Materi Inti 6
PENGEMBANGAN PESAN DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN
I. Deskripsi Singkat
Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah melakukan kegiatan komunikasi. Salah satu
persyaratan dalam melakukan komunikasi yang efektif adalah dengan mengembangkan pesan
dan menggunakan media. Penggunaan media selalu melekat atau menyatu dengan
pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan, yaitu KIE, advokasi, pemberdayaan masyarakat
serta kemitraan. Dalam membuat, memilih serta menggunakan media, ada beberapa
persyaratan yang harus dipahami yaitu media harus berisi pesan-pesan yang mudah dipahami
sasaran, pesan yang disampaikan berisi tindakan yang dapat meningkatkan kesejahteraan
sasaran, pesan dapat dikemas secara menarik, mudah diingat, mudah untuk dikerjakan, dapat
diakses oleh sasaran atau khalayak masyarakat, bahkan dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap serta perilaku sasaran. Agar pesan tersebut dapat berdaya guna, maka pesan tersebut
harus dituangkan dalam media. Seperti telah dibahas pada materi inti sebelumnya, semua
kegiatan promosi kesehatan, harus menggunakan media yang sesuai. Oleh sebab itu, petugas
pengelola promosi kesehatan di puskesmas harus memiliki wawasan serta kemampuan dalam
membuat, memilih serta menggunakan media dalam melaksanakan kegiatan promosi
kesehatan.
Pada materi inti 6 ini, akan dibahas tentang Pengembangan Pesan dan Media. Adapun ruang
lingkup materi ini meliputi konsep dasar pengembangan pesan dan media, membuat media
kesehatan sederhana serta menggunakan dalam mendukung kegiatan KIE, advokasi,
pemberdayaan masyarakat serta kemitraan di bidang kesehatan.
b. Media elektronik.
c. Media luar ruang
A. Langkah 1
Pengkondisian (10 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima
materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.
B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar pengembangan
pesan dan media promosi kesehatan (45 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar
pengembangan pesan dan media kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan
kepada peserta yaitu: 1) pengertian pesan dan media ; 2) tujuan penggunaan media; 3)
langkah-langkah pengembangan pesan ; 4) langkah-langkah pengembangan media.
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya
merangkum dan menyampaikan paparan materi konsep dasar pengembangan pesan
dan media promosi kesehatan sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan
bahan tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan
C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang pembuatan media promosi
kesehatan (145 menit)
D. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan tentang penggunaan media dalam bidang kesehatan
(60 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang penggunaan media dalam
pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan. Selanjutnya, fasilitator menyampaikan
gambaran umum penggunaan media dalam mendukung kegiatan advokasi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat serta pertemuan penggalanagn kemitraan.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
E. Langkah 5
Penyampaian rangkuman tentang pembuatan dan penggunaan media dalam pelaksanaan
promosi kesehatan di puskesmas (10 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali serta merangkum materi
yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting serta kesepakatan tentang tugas dan
tanggung jawab Kepala Puskesmas serta petugas pengelola promosi kesehatan
puskesmas dalam pembuatan dan penggunaan media untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan di puskemas.
3. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.
3) Pesan juga merupakan pernyataan singkat, padat dan jelas yang dikemas
secara kreatif. Pernyataan yang dibuat merupakan intisari dari ide atau gagasan
pesan, berhubungan dengan tujuan komunikasi dan didukung bukti yang akurat
serta menggunakan bahasa sederhana sesuai karakteristik sasaran. Ada pula yang
disertai contoh-contoh agar pesan tersebut menjadi lebih bermakna, bersifat
manusiawi. dapat membangkitkan dan menyentuh perasaan sasaran serta
mengarahkan sasaran untuk mau melakukan aksi sesuai pesan yang disampaikan.
Pesan bersifat mengajak, informasi, memperingatkan, membimbing, memotivasi,
meningkatkan partisipasi, dan memberi solusi terhadap permasalahan, dll
Disamping itu pesan yang efektif juga dapat menjawab 5 W dan 1 H yaitu: what, where,
who, when, why, how.
Isi pesan tentang kejadian masalah kesehatan.
1) Apa peristiwa yang terjadi ?
2) Siapa yang terkena masalah?
3) Mengapa kejadian itu timbul?
4) Kapan terjadinya masalah itu?
5) Dimana kejadiannya?
6) Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Penyusunan isi pesan meliputi tema/ide, isi pesan dan visualisasi. Dalam merencanakan
atau menyusun isi pesan ada formula singkatan yang mudah diingat yaitu “BISSWTS”,
kepanjangannya adalah B: bahasa, I: ide atau isi pesan, S: subyek sasaran, S: sumber
pesan yang dapat dipercaya oleh sasaran, W: waktu yang tepat untuk menyampaikan
pesan, T: tempat menyampaikan pesan, S: saluran penyampaian pesan kepada sasaran.
