiatan bermain
peran (roll play) yaitu:

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 369


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

 Kelompok 1: mempraktekan komunikasi individu (Komunikasi


Interpersonal/ Konseling) yang dilakukan oleh petugas puskesmas pada
saat melakukan kunjungan rumah pada suami dan ibu hamil , dengan
materi pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
 Kelompok 2: mempraktekan penyuluhan kelompok/diskusi kelompok
dengan kader posyandu tentang Pentingnya Peran Kader dalam
mendukung peningkatan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan.
 Kelompok 3 : mempraktekan komunikasi massa tentang pentingnya
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Waktu diskusi : 10 menit untuk diskusi membuat skenario dan


mempersiapkan diri bermain peran, sedangkan waktu bermain peran
untuk setiap kelompok adalah 5 menit.

5. Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi dan siap bermain peran, maka
fasilitator mempersilahkan setiap kelompok untuk bermain peran sesuai
dengan tugasnya masing-masing.
6. Fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan
balik kegiatan bermain peran tersebut.
7. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.

Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang komunikasi
kesehatan dalam pencapaian program di Puskesmas (120 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa peserta untuk
menyampaikan pengalamannya dalam penerapan strategi komunikasi
kesehatan yang selama ini dilakukan.
2. Fasilitator menyampaikan materi secara runtut berdasarkan sub pokok
bahasan yang diselingi dengan penugasan dan penyajian oleh masing-
masing kelompok sesuai dengan sub pokok bahasan.
3. Fasilitator membagi peserta dalam 3 (tiga) kelompok. Fasilitator menugaskan
setiap kelompok untuk berdiskusi tentang permasalah kesehatan dalam
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga berdasarkan
langkah-langkah pengembangan strategi komunikasi kesehatan secara
berurut yaitu ;
 Langkah 1 mendiskusikan tentang Analisis Masalah dan Sasaran
 Langkah 2 mendiskusikan tentang Rancangan Strategis
 Langkah 3 mendiskusikan tentang Pengembangan dan Ujicoba Pesan
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 370
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

 Langkah 4 mendiskusikan tentang Pelaksanaan dan Pemantauan


 Langkah 5 mendiskusikan tentang Evaluasi dan Rancang Ulang
4. Fasilitator meminta kelompok menyajikan hasil diskusi di setiap langkah
pengembangan strategi komunikasi kesehatan dan memberikan kesempatan
kepada masing-masing kelompok untuk memberi masukan dan pendapat.
5. Selanjutnya fasilitator merangkum dengan menggunakan bahan tayang.
6. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau
tanggapan yang sesuai.

Langkah 4
Penyampaian rangkuman tentang komunikasi kesehatan (15 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal
penting tentang pengembangan strategi komunikasi kesehatan yang telah
dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan
mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua
peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada
sesi ini dapat tercapai.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 371


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

V. URAIAN MATERI

POKOK BAHASAN 1.
TEKNIK DASAR KOMUNIKASI

A. Konsep Dasar Komunikasi Informasi Edukasi Bidang Kesehatan


Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) dalam bidang kesehatan merupakan
inti dari upaya pelayanan kesehatan perorangan (privat good) maupun upaya
pelayanan kesehatan masyarakat (public good) yang diselenggarakan
puskemas. Kegiatan KIE dalam pelayanan kesehatan di puskesmas menjadi
salah satu indikator kinerja puskesmas, serta menjadi salah satu substansi
atau parameter penilaian akreditasi puskesmas. Sehubungan dengan itu,
petugas puskemas harus berkompeten melakukan KIE dalam bidang
kesehatan terutama pada saat melaksanakan upaya promosi kesehatan.
Kompetensi KIE petugas puskesmas, merupakan kunci keberhasilan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta melakukan upaya
promosi kesehatan yang meliputi advokasi, penyuluhan kesehatan,
pemberdayaan masyarakat serta menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.

Pentingnya penerapan KIE dalam pelayanan kesehatan dinyatakan dalam


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang berbunyi
setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang
kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab (pasal 7). Selain itu ada
beberapa kewajiban pemerintah lainnya dalam pembangunan kesehatan
diantaranya adalah bertanggung jawab atas ketersediaan akses informasi,
edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (pasal 17),
bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat
dalam segala bentuk upaya kesehatan (pasal 18) serta bertanggung jawab
dalam pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat
melalui pendidikan dan/atau pelatihan (pasal 25:1). Peningkatan kesehatan
merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat untuk mengoptimalkan kesehatan
melalui kegiatan penyuluhan, penyebarluasan informasi, atau kegiatan lain
untuk menunjang tercapainya hidup sehat (pasal 62:1).

Hakekat KIE dalam bidang kesehatan adalah meningkatkan pengetahuan,


kesadaran, kepedulian, kemauan, kemampuan, dukungan sumberdaya serta
partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung tercapainya

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 372


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

pembangunan kesehatan melalui penerapan perilaku hidup bersih dan sehat


dan pengembangan UKBM. Dengan demikian maka kegiatan KIE dalam
bidang kesehatan bukan sekedar menyebarluaskan informasi saya,
melainkan merupakan intervensi perubahan perilaku. Dampak pelaksanaan
KIE di puskesmas yang utama adalah meningkatnya akses masyarakat
dalam pelayanan kesehatan, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan,
meningkatnya peran serta masyarakat, dll.

1. Dasar-Dasar Komunikasi Informasi Dan Edukasi (KIE) Dalam Bidang


Kesehatan.
a. Pengertian KIE
Secara umum pengertian komunikasi banyak sekali, diantaranya
adalah:
1) Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam
bentuk verbal, non verbal maupun emosional antara komunikator
kepada komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi
satu sama lain untuk mencapai saling pengertian dan saling memiliki
(Everett M. Rogers).
2) KIE dalam komunikasi kesehatan sering disebut dengan pendidikan
atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan
masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur
komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan cara
melakukan advokasi, pembinaan suasana, gerakan pemberdayaan
masyarakat, mengembangkan kemampuan dan keterampilan
perorangan serta mengarahkan pelayanan kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitatif dengan tujuan agar masyarakat dapat
mengenali, memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatannya.

b. Tujuan KIE dalam bidang kesehatan


Secara umum tujuan KIE dalam bidang kesehatan adalah:
1) Meningkatnya peran serta masyarakat, melalui interaksi antara
petugas kesehatan dengan masyarakat, sehingga dapat
terbangun hubungan yang baik, saling menguntungkan, saling
mengisi, saling dapat memenuhi harapan dengan masyarakat.
2) Melalui KIE dalam bidang kesehatan dapat :
a) Terjadi perubahan pendapat (opinion change), meliputi
pengetahuan, ide, keyakinan dan pemikiran pada sasaran KIE
b) Membangun sikap positif / perubahan sikap (attitude change)
pada sasaran KIE

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 373


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

c) Terjadi perubahan perilaku (behavior change) kearah perilaku


hidup bersih dan sehat pada sasaran KIE
d) Terjadi perubahan terhadap kehidupan sosial (social change)
yang lebih sehat pada sasaran KIE.
3) Menyampaikan informasi yang akurat kepada pengambil keputusan
untuk mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana dan
sumberdaya lainnya dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan
di puskesmas.
4) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
petugas puskesmas.

c. Unsur-unsur KIE dalam bidang kesehatan.


Unsur-unsur pokok KIE dalam bidang kesehatan , mengacu pada
unsur-unsur komunikasi yaitu:
1) Sumber atau Komunikator.
Semua komunikasi berasal dari suatu sumber. Sumber ini berupa
orang, kelompok, lembaga, institusi, dan sebagainya. Komunikator,
sebagai orang yang menyampaikan informasi atau pesan kepada
orang lain selaku penerima pesan. Dalam proses komunikasi,
komunikator dituntut mempunyai pengetahuan dan wawasan yang
luas, serta keterampilan-keterampilan dalam merumuskan pesan,
berbicara, berpikir, menulis, dll Komunikator juga diharapkan
mempunyai sikap yang positif terhadap penerima pesan.

2) Pesan
Pesan, adalah gagasan, pendapat, fakta, dan sebagainya yang
sudah dirumuskan dalam suatu bentuk, dan disampaikan kepada
komunikasi melalui lambang. Pesan dalam proses komunikasi
disampaikan melalui bahasa tertentu yang sama atau dapat
dimengerti oleh penerima pesan. Pesan dapat disampaikan melalui
kata-kata, gambar, musik, isyarat, bahasa tubuh, dll

Tingkat kesulitan pesan harus dipertimbangkan sebelum pesan


tersebut disampaikan kepada si penerima pesan. Artinya tingkat
kesulitan pesan disesuaikan dengan tingkat pengetahuan/pendidikan
dari si penerima pesan.
Isi pesan juga perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi serta
karakteristik penerima pesan.

3) Saluran/Media Komunikasi.
Ialah saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan.
Sumber harus menentukan saluran atau media apa yang akan
digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Saluran/media
dalam proses komunikasi dapat berbentuk : rapat pertemuan, radio,

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 374


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

rekaman, televisi, demontrasi, panggung boneka, media tradisional,


surat kabar, majalah, poster, leaflet, dll

Biasanya komunikasi akan lebih berhasil apabila menggunakan


beberapa jenis saluran atau media digunakan. Karena semakin
banyak media yang digunakan dalam penyampaian pesan, maka
semakin banyak panca indera sasaran yang akan terpapar.

Penggunaan multi media dengan intensitas yang tinggi dalam


penyampaian pesan, akan memberikan pengaruh yang mendalam
terhadap penerimaan pesan. Sebaliknya, penggunaan satu jenis
media dengan intensitas rendah dalam penyampaian pesan dapat
menimbulkan pengaruh kurang mendalam terhadap penerimaan
pesan.

4) Komunikan atau penerima pesan.


Komunikan, orang yang menerima pesan atau informasi. Penerima
pesan ini dapat berupa individu, kelompok, atau institusi
kelembagaan.

Lancar tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh


pengetahuan, sikap dan keterampilan penerima pesan tersebut.

5) Encoding
Encoding adalah kegiatan perumusan/ pengalihan gagasan yang
dilakukan oleh komunikator untuk disampikan kepada komunikan.

6) Decoding
Decoding adalah kegiatan perumusan gagasan yang dilakukan oleh
komunikan, gagasan tersebut berasal dari komunikator.

7) Umpan balik
Umpan balik (feed back) yaitu reaksi terhadap pesan.

d. Proses KIE dalam bidang kesehatan.


Pada dasarnya proses KIE dalam bidang promosi kesehatan mengacu
pada proses komunikasi yaitu : proses komunikasi merupakan suatu
sistem

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 375


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

BAGAN
KOMUNIKASI SEBAGAI SISTEM

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

UPAN BALIK

Sumber/ komunikator menyampaikan pesan melalui saluran atau


media ke penerima pesan /komunikan. Selanjutnya, penerima
memberikan umpan balik kepada sumber/ komunikator. Dengan
demikian seterusnya, hingga terjadi kegiatan komunikasi secara
berkesinambungan. Yang dimaksud dengan umpan balik (=feedback)
dalam proses komunikasi ialah apa yang disampaikan kembali ke
komunikator oleh komunikan. Umpan balik ini sangat penting dalam
proses komunikasi, karena dengan adanya umpan balik maka
komunikator bisa mengetahui apakah komunikasi berjalan seperti
diharapkan atau tidak. Apakah pesan yang disampaikan oleh
komunikator dapat dipahami atau tidak oleh komunikan.

