Anda di halaman 1dari 41

Materi Inti 6

Pengembangan Pesan dan Media


Promosi Kesehatan

Materi Inti 6
PENGEMBANGAN PESAN DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

I. Deskripsi Singkat

Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah melakukan kegiatan komunikasi. Salah satu
persyaratan dalam melakukan komunikasi yang efektif adalah dengan mengembangkan pesan
dan menggunakan media. Penggunaan media selalu melekat atau menyatu dengan
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan, yaitu KIE, advokasi, pemberdayaan masyarakat
serta kemitraan. Dalam membuat, memilih serta menggunakan media, ada beberapa
persyaratan yang harus dipahami yaitu media harus berisi pesan-pesan yang mudah dipahami
sasaran, pesan yang disampaikan berisi tindakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
sasaran, pesan dapat dikemas secara menarik, mudah diingat, mudah untuk dikerjakan, dapat
diakses oleh sasaran atau khalayak masyarakat, bahkan dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap serta perilaku sasaran. Agar pesan tersebut dapat berdaya guna, maka pesan tersebut
harus dituangkan dalam media. Seperti telah dibahas pada materi inti sebelumnya, semua
kegiatan promosi kesehatan, harus menggunakan media yang sesuai. Oleh sebab itu, petugas
pengelola promosi kesehatan di puskesmas harus memiliki wawasan serta kemampuan dalam
membuat, memilih serta menggunakan media dalam melaksanakan kegiatan promosi
kesehatan.
Pada materi inti 6 ini, akan dibahas tentang Pengembangan Pesan dan Media. Adapun ruang
lingkup materi ini meliputi konsep dasar pengembangan pesan dan media, membuat media
kesehatan sederhana serta menggunakan dalam mendukung kegiatan KIE, advokasi,
pemberdayaan masyarakat serta kemitraan di bidang kesehatan.

II. Tujuan Pembelajaran


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membuat dan menggunakan media dalam
melakukan promosi kesehatan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar pengembangan pesan dan media ,
2. Membuat pesan dan media promosi kesehatan
3. Menggunakan media promosi kesehatan.

III. Pokok Bahasan


1. Konsep dasar pengembangan pesan dan media dalam bidang kesehatan
a. Pengembangan pesan promosi kesehatan : pengertian, prinsip, struktur,
pendekatan, gaya pesan, pengemasan pesan serta langkah-langkah pengembangan
pesan
b. Pengembangan media promosi kesehatan : pengertian, tujuan, ciri-ciri, efektifitas,
jenis, memilih dan membuat media, strategi pengembangan pesan dan media serta
langkah-langkah pengembangan media promosi kesehatan.

2. Pembuatan pesan dan media promosi kesehatan


a. Media cetak.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 1
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

b. Media elektronik.
c. Media luar ruang

3. Penggunaan media dalam mendukung kegiatan:


a. Advokasi Kesehatan
b. Pemberdayaan masyarakat di bidang Kesehatan
c. Kemitraan Di Bidang Kesehatan

IV. Bahan Belajar


Materi bahan ajar
Bahan presentasi

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 6 jam pelajaran (T= 2 JPL, P=4, PL=0) @
45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sebagai berikut:

A. Langkah 1
Pengkondisian (10 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima
materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.

B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar pengembangan
pesan dan media promosi kesehatan (45 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar
pengembangan pesan dan media kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada peserta yaitu: 1) pengertian pesan dan media ; 2) tujuan penggunaan media; 3)
langkah-langkah pengembangan pesan ; 4) langkah-langkah pengembangan media.
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya merangkum
dan menyampaikan paparan materi konsep dasar pengembangan pesan dan media
promosi kesehatan sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 2
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang pembuatan media promosi
kesehatan (145 menit)

1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang beberapa jenis media cetak,


media elektronik dan media sosial serta langkah-langkah pembuatan media promosi
kesehatan dengan menggunakan bahan tayang
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator menugaskan peserta berada dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kelompok 1, 2
dan 3.
4. Fasilitator menugaskan agar setiap kelompok, membuat media/slide presentasi serta
dua jenis media cetak yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan praktek kerja
lapangan. Dalam membuat media , terlebih dahulu setiap kelompok ditugaskan untuk
menyusun pesan dengan menggunakan lembar kerja . Selanjutnya, membuat desain
media cetak. Tugas setiap kelompok dalam pembuatan pesan dan media, adalah
sebagai berikut:
 Kelompok 1, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan untuk
mendukung kegiatan advokasi kesehatan, meliputi slide presentasi dan dua jenis
media cetak yang sesuai (misalnya: fact sheet dan standing banner)
 Kelompok 2, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat, meliputi slide presentasi dan dua jenis media
cetak yang sesuai (misalnya: leaflet dan poster)
 Kelompok 3, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan untuk
mendukung kegiatan pertemuan penggalangan kemitraan, meliputi slide presentasi
dan dua jenis media cetak yang sesuai (misalnya: leaflet dan poster/standing
banner)
Waktu diskusi 90 menit. Hasil diskusi setiap kelompok dibuat dalam bentuk file.
5. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, dan
kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan.
6. Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menyampaikan tanggapan terutama untuk
penyempurnaan media tersebut.
7. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

D. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan tentang penggunaan media dalam bidang kesehatan
(60 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang penggunaan media dalam
pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan
gambaran umum penggunaan media dalam mendukung kegiatan advokasi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat serta pertemuan penggalanagn kemitraan.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 3
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3. Fasilitator menugaskan kepada setiap kelompok untuk memperagakan (role play)


penggunaan media dalam kegiatan advokasi kesehatan, pemberdayaan masyarakat
serta pertemuan penggalanagn kemitraan. Setiap kelompok diminta untuk menyusun
skenario peragaan penggunaan media. Adapun tugas setiap kelompok adalah sebagai
berikut:
 Kelompok 1: memperagakan penggunaan salah satu jenis media advokasi kesehatan
(misalnya: fact sheet )
 Kelompok 2: memperagakan penggunaan salah satu jenis media yang mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat (misalnya: leaflet/poster )
 Kelompok 3: memperagakan penggunaan salah satu jenis media yang mendukung
pelaksanaan pertemuan penggalangan kemitraan (misalnya: leaflet)
Waktu yang disediakan bagi setiap kelompok untuk melakukan peragaan penggunaan
media adalah 5 menit.
4. Fasilitator menyampaikan tanggapan tentang penggunaan media dalam mendukung
kegiatan promosi kesehatan.
5. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

E. Langkah 5
Penyampaian rangkuman tentang pembuatan dan penggunaan media dalam pelaksanaan
promosi kesehatan di puskesmas (10 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali serta merangkum materi
yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting serta kesepakatan tentang tugas dan
tanggung jawab Kepala Puskesmas serta petugas pengelola promosi kesehatan
puskesmas dalam pembuatan dan penggunaan media untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan di puskemas.
3. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

VI. Uraian Materi

A. Konsep pengembangan pesan dan media promosi kesehatan.

1. Pengembangan pesan promosi kesehatan


a. Pengertian
1) Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi yang divisualisasikan ke dalam
ungkapan kata, gambar, lambang-lambang, bunyi, suara, lagu lewat berbagai
medium/ media yang sesuai karakteristik dan kebutuhan sasarannya serta
mendukung pelaksanaan kegiatan komunikasi atau promosi kesehatan.
2) Pesan adalah informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, sehingga mereka jadi tahu, mau dan mampu melakukan anjuran yang
disampaikan oleh komunikator tersebut.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 4
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3) Pesan juga merupakan pernyataan singkat, padat dan jelas yang dikemas secara
kreatif. Pernyataan yang dibuat merupakan intisari dari ide atau gagasan pesan,
berhubungan dengan tujuan komunikasi dan didukung bukti yang akurat serta
menggunakan bahasa sederhana sesuai karakteristik sasaran. Ada pula yang disertai
contoh-contoh agar pesan tersebut menjadi lebih bermakna, bersifat manusiawi.
dapat membangkitkan dan menyentuh perasaan sasaran serta mengarahkan
sasaran untuk mau melakukan aksi sesuai pesan yang disampaikan. Pesan bersifat
mengajak, informasi, memperingatkan, membimbing, memotivasi, meningkatkan
partisipasi, dan memberi solusi terhadap permasalahan, dll

b. Prinsip pengembangan pesan


Ada 7 prinsip dalam mengembangkan pesan yang efektif
1) Kembangkan satu ide atau pesan yang menarik perhatian dan mudah diingat.
2) Buat pesan mudah, sederhana dan jelas.
3) Pesan harus dapat dipercaya.
4) Pesan harus komunikasikan keuntungan bila melakukan tindakan yang disarankan.
5) Pesan harus konsisten yang artinya menyampaikan satu pesan utama di media apa
saja secara berulang kali baik melalui media cetak maupun elektronik.
6) Pesan harus bisa menyentuh akal dan rasa, nilai- nilai emosi dan kebutuhan nyata.
7) Pesan harus dapat memotivasi sasaran untuk bertindak.

Disamping itu pesan yang efektif juga dapat menjawab 5 W dan 1 H yaitu: what, where,
who, when, why, how.
Isi pesan tentang kejadian masalah kesehatan.
1) Apa peristiwa yang terjadi ?
2) Siapa yang terkena masalah?
3) Mengapa kejadian itu timbul?
4) Kapan terjadinya masalah itu?
5) Dimana kejadiannya?
6) Bagaimana peristiwa itu terjadi?

Penyusunan isi pesan meliputi tema/ide, isi pesan dan visualisasi. Dalam merencanakan
atau menyusun isi pesan ada formula singkatan yang mudah diingat yaitu “BISSWTS”,
kepanjangannya adalah B: bahasa, I: ide atau isi pesan, S: subyek sasaran, S: sumber
pesan yang dapat dipercaya oleh sasaran, W: waktu yang tepat untuk menyampaikan
pesan, T: tempat menyampaikan pesan, S: saluran penyampaian pesan kepada sasaran.
Atau dapat pula menggunakan rumusan “SEEA” yaitu S : tulis sebuah STATEMENT /
pernyataan sederhana; E: sampaikan EVIDENCE / bukti beserta fakta-faktanya; E:
berikan EKXAMPLE / contoh dengan cerita / analogi; A: tawarkan ACTION / tindakan
aksi.

c. Struktur Pesan
Untuk menghasilkan pesan yang efektif diperlukan unsur-unsur yang dikenal dengan
rumusan ”AIDCA”, yaitu:
1) Attention (perhatian)
2) Interest (minat)
3) Desire (kebutuhan/keinginan)

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 5
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

4) Conviction (rasa percaya)


5) Action (tindakan)

1) Attention (perhatian)
Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat menarik perhatian khalayah sasarannya.
Agar pesan dapat lebih menarik perhatian khalayak sasaran, maka gunakan bahasa
yang sesuai dengan kebutuhan serta value sasaran. Dapat juga dibantu dengan:
 Penempatan pesan pada media cetak yang mempunyai ukuran besar, didukung
dengan penggunaan warna (spot atau full color), tata letak (lay out),
penulisannya menggunakan berbagai jenis huruf (tipografi) yang baik, dll
 Penyampaian pesan dapat efektif apabila pesan itu disiarkan pada air time (jam
tayang/ jam siar) yang tepat.
 Bila mungkin bisa ditambahkan slogan agar pesan selalu diingat

2) Interest (minat)
 Pesan yang efektif dapat menarik minat sasaran untuk mencoba melakukan
anjuran atau informasi yang ada dalam pesan tersebut. Pesan yang efektif tidak
hanya dapat menarik perhatian saja, melainkan juga dapat meningkatkan i minat
sasaran sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci dan mendalam. Untuk
itu gunakan kata - kata atau kalimat pembuka yang dapat merangsang pikiran
orang , agar menjadi ingin tahu lebih lanjut.
 Minat dari khalayak sasaran harus selalu dibangun, agar ada rasa ingin tahunya
berkembang dengan pesat.

3) Desire (kebutuhan)
 Suatu pesan harus berhasil menggerakkan keinginan khalayak sasaran untuk
bertindak, berperilaku sesuai dengan harapan.
 Kebutuhan dan keinginan sasaran terpenuhi jika melakukan suatu tindakan
tertentu.