Atau dapat pula menggunakan rumusan “SEEA” yaitu S : tulis sebuah STATEMENT /
pernyataan sederhana; E: sampaikan EVIDENCE / bukti beserta fakta-faktanya; E:
berikan EKXAMPLE / contoh dengan cerita / analogi; A: tawarkan ACTION / tindakan
aksi.
c. Struktur Pesan
Untuk menghasilkan pesan yang efektif diperlukan unsur-unsur yang dikenal dengan
rumusan ”AIDCA”, yaitu:
1) Attention (perhatian)
2) Interest (minat)
3) Desire (kebutuhan/keinginan)
1) Attention (perhatian)
Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat menarik perhatian khalayah sasarannya.
Agar pesan dapat lebih menarik perhatian khalayak sasaran, maka gunakan bahasa
yang sesuai dengan kebutuhan serta value sasaran. Dapat juga dibantu dengan:
Penempatan pesan pada media cetak yang mempunyai ukuran besar,
didukung dengan penggunaan warna (spot atau full color), tata letak (lay out),
penulisannya menggunakan berbagai jenis huruf (tipografi) yang baik, dll
Penyampaian pesan dapat efektif apabila pesan itu disiarkan pada air time
(jam tayang/ jam siar) yang tepat.
Bila mungkin bisa ditambahkan slogan agar pesan selalu diingat
2) Interest (minat)
Pesan yang efektif dapat menarik minat sasaran untuk mencoba
melakukan anjuran atau informasi yang ada dalam pesan tersebut. Pesan yang
efektif tidak hanya dapat menarik perhatian saja, melainkan juga dapat
meningkatkan i minat sasaran sehingga timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci
dan mendalam. Untuk itu gunakan kata - kata atau kalimat pembuka yang dapat
merangsang pikiran orang , agar menjadi ingin tahu lebih lanjut.
Minat dari khalayak sasaran harus selalu dibangun, agar ada rasa ingin
tahunya berkembang dengan pesat.
3) Desire (kebutuhan)
Suatu pesan harus berhasil menggerakkan keinginan khalayak sasaran
untuk bertindak, berperilaku sesuai dengan harapan.
Kebutuhan dan keinginan sasaran terpenuhi jika melakukan suatu
tindakan tertentu.
5) Action (tindakan)
Pesan yang efektif juga dapat membangu keyakinan khalayak sasaran
untuk melakukan atau mencoba tindakan (action) yang ada dalam pesan/
informasi yang diterimanya. Pada tahap ini kebutuhan khalayak sasaran sudah
tersentuh emosinya dan mulai mencoba melakukan pesan yang diterimanya.
Namun, di dalam pikirannya masih timbul perlawanan dan keragu-raguan,
apakah benar yang dijanjikan pesan tersebut.
e. Gaya pesan
1) Ada sentuhan emosional vs rasional.
2) Seruan positif vs negative.
3) Seruan massa vs individu.
4) Mengandung kesimpulan terhadap masalah tertentu dan bersifat terbuka
5) Seruan berulang vs seruan sekali.
6) Dalam bentuk simbolisasi / analogi : membuat simbol-simbol tertentu yang
telah dikenal untuk membentuk pesan.
7) Intimidasi : menggunakan bahasa yang mengancam/ menakut-nakuti
8) Humor : menggunakan bahasa-bahasa yang memancing tawa
9) Spoke person : menggunakan kutipan atau kata-kata anjuran dari orang-
orang terkenal / tokoh masyarakat / orang yang dipercaya. Biasanya masyarakat
akan lebih terpengaruh dengan himbauan orang-orang terkenal atau tokoh panutan.
10) Lagu dan musik : menyampaikan pesan lewat lirik lagu dan alunan musik
11) Komparasi yaitu membandingkan antara satu masalah dengan masalah yang
lain. Bisa juga menggunakan perbandingan data-data dan angka-angka statistik.
12) Formal yaitu pesan sederhana dan natural.
13) Hiperbola yaitu membuat pesan yang seolah-olah melebih-lebihkan sesuatu
hal, pesan ini efektif sebagai penarik perhatian.
14) Berupa potongan kehidupan (slice of life), menunjukkan penggunaan
produk/ide/perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
15) Fantasi (fantacy), yaitu menciptakan fantasi yang dimuat dalam isi pesan.
16) Gaya hidup (lifestyle), menekankan bagaimana suatu perilaku idola sesuai
dengan suatu gaya hidup sehat.
