Materi Inti 1
PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS
I. Deskripsi singkat
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang menentukan keberhasilan tujuan
yang akan dicapai. Perencanaan pada dasarnya merupakan proses penetapan tujuan dan
sasaran serta penetapan cara pencapaian tujuan dan strategi kegiatan yang diharapkan dapat
dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan. Perencanaan promosi kesehatan di Puskesmas
merupakan bagian perencanaan kegiatan keseluruhan Puskesmas. Untuk meningkatkan
kompetensi petugas puskesmas dalam menyusun perencanaan salah satunya adalah melalui
pelatihan ini.
Pada pokok bahasan ini, ruang lingkup yang akan dibahas tentang perencanaan promosi
kesehatan, meliputi : konsep dasar perencanaan promosi kesehatan serta menyusun rencana
promosi kesehatan di puskesmas.
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan
disampaikan.
2. Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima
materi dengan menyepakati proses pembelajaran.
3. Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran
serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.
B. Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang konsep dasar perencanaan
promosi kesehatan (50 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan
kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang konsep dasar
perencanaan promosi kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang diajukan kepada
peserta tentang konsep dasar perencanaan promosi kesehatan yaitu : 1) pengertian. ;
2) tujuan; 3) manfaat perencanaan serta 4) ciri-ciri perencanaan yang baik .
2. Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya
merangkum dan menyampaikan paparan materi konsep dasar perencanaan promosi
kesehatan, meliputi pengertian, tujuan, manfaat, ciri-ciri perencanaan yang baik serta
jenis perencanaan sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang.
3. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
4. Fasilitator meminta satu atau dua orang peserta untuk menyampaikan pengalamannya
tentang langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan.
5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta lainnya untuk menyampaikan
tanggapannya, atau pemikirannya sesuai dengan pengalamannya.
C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang penyusunan perencanaan
promosi kesehatan di puskesmas dengan Sub Pokok Bahasan: Tahap Persiapan (165
menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang ruang lingkup kegiatan
penyusunan perencanaan promosi kesehatan yang dilakukan pada tahap persiapan,
dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Untuk Kelas A : Fasilitator membagi peserta dalam tiga kelompok (setiap kelompok
terdiri dari 10-11 orang). Fasilitator membagikan lembar Kasus Puskesmas Sumbersari
kepada setiap kelompok, selanjutnya menugaskan agar setiap kelompok membaca dan
memahami permasalahan tentang Kesehatan Ibu yang ada di Puskesmas Sumbersari
tersebut.
Untuk Kelas B : Fasilitator juga membagi peserta dalam tiga kelompok (setiap kelompok
terdiri dari 10-11 orang). Fasilitator membagikan lembar Kasus Puskesmas
Sumberagung kepada setiap kelompok, selanjutnya menugaskan agar setiap kelompok
membaca dan memahami permasalahan tentang Penyakit Tidak Menular yang ada di
Puskesmas Sumberagung tersebut.
Catatan: apabila dalam kegiatan TOT tersebut hanya satu kelas saja, Fasilitator dapat
membahas satu lembar kasus Puskesmas saja, dengan membahas satu masalah
kesehatan saja yaitu masalah Kesehatan Ibu saja atau masalah Penyakit Tidak Menular
yang ada di satu puskesmas.
4. Fasilitator menyampaikan informasi kepada peserta, bahwa perencanaan promosi
kesehatan yang dikerjakan saat ini adalah promosi kesehatan dalam mendukung upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu di Puskesmas Sumbersari ( untuk kelas A)
dan promosi kesehatan dalam mendukung pengendalian penyakit tidak menular di
Puskesmas Sumberagung (untuk kelas B).
5. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk melakukan kegiatan analisis masalah
kesehatan ibu yang ada di Puskesmas Sumbersari (untuk kelas A) dan analisis masalah
PTM di Puskesmas Sumberagung (untuk Kelas B). Fasilitator menugaskan kelompok 1
(di Kelas A) untuk memimpin kelas, melakukan identifikasi masalah kesehatan ibu yang
ada di Puskesmas Sumbersari, dengan menggunakan lembar kerja 1 dan dilanjutkan
dengan melakukan penetapan satu prioritas masalah kesehatan ibu yang akan di
intervensi melalui kegiatan promosi kesehatan, dengan menggunakan lembar kerja 2.
Sedangkan kelompok 1 (di Kelas B) juga memimpin kelas untuk menetapkan satu
prioritas masalah PTM yang ada di Puskesmas Sumberagung dengan menggunakan
lembar kerja 1 , kemudian menetapkan satu prioritas masalah PTM yang akan
diintervensi melalui kegiatan promosi kesehatan, dengan menggunakan lembar kerja 2.
6. Langkah pembelajaran selanjutnya, adalah melakukan identifikasi sasaran promosi
kesehatan. Untuk itu fasilitator menugaskan kelompok kelompok 2 pada kelas A,
memimpin kelas melakukan identifikasi sasaran promosi kesehatan ibu, sedangkan
D. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang perencanaan promosi kesehatan
di puskesmas dengan Sub Pokok Bahasan: Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) Promosi Kesehatan (100 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang ruang lingkup kegiatan promosi
kesehatan serta penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK), dengan menggunakan
bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator minta kepada peserta untuk tetap berada dalam tiga kelompok, yaitu:
a Kelompok 1
b Kelompok 2
c Kelompok 3
4. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk melakukan diskusi, menyusun RUK
kegiatan promosi kesehatan dalam mendukung upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu di Puskesmas Sumbersari (Kelas A) dan Pengendalian PTM di Puskesmas
Sumberagung (Kelas B), dengan penggunakan pedoman diskusi dan lembar kerja matrik
penyusunan RUK, tugas setiap kelompok adalah:
a Kelompok 1: menyusun RUK kegiatan intervensi promosi
kesehatan untuk sasaran primer.
b Kelompok 2: menyusun RUK kegiatan intervensi promosi
kesehatan untuk sasaran sekunder.
c Kelompok 3 : menyusun RUK kegiatan intervensi promosi
kesehatan untuk sasaran tersier.
Waktu diskusi dalam menyelesaikan tugas adalah 35 menit.
Fasilitator mengingatkan kepada setiap kelompok bahwa intervensi promosi kesehatan
yang dituangkan dalam RUK mengacu pada strategi promosi kesehatan.
5. Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusinya selama 10
menit. Setelah itu, fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
E. Langkah 5
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK) promosi kesehatan, dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator meminta peserta tetap berada dalam tiga kelompok. Fasilitator menjelaskan
pedoman diskusi tentang penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) promosi
kesehatan ibu dikelas A dan promosi pengendalian penyakit tidak menular dikelas B
dengan menggunakan bahan tayang. Fasilitator mengingatkan kepada setiap kelompok
agar penyusunan RPK mengacu pada RUK yang telah disusun oleh setiap kelompok
sebelumnya.
Penetapan waktu/ jadwal pelaksanaan kegiatan (dalam bentuk gantchart)
Waktu diskusi : 15 menit. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis di kertas flipchart
atau bisa juga ditulis dalam bentuk perangkat lunak (file).
4. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk menyajikan hasil diskusi, dan
kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan.
5. Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menyampaikan tanggapan sebagai umpan balik
tentang RPK hasil diskusi setiap kelompok.
6. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
F. Langkah 6
Penyampaian rangkuman tentang perencanaan promosi kesehatan di puskesmas (10
menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator di masing-masing kelas mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali
beberapa hal penting tentang perencanaan promosi kesehatan di puskesmas yang telah
dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima
kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.