Selain dari pada itu komunikasi juga merupakan proses yang meliputi:
1) Kegiatan encoding.
Ialah kegiatan merumuskan pesan oleh komunikator sebelum
disampaikan kepada komunikan.

2) Kegiatan decoding.
Ialah kegiatan menafsirkan pesan oleh komunikator waktu pesan
tersebut diterima.

BAGAN
PROSES KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES ENCODING DAN DECODING
ENCODING DECODING

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

UPAN BALIK

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 376


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Melalui proses komunikasi akan terjadi interaksi antara komunikator


dan komunikan sehingga dapat:
 Meningkatkan kemampuan diri untuk saling mengenal satu sama
lain serta keadaan sasarannya, jika prospeknya saling
menguntungkan maka hubungan tersebut akan terus berlanjut dan
semakin akrab ( self perseption / self awareness).
 Membangun hubungan antar pribadi (interpersonal relationship).
 Melakukan proses pengungkapan diri antara seseorang dengan
orang lainnya, apabila pada saat berinteraksi mengarah pada hal
yang positif maka terjalin hubungan yang ideal (self disclosure).
 Melakukan penetrasi sosial (self penetration) membahas
permasalahan yang dimulai dengan kegiatan komunikasi yang
bersifat basa-basi hingga membahas topik yang bersifat serius /
pribadi.
 Melakukan Proses View yaitu pemberian atau menggunakan atribut
tertentu pada sasaran sehingga dapat menumbuhkan semangat
 Melakukan proses social exchange . Thibaut dan Kelly (Sanjaya,
2002) pencetus teori ini mengemukakan bahwa orang akan
mengevaluasi hubungan dengan orang lain dengan
mempertimbangkan konsekuensinya terutama keuntungan yang
diperolehnya.
 Melakukan proses problem solfing

Dalam proses komunikasi ada dimensi yang dalam komponen


komunikasi yang dapat dipengaruhi yaitu (lihat bagan diatas) :
1) Sumber / komunikator, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal ini juga terjadi pada
pihak penerima pesan (komunikan).
2) Pesan, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah tingkat kesulitan
dan ketepatan pemilihan /seleksi pesan yang disampaikan.
3) Saluran / media, dimensi yang dapat dipengaruhi adalah intensitas
dan banyaknya saluran/ media yang digunakan dalam kegiatan
komunikasi.

BAGAN
DIMENSI YANG MEMPENGARUHI KOMPONEN DALAM
PROSES KOMUNIKASI

SUMBER PESAN SALURAN/ PENERIMA


MEDIA

PENGETAHUAN TINGKAT INTENSITAS PENGETAHUAN


KESULITAN

KETERAMPILAN KETEPATAN BANYAKNYA KETERAMPILAN


PEMILIHAN
SIKAP SIKAP

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 377


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Fungsi KIE dalam bidang kesehatan


1) Menyampaikan informasi (to inform)
2) Mendidik (to educate)
3) Menghibur (to entertain)
4) Mempengaruhi (to influence/ persuasive).
5) Promosi (to promote)
6) Bimbingan (to guidance)
7) Konseling (to councel)
8) Motivasi (to motivate)
9) Memberikan instruksi ( to instructive)
10) Negosiasi (to negosiate)

e. Prinsip KIE dalam bidang kesehatan


Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan kegiatan KIE dalam bidang
kesehatan masyarakat, yaitu:

Prinsip KIE dalam bidang kesehatan secara umum adalah:

1) Tujuan dan sasaran KIE hasrus jelas.


2) Adanya saling memahami isi pesan yang disampaikan pada saat
berkomunikasi.
3) Adanya kesamaan persepsi dari pesan yang disampaikan dengan
pesan yang diterima.
4) Menggunakan berbagai aspek komunikasi (verbal, non-vebal,
emosional) yang sesuai dengan tujuan komunikasi, keadaan atau
situasi pemberi dan penerima pesan, isi pesan serta saluran atau
media yang digunakan.
5) Menggunakan alat bantu/ media komunikasi (lembar lipat, lembar
balik, poster, peraga, contoh) bila diperlukan.
6) Menyampaikan informasi secukupnya, sesuai keadaan, kebutuhan
dan situasi pemberi dan penerima pesan. Jangan terlalu singkat atau
terlalu banyak sehingga penerima pesan sukar memahaminya.

Prinsip KIE secara khusus sebagai hasil komunikasi yang


diharapkan yaitu:

1) Informasi yang disampaikan dapat membangun pemahaman atau


pengertian dari sasaran KIE
2) KIE yang mengarah pada upaya pendidikan dapat membangun
komitmen untuk bersedia melakukan proses belajar.
3) Proses KIE berlangsung menyenangkan sehingga menumbuhkan
keterarikan dari sasaran KIE

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 378


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

4) KIE yang efektif dapat mempengaruhi dan membangun komitmen


sasaran untuk memutuskan atau menerima perilaku yang
diharapkan.
5) KIE harus dapat membangun niat (intention) penerima pesan. Oleh
sebab itu komunikator harus benar-benar memperhatikan : pesan
apa yang disampaikan, siapa sasarannya, apa yang akan
dicapainya, kapan waktu yang tepat pesan tersebut akan
disampaikannya.
6) KIE harus bisa membangun minat (attention).
 Apa yang dikomunikasikan haruslah menarik minat atau perhatian
orang yang diajak berkomunikasi. Kalau tidak, maka apa yang kita
komunikasikan itu tidak akan diperhatikan.
 Agar proses komunikasi dapat menarik minat, maka harus
diupayakan dapat merangsang pancaindera yang sebanyak-
banyaknya: penglihatan, pendengaran, pengecap, perasa,
penciuman. bagaimana yang kita pilih? Dalam pemilihan ini ada
dua faktor yang berpengaruh, yaitu : faktor objektif dan subjektif.

Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang berkaitan dengan


besarnya rangsangan. Jadi segala sesuatu yang besar akan lebih
cepat menarik perhatian kita dari pada yang kecil. Selain itu,
intensitas rangsangan, yaitu kalau dalam bentuk suara, maka suara
yang keras akan lebih menarik perhatian daripada yang lembut.
Kalau dalam bentuk cahaya atau benda, maka yang terang atau
berwarna terang atau cemerlang, akan lebih cepat menarik perhatian
daripada yang redup atau berwarna kabur.

Gerakan daripada rangsangan, sesuatu yang bergerak akan lebih


cepat menarik perhatian dari pada yang diam.

Pesan baru atau lama, sesuatu yang baru akan lebih menarik
perhatian daripada yang sudah lama.

Aneh atau tidak biasa, sesuatu yang aneh atau lain daripada, akan
lebih cepat menarik perhatian daripada yang biasa atau yang sama
dengan yang lainnya. Misalnya :sesuatu yang kecil di antara yang
besar-besar akan lebih menarik daripada semuanya besar-besar.
Sebaliknya juga demikian, yaitu sesuatu yang besar diantara yang
kecil. Sesuatu yang redup di antara yang terang, atau sesuatu yang
terang diantara yang redup, dan sebagainya.

Berulang kali atau sekali saja, sesuatu yang berulang-ulang akan


lebih menarik perhatian daripada yang sekali saja.

Bervariasi atau monoton, yang bervariasi lebih menarik perhatian


daripada yang begitu saja. Misalnya, lampu yang hidup-mati, hidup-

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 379


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

mati, secara berkala, lebih menarik dari pada yang menyala terus-
terusan.

Faktor subyektif, adalah faktor yang menyangkut kondisi si


penerima stimulus, bukan menyangkut stimulus itu sendiri. Pada
dasarnya, sasaran akan tertarik terhadap pesan yang bisa
memenuhi kebutuhannya, bisa membahayakan kehidupannya,
gampang dipahami, mudah dilaksanakan, cepat terlihat hasilnya,
sesuai kemampuannya.

7) KIE merupakan penyampaian pesan yang diharapkan dapat


dipersepsikan sesuai tujuan yang diinginkan. Makna daripada
informasi yang disampaikan kepada sasaran, tergantung pada
sasaran. Bagaimana, sasaran mentafsirkan informasi yang diterima
tergantung pada : pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan
kemampuan berpikir sasaran. Jadi dalam hal ini komunikator harus
berusaha menyamakan pandangan atau persepsinya sendiri dengan
persepsi sasaran. Ini dapat dilakukan dengan mempelajari sebaik-
baiknya apa latar belakang sasaran tersebut. Misalnya, kalau latar
belakang sasaran adalah petani, maka informasi kesehatan yang
akan anda sampaikan hendaknya dikaitkan dengan soal-soal
pertanian, agar mereka gampang memahaminya, tidak salah
mentafsirkannya.

Apabila dalam proses berkomunikasi tidak dapat mencapai tujuan


(gagal), jangan langsung menyalahkan sasaran, namun bertanyalah
kepada diri sendiri, apakah anda sudah berkomunikasi dengan baik?

8) Pesan yang disampaikan oleh komunikator harus diupakan agar


dapat melekat dibenak sasaran atau selalu diingat (retention/lekat).
Upaya yang harus dilakukan adalah jangan sampaikan terlalu
banyak informasi dalam suatu waktu. Beri kesempatan kepada
penerima pesan untuk mengendapkan pesan-pesan tadi sebelum
pesan-pesan berikutnya disampaikan.Jangan terlalu banyak
memberi informasi yang kurang ada kaitannya. Mengulangi pesan
secara terus menerus. Libatkan pengalaman sasaran dalam proses
komunikasi.

f. Jenis KIE dalam promosi kesehatan


1) Berdasar pada proses komunikasi, ada dua bentuk komunikasi yaitu:
 Komunikasi langsung
Ialah komunikasi tanpa menggunakan suatu media/ alat perantara
teknik yang berupa barang cetak maupun berbentuk alat
elektronika. Kegiatan komunikasi langsung dapat dilakukan
melalui penyampaian pesan dalam berbentuk kata-kata,

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 380


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

gerakan-gerakan yang berarti khusus, dan penggunaan isyarat-


isyarat. Misalnya, kita berbicara langsung kepada seseorang di
hadapan kita.
 Komunikasi tidak langsung
Merupakan kegiatan komunikasi dengan menggunakan media,
alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima
pesan (sasaran) atau untuk menghadapi hambatan-hambatan
dalam melakukan kegiatan komunikasi, seperti hambatan
geografis yang dapat diatasi dengan menggunakan siaran radio
dan televisi, bahkan saat ini bisa menggunakan media social/
handphone.

2) Berdasar pada penyampaian pesan, ada dua jenis komunikasi yaitu


 Komunikasi verbal
Adalah penyampaian informasi yang diberikan dengan
menggunakan kata-kata dalam tuturan bahasa dengan bersuara
sebagai saluran untuk menampilkannya
 Komunikasi non-verbal
Adalah penyampaian informasi tanpa kata, diberikan dengan
menggunakan bahasa isarat atau bahasa tubuh seperti mimik
muka, gerakan tangan, kontak mata dll.
 Komunikasi emosional
Adalah penyampaian informasi disertai sikap emosional yang
dapat dirasakan oleh teman bicaranya.