17) Suasana atau citra (image) yang dapat membangkitkan suasana kondusif
dilingkungan sosial, misalnya: pesan KB ”dua anak lebih baik”
18) Simbol keperibadian (personality symbol), menciptakan suatu karakter yang
menjadi personifikasi perilaku sehat yang dianjurkan. Karakter tersebut bisa
berbentuk orang atau animasi. Misalnya: suami siaga, bidan siaga, bidan delima.
19) Keahlian teknis (technical expertise) menunjukkan keahlian teknis,
pengalaman dan kebanggaan apabila berperilaku sehat. Misalnya: pesan
penggunaan garam beriodum: anak sehat dan cerdas.
20) Bukti ilmiah (scientific evidence), menyajikan bukti survai atau ilmiah bahwa
melakukan gaya hidup sehat, hidup menjadi lebih produktif.
21) Bukti kesaksian (testimonial), menampilkan pengalaman seorang sumber
yang sangat dipercaya, disukai atau ahli mendukung keuntungan berperilaku sehat.
Misalnya: Penyanyi Delon untuk anti narkoba.
f. Pengemasan pesan :
tersebut
Pernyataan Informasi atau alasan-alasan pendukung yang dapat memperkuat
pendukung keyakinan sasaran terhadap perilaku yang dianjurkan, misalnya dari hasil
penelitian, fakta-fakta yang ada, pengakuan / testimoni, kisah sukses,
ilustrasi, anjuran orang terkenal, grafik, gambar, dll
Respon yang Merupakan tindakan spesifik yang diharapkan dilakukan oleh setiap
diinginkan segmentasi sasaran untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Nada penyampaian Instruksi, himbauan, emosional, mengajak, meneladani, rasa bangga, dll
Saluran media Tempat atau metode dan teknik penyampaian pesan tersebut dengan
komunikasi/ promosi menggunakan media yang dikembangkan tersebut, Misalnya: slide,
kesehatan dipergunakan melalui presentasi, facsheet, baliiho, filler, dll.
Jenis media Tetapkan jenis media yang akan dipergunakan untuk menempatkan pesan
tersebut. Jenis media bisa lebih dari satu.
Pertimbangan kreatif Ilustrasi gambar/foto, kata-kata, warna, bentuk dan ukuran media cetak.
penyusunan pesan Apabila media elektronik juga harus mempertimbangkan karakteristik
lainnya pemeran, durasi, dll
Contoh: Penyusunan Pesan Advokasi dalam Pengendalian ISPA Pada Balita, dengan
Menggunakan Lembar Kerja tersebut diatas.
Lembar Kerja Penyusunan Pesan Advokasi Dalam Pengendalian ISPA Pada Anak Balita Di Kota B
Tahun 2012
Topik “ Selamatkan Balita Kita Dari Serangan ISPA”
Setiap Tahun Lebih dari 40.000 Balita Di Kota B Terserang ISPA
atau
”Ibu...Jangan Renggut Hak-ku Untuk Mendapatkan ASI-mu”
”84% bayi di Kota B tidak mendapatkan ASI Eksklusif”
Latar Belakang Data Puskesmas yang dihimpun oleh Dinas Kesehatan
Kota B, ISPA menjadi penyakit nomor satu terbanyak yang diderita
oleh anak Balita.
Tahun 2011 sekitar 45.612 anak balita menjadi pasien
baru sebagai penderita ISPA di Kota B. Jumlah balita yang ada di Kota
B pada tahun 2011, adalah sekitar 95.651 balita.
Tingginya kasus ISPA pada balita di Kota B, dipengaruhi
oleh :
o Rendahnya perilaku Ibu Menyusui untuk memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya. Pemberian ASI Eksklusif di Kota B,
pada tahun 2011 hanya sekitar 14%. Hal ini menyebabkan bayi
tidak mempunyai daya tahan tubuh yang bagus, sehingga mudah
terserang ISPA.
o Rendahnya kemampuan masyarakat melakukan PHBS di
RT. Cakupan PHBS di RT tahun 2011, baru mencapai 50%.
Artinya 50% Rumah Tangga di Kota B belum ber PHBS.
o Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan yang sudah di
Keluarkan Oleh Walikota B, perlu ditingkatkan implementasinya.
Sasaran advokasi Di tingkat Kota : Walikota, Bappeda, DPRD, Ketua TP.PKK , Ormas,
Jenis media Slide presentasi, facsheet, poster, standing-banner, radio sopt, filler, dll.