4) Conviction (rasa percaya)


 Pesan yang efektif harus dapat membangun rasa percaya khalayak sasaran,
sehingga mereka tidak meragukan pesan kesehatan yang diterimanya. Untuk itu,
dalam menyusun pesan, perlu didukung dengan bukti-bukti yang akurat, up to
date, bahkan jika memungkinkan dilengkapi dengan gambar-gambar terkait
informasi yang dapat memperkuat rasa percaya khalayak sasaran terhadap
pesan kesehatan tersebut.

5) Action (tindakan)
 Pesan yang efektif juga dapat membangu keyakinan khalayak sasaran untuk
melakukan atau mencoba tindakan (action) yang ada dalam pesan/ informasi
yang diterimanya. Pada tahap ini kebutuhan khalayak sasaran sudah tersentuh
emosinya dan mulai mencoba melakukan pesan yang diterimanya. Namun, di
dalam pikirannya masih timbul perlawanan dan keragu-raguan, apakah benar
yang dijanjikan pesan tersebut.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 6
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

 Oleh sebab itu, sasaran harus lebih diyakinkan dengan menyampaikan data yang
membuktikan bahwa pesan tersebut patut dilakukan, sehingga keputusan yang
diambil sasaran menjadi semakin mantap.

d. Pendekatan pembuatan pesan


1) Pendekatan rasa takut
 Bisa berbentuk celaan sosial atau bahaya fisik. Kadang-kadang kita harus
menakuti-nakuti orang untuk menyelamatkan hidup mereka.
 Misalnya obat kumur, deodorant, pasta gigi, seks yang tidak aman, PIN untuk
Polio
 Penelitian membuktikan pendekatan rasa takut yang sangat kuat cenderung
diabaikan sedangkan yang lemah tidak akan menarik perhatian. Jadi gunakan
rasa takut yang sedang-sedang saja.
2) Pendekatan rasa bersalah
 Rasa bersalah juga menjadi pemikat bagi emosi. Orang merasa bersalah bila
mereka melanggar peraturan, norma dan kepercayaan mereka sendiri.
 Iklan posyandu di tahun 80-an yang menunjukkan kehilangan anak.
3) Pendekatan emosional
 Menggunakan pernyataan atau bahasa yang mampu menyentuh sasaran, dan
tunjukkan bahasa non verbal seperti air muka yang penuh kasih, cinta. Dan ini
lebih berhasil dibanding dengan pendekatan lainnya
4) Pendekatan rasional
 Meyakinkan orang dengan perkataan logis
 Pengalaman atau riset membuktikan bahwa pendekatan rasional kurang
berhasil, dibanding pendekatan emosional dan lainnya.
 Misalnya Datanglah ke Posyandu untuk mendapat Kapsul Vitamin A. Apakah ibu-
ibu beramai-ramai datang ke Posyandu?
5) Pendekatan humor
 Metode yang efektif untuk menarik perhatian
 Humor menambah kesenangan dan tidak merusak pemahaman
 Humor tidak menawarkan suatu keuntungan yang lebih dari sekedar bujukan.
 Humor tidak menambah kredibilitas sumber
 Humor akan lebih berhasil digunakan jika tingkat kesadaran akan
produk/perilaku sudah mapan bukan yang baru diperkenalkan
6) Pendekatan moral
 Diarahkan pada perasaan sasaran tentang apa yang benar dan tepat.
 Sering digunakan untuk mendukung masalah-masalah sosial sperti lingkungan
hidup yang lebih bersih, gender, bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan.
7) Pendekatan dengan menggunakan Warna
 Warna merah adalah bahaya, perlu perhatian khusus
 Warna hitam adalah ancaman, suasana duka, dll
 Warna putih adalah ketulusan
 Warna hijau adalah kesejukan

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 7
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

 Warna biru adalah aktivitas yang positif


 Warna kuning adalah kehangatan.

e. Gaya pesan
1) Ada sentuhan emosional vs rasional.
2) Seruan positif vs negative.
3) Seruan massa vs individu.
4) Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu dan bersifat terbuka
5) Seruan berulang vs seruan sekali.
6) Dalam bentuk simbolisasi / analogi : membuat simbol-simbol tertentu yang telah
dikenal untuk membentuk pesan.
7) Intimidasi : menggunakan bahasa yang mengancam/ menakut-nakuti
8) Humor : menggunakan bahasa-bahasa yang memancing tawa
9) Spoke person : menggunakan kutipan atau kata-kata anjuran dari orang-orang
terkenal / tokoh masyarakat / orang yang dipercaya. Biasanya masyarakat akan lebih
terpengaruh dengan himbauan orang-orang terkenal atau tokoh panutan.
10) Lagu dan musik : menyampaikan pesan lewat lirik lagu dan alunan musik
11) Komparasi yaitu membandingkan antara satu masalah dengan masalah yang lain.
Bisa juga menggunakan perbandingan data-data dan angka-angka statistik.
12) Formal yaitu pesan sederhana dan natural.
13) Hiperbola yaitu membuat pesan yang seolah-olah melebih-lebihkan sesuatu hal,
pesan ini efektif sebagai penarik perhatian.
14) Berupa potongan kehidupan (slice of life), menunjukkan penggunaan
produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
15) Fantasi (fantacy), yaitu menciptakan fantasi yang dimuat dalam isi pesan.
16) Gaya hidup (lifestyle), menekankan bagaimana suatu perilaku idola sesuai dengan
suatu gaya hidup sehat.
17) Suasana atau citra (image) yang dapat membangkitkan suasana kondusif
dilingkungan sosial, misalnya: pesan KB ”dua anak lebih baik”
18) Simbol keperibadian (personality symbol), menciptakan suatu karakter yang menjadi
personifikasi perilaku sehat yang dianjurkan. Karakter tersebut bisa berbentuk orang
atau animasi. Misalnya: suami siaga, bidan siaga, bidan delima.
19) Keahlian teknis (technical expertise) menunjukkan keahlian teknis, pengalaman dan
kebanggaan apabila berperilaku sehat. Misalnya: pesan penggunaan garam
beriodum: anak sehat dan cerdas.
20) Bukti ilmiah (scientific evidence), menyajikan bukti survai atau ilmiah bahwa
melakukan gaya hidup sehat, hidup menjadi lebih produktif.
21) Bukti kesaksian (testimonial), menampilkan pengalaman seorang sumber yang
sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung keuntungan berperilaku sehat.
Misalnya: Penyanyi Delon untuk anti narkoba.

f. Pengemasan pesan :
1) Pengemasan pesan yang berhasil harus dapat menggugah / menarik serta
menggerakan demand sasaran untuk melakukan anjuran yang dituangkan dalam
pesan.
2) Pengemasan pesan meliputi tema, sub tema dan isi pesan. Isi pesan dibuat
berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 8
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3) Pengemasan pesan, bisa dalam bentuk dalam materi media cetak, materi audio-
visual, ilustrasi, grafik, foto, dll
4) Format pengemasan pesan pada media cetak, berkaitan dengan warna, susunan
huruf, pemilihan kata-kata atau kalimat atau istilah, gambar, garis, dll. Selanjutnya
untuk media audio berkaitan dengan suara, pilihan kata, citra suasana, dan untuk
media visual berkaitan dengan ekspresi gaya, penampilan, keadaan lokasi, dll

g. Langkah-langkah pengembangan pesan promosi kesehatan


1) Melakukan kajian formatif tentang penyebab masalah kesehatan, terkait dengan
faktor pengetahuan, sikap dan perilaku setiap segmentasi sasaran saat ini, kemudian
keadaan yang diharapkan. Dalam melakukan kajian tersebut juga mempelajari
karakteristik sasaran yang lebih rinci, diantaranya adalah: bahasa yang digunakan
sasaran, umur, status pernikahan, umur, tingkat pendidikan, nilai-nilai, norma,
sistem kekerabatan, lokasi wilayah demografi, geografi, sarana komunikasi, sumber
informasi yang dipercaya, dll.
2) Merumuskan ide-ide khusus untuk menyusun pesan yang secara spesifik
mengandung nilai dan menyentuh kepentingan setiap segementasi sasaran, sebagai
bentuk upaya pemecahan masalah.
Ada tiga pengelompokan katagori dalam merumuskan ide visual, yaitu:
 Simbol-simbol pictorial: foto, ilustrasi yang sesuai dengan benda yang diwakili
 Simbol-simbol grafis : garis, siluet dll
 Simbol-simbol verbal: uraian atau definisi, deskripsi atau label yang mewakili
sebuah konsep.
Antara gambaran visual dan verbal sering mempunyai hubungan yang erat, maka
ketiga simbol tersebut dapat dipakai secara sendiri atau dalam bentuk kombinasi
Aspek visual menjadi penting dalam komunikasi atau pemberian informasi, hal ini
dapat diperlihatkan dengan kemampuan mengingat pada manusia: verbal saja 20%,
audio saja = 10%, visual saja = 20% dan jika audio dan visual mencapai 50%.
Visualisasi merupakan salah satu kegiatan perumusan pesan yang dituangkan dalam
media audio-visual, dimana unsur visualnya lebih ditonjolkan.
2) Menetapkan topik atau head line pesan.
3) Merumuskan latar belakang permasalahan kesehatan yang ada secara jelas serta
upaya promosi kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut.
4) Menetapkan sasaran promosi kesehatan serta pelajari karakteritiknya
5) Menetapkan tujuan promosi kesehatan serta tindakan apa yang diharapkan
dikerjakan oleh sasaran promosi kesehatan tersebut dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
6) Mengembangkan pemosisian pesan (positioning) yang dapat membangun citra atau
value setiap segmentasi sasaran promosi kesehatan.
7) Mengembangkan pesan promosi kesehatan secara spesifik, yang mengandung nilai
dan menyentuh kepentingan setiap segmentasi sasaran promosi kesehatan.
8) Menuangkan pesan pendukung yang dapat menggugah atau memotivasi setiap
segementasi sasaran promosi kesehatan tentang pentingnya mengatasi masalah
kesehatan tersebut.
9) Menetapkan respon berupa tindakan setiap segmentasi sasaran promosi kesehatan
terhadap upaya pemecahan masalah kesehatan yang ada

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 9
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

10) Memilih serta menetapkan saluran informasi dan jenis media, serta
mengembangkan desain media tersebut.
11) Menyediakan dana, sarana dan tenaga untuk mengembangkan desain kreatif bentuk
pesan yang akan disampaikan kepada setiap segmentasi sasaran promosi kesehatan,
sesuai pesan yang sudah diformulasikan
12) Melakukan penyebarluasan informasi/ pesan kepada sasaran melalui berbagai jenis
media .
13) Melakukan pemantauan dan penilaian, apakah pesan telah sampai kesasaran?
Apakah sasaran dapat dipahami isi pesan? Apakah ada isi pesan yang tidak
dipahami? Tindakan apa yang akan dilakukan setelah menerima pesan tersebut?
Apakah pesan tersebut bisa diterapkan atau dilakukan oleh sasaran? Apakah ada
kesulitan dalam menerapkan anjuran yang ada pada isi pesan? Apakah ada isi pesan
yang disukai atau tidak disukai?
14) Hasil pemantauan dan penilaian tersebut dipergunakan untuk menyempurnakan
atau mengembangkan pesan / media baru yang lebih sesuai.

Lembar Kerja Penyusunan Pesan Promosi Kesehatan

Topik Tentukan topik pesan akan dibuat.