3) Berdasar pada arah penyampaian pesan


a) Komunikasi Satu Arah
 Pengertian.
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran. Di sini
sasaran tidak bisa atau tidak ada kesempatan untuk memberi
umpan balik atau bertanya. Misalnya :
- Komunikasi lewat media massa yang tidak bersifat interaktif
seperti radio, TV, surat kabar, dan sebagainya.
- Pada suatu ceramah, penceramah tidak memberi
kesempatan kepada hadirin untuk bertanya atau memberi
komentar.
- Pada komunikasi langsung, antara A dan B, di mana A
berbicara terus, dan B hanya mendengarkan saja, tidak bisa
berkata apa-apa.
Jadi, baik komunikasi massa, kelompok, maupun perorangan,
bisa saja merupakan komunikasi satu arah.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 381


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

 Kebaikannya.
Komunikasi bisa berlangsung cepat, karena tidak terganggu
oleh tanya jawab yang sering kali berkelanjutan secara bertele-
tele, kalau tidak bijaksana menanganinya.

 Kekurangannya.
Kemungkinan sasaran salah mentafsirkan pesan yang yang
diterima cukup besar, karena sasaran tidak bisa minta
penjelasan.

b) Komunikasi Timbal Balik.


 Pengertian.
Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran, kemudian
sasaran setelah menerima pesan tadi, memberikan umpan
balik kepada sumber. Biasanya, komunikasi kelompok dan
komunikasi perorangan merupakan komunikasi timbal balik.
 Kebaikannya.
Mengurangi salah tafsir dan bisa membina keakraban, karena
adanya dialog.
 Kekurangannya.
Kalau tidak dikendalikan secara baik, bisa berlarut-larut, hingga
makan waktu banyak.

4) Berdasar pada jumlah sasaran, ada tiga bentuk komunikasi yaitu :


a) Komunikasi intrapersonal
Adalah dialog atau percakapan dengan dirinya sendiri,
berlangsung didalam hati. Biasanya digunakan untuk keperluan
mawas diri (introspeksi). Misalnya: hari ini saya akan menolak
ajakan Ani pergi ke Bandung.
b) Komunikasi interpersonal
Adalah percakapan atau dialog antara dua pihak, merupakan
interaksi orang ke orang, terjadi dalam dua arah, bisa verbal dan
non verbal atau perpaduan keduanya.
c) Komunikasi kelompok
Adalah penyampaian pesan / informasi melalui kelompok, baik
yang sengaja diselenggarakan maupun yang tidak sengaja.
Misalnya: pertemuan toma, ngobrol diwarung.
d) Komunikasi massa
Adalah penyampaian pesan / informasi kepada sejumlah sasaran
yang tidak saling mengenal, biasanya dalam jumlah banyak.

Charles Wright (1959) mengidentifikasikan beberapa karakteristik


komunikasi massa sebagai berikut :
- Komunikasi massa ditujukan kepada sasaran yang jumlahnya
besar atau luas, umumnya terdiri dari berbagai lapisan
masyarakat (heterogen) dan tidak dikenal (anonim).
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 382
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

- Kegiatannya dilakukan secara cepat dan waktu-waktu tertentu.


- Komunikator dilakukan oleh suatu bentuk organisasi.
- Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly), sering
tertentukan waktunya untuk mencapai sebagian besar sasaran
secara serempak (stimulan).

5) Berdasar pada model pendekatan KIE dalam bidang kesehatan


a) Komunikasi risiko yang merupakan proses pertukaran informasi
secara terus-menerus, baik langsung dan tidak langsung dengan
pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab, bersifat terbuka
dan interaktif atau berulang di antara individu, kelompok atau
lembaga tentang pentingnya pengendalian risiko.
b) Komunikasi persuasif yang merupakan suatu teknik komunikasi
untuk mempengaruhi dan memodifikasi pikiran serta tindakan
seseorang dengan menggunakan data/ fakta psikologik maupun
sosiologik agar seseorang (komunikan) tersebut melakukan
anjuran untuk berpartisipasi. Data tersebut tentunya juga
mengangkat value dari setiap pihak, karena berdasarkan value
dan kesamaan persepsi inilah mereka akan tergerak untuk
berpartisipasi. Kegiatan yang dilakukan petugas adalah
melakukan upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pesan
(intensify), misalnya dengan mengungkapkan pesan berulang-
ulang, menghubungkan dengan suatu keadaan tertentu, membuat
pesan yang musah diingat. Selain itu, petugas juga dapat
melakukan upaya menurunkan kuantitas dan kualitas pesan
tertentu (downplay), misalnya: menyampaikan pesan baru demi
untuk menutupi pesan lama yang dapat menyinggung sasaran,
mengangkat kebaikan kelompok lain agar ditiru, dll
c) Komunikasi perubahan perilaku (KPP) atau BCC (Behavior
Change Communication) yang merupakan pengembangan dari
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) atau IEC (Information,
Communication and Education); yang mengarah pada proses
perubahan atau perbaikan perilaku; melalui pengembangan
media komunikasi yang berbasis pada perubahan perilaku
masyarakat (kelompok primer), petugas/tokoh masyarakat yang
berpengaruh (kelompok sekunder ) serta pembuat kebijakan
(kelompok tersier ).
d) Komunikasi antar dan lintas budaya
Merupakan proses terjadinya pertukaran informasi tentang
budaya antar etnik atau suku yang berkaitan dengan norma/ nilai,
adat istiadat, keyakinan, pemikiran, pola pengambilan keputusan
serta penerimaan inovasi baru yang tidak bertentang dan
memberikan keuntungan terhadap peningkatan status
kehidupannya.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 383


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

B. Membangun Keselarasan dalam Komunikasi


Building Rapport adalah teknik komunikasi dasar dengan membangun
keselerasan agar terjadi keterhubungan dalam komunikasi. Manusia memiliki
indera yang peka terhadap stimulus dari luar dirinya. Umumnya manusia
memiliki kecenderungan dalam menggunakan inderanya dalam merekam dan
merespon stimulusnya.

Rapport dalam NLP mengacu pada situasi yang terjadi antara dua orang atau
lebih dimana terjadi keharmonisan, keselarasan atau keterhubungan. Rapport
ini adalah elemen terpenting dalam berkomunikasi.

Dengan terbangunnya rapport, maka Anda dapat membuat lawan bicara


anda dapat dengan mudah menerima dan merespon informasi yang diberikan
anda dengan baik. Dengan rapport kita akan menciptakan kepercayaan
(antara anda dengan yang lawan bicara) dalam berkomunikasi. Untuk
membangun keselarasan atau melakukan building rapport dapat dilakukan
dengan cara:
1. PACING
Keselarasan dibangun dengan prinsip pacing (matching-mirroring) -
leading. Prinsip pacing berarti menyamakan, mencocokkan atau
menyesuaikan. Pemahaman praktisnya adalah ‘menyamakan frekuensi’
antara anda dengan lawan bicara anda. Dalam proses pacing kepada
orang lain anda harus membuat sama frekuensi anda janganlah anda
merasa lebih tinggi, lebih tahu, dan lebih pintar disbanding lawan
bicara anda namun anda harus dapat membuat situasi seolah-olah anda
itu sama dengan lawan bicara anda. Dengan proses menyamakan ini,
lawan bicara akan merasa nyaman karena pengaruh dari keselarasaan
frekuensi yang anda bangun dari proses penyamaan tersebut.

Tahap pacing bisa dilakukan dengan teknik matching-mirroring. Teknik ini


dilakukan dengan melakukan berbagai penyesuaian dalam gerak tubuh,
penggunaan kata (verbal), intonasi/logat, mimik dan ekspresi wajah dll.
Dalam melakukan proses pacing ini anda harus melakukan penyelarasan
peta berpikir lawan bicara Anda, ingat pacing dilakukan dalam rangka kita
membangun keselarasan Untuk membahas tentang komunikasi yang
berdampak. Para ahli termasuk Albert Mehrabian mengungkapkan bahwa
efektivitas seorang pembicara sangat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
bahasa tubuh, intonasi dan isi pesan.
a. 55% kesan ditentukan oleh sikap tubuh (body language) Anda, ekspresi
wajah gerakan badan dan kontak mata.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 384


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

b. 38% ditentukan oleh intonasi suara (voice tone) Anda, kalimat yang
sama disampaikan dengan tone berbeda akan member arti (meaning)
yang berbeda.
c. 7% ditentukan oleh isi pesan (content) yang Anda ucapkan, dengan
perkataan lain sebagus apapun anda merangkai kata hanya akan
member efek 7% daalam komunikasi yang dilakukan.

2. LEADING
Jika keselarasan sudah terbangun maka langkah berikutnya Anda
mangarahkan lawan bicara Anda ‘leading’. Apakah itu leading? Leading
adalah posisi dimana anda sudah bisa menguasai lawan bicara anda.
Leading terbangun akibat dari proses pacing yang efektif, misalnya ketika
seorang mau curhat kepada anda, mau menuruti instruksi anda, mau
melaksanakan nasihat anda tentu ketika mereka sudah merasakan
keselarasan frekuensi yang anda bangun dalam proses pacing. Namun
sebelum Anda mengarahkan lawan bicara alangkah baiknya anda
melakukan kalibrasi (penyesuaian) kondisi kesiapan lawan bicara anda.
Buatlah kondisi agar lawan bicara secara sadar atau tidak sadar
menyetujui informasi yang akan Anda berikan. Membaca dan
memperhatikan isyarat nonverbalnya dengan cara mengkalibrasi
wajahnya, gesturenya serta intonasinya. Kemampuan mengkalibrasi
(membaca perubahan) akan menentukan proses keselarasan (rapport)
akan tercapai dengan efektif.

Untuk memudahkan membaca isyarat noverbal kita coba bahas sedikit


tentang teknik kalibrasi. Teknik kalibrasi adalah kemampuan untuk
membaca kesesuaian wajah atau tubuh seseorang dalam menerima
stimulus dari orang lain. Anda harus tahu wajah lawan bicara anda, wajah

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 385


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

lawan bicara anda ketika senang, wajah lawan bicara anda ketika
mengantuk dll. Selain itu anda harus tahu bahasa tubuh lawan bicara anda
ketika dia memiliki tanda-tanda keinginan, menolak, ataupun marah.
Semua tanda-tanda pada anak anda tersebut anda simpan dalam memori
anda sebagai bahan kalibrasi lawan bicara anda. Sehingga ketika anda
melihat lawan bicara anda dengan mimik tertentu atau sikap tertentu,
memudahkan anda membaca situasi dan anda sudah tahu bahwa lawan
bicara anda memiliki maksud tertentu, inilah yang dinamakan kalibrasi.

Berikut ini adalah beberapa contoh isyarat nonverbal yang menunjukkan


reaksi dalam membangun keselarasan.

Bibir membiru Wajah memerah Postur tegak


Nafas cepat Mengerutkan Membungkuk
kening
Berbisik Berkeringat Melotot
banyak
Terengah-engah Meremas-remas Terus menerus
tangan melihat jam
Tutup mulut Menggaruk Menggelengkan
kepala kepala
Menggigit bibir Mengusap wajah Pucat
Suara gagap Tersenyum Terbahak

Jika keselarasan sudah terbangun maka langkah berikutnya anda tinggal


mangarahkan lawan bicara anda, namun sebelum anda mengarahkan
lawan bicara anda alangkah baiknya anda melakukan kalibrasi
(penyesuaian) kondisi kesiapan lawan bicara anda. Buatlah kondisi agar
lawan bicara anda secara sadar atau tidak sadar menyetujui informasi
yang akan anda berikan. Ketika anda sudah membangun keselarasan,
maka akan terjadi keharmonisan dalam hubungan anda dan dampaknya
akan mempermudah anda untuk memberikan saran, instruksi bahkan
sangat efektif untuk merubah persepsi ataupun perilaku seseorang.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 386


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Leading
Kata-kata
(mengarahk
Rapport Trust
Mutu suara (kepercayaan)
an)
(keakraban)
Fisiologis

Leading
Pacing (menyesuaikan) (mengarahkan)

Sistem Representasi (Representational Systems)


Dalam NLP (Neuro Linguistic Programming) kita lebih peduli bagaimana
orang merepresentasikan pengalaman subyektifnya (pengalam indrawi)
bukan sesasi fisiologisnya maka kita menyebut sistem visual, auditori,
kinestetik dan penciuman serta pengecapan sebagai sistem representasi.
Umumnya orang memiliki sistem representasi yang lebih disukai masing–
masing atau setiap orang berbeda–beda sistem representasi yang
disukainya (preference system).