Pertimbangan kreatif Ilustrasi gambar/foto, kata-kata, warna, bentuk dan ukuran media
penyusunan pesan cetak.
lainnya
a. Pengertian media
1) Media promosi kesehatan adalah sarana/ alat bantu/
saluran/channel yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan dari
komunikator kepada komunikan atau sebaliknya, dengan tujuan agar komunikan
meningkat pengetahuannya, sikap dan perilaku tentang hidup bersih dan sehat.
2) Media yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi yang sesuai dengan tingkat penerimaan, mudah dipahami, tidak
menimbulkan salah persepsi, dapat memotivasi komunikan, murah dan mudah
digunakan oleh komunikator sehingga tujuan komunikasi yang dikehendaki tercapai.
c. Ciri-ciri media
1) Ada tulisan
2) Ada gambar
3) Ada suara
4) Ada gerakan
5) Ada cerita atau skenario
6) Mempunyai arti
7) Bisa berinteraksi dengan sasaran
8) Alat/ sarana komunikasi
9) Simbol-simbol pictorial : foto, ilustrasi yang sesuai dengan
benda yang diwakili
10) Simbol-simbol grafis : Konsep yang dapat mewakili benda,
pikiran, siluet dll
11) Simbol-simbol verbal: Uraian atau definisi, deskripsi atau
label yang mewakili sebuah konsep.
Selanjutnya, kata-kata adalah 7 %, visual adalah 55% dan audio adalah 38%.
Selanjutnya, pesan yang disampaikan secara verbal dan visual 6 kali lebih efektif
dibanding verbal saja. Sedangkan pesan yang disampaikan secara visual lebih efektif 3,5
kali dibanding dengan verbal saja
4) Media radio
Radio Spot durasi 30-60 detik
Adlips yaitu pesan singkat yang dibacakan disela-sela program
Kuis, berupa permainan dan hiburan
Dialog Interaktif yang melibatkan pendengar radio
Sandiwara radio
Berita
7) Media tradisional
Kesenian rakyat
Wayang
Campursari
Lagu rakyat
Tarian rakyat
Kentongan/Bedug
8) Media lainnya
Iklan di bus
Majalah dinding
Pameran, dll
1) Segmentasi sasaran
Segmentasi sasaran merupakan proses memanfaatkan peluang dengan membagi
kelompok sasaran menjadi beberapa segmen, misalnya: sasaran primer, sekunder
dan tersier. Selanjutnya khalayak sasaran dipetakan berdasarkan karakteristik
tertentu sehingga perencana program dapat memahami lebih jelas khalayak yang
hendak diintervensi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah merencanakan
upaya intervensi yang sesuai perilaku apa yang diharapkan oleh setiap segmentasi
sasaran.
2) Posisioning
Posisioning merupakan rumusan pesan-pesan yang ditujukan kepada setiap segmen
sasaran yang diposisikan secara tepat untuk memotivasi sasaran agar tertarik dan
mau melakukan perilaku yang dianjurkan. Posisioning juga merupakan upaya
mengarahkan kelompok sasaran dengan suatu keyakinan yaitu dengan membangun
kesan di benak kelompok sasaran bahwa perilaku yang dianjurkan sesuai dan layak
dipercaya dalam mengatasi masalah. Oleh sebab itu posisioning berisi pesan atau
janji yang bisa terealisir.
3) Deferensiasi
Deferensiasi merupakan upaya untuk menciptakan perbedaan dalam rangka
memberikan value terbaik kepada setiap segmentasi kelompok sasaran. Value
sasaran primer akan berbeda dengan sasaran sekunder dan tersier.
4) Branding
Branding merupakan nama, istilah, lebel, merek, lambang, atau rancangan (atau
kombinasi dari semuanya) yang diberikan kepada suatu produk (bisa barang, jasa,
perilaku, ide, dan bahkan manusia) agar menjadi pembeda dari produk sejenis
lainnya. Penetapan branding pada kegiatan KIE dalam upaya promosi kesehatan
merupakan pemberian label pada setiap segmentasi sasaran yang sesuai dengan
value mereka. Misalnya: ibu dan suami peduli, adalah label bagi ibu dan suami yang
mewujudkan rumahnya bebas jentik, untuk sasaran primer.
Untuk sasaran sekunder: Toma Teladan, adalah label yang diberikan pada tokoh
masyarakat peduli PSN. Selanjutnya, untuk sasaran tersier: Kades Idola Masyarakat
merupakan label yang diberikan kepada kepala desa yang telah mendukung
kebijakan dan sumberdaya untuk kegiatan penecgahan KLB DBD.
Brand tersebut diformulasikan dengan baik dan sesuai dengan value setiap
segmentasi sasaran dan menjadi fokus pesan serta visualisasi media KPP tersebut.