Latar Belakang Jelaskan isu strategis tentang masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat, dan bersifat urgent, sehingga memerlukan dukungan dari
berbagai pihak untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Upayakan isu tersebut didukung oleh data yang akurat
Sasaran promosi Jelaskan secara jelas siapa sasaran promosi kesehatan dan bagaimana
kesehatan karakternya. Misalnya: pesan yang dibuat akan dipergunakan untuk
mendukung kegiatan advokasi kepada : Kepala Desa, atau Bupati, DPRD,
dll. Untuk itu, pahami kewenangan atau potensi yang dimiliki oleh pejabat
publik tersebut dalam mengatasi masalah kesehatan atau isu strategis
tersebut.
Tujuan promosi Jelaskan tujuan promosi kesehatan, apakah untuk pemberdayaan individu,
kesehatan keluarga dan masyarakat, atau untuk mendapatkan dukungan dari mitra
potensial atau dari pejabat publik, dalam mengatasi masalah kesehatan
yang menjadi isu strategis tersebut (dukungan dana, sarana, tenaga,
kebijakan, dll)
Pemosisian pesan Buatlah pemosisian pesan yang dapat membangun atau meningkatkan
citra/value setiap segemtasi sasaran promosi kesehatan tersebut.
Pesan janji Jelaskan keuntungan yang diperoleh sasaran, apabila melakukan tindakan/
anjuran yang disampaikan dalam pesan tersebut. Atau bisa juga kerugian
apabila sasaran tidak melakukan tindakan/ anjuran yang ada dalam pesan
tersebut
Pernyataan Informasi atau alasan-alasan pendukung yang dapat memperkuat
pendukung keyakinan sasaran terhadap perilaku yang dianjurkan, misalnya dari hasil
penelitian, fakta-fakta yang ada, pengakuan / testimoni, kisah sukses,
ilustrasi, anjuran orang terkenal, grafik, gambar, dll
Respon yang Merupakan tindakan spesifik yang diharapkan dilakukan oleh setiap
diinginkan segmentasi sasaran untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Nada penyampaian Instruksi, himbauan, emosional, mengajak, meneladani, rasa bangga, dll

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 10
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Saluran media Tempat atau metode dan teknik penyampaian pesan tersebut dengan
komunikasi/ promosi menggunakan media yang dikembangkan tersebut, Misalnya: slide,
kesehatan dipergunakan melalui presentasi, facsheet, baliiho, filler, dll.
Jenis media Tetapkan jenis media yang akan dipergunakan untuk menempatkan pesan
tersebut. Jenis media bisa lebih dari satu.
Pertimbangan kreatif Ilustrasi gambar/foto, kata-kata, warna, bentuk dan ukuran media cetak.
penyusunan pesan Apabila media elektronik juga harus mempertimbangkan karakteristik
lainnya pemeran, durasi, dll

Contoh: Penyusunan Pesan Advokasi dalam Pengendalian ISPA Pada Balita, dengan
Menggunakan Lembar Kerja tersebut diatas.

Lembar Kerja Penyusunan Pesan Advokasi Dalam Pengendalian ISPA Pada Anak Balita Di Kota B
Tahun 2012
Topik “ Selamatkan Balita Kita Dari Serangan ISPA”
Setiap Tahun Lebih dari 40.000 Balita Di Kota B Terserang ISPA
atau
”Ibu...Jangan Renggut Hak-ku Untuk Mendapatkan ASI-mu”
”84% bayi di Kota B tidak mendapatkan ASI Eksklusif”
Latar Belakang  Data Puskesmas yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan Kota B, ISPA
menjadi penyakit nomor satu terbanyak yang diderita oleh anak
Balita.
 Tahun 2011 sekitar 45.612 anak balita menjadi pasien baru sebagai
penderita ISPA di Kota B. Jumlah balita yang ada di Kota B pada
tahun 2011, adalah sekitar 95.651 balita.
 Tingginya kasus ISPA pada balita di Kota B, dipengaruhi oleh :
o Rendahnya perilaku Ibu Menyusui untuk memberikan ASI
Eksklusif pada bayinya. Pemberian ASI Eksklusif di Kota B, pada
tahun 2011 hanya sekitar 14%. Hal ini menyebabkan bayi tidak
mempunyai daya tahan tubuh yang bagus, sehingga mudah
terserang ISPA.
o Rendahnya kemampuan masyarakat melakukan PHBS di RT.
Cakupan PHBS di RT tahun 2011, baru mencapai 50%. Artinya
50% Rumah Tangga di Kota B belum ber PHBS.
o Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan yang sudah di
Keluarkan Oleh Walikota B, perlu ditingkatkan implementasinya.
Sasaran advokasi  Di tingkat Kota : Walikota, Bappeda, DPRD, Ketua TP.PKK , Ormas,
Organisasi Profesi, Dinkes Kota B, Wartawan/ media massa.
 Di Kecamatan : Camat, Sekcam, Ketua TP.PKK , Ormas, Organisasi
Profesi, Puskesmas, Wartawan/ media massa.
 Di Kelurahan : Lurah, BPD, BPMD, LPM, TP.PKK, Ketua Tim
Kelurahan Siaga Aktif, media massa
Tujuan advokasi  Mendapatkan dukungan dana untuk kegiatan Promosi Pemberian
ASI Eksklusif
 Meningkatnya komitmen sasaran advokasi dalam melakukan
penyuluhan pemberian ASI Eksklusif dengan lebih aktif.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 11
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

 Meningkatnya dukungan dana untuk kader Posyandu dalam


melakukan upaya Gerakan PHBS di masyarakat untuk menurunkan
angka ISPA pada balita
Pemosisian pesan  Upaya menurunkan ISPA pada Balita dilakukan melalui peningkatan
kader posyandu.
Jumlah posyandu di Kota B ada 956 posyandu, artinya jumlah kader
posyandu yang ada di Kota B adalah sekitar 5 orang x 956
posyandu : 4.780 kader. Jumlah balita ada 95.651 balita, dengan
demikian setiap kader memantau kesehatan balita sekitar 20 anak.
 Upaya menurunkan ISPA pada Balita dilakukan melalui peningkatan
peran tenaga KIA (bidan).
Jumlah ibu hamil tahun 2011 adalah 21.719 ibu, Cakupan KIA : K1 =
20.932 orang (96,38%) dan K4= 19.063 orang (87,77%), kunjungan
neonatal mencapai 94,6% (17.558 bayi). Persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2011 mencapai 88,47%.
Tingginya interaksi tenaga KIA dengan Ibu, seharusnya diikuti
dengan meningkatnya pemberian ASI Eksklusif dan Peningkatan
Kemampuan Ibu untuk mencegah anaknya terserang ISPA.
Oleh sebab itu, upaya penurunan ISPA pada Balita adalah dengan
meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga KIA dalam
memberikan penyuluhan/motivasi pada Ibu hamil, menyusui dan
balita untuk mampu melindung anak balitanya terhadap serangan
ISPA.
Pesan janji Aktifasi promosi pemberian ASI Eksklusif dan PHBS di RT tidak hanya
dapat menurunkan jumlah kasus ISPA saja, melainkan juga diare pada
balita, pneomonia, dll
Pernyataan pendukung Penderita ISPA Pada Anak Balita Selalu Menduduki Rangking Pertama
Penyakit Terbanyak di Dinas Kesehatan Kota B. Faktor penyebabnya
adalah rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif yaitu baru mencapai
sekitar 14%, selanjutnya sekitar 50% anggota RT masih merokok di
dalam rumah dan sekitar 50% anggota RT belum mempunyai perilaku
Cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Respon yang diinginkan Usulan kegiatan pencegahan ISPA pada balita melalui peningkatan
kegiatan promosi PHBS di RT direalisasikan di tingkat Kota, Kecamatan
dan Kelurahan wilayah Kota B.
Nada penyampaian himbauan, mengajak, meneladani dan membangun rasa bangga.
Saluran media Melalui televisi lokal, radio, koran, dll.
komunikasi
Jenis media Slide presentasi, facsheet, poster, standing-banner, radio sopt, filler, dll.
Pertimbangan kreatif Ilustrasi gambar/foto, kata-kata, warna, bentuk dan ukuran media
penyusunan pesan cetak.
lainnya

2. Pengembangan Media Promosi Kesehatan


Dalam kegiatan promosi kesehatan media merupakan sarana penting yang selalu menyatu
dengan proses komunikasi.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 12
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

a. Pengertian media
1) Media promosi kesehatan adalah sarana/ alat bantu/ saluran/channel yang
digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dari komunikator kepada komunikan
atau sebaliknya, dengan tujuan agar komunikan meningkat pengetahuannya, sikap
dan perilaku tentang hidup bersih dan sehat.
2) Media yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi yang sesuai
dengan tingkat penerimaan, mudah dipahami, tidak menimbulkan salah persepsi,
dapat memotivasi komunikan, murah dan mudah digunakan oleh komunikator
sehingga tujuan komunikasi yang dikehendaki tercapai.

b. Tujuan Penggunaan Media Promosi Kesehatan


1) Mempermudah pengertian pesan
2) Informasi lebih mudah diingat
3) Memperjelas informasi , fakta.
4) Membangkitkan minat dan perhatian
5) Mencapai sasaran yang lebih banyak
6) Mempermudah penyampaian informasi
7) Menghindari kesalahan persepsi
8) Mengurangi komunikasi verbal
9) Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
10) Memperlancar proses komunikasi
11) Merangsang sasaran pendidikan meneruskan pesan pada orang lain
12) Meningkatkan pengetahuan, kesadaran/keyakinan dan perilaku.

Selain itu ada tujuan penggunaan media promosi kesehatan, adalah:


1) Membangun opini publik
2) Menciptakan iklim yang kondusif bagi penerimaan dan perubahan nilai , sikap serta
perilaku kesehatan.
3) Meningkatkan wawasan di bidang kesehatan.
4) Mengajarkan masyarakat untuk menemukan norma dan etika penyebarluasan
informasi di bidang kesehatan.

c. Ciri-ciri media
1) Ada tulisan
2) Ada gambar
3) Ada suara
4) Ada gerakan
5) Ada cerita atau skenario
6) Mempunyai arti
7) Bisa berinteraksi dengan sasaran
8) Alat/ sarana komunikasi
9) Simbol-simbol pictorial : foto, ilustrasi yang sesuai dengan benda yang diwakili
10) Simbol-simbol grafis : Konsep yang dapat mewakili benda, pikiran, siluet dll
11) Simbol-simbol verbal: Uraian atau definisi, deskripsi atau label yang mewakili sebuah
konsep.

d. Efektifitas penggunaan media

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 13
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Media yang efektif adalah media yang mampu merangsang panca indera sebanyak-
banyaknya, saat proses komunikasi berlangsung.
1) Penglihatan adalah 75%
2) Pendengaran adalah 11%
3) Penciuman adalah 3 %
4) Pengecap adalah 4%
5) Peraba adalah 7%

Selanjutnya, kata-kata adalah 7 %, visual adalah 55% dan audio adalah 38%.