Suatu sistem yang disukai seseorang hanyalah sebuah generalisasi atau


penyamarataan dari orang itu. Untuk seseorang, pada kejadian tertentu,
sebuah sistem akan mengambilalih sistem yang disukainya.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 387


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Mendeteksi sistem representasi


Bagaimana cara mengetahui sistem representasi, representasi mana yang
sedang digunakan seseorang? ada sekumpulan kata yang disebut
sebagai predikat (umumnya kata kerja, kata keterangan dan kata sifat),
yang beberapa diantaranya merefleksikan modalitas indrawi tertentu.
Misalnya: “saya dapat mengamatinya”, atau “saya dapat mendengarnya”,
atau “saya dapat menangkapnya”. Predikat dalam ketiga kalimat tersebut
yakni mengamati, mendengar dan menangkap, menunjukkan sistem
representasi visual, auditori dan kinestetik. Ketiga kalimat itu menunjukkan
arti yang lebih kurang sama, yakni: “saya tahu”.

Kalimat itu merepresentasikan pengalaman subjektif yang berbeda


terlepas dari bagaimana “tahu“ itu diperoleh. Orang pada kalimat pertama
tahu dari gambaran, orang pada kalimat kedua tahu dari suara dan yang
ketiga dari perasaannya.

Cara mendeteksi sistem representasi seseorang biasanya melalui gaya


penuturannya, sbb:
a. Seseorang yang menceritakan detail dengan memberikan gambaran
dan warna-warna, maka sistem representasi cenderung VISUAL. Tipe
visual lebih peduli pada apa yang mereka lihat. Individu yang
mempunyai tipe ini suka menyela pembicaraan orang lain,bergerak
cepat,makan cepat,penuh energi dan berbicara dengan nada tinggi,
mereka juga cepat mengambil keputusan. Berkomunikasi dengan tipe
visual ini, kita harus memvisualisasikan keadaan, buat mereka melihat
apa yang kita katakan, tandingi energi mereka.
b. Seseorang yang menceritakan detail dengan suara-suara dan bunyi,
maka sistem representasi cenderung AUDITORI. Tipe auditori lebih
peduli pada apa yang mereka dengar. Individu yang dengan tipe
auditori banyak mendengar, berbicara dan membuat keputusan
berdasarkan analisis yang teliti. Berkomunikasi dengan tipe Auditori,
kita harus berbicara pelan dan teratur, ubah-ubah warna suara.
Jelaskan situasinya dengan detail dan picu diskusi lebih lanjut dengan
mengajukan pertanyaan.
c. Seseorang yang menceritakan dengan emosi yang melanda, lebih
banyak bercerita tentang perasaan-perasaan maka sistem representasi
cenderung KINESTETIK atau emosional. Tipe kinestetik lebih peduli
pada apa yang mereka rasakan. Tipe dengan dominasi kinestetik
cenderung bernafas dalam dan tenang, mereka lebih mengutamakan
perasaan dan emosi. Berkomunikasi dengan tipe kinestetik kita harus
membuat mereka merasakan apa yang kita katakan. Latihan Untuk
menemukan sistem representasi kita ,anda bisa mencoba melakukan

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 388


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

POKOK BAHASAN 2.
KOMUNIKASI KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN PROGRAM DI
PUSKESMAS

A. Konsep Pengembangan Strategi Komunikasi


1. Tujuan
Komunikasi dengan manajeman komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.
Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan. Strategi komunikasi
merupakan paduan antara perencanaan bagaimana operasionalnya
secara praktis harus dilakukan, dalam arti bahwa pendekatan (approach)
bisa berbeda-beda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi
(Effendy Onong Uchjana, 2005:32. Ilmu Komunikasi Terori & PraktekI.
Bandung : Remaja Rosda Karya).
Adapun tujuan strategi komunikasi antara lain:
a. To secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti
pesan yang diterimanya
b. To establish acceptance, yaitu pembinaan atau pengelolaan pesan
yang diterima oleh komunikan
c. To motivate action, yaitu mendorong komunikan untuk melakukan
tindakan sesuai dengan yang kita inginkan.

2. Visi Strategi
Komponen yang menjadi payung bagi program komunikasi kesehatan
berorientasi strategis merupakan visi yang tangguh, dinyatakan dengan
baik untuk jangka panjang.
Visi strategis yang baik memberikan pandangan yang sama kepada
semua stakeholder. Bisa memberikan inspirasi dan bersifat nyata,
menyarankan apa yang harus dilakukan masyarakat, dan mengundang
keikutsertaan. Visi strategis harus memberikan gambaran mental skenario
yang diinginkan di masa depan. Visi tersebut merefleksikan nilai inti dan
kepercayaan yang dimiliki anggota tim, seperti konsep bahwa masyarakat
bertindak sebagai pihak yang bertanggung jawab sesuai atas
kesehatannya sendiri. Visi strategis yang baik tidak hanya berfokus pada
besarnya masalah yang dihadapi, tapi juga kemungkinan berbagi tugas
dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 389


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Visi strategis yang baik juga bersifat praktis dan menetapkan pandangan
tim mengenai hal-hal dianggap mungkin. Visi juga mempertimbangkan apa
yang berada di luar kemungkinan yang seringkali dianggap sebagai
angan-angan pimpinan saja. Mimpi yang dianggap tidak mungkin dicapai
dalam kenyataan akan diabaikan begitu saja.

Elemen kesuksesan visi strategis adalah:


 Bertitik tolak dari kekuatan inti program
 Menekankan sejarah dan budaya program, dan pada
saat yang sama berusaha mencapai tujuan baru
 Mengklarifikasi tujuan dan arah kegiatan komunikasi
 Menekankan kekuatan kerja tim

Ujian visi strategis sesungguhnya adalah sebagai berikut: apakah visi


tersebut memberikan arah, mengomunikasi antusiasme, mendorong
minat, serta menggalang komitmen dan pengabdian? Jika ya, maka visi
strategis sudah memberikan beberapa manfaat termasuk:
a. Memberdayakan tim untuk bekerja mencapai tujuan umum, karena
visi menunjukkan hal-hal penting
Visi mendorong kerjasama karena menunjukkan apa yang perlu
dilakukan setiap orang. Visi yang memberikan inspirasi akan
menyemangati kegiatan program, memberikan kekuatan baru yang
akan digunakan saat melaksanakan strategi.

b. Membantu anggota tim menentukan tindakan prioritas dalam


hubungannya dengan program
Visi membantu masyarakat memfokuskan diri untuk mencapai hasil
tertentu, dan mengambil tindakan yang mengarah pada pencapaian
hasil-hasil tersebut. Visi yang jelas akan mengonsentrasikan kekuatan
dengan menghindari perdebatan mengenai yang perlu atau tidak perlu
dilakukan.

c. Mengklaim masa depan


Visi memberikan himbauan kepada anggota kelompok, memberikan
maka bagi pekerjaannya, dan memberikan alasan untuk merasa
bangga. Visi dapat menciptakan ketegangan antara dunia sekarang dan
dunia yang dikehendaki tim, dengan membandingkan situasi sekarang

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 390


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

dengan gambaran masa depan yang diinginkan. Halini akan membantu


masyarakat mengenai hambatan untuk mencapai keadaan atau kondisi
yang diinginkan, dan secara gamblang menjelaskan keadaan yang
dikehendaki dengan memperlihatkannya sebagai hal yang mungkin
untuk dicapai.

Untuk komunikasi efektif mengembangkan pernyataan visi, dengan


keikutsertaan stakeholder dan penerima, untuk menetapkan arah yang
harus diikuti oleh tim. Upaya komunikasi efektif juga mendifinisikan
secara jelas dan tepat bagaimana kegiatan komunikasi akan
memberikan dampak terhadap terhadap lingkungan program yang lebih
luas. Kadang-kadang, pernyataan misi suatu program dikembangkan
untuk menerjemahkan dorongan visi strategis secara keseluruhan
terhadap maksud dan tujuan, yang lebih berorientasi kepada
manajemen. Pernyataan visi seharusnya diringkas, tapi mendorong
adanya gambaran tentang situasi atau kondisi kesehatan kelak setelah
kegiatan komunikasi berhasil mencapai kesimpulannya. Pernyataan
harus menjadi katalis atau prinsip pengaturan bagi seluruh rangkaian
kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh tim.

3. Proses Perubahan Perilaku


Kerangka kerja PBC mengakui bahwa perubahan perilaku – berikut
komunikasi yang dimaksudkan untuk mempengaruhi perubahan perilaku –
merupakan suatu proses. Masyarakat biasanya tindakan mengacu pada
beberapa langkah lanjutan dalam proses perubahan perilaku (Piotrow et
al, 1997). Selain itu, biasanya terdapat hubungan antara peningkatan
perilaku, seperti dialog antarapasangan mengenai kesehatan reproduksi,
diikuti penggunaan metode kesehatan reproduksi.
Lebih jauh lagi, kerangka kerja ini menyatakan bahwa masyarakat, pada
tahap yang berbeda, akan membentuk khalayak sasaran yang berbeda
pula. Dengan demikian, mereka biasanya membutuhkan pesan-pesan
yang berbeda, terkadang juga pendekatan yang berbeda, baik melalui
saluran antar pribadi, saluran masyarakat, atau media massa.
Secara umum, khalayak sasaran dijelaskan sebagai berikut:
a. Belum tahu – tidak sadar akan adanya masalah atau risiko pribadibagi
mereka
b. Tahu – sadar akan adanya masalah, dan mengetahui perilaku yang
diinginkan

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 391


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

c. Setuju – setuju dengan perilaku yang diinginkan


d. Berminat – bermaksud secara pribadi melakukan tindakan yang
diinginkan
e. Praktik – melakukan perilaku yang diinginkan
f. Mengadvokasikan – mempraktikkan perilaku yang diinginkan
sekaligus memberitahukannya kepada orang lain
Adalah penting memahami posisi khalayak sasaran dalam hubungannya
dengan elemen-elemen tersebut sebelum menyusun suatu strategi.
Kemajuan dari satu elemen kepada elemen berikutnya meningkatkan
kemungkinan perubahan perilaku dan kesinambungannya.
Kebijakan publik dan strategi komunikasi mempengaruhi perubahan
individu dan masyarakat, membangun norma-norma masyarakat yang
baru, dan setelah beberapa waktu akan mendukung kebijakan dan
program yang lebih kuat dan efektif. PBC bisa memainkan peran penting
dalam menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk mendukung
perilaku baru. Advokasi merupakan elemen kunci dalam proses ini, dan
bisa menjaga perilaku yang diinginkan agar tetap bertahan.
Kerangka kerja PBC bisa bekerja secara efektif dengan rancangan proyek
yang komprehensif dan pendekatan pelaksanaan yang disebut sebagai
Proses dan Prinsip Komunikasi Kesehatan – P-Proses (Piotrow et al,
1997). P-Proses dikembangkan tahun 1983.