PENGEMBANGAN
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
4 1. ANALISIS MASALAH DAN
SASARAN
3
2. RANCANGAN PENGEMBANGAN
MEDIA
3. PENGEMBANGAN PESAN, UJI
5 COBA DAN PRODUKSI MEDIA
2
4. PELAKSANAAN DAN
PEMANTAUAN
5. EVALUASI DAN RANCANG ULANG
1
PROSESP
Perilaku ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh sasaran. Karena itu disebut juga
target perilaku yang akan dituju oleh program promosi kesehatan.
a) Menentukan tujuan.
Dalam penetapan tujuan harus dibuat SMART yaitu: spesifik, realistik, prioritas,
dapat diukur dan dibatasi waktu. Tujuan pengembangan media meliputi
peningkatan pengetahuan, atau membangun sikap positif atau kepedulian, atau
meningkatkan keterampilan kelompok sasaran.
b) Identifikasi segmentasi sasaran
Pengelompokan sasaran/segmentasi dilakukan berdasarkan demografi, geografi,
budaya, psikologis atau karakteristik-karakteristik lainnya yang spesifik. Selain
itu, pengelompokan sasaran juga dapat dilakukan sesuai dengan tujuan
komunikasi, misalnya: masyarakat umum, organisasai kemasyarakatan, petugas
lintas sektor, penentu kebijakan, dll. Pengelompokkan sasaran ini sangat penting
karena sangat mempengaruhi jenis media yang akan dipilih atau dikembangkan.
c) Mengembangkan pesan-pesan
Pesan yang dikembangkan harus sesuai dengan tujuan, karakteristik sasaran
serta media yang telah dipilih. Penyusunan pesan tentunya harus memenuhi
kaidah penyusunan pesan yang telah dibahas pada sub pokok bahasan
sebelumnya.
d) Mengembangkan jenis media yang akan digunakan
Hasil evaluasi digunakan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan rancang ulang
media promosi kesehatan yang lebih sesuai lagi.
1. Media Cetak
Media cetak merupakan kumpulan berbagai media informasi yang diproduksi dan
disampaikan kepada sasaran melalui tulisan dan visual.
Pembuatan media cetak dilakukan setelah pesan yang akan dituangkan dalam media telah
ditetapkan. Dalam pengembangan media cetak yang harus dipahami adalah membuat
desain.
Unsur desain media cetak terdiri dari :
Garis : garis lurus, lengkung, panjang, pendek, dll
Bentuk: bentuk huruf, bentuk gambar, bentuk simbol, dll
Tekstur: tekstur padat/rumit, sederhana,dll
Ruang: satu demensi, dua dimensi, dll
Warna: warna dasar, warna combinasi, dll
Ukuran: ukuran kecila, sedang, besar, dll
Tata letak atau komposisi: tulisan dan gambar/visualisasi
dengan logo
g) Pesan isi poster, adalah informasi yang dituliskan selaras dengan
judul, sub judul, batang isi dan slohgan
h) Desain
Warna yang senada antara foto/ ilustrasi, warna teks hingga warna dalam latar
belakang.
Ukuran standar poster : 48 x 62 cm.
2) BROSUR/LEAFLET/ PAMFLET
Brosur merupakan selembar kertas berisi aneka informasi cetak seputar suatu topik
tertentu bagi sasaran yang dapat membaca. Ciri Umum Brosur, Leaflet selembar
brosur umumnya berukuran 15 x 10 cm atau variannya berukuran kurang dari
ukuran 21cm x 30 cm, sedangkan informasi ditulis bolak-balik. Manfaat informasi
brosur memperkenalkan topik, gagasan baru secara terinci. dan memperkuat serta
mengingatkan ulang topik dan gagasan baru. Keunggulan informasi brosur,
terpercaya yang dicetak lembaga resmi. Sebaran jangkauan brosur luas dapat
disimpan lebih lama. Brosur dapat dijadikan bahan rujukan , sedangkan isi brosur
bisa dijadikan bahan penyuluhan kelompok. Sifat informasi brosur lebih terinci dan
brosur dalam media mix yang dapat memperkuat pesan poster yang bertopik sama.
Brosur praktis, mudah dilipat mudah dibawa dan dapat dijadikan topik diskusi,
sampul muka dicetak dengan multiwarna
yang lebih banyak dan mudah dieksplorasi. Karena biaya produksinya yang
cukup tinggi biasanya brosur tidak dibagikan di tempat umum tapi dapat
dibagikan di acara-acara, pameran atau event dimana target sasaran banyak
berkunjung.