Berdasarkan daya ingat :


Sesudah 3 jam Sesudah 3 hari
Verbal 70% 10%
Visual 72% 20%
Verbal+Visual 85% 65%

Selanjutnya, pesan yang disampaikan secara verbal dan visual 6 kali lebih efektif
dibanding verbal saja. Sedangkan pesan yang disampaikan secara visual lebih efektif 3,5
kali dibanding dengan verbal saja

e. Jenis-jenis media promosi kesehatan


1) Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi dan
disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual
Contoh : stiker, leaflet, flipchart, brosur, selebaran/flier, flashcard, poster, buku,
lembar balik, dll
2) Media promosi seperti gantungan kunci, tas,mobil, media yang ditempatkan di rak-
rak, dipajang bisa bentuk botol, gelas, handuk, dll

3) Media elektronik televisi


 Spot Televisi durasi 15, 30 dan 60 detik
 Sponsorship (blocking time), membeli/menumpang program selama 30-60
menit. Contoh Gebyar BCA
 Build in, pesan dimasukan dalam segmen program, misalnya di Infoteiment,
Selebrity
 Dialog interaktif yang melibatkan pemirsa
 Variety Show, Reality Show, sinetron, dll
 Berita

4) Media radio
 Radio Spot durasi 30-60 detik
 Adlips yaitu pesan singkat yang dibacakan disela-sela program
 Kuis, berupa permainan dan hiburan
 Dialog Interaktif yang melibatkan pendengar radio
 Sandiwara radio
 Berita

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 14
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

5) Media sosial : internet, sms, website, email, facebook, twitter

6) Media luar ruang


 Spanduk , umbul-umbul, yaitu kain rentang yang berisi pesan, slogan atau logo
 Billboard, poster, neonsign, papan pengumuman

7) Media tradisional
 Kesenian rakyat
 Wayang
 Campursari
 Lagu rakyat
 Tarian rakyat
 Kentongan/Bedug

8) Media lainnya
 Iklan di bus
 Majalah dinding
 Pameran, dll

9) Media yang berdasarkan ruang lingkup kegiatan promosi kesehatan yaitu:


 Media advokasi : fact sheet, leaflet, bahan presentasi, dll
 Media KIE: siaran radio, siaran televisi, koran, majalah, selebaran, buku, bulletin,
papan pengumuman, dll
 Media pemberdayaan masyarakat: lembar balik, brosur, buku saku kader,
spanduk, poster, spot radio/tv, model, film, dll.
 Media mendukung kegiatan kemitraan : leaflet, buku pedoman, dll

10) Jenis media berdasarkan bentuk media


 Media grafis atau media cetak : poster, leaflet, stiker, flashcard, flipchart, buku,
brosur, spanduk, majalah, buletin, surat kabar, standing banner, billboard,
umbul-umbul, gantungan kunci, tas, mobil, media yang ditempatkan di rak-rak,
dipajang bisa bentuk botol, gelas, handuk, dll
 Media audio: spot radio, jingle, drama radio, adlips (pesan singkat yang
dibacakan disela-sela program), kuis, dialog interaktif yang melibatkan
pendengar radio, dll
 Media audio visual : spot televisi, film, sinetron, variety show, dialog interaktif,
infoteiment, dll
 Media tradisional: kesenian rakyat, wayang, campursari, lagu rakyat, tarian
rakyat, kentongan/bedug, dll
 Media melalui internet : sms (pesan singkat), website, dll

11) Jenis media berdasarkan kegunaannya


 Media untuk meningkatkan pengetahuan : poster, leaflet, selebaran, spanduk,
buku, majalah, koran, buletin, dll
 Media untuk meningkatkan kesadaran: film, ular tangga, kartu jodoh, contoh
produk, dll

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 15
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

 Media untuk meningkatkan keterampilan: model, pantoom, alat peraga


demontrasi, dll.
 Media untuk meningkatkan citra atau image (komunikasi massa/ above the line):
sinetron, film, filler/spot televisi, dialog/talk show di media TV, radio spot,
media tradisional, iklan koran, artikel, billboard, spanduk, slide bioskop, umbul-
umbul, dll
 Media untuk mendukung pertemuan kelompok : lembar balik, flim instruksional,
poster intruksional, dll
 Media untuk mendukung komunikasi interpersonal dan konseling: lembar balik,
leaflet, model, dll

f. Memilih dan membuat media komunikasi


1) Sesuai tujuan/kegiatan komunikasi.
2) Sesuai metode dan teknik komunikasi
3) Sesuai jumlah sasaran pendidikan
4) Sesuai dengan ketersediaan sarana yang ada
5) Sesuai dengan kondisi, masalah, daya tarik, minat, lokasi/geografi, jumlah, budaya
sasaran
6) Sesuai dengan kemampuan (dana, teknologi, kapasitas komunikator, dll)

g. Strategi pengembangan pesan dan media promosi kesehatan meliputi:


1) Segmentasi sasaran
2) Posisioning
3) Deferensiasi
4) Branding

1) Segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran merupakan proses memanfaatkan peluang dengan membagi
kelompok sasaran menjadi beberapa segmen, misalnya: sasaran primer, sekunder
dan tersier. Selanjutnya khalayak sasaran dipetakan berdasarkan karakteristik
tertentu sehingga perencana program dapat memahami lebih jelas khalayak yang
hendak diintervensi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah merencanakan
upaya intervensi yang sesuai perilaku apa yang diharapkan oleh setiap segmentasi
sasaran.

2) Posisioning
Posisioning merupakan rumusan pesan-pesan yang ditujukan kepada setiap segmen
sasaran yang diposisikan secara tepat untuk memotivasi sasaran agar tertarik dan
mau melakukan perilaku yang dianjurkan. Posisioning juga merupakan upaya
mengarahkan kelompok sasaran dengan suatu keyakinan yaitu dengan membangun
kesan di benak kelompok sasaran bahwa perilaku yang dianjurkan sesuai dan layak
dipercaya dalam mengatasi masalah. Oleh sebab itu posisioning berisi pesan atau
janji yang bisa terealisir.

3) Deferensiasi

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 16
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Deferensiasi merupakan upaya untuk menciptakan perbedaan dalam rangka


memberikan value terbaik kepada setiap segmentasi kelompok sasaran. Value
sasaran primer akan berbeda dengan sasaran sekunder dan tersier.

4) Branding
Branding merupakan nama, istilah, lebel, merek, lambang, atau rancangan (atau
kombinasi dari semuanya) yang diberikan kepada suatu produk (bisa barang, jasa,
perilaku, ide, dan bahkan manusia) agar menjadi pembeda dari produk sejenis
lainnya. Penetapan branding pada kegiatan KIE dalam upaya promosi kesehatan
merupakan pemberian label pada setiap segmentasi sasaran yang sesuai dengan
value mereka. Misalnya: ibu dan suami peduli, adalah label bagi ibu dan suami yang
mewujudkan rumahnya bebas jentik, untuk sasaran primer.
Untuk sasaran sekunder: Toma Teladan, adalah label yang diberikan pada tokoh
masyarakat peduli PSN. Selanjutnya, untuk sasaran tersier: Kades Idola Masyarakat
merupakan label yang diberikan kepada kepala desa yang telah mendukung
kebijakan dan sumberdaya untuk kegiatan penecgahan KLB DBD.
Brand tersebut diformulasikan dengan baik dan sesuai dengan value setiap
segmentasi sasaran dan menjadi fokus pesan serta visualisasi media KPP tersebut.

h. Langkah-langkah pengembangan media promosi kesehatan

Langkah-langkah pengembangan media promosi kesehatan dilakukan dengan


menggunakan metode “Proses P”. Metode “Proses P” adalah suatu metode yang
diperkenalkan oleh Universitas Johns Hopkins bersama-sama PATH (Program for
Appropriate Technology in Health) saat melaksanakan proyek PCS (Population
Communication Services). “P” dapat diartikan sebagai population atau penduduk.
Disebut dengan “Proses P” karena tahap-tahap kegiatan yang ada di dalamnya
membentuk huruf “P” yang dapat berulang kembali atau berkesinambungan.

PENGEMBANGAN
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
4 1. ANALISIS MASALAH DAN
SASARAN
3
2. RANCANGAN PENGEMBANGAN
MEDIA
3. PENGEMBANGAN PESAN, UJI
5 COBA DAN PRODUKSI MEDIA
2
4. PELAKSANAAN DAN
PEMANTAUAN
5. EVALUASI DAN RANCANG ULANG
1
PROSESP

Langkah-langkah pengembangan media dengan metode “Proses P” adalah sebagai


berikut:

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 17
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

1) Analisis masalah kesehatan dan sasaran


Pada tahap ini analisis yang dilakukan meliputi:
Analisis masalah kesehatan
a) Menemukenali masalah kesehatan yang ada, kemudian tentukan satu masalah
prioritas yang akan diintervensi.
b) Menemukenali penyebab masalah yang meliputi penyebab masalah yang
bukan perilaku dan yang perilaku
c) Menemukenali sifat masalah yang meliputi beratnya masalah, luasnya
masalah, epidemiologi masalah serta perkembangan masalah.
d) Menemukenali faktor-faktor lain yang mempengaruhi terjadinya masalah,
misalnya: kebijakan, politik, sosial budaya, dll.
e) Menemukenali kelompok sasaran yang terkena masalah, meliputi demografi,
sosial-ekonomi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
seperti umur, pendidikan, budaya, adat istiadat, pendapatan, serta
pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan dengan masalah
kesehatan.

Analisa masalah kesehatan yang berkaitan dengan perilaku


a) Perilaku yang sekarang (current behaviour)
lalah perilaku yang dilaksanakan saat ini. Ini dapat diidentifikasi dengan
observasi/pengamatan di lapangan kaitkan dengan epidemiologi masalah yang
sedang dianalisa dan juga kaitkan dengan perilaku ideal (sama atau
bertentangan ?) perilaku yang sama maupun bertentangan ini nanti perlu
dianalisa untuk mengetahui mengapa mereka berperilaku seperti itu saat ini.
b) Perilaku yang diharapkan (expected/ feasible behaviour )
Perilaku ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena itu disebut juga
target perilaku yang akan dituju oleh program promosi kesehatan.

Analisis target sasaran


Hasil analisis masalah kesehatan digunakan sebagai bahan untuk menetapkan
sasaran penggunaan media promosi kesehatan. Adapun penetapan sasaran tersebut
meliputi tiga segmentasi sasaran yaitu:
1) Sasaran primer adalah sasaran yang terkena masalah kesehatan. Penetapan
sasaran primer dapat dilakukan berdasarkan sasaran program, misalnya: ibu
hamil, ibu menyusui, ibu yang punya anak balita, suami, remaja, pasangan usia
subur, dll. Selain dari pada itu, berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
tatanan, status sosial ekonomi, geografis, dll.
2) Sasaran sekunder adalah sasaran yang mempunyai potensi melakukan intervensi
promosi kesehatan kepada sasaran primer, diantaranya adalah tokoh
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kader, TP.PKK, media
komunikasi massa, dll Penetapan sasaran sekunder diutamakan pada individu
atau kelompok yang mempunyai hubungan terdekat dan pengaruh terkuat
dengan sasaran primer.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 18
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3) Sasaran tersier adalah individu atau kelompok yang mempunyai kewenangan


untuk memberikan dukungan kebijakan maupun sumberdaya kegiatan promosi
kesehatan, misalnya: RT, RW, Kepala Desa. Lurah, Bupati, Walikota, DPRD, DPR,
Pejabat Lintas Sektor, Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan, Pimpinan
Organisasi Profesi, Ketua Umum TP.PKK, Penyandang dana, Pengusaha, dll

2) Rancangan pengembangan media promosi kesehatan


Dalam merancang pengembangan media, harus mengacu pada hasil analisis masalah
dan sasaran tersebut. Selanjutnya , ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini yaitu:

a) Menentukan tujuan.
Dalam penetapan tujuan harus dibuat SMART yaitu: spesifik, realistik, prioritas,
dapat diukur dan dibatasi waktu. Tujuan pengembangan media meliputi
peningkatan pengetahuan, atau membangun sikap positif atau kepedulian, atau
meningkatkan keterampilan kelompok sasaran.
b) Identifikasi segmentasi sasaran
Pengelompokan sasaran/segmentasi dilakukan berdasarkan demografi, geografi,
budaya, psikologis atau karakteristik-karakteristik lainnya yang spesifik. Selain
itu, pengelompokan sasaran juga dapat dilakukan sesuai dengan tujuan
komunikasi, misalnya: masyarakat umum, organisasai kemasyarakatan, petugas
lintas sektor, penentu kebijakan, dll. Pengelompokkan sasaran ini sangat penting
karena sangat mempengaruhi jenis media yang akan dipilih atau dikembangkan.
c) Mengembangkan pesan-pesan
Pesan yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan, karakteristik sasaran
serta media yang telah dipilih. Penyusunan pesan tentunya harus memenuhi
kaidah penyusunan pesan yang telah dibahas pada sub pokok bahasan
sebelumnya.
d) Mengembangkan jenis media yang akan digunakan
Dalam mengembangkan jenis media tentunya disesuaikan dengan metode dan
teknik promosi kesehatan yang akan dilakukan. Selain itu, juga perlu
dipertimbangkan pemilihan jenis media yang akan digunakan, apakah
menggunakan media interpersonal atau media massa. Namun dalam
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan, sebaiknya dapat digunakan
bermacam-macam jenis media (media mix) dan dikoordinasikan penggunaanya
dengan baik. Selain itu petugas perlu memperhatikan jangka waktu dan dampak
penggunaan media tersebut.
e) Kemampuan interpersonal
Dalam mengembangkan media tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan
seseorang atau kelompok yang menggunakan media tersebut, maupun
kemampuan sasaran untuk mengakses media itu.
f) Rencana kegiatan
Rencana kegiatan promosi kesehatan melalui berbagai jenis media harus
dirancang dengan benar dan tepat. Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Pengembangan media harus disesuaikan dengan rencana kegiatan
promosi kesehatan yang akan dilaksanakan.
g) Perencanaan anggaran

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 19
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Dalam mengembangkan media tentunya harus disertai dengan perencanaan


anggaran yang dibutuhkan. Perencanaan anggaran pengembangan media
meliputi: kegiatan kajian dalam pengembangan pesan, pengembangan desain
kreatif, ujicoba, penyempurnaan media, percetakan atau pengadaan media,
distribusi media, penggunaan media serta evaluasi efektifitas media dll.
h) Pengorganisasian
Pengorganisasian meliputi pembagian tugas dan tanggung jawab setiap pihak
yang terlibat dalam kegiatan pengembangan media.