4. P-Proses
Langkah – langkah P-Proses adalah sebagai berikut:
a. Analisa – Memahami karakteristik masalah kesehatan serta
hambatan terhadap perubahan: mendengarkan khalayak sasaran
yang potensial; menilai kebijakan, sumber daya, kekuatan serta
kelemahan program yang sudah ada, dan menganalisa sumber daya
komunikasi.
b. Rancangan Strategis – menentukan tujuan, mengidentifikasi segmen
khalayak sasaran, memosisikan konsep khalayak sasaran,
mengklarifikasi model perubahan perilaku yang akan digunakan,
memilih saluran komunikasi, merencanakan diskusi antarpribadi,
menyusun rencana tindakan dan rancangan evaluasi.
c. Pengembangan, Pengujian Awal, Perbaikan dan Produksi –
mengembangkan konsep pesan, mengujinya melalui anggota khalayak
sasaran dan pihak penanggungjawab, memperbaiki dan memproduksi

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 392


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

pesan serta materi, serta menguji kembali materi baru dan materi yang
sudah ada.
d. Manajemen, Pelaksanaan, dan Pemantauan – menggerakkan
organisasi kunci : menciptakan lingkungan organisasi yang positif,
mewujudkan rencana tindakan dan memantau penyebarluaskan
informasi, pengiriman dan penerimaan hasil-hasil program.
e. Evaluasi Dampak dan Merencanakan Kesinambungan – mengukur
dampaknya pada khalayak sasaran dan menentukan cara
meningkatkan proyek yang akan datang; menyesuaikan dengan kondisi
yang terus berubah dan merencanakan kesinambungan serta
kemandirian.

Selama hampir dua decade, P-Process telah memberikan kerangka kerja


yang mantap dan mudah diterapkan untuk pengembangan strategi,
pelaksanaan proyek, bantuan teknis, pembangunan institusi dan pelatihan.
Kerangka kerja ini digunakan secara bersama sebagai panduan bagi
bermacam – macam stakeholder yang terlibat dalam perancangan dan
perwujudan program komunikasi kesehatan strategis.
Beberapa kualitas, P-Process yang menjadikannya alat bantu yang
sangat bermanfaat untuk perencanaan dan pelaksanaan program adalah:
 P-Proses bersifat sistematis dan rasional
 Selalu tanggap terhadap lingkungan yang berubah, dan bisa
disesuaikan dengan hasil temuan riset serta data-data baru
 Praktis diterapkan di berbagai tingkatan di lapangan
 Strategis dalam menyusun dan mencapai tujuan jangka panjang
Jika diikuti secara berurutan, enam langkah P-Process dapat membantu
mengembangkan rancangan program yang efektif.

5. Karakteristik Spesifik agar komunikasi menjadi strategis


Komunikasi strategis didasarkan pada kombinasi:
a. Data, ide-ide dan teori-teori yang dipadukan oleh
b. Sebuah rancangan penuh visi untuk mencapai
c. Tujuan yang diuji dengan cara
d. Mempengaruhi sumberdaya yang paling memungkinkan dan hambatan
terhadap perubahan perilaku melalui
e. Partisipasi aktif stakeholder dan pihak penerima (Piotrow & Kincaid,
2001)

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 393


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Dengan kata lain, komunikasi strategis memanfaatkan ilmu pengetahuan dan


fakta, di samping ide dan konsep, guna menyusun suatu visi jangka panjang
dan tujuan perubahan perilaku yang realistis untuk isu-isu kesehatan. Visi
dan tujuan-tujuan dikembangkan melalui dialog dengan khalayak sasaran
dan stakeholder yang beragam tadi. Dalam proses dialog, baik “pengirim”
maupun “penerima” saling terpengaruh dan bergerak saling menyesuaikan ke
arah sebuah titik temu. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni penting
untuk menjadikan sebuah strategi logis dan mantap.
Karakteristik Spesifik
Agar komunikasi menjadi strategis, maka sebaiknya:
1) Berorientasi pada hasil
Bukti utama efektivitas upaya komunikasi strategis dapat terlihat dari
hasil program kesehatan. Riset harus dirancang untuk menjembatani
peningkatan pengetahuan, persetujuan dan pengadopsian perilaku sehat
oleh khalayak sasaran. Hal yang juga tidak kalah penting adalah
peningkatan kapasitas mitra setempat untuk melaksanakan program
sejenis secara mandiri.
2) Berdasarkan ilmu pengetahuan
Pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan penelitian memerlukan data
yang akurat dan teori yang relevan. Semua ini diawali dengan riset
formatif dan data yang cukup untuk mendefinisikan masalah kesehatan
spesifik, mengidentifikasi solusi yang layak, dan menggambarkan
khalayak sasaran. Pendekatan ini mengandalkan ilmu-ilmu kesehatan
untuk memastikan bahwa kandungan dan konteks upaya komunikasi
strategis sudah tepat.
Komunikasi strategis juga bergantung pada modul ilmu pengetahuan
social yang sesuai, atau teori perubahan perilaku yang kemungkinan
mencakup:
 Tahapan teori perubahan/penyebaran (teori-teori difusi)
 Teori kognitif
 Teori tanggapan emosional
 Proses social dan terori yang mempengaruhi
 Teori media massa
3) Berfokus pada klien
Pendekatan yang berfokus pada klien perlu diawali dengan pemahaman
dari sudut pandang klien terkait dengan apa yang dimaksud dengan
kebutuhan kesehatan. Diskusi dengan khalayak sasaran memberikan
pandangan tentang kebutuhan kesehatan tersebut serta hambatan untuk

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 394


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

memenuhi kebutuhan yang diutarakan. Melalui penelitian, terutama riset


kualitatif dan pendekatan pembelajaran partisipatif (participatory learning
approaches – PLA), anggota khalayak sasaran bisa membantu
membentuk pesan yang sesuai, serta member kontribusi bagi keputusan
lain yang berhubungan dengan komunikasi yang diperlukan. Pendekatan
berorientasi pada klien juga menyiratkan bahwa pemahaman perubahan
strategis bisa mempengaruhi keseimbangan kekuatan, termasuk
keseimbangan kekuatan jender dalam program pelayanan. Contohnya,
mendorong keikutsertaan masyarakat yang lebih besar membolehkan
klien untuk memilih metode dan perawatannya sendiri, atau meminta
klien menyusun prioritas program pelayanan kesehatan, merupakan
cara-cara untuk memperkuat pendekatan yang berorientasi pada klien.
4) Partisipatif
Komunikasi strategis mempromosikan pengambilan keputusan secara
bersama oleh stakeholder dan penerima manfaat dalam semua tahapan
P-Process, termasuk perencanaan, implementasi dan evaluasi. Adalah
penting untuk melibatkan stakeholder kunci di awal proses rancangan
strategi. Membangun rasa memiliki juga akan membantu memastikan
bahwa strategi akan diwujudkan dengan cara yang bermakna.
5) Berorientasi pada manfaat
Khalayak sasaran harus melihat manfaat yang jelas saat melakukan
tindakan yang dipromosikan oleh upaya komunikasi. Karakteristik ini
berkaitan erat dengan identitas jangka panjang dan gambaran posisi.
6) Berkaitan dengan pelayanan
Upaya promosi kesehatan seharusnya mengidentifikasi dan
mempromosikan pelayanan yang spesifik, apakah melalui tempat
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, merk produk atau cara-cara
untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan produk. Pendekatan
ini menekankan konsep kemandirian individu atau kemampuan untuk
memecahkan masalah sendiri dan juga mendukung konsep kemandirian
bersama atau kemampuan suatu masyarakat untuk menyatakan dengan
tegas keinginannya.
7) Berbagai saluran
Komunikasi strategi yang efektif menggunakan berbagai cara. Strategi
komunikasi seringkali mengintegrasikan komunikasi interpersonal (IPC),
saluran berbasis masyarakat, dan berbagai media untuk menciptakan
pertukaran informasi dan ide yang dinamis dan bersifat dua arah. Selain
itu, penelitian menunjukkan bahwa seringkali efektivitas pesan yang
dipahami dan menjadi dasar tindakan meningkat sejalan dengan jumlah
dan jenis saluran yang digunakan menyebarkannya. Hal ini kadang-

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 395


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

kadang disebut sebagai efek “dosis”. Setiap alat bantu memainkan


perannya sendiri dan komunikator menggunakan alat bantu atau
kombinasi alat bantu yang paling sesuai untuk situasi tersebut.
8) Berkualitas tinggi secara teknis
Komunikator kesehatan strategis bekerja bersama lembaga dan individu
yang kompeten untuk:
 Merancang pesan dan materi komunikasi berkualitas tinggi
 Memproduksi materi yang dirancang secara professional
 Memastikan bahwa kegiatan berbasis masyarakat telah sesuai dan
dilakukan dengan baik
 Memperkuat keterampilan membimbing
9) Berkaitan dengan advokasi
Advokasi terjadi pada dua tingkatan : tingkat pribadi/social dan tingkat
kebijakan atau program. Advokasi pribadi dan social terjadi ketika pihak-
pihak dengan perilaku baru mengakui perubahan perilaku mereka dan
mendorong anggota keluarga serta teman-temannya untuk mengadopsi
perilaku serupa. Misalnya, individu yang telah berhenti merokok
seringkali menganjurkan dan mendukung penghentian kebiasaan
merokok.
Advokasi kebijakan atau program diselenggarakan saat program
kesehatan diarahkan pada perubahan kebijakan atau program tertentu.
Mendapatkan perilaku yang berpengaruh saja tidak cukup, jika faktor
sosial yang menjadi latar belakang perilaku tersebut tetap tidak berubah.
Pemahaman tujuan perubahan perilaku akan menyentuk perilaku
individu. Namun, kebijakan, hukum, strategi dan program mungkin juga
perlu dipengaruhi agar bisa mendukung perubahan perilaku tersebut
sehingga perubahan tetap berlangsung. Kedua tingkatan advokasi
semacam itu saling memperkuat satu sama lain.
10) Diperluas ke skala yang lebih tinggi
Memastikan efektivitas program komunikasi mudah saja jika diterapkan
di desa atau kabupaten yang kecil. Tantangan sebenarnya adalah
apakah program bisa mempengaruhi perubahan dengan skala yang jauh
lebih luas daripada desa, atau daerah ujicoba pada umumnya. Strategi
komunikasi bisa diperluas guna menjangkau populasi dan daerah yang
jauh lebih besar. Secara umum, intervensi media massa lebih mudah
diperluas daripada intervensi masyarakat atau antarpribadi. Yang terakhir
ini biasanya makan biaya besar jika diperluas dan sulit dipantau.
11) Bisa menjadi program berkesinambungan
Komunikasi strategis bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali saja.
Strategi yang baik terus berlangsung beberapa waktu sampai

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 396


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

menjangkau anggota khalayak sasaran baru dan mengadaptasi


perubahan di lingkungan tersebut. kesinambungan harus dilakukan pada
tingkat organisasi, di antara para pemimpin, dan dengan komunitas
donor guna memastikan bahwa upaya komunikasi strategis mencapai
dampak jangka panjang
12) Hemat biaya
Komunikasi strategis berupaya mencapai hasil sehat dengan cara yang
lebih efisien dan hemat biaya. Perancang strategi harus memeriksa biaya
berdasarkan jenis intervensinya, untuk mencapai paduan yang paling
optimal dari berbagai kegiatan dan saluran.