Pamplet
Selembar berukuran 15 cm x 10 cm atau variasi ukuran yang tidak lebih besar dari
21cm x 30 cm) . Informasi yang dituliskan pada satu sisi saja
3) BOOKLET
Booklet adalah sebuah media publikasi yang terdiri dari beberapa lembar halaman,
namun tidak setebal sebuah buku.
Desain Booklet
a) Fungsi booklet sebagai media publikasi yang dapat menampung
cukup banyak informasi karena memiliki halaman yang dapat disesuaikan.
b) Ukuran booklet bervariasi, kebanyakan sekitar 15x21cm, 12x18cm
dengan jumlah hamalam 32, 36 dan 42 agar ringan mudah dibawa-bawa dan
dikantungi.
c) Urutan-urutan booklet pada umumnya adalah : Cover depan
(berisi judul dan foto/ilustrasi pendukung), pendahuluan, paragraf isi, fakta
dan data, foto, ilustrasi dan penutup.
d) Kesatuan pada tiap-tiap halaman booklet didapat dari penggunaan
warna, penggunaan grid dengan ukuran yang serupa, kesamaan jenis huruf,
gaya foto atau gaya ilustrasi dan elemen lain seperti lengkung atau blok warna
yang konsisten.
2. Media Elektronik
a. Radio Spot
Radio spot merupakan iklan singkat yang disiarkan melalui siaran radio Biaya memasang
iklan di radio masih tergolong murah dibandingkan dengan beriklan di televisi dan media
cetak. Di Indonesia, terutama di daerah, radio masih bisa menjangkau lebih banyak
telinga jika dibandingkan dengan televisi dan media cetak, bahkan sampai ke pelosok
yang tidak terjangkau televisi dan media cetak.
Sebagai sebuah media untuk beriklan, radio mempunyai kekuatan dan juga kelemahan.
Tentu saja hal ini perlu diperhatikan agar pengiklan dapat memilih media dengan tepat
untuk program pemasarannya.
1) Format Radio Spot
Naskah radio spot bentuknya seperti menulis naskah sandiwara atau screenplay.
Naskah ditulis dengan bahasa lisan atau percakapan. Jadi tidak terlalu gramatikal.
Dalam hal ini, bahasa lebih penting dari pada tata bahasa. Tentu saja dengan
pertimbangan kepada siapa kita berbicara atau siapa target audience-nya.
Berbeda dengan iklan media cetak, radio spot mempunyai batasan waktu. Waktu
untuk iklan radio dibatasi oleh durasi dan dihitung berdasarkan detik. Biasanya
ketententuan pengaturan waktu dalam iklan radio sebagai berikut:
Umumnya 60 detik (ada yang 30 atau 45 detik)
Waktu 5-10 detik pertama sebagai building situation (pendengar sudah tahu
b. Jingle
Jingle merupakan pesan singkat yang disampaikan menggunakan suara atau media
audio dikemas lagu yang singkat dan umumnya jingle disampaikan melalui radio.
Lagu /jingle umumnya terdiri dari musik dan isi pesan yang ringkas dalam membentuk
suatu pesan audio yang utuh.
1) Musik lagu jingle merupakan elemen utama jingle, suasana lagu menentukan, ceria,
menghentak, agak lembut yang menyentuh perasaan pendengar
2) Syair lagu jingle, biasanya mengetengahkan nama produk pemasaran sosial atau
mengetengahkan manfaat produk pemasaran sosial
3) Akhir lagu atau tag on, biasanya bisa dapat berupa syair lagu atau pernyataan yang
ingin disampaikan lagu dengan mengajak pendengar melakukan aksi
4) Slogan atau tagline umumnya diletakkan akhir lagu
Kiat mengembangkan Jingle adalah menentukan keserasian antara musik, syair, bentuk
lagu dan isi pesan yang dapat membentuk suatu pesan audio yang utuh. Umumnya lagu
jingle berdurasi 15, 30, 60 detik.
Kiat mengembangkan video atau film adalah menentukan keserasian antara suara dan
bentuk /disain gambar yang bergerak, serta didukung oleh tiga aneka elemen video
atau film, sehingga dapat membentuk suatu pesan yang utuh.
a. BILLBOARD
Gampang sekali untuk mencirikan dan menemukannya karena kini dimana-mana
terdapat billboard dengan bermacam macam ukuran, visual dan bentuk. Billboard
merupakan salah satu media luar ruang yang sangat efektif untuk dipakai dalam
melakukan kegiatan KPP atau promosi kesehatan.