3) Pengembangan pesan, uji coba dan produksi media


Pada tahap-tahap sebelumnya telah dirumuskan pesan yang akan dituangkan dalam
media komunikasi. Agar pesan tersebut dipahami oleh masyarakat maka harus
dilakukan uji coba atau pretesting. Materi ujicoba meliputi pesannya, gambar, tokoh
yang ada dalam media tersebut, warna, tata letak gambar dan tulisan, ilustrasi atau
simbol-simbol yang ada dalam media, dll. Sasaran ujicoba adalah sasaran yang
penyuluhan atau promosi kesehatan tersebut.
Kegiatan uji coba media ini sangat penting, karena hasil uji coba tersebut akan
dijadikan sebagai bahan untuk merevisi material atau menyempurnakan media
sebelum media tersebut diproduksi.
Langkah-langkah melakukan ujicoba media meliputi:
a) Membuat rencana ujicoba, meliputi tujuan, sasaran, metodologi, petugas
pelaksana dan dana.
b) Membuat intrumen ujicoba.
c) Melakukan standarisasi petugas pelaksana ujicoba
d) Melaksanakan kegiatan ujicoba
e) Melakukan analisa hasil ujicoba
f) Merumuskan rekomendasi hasil ujicoba
Hasil ujicoba media dipergunakan untuk menyempurnakan rancangan media.
Setelah disempurnakan barulah media tersebut diproduksi dan didistribusi.

4) Pelaksanaan dan pemantauan


Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan atau promosi
kesehatan dengan menggunakan media tersebut. Kemudian, memantau
pendistribusian media apakah sudah sampai ke sasaran, apakah jumlahnya
memadai, apakah mudah digunakan atau diakses oleh sasaran. Melalui pemantauan
juga dapat diperoleh informasi tentang hambatan dan permasalahan yang ada
dilapangan.
5) Evaluasi dan Rancang Ulang
Tahap evaluasi dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang hasil/out put dan
dampak kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan media yang telah
didistribusikan.
Evaluasi media meliputi pengukuran pengetahuan, sikap atau kepedulian, peran
serta, kemampuan berperilaku hidup bersih dan sehat sesuai pesan yang
disampaikan dan dukungan sasaran terhadap promosi kesehatan. Melalui evaluasi
juga diperoleh informasi tentang pesan yang disukai atau tidak serta tingkat
keterpaparan sasaran terhadap media promosi kesehatan yang telah didistribusikan.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 20
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Langkah-langkah evaluasi yang dilakukan adalah:


a) Membuat rencana evaluasi, meliputi tujuan, sasaran, metodologi, petugas
pelaksana dan dana.
b) Membuat intrumen evaluasi.
c) Melakukan standarisasi petugas pelaksana evaluasi
d) Melaksanakan kegiatan evaluasi
e) Melakukan analisa hasil evaluasi
f) Merumuskan rekomendasi hasil evaluasi

Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan rancang ulang
media promosi kesehatan yang lebih sesuai lagi.

B. Pembuatan pesan dan media promosi kesehatan.

1. Media Cetak
Media cetak merupakan kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi dan
disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual.
Pembuatan media cetak dilakukan setelah pesan yang akan dituangkan dalam media telah
ditetapkan. Dalam pengembangan media cetak yang harus dipahami adalah membuat
desain.
Unsur desain media cetak terdiri dari :
 Garis : garis lurus, lengkung, panjang, pendek, dll
 Bentuk: bentuk huruf, bentuk gambar, bentuk simbol, dll
 Tekstur: tekstur padat/rumit, sederhana,dll
 Ruang: satu demensi, dua dimensi, dll
 Warna: warna dasar, warna combinasi, dll
 Ukuran: ukuran kecila, sedang, besar, dll
 Tata letak atau komposisi: tulisan dan gambar/visualisasi

a. Desain Media Cetak


1) POSTER
Poster adalah gambar pada selembar kertas berukuran besar yang digantung atau
ditempel di dinding atau permukaan lain. Poster adalah sehelai kertas yang
berisikan gambar- gambar dengan sedikit kata-kata.
Poster banyak digunakan untuk mempengaruhi seseorang agar tertarik pada
sesuatu atau mempengaruhi agar seseorang bertindak.
Poster dikatakan baik bila:
 Berhasil menyampaikan informasi secara cepat
 Ide dan isi yang menarik perhatian
 Mempengaruhi, membentuk opini / pandangan
 Menerapkan prinsip 'simplicity'

Bagian dari Poster


a) Judul :
Judul headline merupakan tema pesan utama harus pula menacap di fikiran

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 21
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

serta membuat pandangan pemirsa tergoda, terhenti. Judul menempati urutan


paling atas dari tata letak poster. Area untuk judul biasanya menempati 1/4 atau
1/5 bagian atas dari tata letak poster. Judul biasanya berupa teks yang
jumlahnya tidak lebih dari 3-5 kata. Agar teks terbaca dengan jelas, jenis huruf
yang digunakan biasanya bertipe sans sherif atau sherif.
b) Sub judul
Sub judul, subhead, menjabarkan jdul lebih terinci, umumnya letak
subjudul di bawah judul. Penulisan subjudul singkat, jelas, mudah diingat
, maksimum kata 3-6 kata . Biasanya tulisan pada subjudul memenuhi
1/10 bagian dari tata letak poster. Kata-katanya berupa 1 kalimat tegas,
pendek, menyarankan suatu perintah atau hal dengan bahasa yang
sederhana. Jenis hurufnya harus tegas dan jelas terbaca.
c) Foto/ ilustrasi
Foto/ ilustrasi menempati urutan kedua setelah judul. Memenuhi 2/3 dari
seluruh tata letak poster. Jika menggunakan foto, gunakan foto yang bermakna,
fokus, human interset, bersih, sopan dan menyentuh perasaan. Jika menggukan
ilustrasi, gunakan jenis ilustrasi yang menarik, berwarna, menarik perhatian,
fokus dan sopan.
d) Batang isi
Batang isi, body copy menjabarkan pesan judul dan subjudul dengan singkat,
namun lebih terperinci secara jelas, upayakan agar terbaca padalemen jarak
baca normal, 30 cm. Batang isi /teks menjadi bagian tambahan dari tata letak
poster. Memenuhi 1/3 hingga 1/8 dari luas poster dan menjelaskan lebih detail
isi dari poster tersebut. Jenis hurufnya harus yang dapat terbaca, seperti tipe
sans sherif.
e) Logo
Logo dari instansi yang mengeluarkan poster tampil di pojok kiri -kanan atas
atau bawah tergantung selera. Memenuhi 1/50 dari bagian poster.
f) Slogan atau tagline umumnya diletakna dalam tata letak selaras dengan logo
g) Pesan isi poster, adalah informasi yang dituliskan selaras dengan judul, sub
judul, batang isi dan slohgan
h) Desain
Warna yang senada antara foto/ ilustrasi, warna teks hingga warna dalam latar
belakang.
Ukuran standar poster : 48 x 62 cm.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 22
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

2) BROSUR/LEAFLET/ PAMFLET

Brosur merupakan selembar kertas berisi aneka informasi cetak seputar suatu topik
tertentu bagi sasaran yang dapat membaca. Ciri Umum Brosur, Leaflet selembar
brosur umumnya berukuran 15 x 10 cm atau variannya berukuran kurang dari
ukuran 21cm x 30 cm, sedangkan informasi ditulis bolak-balik. Manfaat informasi
brosur memperkenalkan topik, gagasan baru secara terinci. dan memperkuat serta
mengingatkan ulang topik dan gagasan baru. Keunggulan informasi brosur,
terpercaya yang dicetak lembaga resmi. Sebaran jangkauan brosur luas dapat
disimpan lebih lama. Brosur dapat dijadikan bahan rujukan , sedangkan isi brosur
bisa dijadikan bahan penyuluhan kelompok. Sifat informasi brosur lebih terinci dan
brosur dalam media mix yang dapat memperkuat pesan poster yang bertopik sama.
Brosur praktis, mudah dilipat mudah dibawa dan dapat dijadikan topik diskusi,
sampul muka dicetak dengan multiwarna

Brosur atau leaflet dapat dibagi menjadi 2 yatu :


a) Flier: dari kata fly, yaitu selebaran kecil yang dicetak murah dan murah.
b) Brosur, leaflet, pamplet berukuran lebih besar dari flier, tanpa atau dengan
lipatan. Umumnya kedua sisinya di desain, berwarna sehingga biaya produksinya
menjadi lebih mahal. Apapun istilahnya, yang penting brosur dipahami sebagai
lembar informasi yang lebih detail dengan jumlah halaman yang lebih banyak
dan mudah dieksplorasi. Karena biaya produksinya yang cukup tinggi biasanya
brosur tidak dibagikan di tempat umum tapi dapat dibagikan di acara-acara,
pameran atau event dimana target sasaran banyak berkunjung.

Bagian dari Brosur :


a) Judul
Judul menempati urutan awal di atas lembaran brosur ketika tertutup. Judul,
headline merupakan tema pesan utama harus pula menacap di fikiran serta
membuat pandangan pemirsa tergoda, terhenti. Judul terdiri dari kata

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 23
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

tekstual maksimum 1-3 kata, ukuran kata cukup besar. Judul yang ditebalkan
terletak umumnya pada bagian poster teratas, gunanya agar judul mudah
terbaca pada jarak pandang sampai 5 meter. Judul sebaiknya singkat, jelas,
mudah diingat. Prinsip mendesain cover brosur sama halnya dengan prinsip
mendesain poster.
b) Sub judul/ Paragraf
Paragraf mengisi sebagian besar brosur/leaflet dengan memperhatikan kaidah
penulisan yang baik, sederhana dan benar. Jika perlu, sederhanakan paragraf
dengan point-point kalimat, sub judul paragraf, caption (kutipan) hingga fakta
dan data.
c) Isi brosur pada umumnya berisi informasi tentang topik yang dijabarkan lebih
rinci dengan informasi tentang apa, siapa, mengapa, kapan , dimana dan
bagaimana dan caranya serta tindakan apa yang diharapkan dari pembaca isi
brosur.
d) Ilustrasi Foto
Ilustrasi atau fotografi memenuhi 1/2 hingga 1/3 bagian untuk mendukung
informasi paragraf.
e) Slogan atau tagline umumnya diletakkan dalam tatat letak laras dengan
logo.
f) Logo biasanya dicantumklan di bagian bawah atau atas pada tepi kiri atau tepi
kanan bidang poster. Contoh logo kementerian kesehatan, dinas kesehatan
lokal atau logoi Puskesmas setempat.
g) Desain
Menerapkan prinsip kesimbangan atara paragraf, foto/ilustrasi ,judul dan
elemen-elemen desain yang lain. Gunakan jenis huruf yang terbaca jelas dan
tidak lebih dari 2 tipe jenis huruf untuk mempertahankan konsistensi brosur.
Perhatikan jumlah kolom dan keseimbangannya dengan elemen-elemen lain
di dalam lembar brosur tersebut.
Ciri-ciri brosur
Berukuran 21 cm x 10 cm (tertutup) dan terlipat 3 atau 4.
Brosur Berlipat, ukuran standar 30 cm x 21 cm

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 24
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Pamplet
Selembar berukuran 15 cm x 10 cm atau variasi ukuran yang tidak lebih besar dari
21cm x 30 cm) . Informasi yang dituliskan pada satu sisi saja

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 25
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3) BOOKLET
Booklet adalah sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa lembar halaman,
namun tidak setebal sebuah buku.
Desain Booklet
a) Fungsi booklet sebagai media publikasi yang dapat menampung cukup banyak
informasi karena memiliki halaman yang dapat disesuaikan.
b) Ukuran booklet bervariasi, kebanyakan sekitar 15x21cm, 12x18cm dengan
jumlah hamalam 32, 36 dan 42 agar ringan mudah dibawa-bawa dan
dikantungi.
c) Urutan-urutan booklet pada umumnya adalah : Cover depan (berisi judul dan
foto/ilustrasi pendukung), pendahuluan, paragraf isi, fakta dan data, foto,
ilustrasi dan penutup.
d) Kesatuan pada tiap-tiap halaman booklet didapat dari penggunaan warna,
penggunaan grid dengan ukuran yang serupa, kesamaan jenis huruf, gaya foto
atau gaya ilustrasi dan elemen lain seperti lengkung atau blok warna yang
konsisten.