B. Pengembangan Strategi Komunikasi Kesehatan


1. Analisis Masalah dan Sasaran
Dalam mengembangkan strategi komunikasi kesehatan, kita harus
memahami semua faktor yang mungkin mempengaruhi upaya-upaya
komunikasi. Pemahaman terhadap semua faktor ini disebut analisa situasi.
Salah satu hasil analisa situasi adalah pemahaman atas kesenjangan
dasar.
Langkah-langkah dalam analisis masalah:
a. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
Dalam mengidentifikasi masalah kesehatan, harus dipertimbangkan
masalah kesehatan dalam konteks strategis secara keseluruhan.
Biasanya, dalam sebuah strategi komunikasi kesehatan nasional,
terutama jika program dan pelayanan kesehatan terpadu, beragam
masalah perlu diperhatikan atau diidentifikasi. Rangkaian masalah
tersebut seringkali ditangani selama beberapa waktu, menggunakan
teknis tahapan atau urutan, lapis-lapis pelayanan dan saluran
komunikasi, guna memastikan cakupan maksimalnya. Perilaku-perilaku
sehat juga dikelompokkan untuk mempromosikan perpaduannya.

Perlu diperhatikan beberapa hal berikut dalam melakukan identifikasi


masalah meliputi:
 Memahami masalah kesehatan
 Lingkup permasalahan kesehatan
 Tingkat keparahan masalah kesehatan
 Perilaku pencegahan dan penanganan yang diharapkan
 Sumber informasi

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 397


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Identifikasi dilakukan terhadap paling banyak 3 masalah kesehatan


kunci dengan menggunakan data yang tersedia untuk memperkirakan
prevalensi, angka kejadian, dan tingkat keparahan masing-masing
masalah. Buat daftar metode pencegahan dan perawatan yang
direkomendasikan kepada masyarakat oleh program atau organisasi.

b. Menentukan sasaran potensial


Sasaran utama strategi komunikasi meliputi kelompok berisiko,
penderita atau orang yang mempunyai masalah kesehatan. Anak-anak
yang bermasalah kesehatan merupakan pengecualian, pengasuh
merekalah yang merupakan sasaran kunci yang berpengaruh. Guna
membantu mengidentifikasi sasaran potensial, kajian penelitian yang
ada bisa dijadikan sumber informasi.

Hal-hal yang perlu diidentifikasi dalam menentukan sasaran potensial


meliputi identifikasi:
 Karakteristik umum sasaran
 Tahap perubahan perilaku meliputi ketersediaan, kemudahan
menjangkau, kemudahan mengakses, dan penerimaan
 Hambatan terhadap perubahan perilaku
 Pihak-pihak yang berpengaruh

c. Mengidentifikasi sumberdaya komunikasi yang potensial.


Panduan untuk memilih saluran yang akan digunakan dalam
menyampaikan pesan kepada sasaran. Fokusnya adalah
mengidentifikasi dan menilai sumberdaya potensial yang bisa
membantu pelaksanaan program komunikasi.

Secara umum, komunikator kesehatan mendefinisikan saluran


komunikasi sebagai sistem penyampaian pesan untuk mencapai
sasaran. Saluran ini dikatagorikan sebagai saluran
individu/interpersonal, kelompok/ masyarakat, dan media massa. Selain
mengidentifikasi saluran komunikasi, perlu juga melakukan identifikasi
sumber informasi.

d. Menilai lingkungan
Penilaian terhadap aspek lingkungan tempat pelaksanaan strategi
sangat diperlukan. Kadang-kadang, suatu masalah kesehatan hanya
membutuhkan promosi perilaku kesehatan tertentu dan tidak perlu
menyertakan produk atau tindakan pelayanan, misal pemberian ASI

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 398


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Eksklusif. Pada contoh lain, masalah kesehatan justru perlu diatasi


dengan memberikan produk yang mudah didapat, misal sabun cuci
tangan. Isu kesehatan yang perlu berinteraksi dengan sistem pelayanan
kesehatan, misal imunisasi. Pertimbangan semacan ini harus diteliti
sebagai bagian dari proses penilaian lingkungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian lingkungan meliputi:
 Pelayanan kesehatan dan/atau produk serta perilaku yang
mendukung
 Ketersediaan
 Kemudahan mengakses
 Jangkauan biaya
 Penerimaan
 Kondisi sosial, ekonomi dan politik

e. Merangkum kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman


Langkah selanjutnya adalah merangkum apa yang telah diidentifikasi
untuk membentuk landasan strategi komunikasi dengan menggunakan
kerangka SWOT meliputi kekuatan (strenghts), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats).

Matrik analisis situasi


1. Masalah Kesehatan
2. Khayalak Utama Potensial
3. Tantangan
4. Peluang
5. Kenyataan (faktor yang
tidak bisa diubah)
6. Pemecahan Masalah

2. Rancangan Strategis
Segmentasi sasaran adalah membagi sasaran menjadi beberapa
kelompok kecil yang memiliki kebutuhan, kecenderungan, dan karakteristik
serupa sehubungan dengan aspek-aspek komunikasi. Komunikator
kesehatan melakukan segmentasi sasaran guna mendapatkan cara paling
tepat dan efektif dalam berkomunikasi dengan kelompok-kelompok
tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam melakukan segmentasi sasaran
meliputi:

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 399


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

a. Menentukan segmen sasaran


Jika seluruh sasaran potensial bisa dijangkau secara efektif melalui
serangkaian saluran yang sama, dengan rangkaian pesan yang
sepenuhnya bisa diterima, segmentasi sasaran tidak perlu dilakukan.
Namun, dalam sebagian besar kasus, sasaran hanya akan
mendapatkan manfaat program bila (sasaran tersebut) telah
tersegmentasi. Selain itu, kegiatan komunikasi menjadi lebih efektif.

Segmentasi sasaran akan bermanfaat bila dilakukan dalam kasus-


kasus berikut ini:
1) Pengelompokkan sasaran berdasarkan pemberian manfaat, missal
pengguna (user) dengan bukan pengguna (non-user), atau orang
yang mempraktekkan suatu perilaku dengan mereka yang tidak
mempraktekkan
2) Pengelompokkan sasaran menurut kebutuhan informasi dan
motivasi, jika kelompok-kelompok sasaran yang berbeda-beda
memerlukan jenis informasi atau motivasi yang berbeda-beda pula
untuk mempromosikan perubahan perilaku. MIsal kebutuhan
informasi sasaran potensial untuk mempromosikan penggunaan alat
kontrasepsi.
3) Pengelompokkan berdasarkan sumber informasi yang efektif, jika
kelompok yang berbeda-beda ini kemungkinan cenderung
mengidentifikasi diri dengan komunikator yang berbeda. Missal
sasaran anak muda lebih menanggapi pesan yang diberikan oleh
sebayanya.

b. Menentukan prioritas segmen sasaran dalam strategi komunikasi


kesehatan
Pendekatan bertahap sasaran membantu membangun momentum bagi
upaya komunikasi. Selain itu, membangun kapasitas/kemampuan salah
satu segmen sasaran agar dapat membantu segmen lain yang berada
pada tahap perubahan perilaku yang berbeda. Strategi komunikasinya
sendiri bisa dimulai dengan menjangkau sasaran yang paling mudah
dicapai, paling mau mendengarkan pesan, atau berada pada tahap
yang sangat mungkin beralih ke tahap perubahan perilaku berikutnya.

c. Mengidentifikasi sasaran yang berpengaruh


Mengidentifikasi orang-orang yang berpengaruh dalam jaringan social
sasaran utama. Tujuannya adalah menggerakkan orang-orang ini untuk
mempengaruhi sasaran utama dalam berperilaku sehat.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 400


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

d. Menggambarkan “potret” sasaran utama


Guna membantu mempersiapkan pendekatan kreatif untuk
berkomunikasi secara efektif dengan sasaran utama, sasaran
sekunder, dan sasaran yang berpengaruh, langkah berikutnya yaitu
“menggambarkan sebuat potret” yang menunjukkan bagaimana
mengembangkan gambaran masing-masing sasaran yang sudah
disegmentasi.

Tujuan menggambar potret adalah memahami secara lengkap


keinginan, kemauan, dan harapan sasaran. Sehingga ketika
mengembangkan pesan, bisa terarah pada seseoarang dalam potret
tersebut, bukan pada sekumpulan orang. Mulailah dengan melihat riset
kuantitatif sebagai dasarnya, kemudian ditambahkan informasi kualitatif.

Selain segmentasi sasaran, dalam pembuatan rancangan strategis perlu


dipahami cara mengembangkan tujuan perubahan perilaku yang bersifat
SMART yaitu spesific (tertentu), measurable (dapat diukur), appropriate
(tepat), relasitic (realistis), time-bound (dalam jangka waktu tertentu) untuk
setiap segmen sasaran dengan menyelesaikan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menyatakan perubahan perilaku yang memenuhi kebutuhan kesehatan
sasaran
Gunakan deskripsi dari segmentasi sasaran untuk memastikan
konsistensi seluruh pengembnagan strategi komunikasi. Setiap segmen
sasaran mungkin memerlukan tujuan perubahan perilaku yang berbeda.
Dalam mendefinisikan tujuan setiap kelompok atau segmen sasaran
harus konsisten.

b. Menyatakan jumlah perilaku yang akan berubah


Memastikan bahwa tujuan perubahan perilaku dapat diukur
(measurable) dan realistic. Untuk membuat perkiraan yang masuk akal
mengenai jumlah perubahan perilaku yan gakan terjadi, mengingat
konteks program secara keseluruhan serta tersedianya sumberdaya
dengan mempertimbangkan:
 Hambatan terhadap perubahan
 Pengalaman program serupa di masa lalu
 Kondisi tempat komunikasi akan berlangsung
 Seberapa jauh perubahan perilaku diperlukan untuk keberhasilan
program

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 401


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

c. Memutuskan kerangka waktu bagi perubahan yang diharapkan


Identifikasi kerangka waktu (timeframe) untuk mencapai perubahan.
Gunakan batasan yang memberikan cukup waktu bagi masyarakat
untuk berubah. Tujuan komunikasi strategis mungkin dinyatakan dalam
bulan atau tahun. Perhatikan rencana jangka panjang ini saat
mengembangkan tujuan perubahan perilaku.

Kampanye seringkali memiliki rentang waktu lebih pendek daripada


keseluruhan waktu program komunikasi, dan jangka waktu yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan perubahan perilaku bergantung pada
konteks ini. Perubahan perilaku yang mampu bertahan lama jelas tidak
bisa dicapai dalam periode kampanye yeng pendek. Untuk cakupan
kerangka kerja program secara keseluruhan perlu ditentukan jangka
waktunya.

d. Menghubungkan tujuan perubahan perilaku dengan tujuan program


Tujuan perubahan perilaku yang disusun harus bisa memberikan andil
langsung terhadap pencapaian tujuan program. Tujuan perubahan
perilaku harus selalu menguntungkan satu atau lebih tujuan program,
meskipun tujuan program tidak mencakup perubahan perilaku atau
komponen komunikasi tertentu. Menghubungkan tujuan perubahan
dengan tujuan dan maksud program yang lebih besar akan
memperkuat strategi komunikasi.

e. Mengidentifikasi indikator untuk melacak kemajuan


Indikator merupakan ukuran sementara untuk melacak kemajuan
pencapaian tujuan. Jika telah ada indikator awal atau nilai kondisi awal,
maka indikator tersebut dipantau dari waktu ke waktu untuk melihat
apakah berubahan perilaku yang diharapkan sudah tercapai. Dari
indikator yang sudah ada diidentifikasi yang akan menunjukkan dampak
upaya komunikasi pada karakteristik perilaku yang mengarah pada
perubahan perilaku yang diinginkan.