Bagian Billboard
Billboard dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Media Pesan
Kontruksi
Media Pesan
Perkembangan dunia percetakan sangat maju sekali yaitu dengan ditemukan bahan
vinyl yang sifatnya lentur, fleksibel seperti plastik. Karena sifatnya seperti plastik maka
bahan ini kuat sekali tidak mudah robek, elastis, tahan akan perubahan cuaca tidak
seperti kertas atau kain, ringan dan memerlukan sedikit waktu untuk memasangnya.
Konstruksi
Konstruksi besi/baja
Konstruksi kayu/bambu
Untuk media luar ruang, penting diperhatikan dalam membuat keputusan atas 3 dasar :
1) Sasaran.
Siapa yang ingin jadi sasaran: anak-anak, remaja, orang tua, umum, komunitas
tertentu atau profesi. Siapa yang ingin melakukan/mengerjakan (partner)
2) Waktu : waktu yang tepat untuk menjangkau sasaran.
Musim hujan biasanya terjadi banjir dan timbul penyakit penyakit seperti DBD dan
Chikungunya. Itu dapat digunakan sebagai momen yang tepat untuk kita
menyampaikan pesan kesehatan melalui media luar ruang.
3) Biaya : budget atau biaya yang anda punya (anggaran)
Berapa besar biaya yang anda punya untuk berpromosi menggunakan media luar
ruang karena akan bersangkutan dengan biaya produksi, perawatan dan perpajakan.
Tapi perlu diingat bahwa keberhasilan dalam berpromosi tidak bisa ditentukan oleh
satu media saja tetapi harus bervariasi dan berkelanjutan.
b. SPANDUK
Spanduk adalah kain atau plastik yang direntangkan dan berisi informasi singkat. Pada
umumnya penempatannya di luar ruang. Di dalam spanduk pesan-pesan yang
disampaikan lebih singkat, jelas dan pesan yang disampaikan biasanya menurut
kebutuhan.
Fungsi Spanduk :
1) Sebagai salah satu media pendukung
c. UMBUL-UMBUL
Pada umumnya umbul-umbul dibuat dari kain, penempatannya di sisi jalan, pesan
yang disampaikan singkat.
Fungsi Umbul-umbul :
1) Sebagai media pendukung
2) Untuk memberitahukan kepada masyarakat umum tentang kegiatan yang sedang
berlangsung.
3) Meramaikan suasana dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
4) Sebagai penunjuk arah atau lokasi kegiatan.
Lokasi pemasangan umbul-umbul dapat di lokasi pertemuan di depan pintu masuk atau
gerbang sebagai informasi kesehatan atau informasi suatu kegiatan/event.
d. GIANT BANNER
Sejenis spanduk tetapi ukuran untuk media yang satu ini sangat besar dan tidak umum
karena menyesuaikan tempat pemasangannya. Informasi yang disampaikan singkat,
padat dan jelas.
e. PAPAN REKLAME
Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar, poster ukuran besar ini didesain
untuk dilihat oleh orang-orang yang melakukan perjalanan dengan kendaraan. Dua
jenis papan reklame untuk digunakan dalam kampanye periklanan adalah poster
panels dan painted bulletin.
f. POSTER PANEL
Poster panel merupakan suatu kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan
pemesan. Barang cetakan ini dapat dicetak puluhan ribu untuk menghemat biaya, dan
kemudian ditempel pada panel besar yang dilengkapi dengan kaki karangka dan
bantuan cahaya lampu. Lembaran kertas ini mirip kertas dinding yang tahan terhadap
perubahan cuaca dan gangguan hujan.
5. Media sosial
Kini banyak digunakan masyarakat sebagai media komunikasi antar pribadi, media sosial,
dan media massa. dengan memakai daftar jejaring yang dimiliki perusahaan telekomunikasi
atau perusahaan yang menyediakan jasa jejaring.
Kini banyak digunakan sebagai media komunikasi antar pribadi dan media massa maupun
media sosial, seperti facebook, twitter ( komunikasi kata < 140 huruf ). Orang muda banyak
menggunakan Goggle sebagai bahan pencari atau rujukan informasi dan pembelajaran.
Tentu saja kita harus memilih untuk mengakses aneka sumber resmi yang terpercaya.
Kegiatan Advokasi Metode advokasi Jenis media advokasi Penggunaan media advokasi
Kesehatan
a. Pertemuan Penyajian Slide Slide penyajian di
advokasi (formal) Diskusi penyajian gunakan saat melakukan
Film pendek penyajian
Factsheet Film pendek yang
Poster berisi permasalahan
Spanduk kesehatan yang ada di
Standing wilayah setempat,
banner tujuannya untuk
menggugah kepedulian
sasaran advokasi.