4) FACT SHEET/LEMBAR FAKTA


Lembar fakta adalah beberapa lembar halaman dalam satu map yang menyediakan
fakta-fakta cepat tentang suatu issu/ permasalahan. Hal ini dapat mencakup latar
belakang, manfaat, kapan, dimana dan bagaimana informasi tentang issu tersebut .
Sebuah fact sheet, juga berisi data dalam format yang menekankan poin kunci
singkat. Tata letak sederhana dan sering standar, dan biasanya pada halaman
dicetak tunggal. Lembar fakta sering mengandung informasi data teknis, daftar,
statistik, jawaban atas pertanyaan umum, materi pendidikan, atau bagaimana-
untuk, "do-it-yourself" saran.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 26
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Cara menulis lembar fakta


a) Jelaskan secara sederhana penggambaran fakta yang didapat/ yang ada.
b) Penulisan berdasarkan klasifikasi, membahas golongan dan jenis dari pokok
permasalahan yang sedang dibahas.
c) Penulisan berdasarkan perbandingan dan mencoba melihat keuntungan dengan
konsekuensi dari berbagai sudut pandang terhadap suatu pemecahan masalah.
d) Penulisan berdasarkan sebab-akibat.
e) Penulisan berdasarkan deskripsi, menguraikan masalah dari aspek fisik secara
rinci.
f) Penulisan berdasarkan proses atau narasi, menggambarkan sesuatu dalam
kurun waktu tertentu atau menceritakan apa yang terjadi ketika suatu peristiwa
terjadi atau berlangsung.

Desain Fact Sheet/ Lembar Fakta


a) Fungsi factsheet sebagai media publikasi yang dapat menampung cukup
banyak informasi karena memiliki halaman yang dapat disesuaikan.
b) Ukuran factsheet bervariasi, kebanyakan di sekitar 21x30 cm jika tertutup
dengan jumlah variasi lipatan 2 atau 3.
c) Setiap lembar dari factsheet diurutkan berdasarkan artikel bab, mulai dari
latar belakang, penjabaran isi, dan penutup.
d) Dibuatkan suatu wadah untuk menampung lembaran-lembaran fakta
tersebut, misalnya sebuah map yang didesain sesuai dengan isi lembaran fakta
tersebut.

2. Media Elektronik

a. Radio Spot
Radio spot merupakan iklan singkat yang disiarkan melalui siaran radio Biaya memasang
iklan di radio masih tergolong murah dibandingkan dengan beriklan di televisi dan media
cetak. Di Indonesia, terutama di daerah, radio masih bisa menjangkau lebih banyak
telinga jika dibandingkan dengan televisi dan media cetak, bahkan sampai ke pelosok
yang tidak terjangkau televisi dan media cetak.
Sebagai sebuah media untuk beriklan, radio mempunyai kekuatan dan juga kelemahan.
Tentu saja hal ini perlu diperhatikan agar pengiklan dapat memilih media dengan tepat
untuk program pemasarannya.
1) Format Radio Spot
Naskah radio spot bentuknya seperti menulis naskah sandiwara atau screenplay.
Naskah ditulis dengan bahasa lisan atau percakapan. Jadi tidak terlalu gramatikal.
Dalam hal ini, bahasa lebih penting dari pada tata bahasa. Tentu saja dengan
pertimbangan kepada siapa kita berbicara atau siapa target audience-nya.
Berbeda dengan iklan media cetak, radio spot mempunyai batasan waktu. Waktu
untuk iklan radio dibatasi oleh durasi dan dihitung berdasarkan detik. Biasanya
ketententuan pengaturan waktu dalam iklan radio sebagai berikut:
 Umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik)
 Waktu 5-10 detik pertama sebagai building situation (pendengar sudah tahu
setting dan tokoh)
 Detik ke-11 sampai dengan 45 berisi konflik

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 27
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

 Detik ke-45 hingga 60 berisi solusi

Penulisan naskah radio spot harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:


 Theater of the mind, artinya harus mampu membuat pendengar berimajinasi
mengenai pesan yang disampaikan.
 Pribadi, artinya media yang paling intim dengan khalayak sasaran. Iklan di radio
seperti tidak berjarak. Pesannya seperti orang yang berbicara langsung dengan
kita.
 Radio kurang menjadi perhatian penuh pendengarnya. Biasanya iklan di radio
didengarkan sambil melakukan pekerjaan lain.
 Iklan ditayangkan hanya sekelebat, sekali dengar.

2) Naskah Radio Spot


Prinsip-prinsip dalam menulis naskah radio spot, yaitu:
a) Menulis untuk berbicara, bukan untuk dibaca atau ditatap. Elemen radio adalah
suara bukan teks. Pilihan kata yang digunakan adalah kata dan kalimat yang
mudah dimengerti, yaitu akrab dalam percakapan sehari-hari. "Saya Titik
Puspa", bukan "Saya adalah Titik Puspa". Kata "adalah" merupakan konsumsi
media cetak sehingga harus dihilangkan. Dalam hal ini bahasa lebih diutamakan
dari pada tata bahasa.
b) Menulis sebagai bentuk komunikasi langsung. Copywriting yang dihasilkan juga
bersifat langsung kepada target audience, yaitu pendengar radio. Tidak ada
istilah pihak ketiga atau pihak keempat yang harus dituju.
c) Menulis dalam kerangka kreatif dari individu ke individu. Komunikasi siaran
radio adalah hubungan antarpribadi. Citra yang dihidupkan adalah medium
komunikasi personal. Sehingga copywriting yang diciptakan harus mencapai
keakraban komunikasi personal, dengan jalan:
 Menghindari menulis dengan berpidato, kecuali jika memang konsep
kreatifnya demikian.
 Bunyi tulisan harus membentuk suasana informal.
 Copywriting harus menciptakan suasana akrab dan bersahabat.
 Copywriting harus komunikatif, to the point. Satu ide, satu kalimat, serta
ringkas dan padat.
d) Menulis dengan prinsip sekali ucap, langsung dimengerti. Kalimat yang panjang
harus dibuat menjadi pendek dan sederhana.
e) Menulis dengan kesadaran bahwa hasil karyanya akan diwujudkan dalam bentuk
suara. Kata dan gayanya berperan sebagai jembatan komunikasi sehingga peran
penjualan dapat tersalurkan dengan baik, dengan demikian maka:
 Kata-kata yang digunakan harus bermakna kongkrit.
 Jangan menggunakan kata-kata abstrak.
f) Hindari menggunakan kata yang bunyinya mirip dalam satu kalimat. Misalnya,
kentang--ketan, kepala--kelapa.
g) Buatlah semacam ucapan atau kata-kata pemancing perhatian di akhir dialog.
Dalam bahasa Inggris biasanya disebut dengan hook. Atau buatlah Tagline
yaitu slogan dari pesan yang disampaikan.

b. Jingle

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 28
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Jingle merupakan pesan singkat yang disampaikan menggunakan suara atau media
audio dikemas lagu yang singkat dan umumnya jingle disampaikan melalui radio.
Lagu /jingle umumnya terdiri dari musik dan isi pesan yang ringkas dalam membentuk
suatu pesan audio yang utuh.

1) Musik lagu jingle merupakan elemen utama jingle, suasana lagu menentukan, ceria,
menghentak, agak lembut yang menyentuh perasaan pendengar
2) Syair lagu jingle, biasanya mengetengahkan nama produk pemasaran sosial atau
mengetengahkan manfaat produk pemasaran sosial
3) Akhir lagu atau tag on, biasanya bisa dapat berupa syair lagu atau pernyataan yang
ingin disampaikan lagu dengan mengajak pendengar melakukan aksi
4) Slogan atau tagline umumnya diletakkan akhir lagu

Kiat mengembangkan Jingle adalah menentukan keserasian antara musik, syair, bentuk
lagu dan isi pesan yang dapat membentuk suatu pesan audio yang utuh. Umumnya lagu
jingle berdurasi 15, 30, 60 detik.

c. Video atau film


Video atau film merupakan bentuk media audio visual yang bergerak yang sangat disukai
orang, terutama bagi orang yang tak suka membaca.
Dalam mengembangkan media elektronik dalam bentuk video/ film ada tiga elemen
yang harus diperhatikan yaitu :
1) Komunikasi nonverbal berupa gerak tokoh utama video merupakan elemen utama
yang harus mampu membuat pandangan mata pemirsa tergoda, terhenti dan
mampu mengekspresikan pesan utama video yang ingin disampaikan. Gerak dan
peran ini mengemukkan bahasa visual, simbolik.
2) Komunikasi verbal berupa ucapan kata-kata yang diucapkan sang tokoh dalam
film.
3) Isi pesan utama dalam video dan film disampaikan secara verbal dan nonverbal
utuh menyatu sesuai tema pesan yang akan disampaikan. Isi pesan ada pembukaan
isi, dan penutup atau kesimpulan dan saran yang tersirat dalam video dan film

Kiat mengembangkan video atau film adalah menentukan keserasian antara suara dan
bentuk /disain gambar yang bergerak, serta didukung oleh tiga aneka elemen video
atau film, sehingga dapat membentuk suatu pesan yang utuh.

3. Pengembangan Desain Media Luar Ruang.


Media luar ruang bisa disebut juga dengan media luar rumah karena
penempatan/penggunaannya di luar rumah. Ada beberapa jenis media luar ruang yaitu:

a. BILLBOARD
Gampang sekali untuk mencirikan dan menemukannya karena kini dimana-mana
terdapat billboard dengan bermacam macam ukuran, visual dan bentuk. Billboard
merupakan salah satu media luar ruang yang sangat efektif untuk dipakai dalam
melakukan kegiatan KPP atau promosi kesehatan.
Bagian Billboard

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 29
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Billboard dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:


 Media Pesan
 Kontruksi

Media Pesan
Perkembangan dunia percetakan sangat maju sekali yaitu dengan ditemukan bahan
vinyl yang sifatnya lentur, fleksibel seperti plastik. Karena sifatnya seperti plastik maka
bahan ini kuat sekali tidak mudah robek, elastis, tahan akan perubahan cuaca tidak
seperti kertas atau kain, ringan dan memerlukan sedikit waktu untuk memasangnya.
Konstruksi
 Konstruksi besi/baja
 Konstruksi kayu/bambu

Untuk media luar ruang, penting diperhatikan dalam membuat keputusan atas 3 dasar :
1) Sasaran.
Siapa yang ingin jadi sasaran: anak-anak, remaja, orang tua, umum, komunitas
tertentu atau profesi. Siapa yang ingin melakukan/mengerjakan (partner)
2) Waktu : waktu yang tepat untuk menjangkau sasaran. Musim hujan biasanya terjadi
banjir dan timbul penyakit penyakit seperti DBD dan Chikungunya. Itu dapat
digunakan sebagai momen yang tepat untuk kita menyampaikan pesan kesehatan
melalui media luar ruang.
3) Biaya : budget atau biaya yang anda punya (anggaran)
Berapa besar biaya yang anda punya untuk berpromosi menggunakan media luar
ruang karena akan bersangkutan dengan biaya produksi, perawatan dan perpajakan.
Tapi perlu diingat bahwa keberhasilan dalam berpromosi tidak bisa ditentukan oleh
satu media saja tetapi harus bervariasi dan berkelanjutan.

b. SPANDUK
Spanduk adalah kain atau plastik yang direntangkan dan berisi informasi singkat. Pada
umumnya penempatannya di luar ruang. Di dalam spanduk pesan-pesan yang
disampaikan lebih singkat, jelas dan pesan yang disampaikan biasanya menurut
kebutuhan.