Indikator yang baik adalah (Bertrand & Kincaid, 1996):


 Valid: mengukur peristiwa yang ingin diukur
 Bisa diandalkan: member hasil yang sama jika digunakan lebih
dari satu kali untuk mengukur peristiwa yang sama
 Tertentu: hanya mengukur peristiwa yang ingin diukur
 Sensitive: merefleksikan perubahan status peristiwa yang sedang
dipelajari

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 402


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

 Operasional: bisa diukur atau dihitung dengan definisi serta


standar referensi yang sudah dikembangkan dan diuji

Cara mengembangkan pendekatan strategis secara keseluruhan untuk


program komunikasi kesehatan dengan langkah-langkah berikut ini :
a. Mengkaji hal atau masalah kunci, segmen sasaran, dan tujuan
Dalam mencapai perubahan perilaku terdapat serangkaian pendekatan
yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. Di sisi lain, mungkin ada
cara-cara yang lebih baik sehingga harus dipastikan bahwa pendekatan
strategis paling sesuai telah dikembangkan bersama semua pilihan/
alternatif yang ada.
b. Menentukan identitas jangka panjang dan positioning strategi perilaku
Dalam dunia komunikasi kesehatan strategis yang dinamis,
perencanaan difokuskan lebih banyak pada 2 (dua) komponen yang
berhubungan erat dan kadang saling melingkupi, yaitu identitas perilaku
jangka panjang dan positioning (pemosisian) perilaku.
c. Mengeksplorasi alternatif-alternatif strategis
Berhubung terdapat banyak cara untuk memecahkan masalah
komunikasi, maka cara terbaik untuk maju adalah membuat daftar
kemungkinan pemecahan serta mulai menyeleksi pilihan tersebut.
d. Menentukan pendekatan dan dasar pemikiran strategis
Setiap pendekatan strategis membutuhkan dasar atau alasan
pendukung yang menyertai upayanya. Alasan pendukung
memungkinkan pemahaman ketepakan pendekatan yang dipilih,
sekaligus mengidentifikasi kekurangan yang mungkin ada. Lebih dari
itu, ada kemungkinan pendekatan strategis bisa digunakan atau
diaplikasikan pada masalah kesehatan yang lain. Dengan demikian,
sebuah alasan pemikiran yang dipertimbangkan dengan baik akan
berfungsi sebagai dasar yang kuat untuk membenarkan pendekatan
strategis yang dikembangkan.
Matrik Rancangan Strategis
Pendekatan
Deskripsi Tujuan Sasaran Target Ket
Strategis
Keterlibatan Memperkenalkan PUS PUS 100%
suami peran suami melakukan
sebagai kunci KB
pemakaian
kontrasepsi KB

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 403


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

3. Pengembangan dan Uji Coba Pesan


Agar bisa berkomunikasi efektif dengan sasaran, perlu dirancang pesan-
pesan yang sesuai strategi, relevan, dapat menarik perhatian, mudah
diingat, dan dapat memotivasi.
Langkah-langkah dalam pengembangan dan ujicoba pesan:
a. Mengidentifikasi fakta penting
Perencana komunikasi strategis mencari faktor utama atau terpenting
mengenai masalah atau situasi kesehatan, yang jika dikenali dalam
upaya komunikasi, akan mengarah pada perubahan perilaku yang
diharapkan. Fakta kunci itu bisa berupa hambatan atau peluang.
Pemilihan satu fakta terpenting menjadi kunci dalam penyampaian
pesan, karena pesan hanya akan efektif jika ditujukan pada satu
masalah tertentu saja. Proses pemilihan fakta kunci mendorong para
perencana pesan untuk melihat sejauhmana relevansi dan nilai penting
pesan, yang membuat pesan itu bernilai.

b. Mengidentifikasi janji atau manfaat program


Mengidentifikasi janji atau manfaat program bagi sasaran akan
mendorong mereka untuk mengubah perilaku. Identifikasi ini untuk
memilih janji yang paling persuasif yaitu janji yang dinilai paling menarik
dan mampu membujuk sasaran utama/primer. Janji merupakan
keuntungan nyata yang akan dipahami khalayak setelah menerima
pesan. Janji harus berfungsi membedakan pesan dari komunikasi
mengenai produk, pelayanan atau perilaku lain.

c. Menentukan dukungan atas janji yang merangkum alasan tentang


mengapa sasaran harus mempercayai janji tersebut
Pernyataan pendukung didasarkan pada temuan riset yang telah
dianalisis, guna memahami pesan apa yang dianggap credible (dapat
dipercaya sasaran)

d. Menggambarkan persaingan pesan


Berbagai faktor kemungkinan membatasi kemampuan sasaran untuk
menerapkan perilaku yang ditawarkan pesan, sekalipun sasaran
memahami, merasa berkaitan dengan pesan, kemudian termotivasi
oleh pesan itu. Norma-norma sosial misalnya, membatasi kemampuan
atau hak seorang perempuan untuk menggunakan alat KB hingga
menghalangi dirinya untuk pergi ke klinik dan menentukan alat
kontrasepsi terbaik yang sesuai untuknya.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 404


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

e. Mengembangkan pernyataan utama berkesan menarik dan bertahan


lama, yang diharapkan akan ditangkap sasaran usai mendengar atau
menyaksikan pesan. Melalui suatu pesan, diharapkan akan hadir suatu
kesan utama yang dapat bertahan lama, yaitu kesan yang diingat orang
setelah menyaksikan atau mendengar pesan tersebut. Ini meliputi
pikiran, perasaan, dan sikap sasaran terhadap produk, pelayanan, atau
perilaku yang ditawarkan pesan. Dengan kata lain, pesan “yang dibawa
(take away)”, termasuk ajakan melakukan tindakan tertentu.

f. Menjabarkanprofil pengguna yang diinginkan


Perlu mengidentifikasi karakter kepribadian penting yang diasosiasikan
sasaran dengan penggunaan produk, layanan, atau perubahan
perilaku.

g. Mengidentifikasi poin-poin pesan utama


Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pesan kunci yang akan
disampaikan oleh mitra-mitra pelaksana strategi melalui semua pesan
dan saluran komunikasi. Pesan kunci ini akan disampaikan lewat
beragam cara, tergantung bagaimana mengembangkan ide tersebut.
Sebuah pesan kunci bisa merupakan tema utama, bisa juga digunakan
secara khusus sebagai slogan iklan atau pesan penyuluhan, bahkan
bisa dikembangkan menjadi kegiatan berbasis masyarakat.

Matrik Pernyataan Pesan


b. Isu atau fakta kunci
c. Janji atau manfaat bagi program
d. Dukungan
e. Persaingan pesan
f. Pernyataan berkesan penting dan
tahan lama
g. Profil pemakai yang diinginkan
h. Poin-poin pesan kunci

Menentukan saluran dan alat bantu untuk menyampaikan pesan, melalui


langkah-langkah berikut:
a. Memilih saluran yang paling mungkin menjangkau sasaran:

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 405


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

 Evaluasi pendekatan strategis terbaik untuk memadukan


saluran/media
 Mengengkan jangkauan sasaran dengan cepat
 Menekan frekuensi (kekerapan pengulangan) pesan
 Kombinasi jangkauan dan frekuensi
 Menjangkau sasaran dengan cara paling efisien
 Pendekatan dengan banyak saluran (multichannel approach)
 Mencapai bauran saluran tanpa batas
 Memilih saluran utama dan saluran pendukung dengan alasan
masing-masing
b. Menentukan alat bantu
Alat bantu merupakan taktik atau cara yang digunakan untuk mengirim
pesan melalui saluran. Dalam komunikasi, alat bantu mencakup
periklanan, publisitas, pendidikan, hiburan, penyuluhan, partisipasi
masyarakat, pelatihan petugas kesehatan, manajemen kegiatan, serta
pengembangan kemitraan swasta.

Tantangan dalam memilih diantara sekian banyak alat bantu adalah


bagaimana memilih kombinasi alat bantu terbaik agar sesuai dengan
pendekatan strategis guna mencapai tujuan.

c. Memadukan pesan, saluran, dan alat bantu


Inilah keuntungan perencanaan komunikasi strategis : proses
perencanaan, memungkinkan kita memperhatikan seluruh gambaran
mengenai cara menggunakan pesan, saluran, dan alat, untuk
memaksimalkan upaya komunikasi.

ALAT YANG MATERI/KEGIATAN


SALURAN
DIGUNAKAN
Komunikasi Bimbingan dengan Pelatihan, materi
interpersonal sebaya pendukung
Penyuluhan oleh Pelatihan, materi
petugas pendukung
Dukungan oleh klinik Poster, pamflet, video
kesehatan untuk
memperkuat upaya
Sasaran komunitas Partisipasi Pertemuan kelompok,
masyarakat panduan, kegiatan
penyuluhan, seminar,

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 406


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

ALAT YANG MATERI/KEGIATAN


SALURAN
DIGUNAKAN
konferensi pers
Media komunitas Surat kabar komunitas,
radio lokal, papan
pengumuman, petugas
yang memberikan
pengumuman,
pengumuman dengan
alat pengeras suara
Kegiatan masyarakat Drama rakyat, road show
(kunjungan lokasi),
pameran kesehatan
Media massa Periklanan Iklan cetak, iklan TV,
radio, poster luar ruang,
iklan pada kartu yang
bisa diedarkan
Media massa Publisitas Perss realease, video
release, artikel,
pemberitahuan kepada
perss melalui radio,
conference pers, ILM
(iklan layanan
masyarakat), pelatihan
wartawan

Media, komunitas, Pendampingan/ Kit (materi dan


interpersonal penyuluhan perlengkapan) berisi
fakta penting dan kisah
yang mendorong untuk
mendapatkan dukungan
suatu kebijakan, isu atau
konstituensi; pertemuan;
surat
Media, komunitas, Promosi Kupon, contoh produk
antar pribadi gratis, kontes, hadiah
uang dan barang, baik
melalui media atau di

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 407


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

ALAT YANG MATERI/KEGIATAN


SALURAN
DIGUNAKAN
tataran masyarakat, atau
melalui toko
Media, masyarakat Penciptaan kegiatan Konferensi berita,
dan sponsorhip pemunculan selebriti,
acara pembukaan resmi
(grand opening), parade,
konser, pemberian
penghargaan, presentasi
penelitian, atau acara
olah raga
Media, masyarakat Sarana Hiburan Program televisi atau
Pendidikan program radio, drama
rakyat, lagu, permainan

4. Pelaksanaan dan Pemantauan


Langkah – langkah manajemen strategi komunikasi kesehatan :
a. Mengidentifikasi Mitra Potensial
1) Masalah kebijakan
Memfasilitasi pelaksanaan strategi yang memerlukan perubahan
kebijakan, baik kebijakan publik maupun sektor swasta melalui
advokasi. Pendekatan ini menjamin agar mekanisme manajemen
tetap pada tempatnya saat program menghadapi kendala kebijakan.
2) Penelitian, pemantauan dan evaluasi
Mengidentifikasi perusahaan riset diperlukan jika terdapat komponen
penelitian dalam strategi, atau jika terdapat rencana untuk
pemantauan dan evaluasi.
3) Periklanan
Sebuah kelompok in-house jarang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam menyusun dan melaksanakan suatu kampanye
komunikasi lengkap, mencakup penyusunan materi kreatif, produksi,
pembayaran media, dan fungsi – fungsi agen periklanan lainnya.
Pengalaman hampir selalu menunjukkan adanya manfaat ketika kita
dibiarkan memilih dan mengadakan kontrak dengan agen periklanan
untuk melakukan tugas tersebut.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 408