Promosi kesehatan merupakan salah satu pelayanan esensial yang mempunyai peranan
strategis dalam mengatasi masalah kesehatan terutama dari aspek perilaku. Promosi kesehatan
juga mempunyai peranan penting dalam mendukung peningkatan atau pencapaian target lintas
program yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Salah satu faktor
utama yang mempengaruhi tercapai atau tidaknya target cakupan setiap program upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan adalah faktor perilaku. Tanpa
intervensi perubahan perilaku target cakupan program akan sulit dicapai. Dengan demikian
upaya promosi kesehatan di puskesmas tidak hanya terbatas pada upaya promosi kesehatan
yang menjadi tanggung jawab petugas promosi kesehatan saja, melainkan pengelolaan promosi
kesehatan tugas pokok dan fungsi yang penting semua petugas lintas program puskesmas
(upaya kesehatan esensial maupun upaya kesehatan pengembangan).
melainkan merupakan upaya promosi kesehatan yang terintegrasi, sinkronisasi dan saling
mendukung dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya, untuk mencapai hasil
yang lebih optimal.
1. Pengertian perencanaan
Perencanaan menurut Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan)
sistematik mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa
depan, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama atas
potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka
mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, memuat hal-hal yang
merupakan prinsip perencanaan, yakni : 1) apa yang akan dilakukan, yang
merupakan jabaran dari visi dan misi; 2) bagaimana mencapai hal tersebut; 3) siapa
yang akan melakukan; 4) lokasi aktivitas; 5) kapan akan dilakukan, berapa lama; dan
6) sumber daya yang dibutuhkan.
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
1) Adanya kejelasan tentang jenis serta tahapan kegiatan promosi kesehatan yang
diselenggarakan puskemas
2) Adanya kejelasan tentang sumberdaya yang dibutuhkan untuk upaya promosi
kesehatan di puskesmas.
3) Adanya kejelasan tentang kebijakan publik berwawasan kesehatan yang harus
dikembangkan atau yang belum terealisasi
4) Adanya kejelasan tentang media KIE yang dibutuhkan dalam upaya promosi
kesehatan
a. Memusatkan perhatian pada tujuan upaya promosi kesehatan yang ingin dicapai.
b. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses kegiatan promosi kesehatan
yang harus dilakukan.
c. Mencegah pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan promosi kesehatan
yang ingin dicapai.
d. Jangkauan kegiatan promosi kesehatan lebih luas dan terorganisir dengan baik
e. Mencegah terjadinya tumpang tindih (over lapping) kegiatan promosi kesehatan
yang dilaksanakan oleh lintas program di puskesmas.
f. Menjadi dasar bagi pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan penilaian upaya
promosi kesehatan di puskesmas.
a. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini, ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan yaitu:
Hasil analisis tersebut, digunakan sebagai dasar untuk menyusun rencana usulan
kegiatan (RUK) promosi kesehatan.
Pada tahap ini, ada beberapa jenis kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Pembahasan hasil analisis situasi
Analisis situasi yang telah dikerjakan oleh petugas promosi kesehatan serta
setiap petugas pengelola lintas program di puskemas, disajikan dalam suatu
pertemuan lintas program (Lokakarya Mini).
Masing-masing pengelola program menetapkan satu program prioritas yang
akan di intervensi melalui kegiatan promosi kesehatan.
1. Tahap persiapan
Analisis masalah kesehatan serta cakupan program yang ada di dalam Laporan
Tahunan Puskesmas. Kegiatan analisis ini sebaiknya dilakukan oleh setiap
program kesehatan atau upaya kesehatan esensial dan upaya kesehatan lainnya
yang dilakukan puskesmas. Masalah kesehatan masyarakat di puskemas yang
perlu dianalisis, meliputi:
Atau :
Biasanya nilai skoring berkisar 1-6, bila masalahnya gawat bisa diberi nilai 6 atau
5, sedangkan bila ringan bisa diberi nilai 1 atau 2. Masalah prioritas adalah
masalah yang mempunyai total nilai paling besar.