Ciri – ciri Spanduk :


1) Bentuk berupa kain yang merentang secara horizontal. Selain kain dapat juga
memakai bahan flexy (digital print).
2) Ukuran spanduk standar 90cmx6m, bisa juga berukuran 1mx6m, 1mx5m dan
1mx4m.
3) Isi pesan berisi tema, judul, tempat, tanggal kegiatan dan logo ditambah gambar
jika perlu.
4) Direntangkan menggunakan tali dikedua sisinya, ditempel pada tiang, dinding atau
pagar.

Fungsi Spanduk :
1) Sebagai salah satu media pendukung
2) Untuk memberitahukan kepada masyarakat umum tentang kegiatan yang sedang
berlangsung.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 30
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Lokasi pemasangan spanduk dapat di lokasi pertemuan atau lokasi strategis sebagai
informasi kesehatan atau informasi suatu kegiatan/event

c. UMBUL-UMBUL
Pada umumnya umbul-umbul dibuat dari kain, penempatannya di sisi jalan, pesan
yang disampaikan singkat.

Ciri – ciri Umbul-umbul :


1) Bahan terbuat dari kain yang merentang secara vertikal. Selain kain dapat juga
memakai bahan flexy (digital print).
2) Ukuran umbul-umbul standar 90cmx6m, bisa juga berukuran lebih kecil :
90cmx5m, 1mx5m, 1mx4m, 1mx3m atau 60cmx 1.5m
3) Isi pesan berisi tema, judul, tempat, tanggal kegiatan dan logo ditambah gambar
jika perlu
4) Menggunakan warna-warna yang menarik perhatian
5) Diikat menggunakan tali pada sebatang bambu/kayu, ditancapkan/ditanam di sisi-
sisi jalan atau diikat pada pagar atau tiang-tiang listrik/lampu jalan.

Fungsi Umbul-umbul :
1) Sebagai media pendukung
2) Untuk memberitahukan kepada masyarakat umum tentang kegiatan yang sedang
berlangsung.
3) Meramaikan suasana dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
4) Sebagai penunjuk arah atau lokasi kegiatan.

Lokasi pemasangan umbul-umbul dapat di lokasi pertemuan di depan pintu masuk atau
gerbang sebagai informasi kesehatan atau informasi suatu kegiatan/event.

d. GIANT BANNER
Sejenis spanduk tetapi ukuran untuk media yang satu ini sangat besar dan tidak umum
karena menyesuaikan tempat pemasangannya. Informasi yang disampaikan singkat,
padat dan jelas.

Ciri – ciri Giant Banner :


1) Bahan terbuat dari kain yang merentang secara vertical atau horisontal
menyesuaikan tempat yang ada. Selain dari kain, giant banner banyak juga yang
menggunakan bahan flexy (digital print).
2) Ukuran giant banner 4mx6m, 5mx10m, 6mx12m dan seterusnya.
3) Isi pesan berisi tema, judul, tempat, tanggal kegiatan dan logo
4) Direntangkan pada salah satu dinding gedung, hotel, jembatan dengan cara diikat

Fungsi Giant Banner :


1) Sebagai media pendukung
2) Untuk memberitahukan kepada masyarakat umum tentang kegiatan yang sedang
berlangsung.
3) Sebagai penunjuk arah atau lokasi kegiatan.

e. PAPAN REKLAME

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 31
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar, poster ukuran besar ini didesain
untuk dilihat oleh orang-orang yang melakukan perjalanan dengan kendaraan. Dua
jenis papan reklame untuk digunakan dalam kampanye periklanan adalah poster
panels dan painted bulletin.

f. POSTER PANEL
Poster panel merupakan suatu kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan
pemesan. Barang cetakan ini dapat dicetak puluhan ribu untuk menghemat biaya, dan
kemudian ditempel pada panel besar yang dilengkapi dengan kaki karangka dan
bantuan cahaya lampu. Lembaran kertas ini mirip kertas dinding yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan gangguan hujan.

4. Pengembangan media tradisional


Petugas promosi kesehatan dapat menitipkan topik-topik pesan promosi kesehatan kepada
ki dalang atau sutradara dari media tradisional supaya inti pesan PHBS ini dapat disampaikan
ke masyarakat. Pengembangan pesan menjadi menarik karena kontekstual dengan budaya
setempat.

5. Media sosial
Kini banyak digunakan masyarakat sebagai media komunikasi antar pribadi, media sosial,
dan media massa. dengan memakai daftar jejaring yang dimiliki perusahaan telekomunikasi
atau perusahaan yang menyediakan jasa jejaring.
Kini banyak digunakan sebagai media komunikasi antar pribadi dan media massa maupun
media sosial, seperti facebook, twitter ( komunikasi kata < 140 huruf ). Orang muda banyak
menggunakan Goggle sebagai bahan pencari atau rujukan informasi dan pembelajaran.
Tentu saja kita harus memilih untuk mengakses aneka sumber resmi yang terpercaya.

6. Langkah Pembuatan Media


a. Menyusun arahan kreatif, creative brief
Aspek-aspek yang harus ditentukan dalam menyusun arahan kreatif, yaitu:
1) Masalah kesehatan berbasis bukti yang akan diintervensi
2) Tujuan promosi perubahan perilaku yang akan dilakukan
3) Khalayak sasaran
4) Pengaruh yang diharapkan dari materi promosi terhadap khalayak sasaran
5) Jenis media yang dianjurkan
6) Keterangan penting lain
Keterampilan ini sangat penting dan harus dimiliki oleh para petugas promosi kesehatan,
bagaimana caranya berbasis data dan analisis penentuan masalah yang terbukti, petugas
dapat mengkomunikasikan butir–butir arahan untuk dikembangkan secara kreatif oleh
para pembuat aneka bentuk media. Intinya bagaimana pesan intervensi, pesan dapat
pula menggerakkan sasaran berbuat dan melakukan tindakan yang diharapkan, tindakan
berperilaku sehat atau tindakan yang berwawasan kesehatan. Contohnya tanpa arahan
yang jelas tentang apa maunya pemilik rumah dan arsitek bagaimana jadinya bentuk
rumah yang akan dibangun.

b. Mengembangkan konsep kreatif

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 32
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

1) Konsep kreatif merupakan ide pokok, yang akan menjadi inti seluruh promosi,
misalnya, perilaku kunci yang akan dikomunikasikan.
2) Merupakan dasar atau patokan dalam pengembangan segala aspek kreatif lain,
seperti gaya penulisan, gambar, desain, tokoh penyampaian pesan nada dan musik.
3) Bagaimana agar dapat diterima dengan baik oleh khalayak sasaran.
4) Terpenting isi pesan disunting, dikaji laras keindahan gambar dan teks.
5) Pesan yang terfokus, spesifik, jangan kita tergoda semua pesan mau dimasukkan
Bentuk-bentuk konsep kreatif dapat terwujud sebagai: layout media cetak, poster
selebaran, story board untuk spot TV dan video, script untuk radio spot, drama atau
panggung boneka. Penting diingat konsep kreatif ini harus muncul dengan
pengembangan, pengayaan imajinasi mengangkat dan terlaras dengan budaya lokal
spesifik berbasis hasil kajian formatif.

c. Membuat produk media


Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat media :
1) Komponen Gambar
a) Kembangkan ilustrasi gambar sesuai citra yang lazim di masyarakat sasaran.
Contoh: Penggunaan tokoh wayang jabang tetuko (Gatotkaca sewaktu bayi) dapat
digunakan untuk program pil tambah darah ibu hamil dari kelompok sasaran etnik
Jawa. Mungkinkah mengambil kisah lokal Makassar, Sulawesi Utara, Tapanuli,
Sumatera Barat, Palembang, Jambi, Papua, Maluku, Ternate.
b) Kembangkan ilustrasi gambar atau simbol yang realistis, sederhana, namun bagus.
Pada kelompok sasaran dengan tingkat pendidikan sederhana, penggunaan
gambar, simbol realistik tiga dimensi lebih mudah dimengerti dibanding gambar
abstrak atau siluet.
c) Gunakan foto untuk menarik perhatian dan kepercayaan. Jika judul yang Anda buat
tidak terlalu kuat, gunakan foto berkarakter kuat menarik perhatian pembaca.
Contoh: Iklan layanan masyarakat yang digunakan oleh Komisi Perlindungan Anak,
KPA.
d) Gunakan warna sesuai. Setiap kelompok masyarakat mempunyai persepsi dan
pengertian terhadap warna yang berbeda.
e) Khusus media film, bagaimana gambar bergerak dan tokoh berkarakter bisa
ditampilkan
2) Komponen Teks, Kata
a) Kembangkan pesan sederhana, istimewa, ringkas pendek sesuai bentuk medianya
b) Rancang pesan sesuai bahasa atau istilah setempat dari kelompok sasaran, pesan
menjadi kuat dan menjadi milik warga lokal. Gunakan bahasa gaul untuk orang
muda.
c) Gaya bahasa langsung ini bisa terkesan “kasar” namun mudah dimengerti
kelompok sasaran, karena merupakan gaya bahasa sehari -harinya
d) Gunakan simbol atau kiasan yang dipahami sasaran sesuai budaya etnik
e) Khusus film media gambar bergerak kepiawaian dialog berbasis skenario penting
agar selaras dengan inti pesan
3) Keselarasan desain dan tata letak, gambar dan teks
a) Tampilkan satu pesan untuk satu ilustrasi saja. Pesan yang baik adalah pesan

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 33
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

tunggal, namun akurat dan relevan. Intonasi pesan dapat bersifat humorous,
emosional, dan sebagainya.
b) Batasi jumlah pesan setiap materi. Kembangkan satu pesan tunggal, mudah
diingat, secara konstan memperkuat pesan.
c) Buatlah pesan sekomunikatif dan seinteraktif mungkin yang bersifat dua arah.
d) Biarkan ruang kosong sebanyak mungkin, begitu pula dalam membingkai video dan
film.
e) Kembangkan pesan suatu rangkaian logika yang mudah dipahami.
f) Gunakan ilustrasi melengkapi keterangan untuk kelompok masyarakat yang tidak
terbiasa baca tulis, penggunaan gambar atau ilustrasi akan banyak membantu.