Factsheet, dibagikan
pada saat selesai
negosiasi. Tujuannya
adalah lebih memahami
permasalahan serta
dukungan yang
diharapkan dalam
mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
Kegiatan KIE Metode KIE Jenis media KIE Penggunaan media KIE
a. Kegia KIE Massa Poster Poster, sticker,
tan KIE di dalam Sticker standing banner dan
gedung puskesmas Radio spot mading dipasang di
Filler ruangan yang di dalam
Leaflet puskesmas.
Standing Radio spot dan filler
banner di putar pada saat
Majalah tertentu
dinding (mading) Leaflet disediakan di
ruang tunggu atau ruang
perawatan .
Tujuannya adalah
untuk menyebar luaskan
informasi kesehatan serta
membangun situasi yang
kondusif tentang
pentingnya upaya
kesehatan.
Naskah masyarakat
pertunjukan
tradisional
Referensi
1. Soekidjo, Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta, 2007.
2. Pusat Promosi Kesehatan, Modul Pelatihan Pengangkatan Pertama Jabatan
Fungsional PKM Ahli, Jakarta, 2013.
3. Kemkes, Modul Pelatihan Media Promosi Kesehatan, Jakarta, 2014.
4. Kemkes, Bahan Ajar Materi Pengembangan Media Promosi Kesehatan, Jakarta, 2010
5. Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Tim Mobil Klinik, Jkarata, 2011.
6. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2011
7. Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes
RI, 2006
8. Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang
Mempengaruhi Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
9. Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi,
Jakarta: Helen Keller Indonesia, 2009
10. Lloyd, Margaret dan Robert Bor. Communication Skills for Medicine. London:
Churchill Livingstone, 2006
11. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2011
12. Tim Penyusun Modul Pelatihan Pengembangan Media Sederhana, Jakarta: Depkes
RI, 2006
13. Tim Penyusun, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang
Mempengaruhi Kesehatan, Jakarta: Kemenkes. RI, 2010
14. Pekerti, Rudi. Bioskesa Darwin Karyadi, Menguji Gizi Menuai Senyum Prestasi,
Jakarta: Helen Keller Indonesia, 2009
15. Kemkes RI, Cara Praktis Mengkritisi Iklan Produk-Produk Komersial yang
Mempengaruhi Kesehatan, Kemenkes. RI, 2010, Pusat Promosi Kesehatan, Jakarta
16. Kemkes RI, Pengembangan Media Promosi Kesehatan dalam pemberdayaan
Keluarga. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan RI, 2011.
17. Mac Namara, Jim. Strategi Jitu Menjinakkan Media, PT Multi Media Publisher, 1996
18. Mulyadi, Ivan dan Toni Burhanudin. Ada Iklan di Balik Lagu. Adcetra, Juli 2013
19. Tanoso, Harri. Lagu Mesti Mudah Diingat dan Mudah Dinyanyikan. Adcetra, Juli
2013
20. Agus, Maghribu Muhammad. Tema Ad Song Selaras dengan Tag Line. Adcetra, Juli
2013
21. Ladjar, Angelina Merlyana. Catchy, Entertaining tapi Tetap Smart. Adcetra, Juli 2013
Lampiran
1. Pedoman diskusi pembuatan media promosi kesehatan
a. Peserta berada dalam tiga kelompok yaitu kelompok 1, 2 dan 3
b. Setiap kelompok, ditugaskan untuk membuat media/slide presentasi serta dua
jenis media cetak yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan pada
saat praktek kerja lapangan. Dalam membuat media , terlebih dahulu setiap kelompok
ditugaskan untuk menyusun pesan dengan menggunakan lembar kerja . Selanjutnya,
membuat desan media cetak. Tugas setiap kelompok dalam pembuatan pesan dan media,
adalah sebagai berikut:
1) Kelompok 1, menyusun pesan dan membuat media promosi
kesehatan untuk mendukung kegiatan advokasi kesehatan, meliputi slide presentasi dan
dua jenis media cetak yang sesuai (misalnya: fact sheet dan standing banner)
2) Kelompok 2, menyusun pesan dan membuat media promosi
kesehatan mendukung kegiatan pemberdayaan masyarakat, meliputi slide presentasi
dan dua jenis media cetak yang sesuai (misalnya: leaflet dan poster)
3) Kelompok 3, menyusun pesan dan membuat media promosi
kesehatan untuk mendukung kegiatan pertemuan penggalangan kemitraan, meliputi
slide presentasi dan dua jenis media cetak yang sesuai (misalnya: leaflet dan
poster/standing banner)
Waktu diskusi 90 menit. Hasil diskusi setiap kelompok dibuat dalam bentuk file. Selanjutnya
setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya.
Topik
Latar Belakang