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

4) Penempatan media
Agen periklanan biasanya akan menangani pembayaran slot waktu
media, dan memastikan agar pesan-pesan disampaikan sesuai
rencana media. Jika agen periklanan tidak mampu memberi jasa
tersebut, kemungkinan harus melibatkan suatu perusahaan yang
khusus menangani pemberlian slot ruang/waktu media (media
buying).
5) Humas
Humas bekerjasama dengan para pembuat keputusan tingkat atas di
organisasi utama dan agen lainnya untuk melatih individu-individu
tertentu sebagai pembicara, serta mempersiapkan mereka
seandainya program menuai kritik. Jenis tugas ini membutuhkan
keputusan-keputusan manajemen yang strategis kerjasama erat
dengan agen mitra lainnya.
6) Kegiatan berbasis komunitas/masyarakat
Walaupun suatu strategi komunikasi tidak mengharuskan kerja sama
dengan kelompok berbasis masyarakat guna menjamin kelancaran
pelaksanaan, melibatkan jasa-jasa organisasi akar rumput terkadang
bisa berguna dalam menyebarluaskan pesan-pesan kepada
khalayak sasaran.
7) Pelatihan
Identifikasi area-area kesenjangan keahlian atau pengetahuan yang
bisa menghambat tim manajemen mencapai tujuan strategi.

b. Menetapkan Peran dan Tanggung Jawab Masing-masing Mitra


Setelah mitra potensial teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
menjabarkann peran dan fungsi masing-masing untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan program. Peran dan fungsi tersebut bisa
dituangkan dalam nota kesepahaman bagi semua pihak.

c. Menyusun Kerangka Waktu Pelaksanaan Strategi


Jika strategi komunikasi akan dilaksanakan secara bertahap, perlu
dibuat kerangka waktu yang menunjukkan kapan kegiatan utama
masing-masing tahap akan berjalan, dan dimana poin-poin keputusan
kunci berada. Karena upaya-upaya komunikasi biasanya terkait dengan
pemberian layanan, pelatihan dan bidang-bidang lainnya, penting
kiranya membuat jadual yang berkaitan dengan tepat bagi setiap fungsi.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 409


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

d. Pemantauan
Pemantauan adalah fungsi yang penting, namun kerap tidak
diperhatikan dalam pelaksanaan strategi. Perencanaan yang baik berisi
proses yang jelas untuk memantau pelaksanaan kegiatan kampanye.
Perencanaan pemantauan kegiatan dibuat dengan menentukan
organisasi yang akan bertanggung jawab atas masing-masing kegiatan.

Sebuah rencana kegiatan yang baik mencakup gambaran jelas


mengenai peran dan tanggung jawab mitra-mitra terlibat, kerangka
kerja yang realistis, anggaran yang layak, dan deskripsi tugas
pemantauan. Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, keahlian
organisasi, dan kerjasama untuk bekerja dalam lingkungan tim yang
memberdayakan kemampuan setempat, serta menghasilkan strategi-
strategi komunikasi yang efektif.

5. Evaluasi dan Rancang Ulang


a. Mengidentifikasi Lingkup dan Jenis Evaluasi
Pada tingkat dasar, evaluasi mempunyai tujuan untuk:
 Mengetahui apakah aktivitas yang dicantumkan dalam rencana kerja
benar-benar dilaksanakan (evaluasi proses atau pemantauan)
 Menentukan apakah tujuan yang dipaparkan pada strategi telah
dicapai (penilaian dampak)

Pada tingkat yang lebih kompleks dan strategis, evaluasi juga harus:
 Menilai kecukupan/kelayakan strategi yang dipilih
 Menyoroti bidang-bidang yang memiliki dampak terendah dan
tertinggi
 Tidak hanya mengidentifikasi perubahan individu atau masyarakat
saja, tetapi juga mengukur hasil (indeks) kesehatan dan sosial
berbasis populasi
 Menunjukkan cara-cara meningkatkan progra
 Mengukur efektifitas biaya per orag yang terjangkau, atau per ukuran
manapun dari perubahan perilaku

Tanpa dokumentasi evaluasi, pembuat kebijakan, perencana program,


pemberi dana dan peserta tidak akan mengetahui apa yang terjadi,
mengapa, kapan, atau apa efeknya. Dalam beberapa tahun, sebuah
program yang tidak dievaluasi seolah-oleh tidak pernah ada.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 410


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

b. Merencanakan Pemantuan dan Penilaian Dampak


Pemantauan
Pemantauan mensyaratkan adanya perhatian pada proses, kinerja, dan
sedikit banyak, pada hasil:
 Pemantauan Proses
Pada tahap ini, evaluator harus mengukur apakah kegiatan
berlangsung sesuai dengan frekuensi, intensitas waktu, dan waktu
yang telah direncanakan, serta memang diarahkan untuk mencapai
khalayak sasaran.

Idealnya, pemantauan dimulai sejak awal kegiatan program,dan


terus berlangsung sepanjang program atau kampanye. Pemantauan
yang dilakukan secara terus menerus lebih efektif daripada yang
dilaksanakan setelah kegiatan selesai.

 Pemantauan Kinerja
Kualitas (mutu), kuantitas (besaran) dan distribusi (pembagian) hasil
komunikasi harus dipantau dengan ketat.

 Pemantauan Hasil
Di sini, fokus evaluasi bergeser dari kegiatan dan tindakan, kembali
ke tujuan awal. Selama proses pemantauan, survei yang ekstensif
tidaklah memungkinkan. Namun, pengamatan dan wawancara lokasi
penting dilakukan untuk memastikan hasil yang diharapkan mulai
terjadi. Hasil yang bukan merupakan tujuan, atau yang berbeda dari
tujuan awal program memerlukan perhatian seksama dan segera,
serta umpan balik kepada penanggung jawab kegiatan, jika perlu,
lakukan perubahan dalam pelaksanaan atau strateginya.

Pemantauan merupakan hal penting untuk memastikan


bahwa program dilaksanakan sesuai perencanaan. Dan
bahwa tidak ada kejadian atau pergeseran di luar tujuan
yang tidak diantisipasi sebelumnya, maupun yang tidak
diharapkan.

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 411


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

Penilaian Dampak
Penilaian dampak merupakan hal yang lebih sulit lagi, tapi penting
untuk strategi komunikasi berskala besar. Penilaian dampak ditujukan
untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan “Apakah strategi
komunikasi mencapai tujuan yang sudah ditentukan?”. Selanjutnya,
penilaian dampak dimanfaatkan untuk melihat perbedaan yang
dilakukan strategi pada lingkungan program secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan evaluasi dampak perlu menentukan indikator
yang akan digunakan untuk menentukan apakah tujuan telah dicapai.
c. Mengidentifikasi Rancangan Evaluasi dan Sumber Data
Keputusan seseorang untuk berupaya mengikuti perubahan perilaku
yang diprogramkan dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu proses khalayak
sasaran dalam menimbang risiko pribadi dengan keuntungan
mengadopsi perilaku; dan persepsi khalayak sasaran tentang norma
komunitas.
Evaluasi komunikasi strategis bergantung pada pengumpulan data di
berbagai tingkat yang relevai dengan tujuan program. Dua tingkat
pengukuran utama untuk data evaluasi komunikasi adalah berdasarkan
populasi dan program.
Pengukuran berdasarkan populasi berguna untuk melacak hasil
pendahuluan, pertengahan, dan jangka panjang. Pengukuran
berdasarkan program bergantung pada pencatatan dan pelaporan yang
ada di program.
d. Menyesuaikan Evaluasi untuk Situasi Tertentu
Pada tingkat teoritis, evaluasi yang paling berguan akan disesuaikan
dengan strategi komunikasi tertentu dan situasi yang menjadi
pertimbangan. Ini berarti, evaluai akan merefleksikan model perubahan
perilaku konseptual yang digunakan untuk merancang program di saat
awal, berfokus pada khalayak sasaran untuk program tertentu,
mengukur sejauhmana paparan berbagai media yang digunakan dalam
program (apakah radio, televisi, pertemuan masyarakat, komunikasi
interpersonal dan konseling, atau saluran komunikasi lain), dan
mengkaitkan temuan-temuan dengan tujuan, penentuan posisi dan
pelaksanaan program.
Pada tingkat praktis, rancangan evaluasi harus konsisten dengan ruang
lingkup program dan ketersediaan sumber daya manusia, keuangan,
serta fisik. Program multimedia nasional, yang banyak dipilih program
komunikasi strategis, memerlukan survey nasional, statistik tempat
Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 412
Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

pelayanan yang dipilih, dan kombinasi langkah-langkah kuantitatif dan


kualitatif sesuai dengan daerah-daerah yang diteliti. Intervensi lokal
berskala kecil mungkin lebih tepat menggunakan disain
eksperimental/kontrol. Untuk mengukur dampaknya, lebih baik gunakan
program yang tidak menyolok dibandingkan survey. Pada dasarnya,
ruang lingkup evaluasi harus konsisten dengan ketersediaan sumber
daya anggaran.
e. Memutuskan Pelaksana Evaluasi
Evaluator dari luar proyek mengesankan aura kewenangan dan
obyektivitas tinggi terhadap evaluasi. Namun, tuntutan akan
pengetahuan yang luas dan hubungan erat antara tujuan program dan
rancangan evaluasi menunjukkan, evaluator harus sangat mengenal
program dan lingkungan serta khayalak sasarannya.
Evaluasi kolaboratif adalah situasi yang ideal. Dalam evaluasi
kolaboratif, para evaluator yang terampil bekerjasama erat dengan para
perencana dan manajer program. Namun, mereka tetap
mengembangkan strandar ilmiah yang ketat dan independen untuk
pengukuran.
f. Merencanakan Dokumentasi dan Penyebarluasan Hasil-hasil Evaluasi
Tahap terakhir evaluasi manapun haruslah berupa dokumentasi yang
lengkap dan laporan hasil. Evaluator yang tidak melengkapi beberapa
tabel, tidak merangkum, atau mendistribusikan hasil, berarti tidak
memenuhi tanggung jawab mereka

Matrik Kampanye Komunikasi


Saluran
Pesan dan Materi
Kampanye Tujuan Sasaran Manfaat dan
dukungan kampanye
Kegiatan

Pemberian Proporsi ibu Primer : Jika Rekomendasi Bazar Kartu


ASI di wanita memberikan Kemenkes kesehatan mengenal
kabupaten berusia 18- ASI Eksklusif anak, pendidikan
A yang 35 th di Kab pada bayi, pelatihan kesehatan,
memberikan A yang tidak maka tenaga spot radio,
ASI memberikan kemungkinan kesehatan, kalender,
Eksklusif ASI Ekslusif akan rembug poster,
meningkat mempunyai desa, news
dari 35% bayi yang pertemuan letter, iklan
menjadi kuat, aktif kelompok TV/video
50% dan sehat wanita

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 413


Materi Inti 7. Komunikasi Kesehatan

REFERENSI
1. Panduan lapangan Merancang Strategi Komunikasi Kesehatan, John Hopkins
Bloomberg School of Public Health
2. Modul TOT Promkes bagi Petugas Puskesmas, 2015

Modul Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual 414

Anda mungkin juga menyukai