C. Penggunaan media dalam upaya promosi kesehatan.


Penggunaan media dalam mendukung pelaksanaan promosi kesehatan mempunyai peranan
penting yaitu memperkuat serta memperlancar proses KIE. Salah satu kunci keberhasilan dalam
pencapaian tujuan promosi kesehatan, adalah penggunaan media pada saat pelaksanaan
kegitaan promosi kesehatan tersebut dilakukan. Bahkan dapat dikatakan upaya promosi
kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, apabila tidak menggunakan media. Pada bagian
terdahulu telah disampaikan bahwa media mempunyai kekuatan untuk menarik perhatian,
menumbuhkan minat sasaran untuk melakukan anjuran/ pesan yang disampaikan,
memberdayakan sasaran untuk mau dan mampu bertindak sesuai anjuran/pesan yang
disampaikan, dll.
Sehubungan dengan itu, dalam pelaksanaan kegiatan/ upaya promosi kesehatan harus
diupayakan untuk menggunakan media yang sesuai dengan metode promosi kesehatan.
Pada sesi ini, pembahasan tentang penggunaan media diutamakan untuk mendukung
pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan melalui praktik kerja lapangan (PKL). Kegiatan
tersebut meliputi : advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat serta
penggalangan kemitraan. Penggunaan media dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di
puskesmas, adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media dalam kegiatan advokasi

Kegiatan Advokasi Metode advokasi Jenis media advokasi Penggunaan media advokasi
Kesehatan
a. Pertemuan Penyajian  Slide penyajian  Slide penyajian di gunakan
advokasi (formal) Diskusi  Film pendek saat melakukan penyajian
 Factsheet  Film pendek yang berisi
 Poster permasalahan kesehatan
 Spanduk yang ada di wilayah
 Standing banner setempat, tujuannya
untuk menggugah
kepedulian sasaran
advokasi.
 Factsheet, dibagikan pada
saat selesai penyajian /
mulai diskusi, tujuannya
adalah lebih memahami
permasalahan serta

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 34
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

dukungan yang
diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
 Poster, spanduk serta
standing banner dipasang
diruangan pertemuan.
Tujuannya untuk
membangun suasana
kegiatan advokasi yang
kondusif.
b. KIE Media Massa Dialog interaktif  Slide penyajian  Slide penyajian di gunakan
 Film pendek saat menyamakan
 Factsheet pemahaman tentang
 Siaran televisi/ masalah kesehatan
radio  Film pendek yang berisi
 Standing banner permasalahan kesehatan
yang ada di wilayah
setempat, tujuannya
untuk menggugah
kepedulian sasaran
advokasi.
 Factsheet, dibagikan pada
saat selesai diskusi,
tujuannya adalah lebih
memahami permasalahan
serta dukungan yang
diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
 Siaran televisi / radio
untuk mengekpose
kegiatan advokasi
tersebut
 Standing banner dipasang
diruangan pertemuan.
Tujuannya untuk
membangun suasana
kegiatan advokasi yang
kondusif.
c. Pertemuan Lobi/ negosiasi  Factsheet  Factsheet, diberikan pada
advokasi (informal) sasaran advokasi pada
saat melakukan lobi/
negosiasi. Tujuannya
adalah lebih memahami
permasalahan serta
dukungan yang

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 35
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.

2. Penggunaan media dalam kegiatan KIE Kesehatan

Kegiatan KIE Metode KIE Jenis media KIE Penggunaan media KIE
a. Kegiatan KIE di KIE Massa  Poster  Poster, sticker, standing
dalam gedung  Sticker banner dan mading
puskesmas  Radio spot dipasang di ruangan yang
 Filler di dalam puskesmas.
 Leaflet  Radio spot dan filler di
 Standing banner putar pada saat tertentu
 Majalah dinding  Leaflet disediakan di
(mading) ruang tunggu atau ruang
perawatan .
 Tujuannya adalah untuk
menyebar luaskan
informasi kesehatan serta
membangun situasi yang
kondusif tentang
pentingnya upaya
kesehatan.

b. Kegiatan KIE di luar KIE Melalui  Spanduk  Spanduk dan bill board
gedung puskesmas Media Luar  Billboard dipasang di halaman
Ruang puskesmas
 Tujuannya adalah untuk
menyebar luaskan
informasi tentang
kesehatan/ PHBS

d. Kampanye Komunikasi  Poster  Berbagai jenis media


Kesehatan massa  Billboard tersebut digunakan untuk
 Umbul-umbul menyebar luaskan
 Spanduk informasi kesehatan serta
 Radio spot/Naskah membangun suasana yang
siaran radio kondusif tentang anjuran
 Naskah perilaku kesehatan bagi
pertunjukan masyarakat
tradisional

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 36
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

3. Penggunaan media dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat

Kegiatan Metode Jenis media Penggunaan media


pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat Masyarakat Masyarakat
a. Pemberdayaan Komunikasi  Lembar balik  Lembar balik, leaflet,
masyarakat secara Interpersonal  Leaflet pantum atau model
individu di dalam dan Konseling  Pantum/ Model digunakan untuk
gedung (KIPK) menyampaikan informasi
kesehatan pada pasien
yang datang ke
puskesmas.

b. Kegiatan Komunikasi  Lembar balik  Lembar balik dan leaflet,


pemberdayaan Interpersonal  Leaflet digunakan untuk
keluarga di luar dan Konseling menyampaikan informasi
gedung puskesmas (KIPK) pada saat kesehatan pada keluarga
kunjungan yang dikunjungi oleh
rumah petugas kesehatan atau
kader

c. Kegiatan Diskusi  Slide penyajian  Slide penyajian, leaflet,


pemberdayaan kelompok  Leaflet lembar balik, poster
kelompok Demonstrasi  Lembar balik intruksional di gunakan
 Poster untuk menyampaikan
instruksional informasi kesehatan pada
 Model/ bahan- saat berdiskusi
bahan demontrasi  Model atau bahan-bahan
 Buku saku kader demonstrasi digunakan
untuk menyampaikan
informasi kesehatan
melalui peragaan atau
demonstrasi
 Buku saku kader
digunakan untuk
menyampaikan informasi
kesehatan bagi kader saat
temu kader

d. Kegiatan Musyawarah  Slide penyajian  Slide penyajian, leaflet,


pemberdayaan masyarakat  Leaflet lembar balik, poster di
masyarakat Penyajian  Poster gunakan untuk
Diskusi  Buku saku kader menyampaikan informasi
kesehatan pada saat
berdiskusi
 Buku saku kader
digunakan untuk

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 37
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

membekali kader tentang


informasi kesehatan yang
akan disebar luaskan ke
masyarakat

4. Penggunaan media dalam kegiatan penggalangan kemitraan

Kegiatan Kemitraan Metode Jenis media Penggunaan media


Kemitraan Kemitraan Kemitraan
a. Pertemuan Penyajian  Slide penyajian  Slide penyajian di gunakan
kemitraan Diskusi  Leaflet saat melakukan penyajian
 Buku saku  leaflet, buku saku
 Poster dibagikan pada saat
 Standing banner selesai penyajian / mulai
diskusi, tujuannya adalah
lebih memahami
permasalahan serta
dukungan yang
diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
 Poster, serta standing
banner dipasang
diruangan pertemuan.
Tujuannya untuk
membangun suasana
kegiatan yang kondusif.
b. Kegiatan orientasi Penyajian  Slide penyajian  Slide penyajian di gunakan
untuk meningkatkan Diskusi  Leaflet saat melakukan penyajian
kapasitas mitra dalam  Buku saku  leaflet, buku saku
upaya promosi  Poster dibagikan pada saat
kesehatan  Standing banner selesai penyajian / mulai
diskusi, tujuannya adalah
lebih memahami upaya
promosi kesehatan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
 Poster, serta standing
banner dipasang
diruangan pertemuan.
Tujuannya untuk
membangun suasana
kegiatan yang kondusif.
c. Pertemuan Penyajian  Slide penyajian  Slide penyajian di gunakan

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 38
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

kemitraan dengan Diskusi  Leaflet saat melakukan penyajian


tokoh masyarakat dan  Poster  leaflet, dibagikan pada
kelompok potensial  Spanduk saat selesai penyajian /
(lokakarya/ seminar)  Standing banner mulai diskusi, tujuannya
adalah lebih memahami
permasalahan serta
dukungan yang
diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
 Poster, spanduk serta
standing banner dipasang
diruangan pertemuan.
Tujuannya untuk
membangun suasana
kegiatan yang kondusif.

Referensi
1. Soekidjo, Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta, 2007.
2. Pusat Promosi Kesehatan, Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Jabatan Fungsional PKM
Ahli, Jakarta, 2013.
3. Kemkes, Modul Pelatihan Media Promosi Kesehatan, Jakarta, 2014.
4. Kemkes, Bahan Ajar Materi Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Jakarta, 2010
5. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Tim Mobil Klinik, Jkarata, 2011.
6. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011
7. Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes RI, 2006
8. Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
9. Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi, Jakarta: Helen
Keller Indonesia, 2009
10. Lloyd, Margaret dan Robert Bor. Communication Skills for Medicine. London: Churchill
Livingstone, 2006
11. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011
12. Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes RI, 2006
13. Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
14. Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi, Jakarta: Helen
Keller Indonesia, 2009
15. Kemkes RI, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang Mempengaruhi
Kesehatan, Kemenkes. RI, 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta
16. Kemkes RI, Pengembangan Media Promosi Kesehatan dalam pemberdayaan Keluarga. Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan RI, 2011.
17. Mac Namara, Jim. Strategi Jitu Menjinakkan Media, PT Multi Media Publisher, 1996
18. Mulyadi, Ivan dan Toni Burhanudin. Ada Iklan di Balik Lagu. Adcetra, Juli 2013
19. Tanoso, Harri. Lagu Mesti Mudah Diingat dan Mudah Dinyanyikan. Adcetra, Juli 2013
20. Agus, Maghribu Muhammad. Tema Ad Song Selaras dengan Tag Line. Adcetra, Juli 2013
21. Ladjar, Angelina Merlyana. Catchy, Entertaining tapi Tetap Smart. Adcetra, Juli 2013

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 39
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

Lampiran
1. Pedoman diskusi pembuatan media promosi kesehatan
a. Peserta berada dalam tiga kelompok yaitu kelompok 1, 2 dan 3
b. Setiap kelompok, ditugaskan untuk membuat media/slide presentasi serta dua jenis media
cetak yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan pada saat
praktek kerja lapangan. Dalam membuat media , terlebih dahulu setiap kelompok
ditugaskan untuk menyusun pesan dengan menggunakan lembar kerja . Selanjutnya,
membuat desan media cetak. Tugas setiap kelompok dalam pembuatan pesan dan media,
adalah sebagai berikut:
1) Kelompok 1, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan untuk
mendukung kegiatan advokasi kesehatan, meliputi slide presentasi dan dua jenis media
cetak yang sesuai (misalnya: fact sheet dan standing banner)
2) Kelompok 2, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan mendukung
kegiatan pemberdayaan masyarakat, meliputi slide presentasi dan dua jenis media cetak
yang sesuai (misalnya: leaflet dan poster)
3) Kelompok 3, menyusun pesan dan membuat media promosi kesehatan untuk
mendukung kegiatan pertemuan penggalangan kemitraan, meliputi slide presentasi dan
dua jenis media cetak yang sesuai (misalnya: leaflet dan poster/standing banner)
Waktu diskusi 90 menit. Hasil diskusi setiap kelompok dibuat dalam bentuk file. Selanjutnya
setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya.

Lembar Kerja Penyusunan Pesan Promosi Kesehatan

Topik
Latar Belakang

Sasaran promosi kesehatan

Tujuan promosi kesehatan


Pemosisian pesan
Pesan janji
Pernyataan pendukung
Respon yang diinginkan
Nada penyampaian
Saluran media komunikasi/ promosi kesehatan
Jenis media
Pertimbangan kreatif penyusunan pesan
lainnya

2. Pedoman peragaan (role play) tentang penggunaan media promosi kesehatan


a. Peserta berada dalam tiga kelompok yaitu kelompok 1, 2 dan 3
b. Setiap kelompok untuk memperagakan penggunaan media promosi kesehatan dalam
kegiatan advokasi kesehatan, pemberdayaan masyarakat serta kemitraan di bidang
kesehatan.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 40
Materi Inti 6
Pengembangan Pesan dan Media
Promosi Kesehatan

c. Setiap kelompok diminta untuk menyusun skenario peragaan penggunaan media promosi
kesehatan .
d. Adapun tugas setiap kelompok adalah sebagai berikut:
1) Kelompok 1, memperagakan penggunaan salah satu jenis media advokasi kesehatan
(misalnya: fact sheet )
2) Kelompok 2, memperagakan penggunaan salah satu jenis media pemberdayaan
masyarakat (misalnya: poster )
3) Kelompok 3, memperagakan penggunaan salah satu jenis media untuk menggalang
kemitraan (misalnya: leaflet)
Waktu yang disediakan bagi setiap kelompok untuk melakukan peragaan penggunaan media
adalah 5 menit.

Modul Pelatihan Pelatih Promosi Kesehatan Bagi Petugas Puskesmas Tahun 2015 41

Anda mungkin juga menyukai