A B C D
1. Kegawatannya
2. Mendesaknya
3. Penyebarannya
5. Keinginan masyarakat
Jumlah nilai
Apabila terjadi kesenjangan antara perilaku saat ini dengan perilaku yang
diharapkan maka hal ini merupakan masalah yang perlu diintervensi melalui
upaya promosi kesehatan untuk mengatasinya.
Perilaku sasaran primer pada prinsipnya terfokus kepada tindakan atau perilaku
sasaran utama yang menderita atau terkena masalah kesehatan. Sedangkan,
identifikasi perilaku sasaran sekunder diarahkan pada perilaku sasaran yang
mempunyai potensi untuk berperan serta dalam mencegah atau mendukung
mengatasi masalah kesehatan prioritas. Untuk identifikasi perilaku sasaran
tersier pada prinsipnya diutamakan pada perilaku sasaran yang mempunyai
potensi memberikan dukungan sumberdaya maupun kebijakan publik
berwawasan kesehatan dalam mencegah atau mengatasi terjadinya masalah
kesehatan prioritas tersebut.
Adanya kesejangan antara perilaku saat ini dengan perilaku yang diharapkan
dari setiap segmentasi sasaran, merupakan dasar untuk melakukan intervensi
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Langkah selanjutnya,
petugas puskesmas mencari penyebab mengapa sasaran berperilaku demikian,
apakah karena faktor pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana, dll
1. Sasaran Primer
...........
................
...........
...............
2. Sasaran Sekunder
...........
...............
...........
..............
3. Sasaran Tersier
.....................
....
.....................
...
1. Sasaran Primer
...............
............
...............
...........
2. Sasaran Sekunder
...............
...........
...............
..........
...............
..........
A. Sasaran Tersier
.........................
........................
........................
Untuk dapat merumuskan upaya atau kegiatan promosi kesehatan, petugas puskesmas
terlebih dahulu harus memahami ruang lingkup jenis kegiatan promosi kesehatan di
puskesmas. Secara umum ada beberapa jenis kegiatan promosi kesehatan dalam
mengatasi masalah kesehatan prioritas yaitu:
3) Advokasi kesehatan
a) Penyusunan rencana kegiatan advokasi kesehatan.
b) Pengembangan media advokasi kesehatan
c) Pelaksanaan kegiatan advokasi kesehatan, termasuk mengawal
komitmen penentu kebijakan sampai terealisasinya dukungan yang diberikan
oleh sasaran advokasi. Kegiatan advokasi kesehatan di puskesmas yang
terutama adalah mendapatkan dukungan Camat dan Kepala Desa/Lurah dalam
mengatasi masalah kesehatan. Salah satu kegiatannya adalah melalui
musyawarah kecamatan dan musyawarah desa/kelurahan.
d) Pemantauan dan penilaian kegiatan advokasi kesehatan
e) Sosialisasi hasil advokasi kesehatan.
Setelah petugas kesehatan yang terlibat dalam upaya promosi kesehatan tersebut,
memahami berbagai jenis kegiatan promosi kesehatan tersebut (advokasi, bina suasana,
gerakan pemberdayaan masyarakat serta kemitraan), langkah selanjutnya adalah menyusun
rencana usulan kegiatan (RUK) promosi kesehatan dengan menggunakan matrik yang
meliputi:
1) Jenis kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Metode atau cara melakukan kegiatan tersebut
5) Petugas pelaksana/ petugas yang terlibat
6) Media yang digunakan
7) Dana yang dibutuhkan
8) Waktu pelaksanaan kegiatan.
1. Sasaran Primer
2. Sasaran Sekunder
3. Sasaran Tersier
Rumusan kegiatan promosi kesehatan yang telah dibuat oleh setiap program dalam bentuk
RUK promosi kesehatan, kemudian dibahas dan dikaji kembali oleh Kepala Puskesmas
bersama Tim Perencanaan Puskesmas. Setelah itu, Kepala Puskesmas bersama Tim
menetapkan RUK Promosi Kesehatan yang dapat ditampung atau dimasukan dalam daftar
usulan proyek (DUP) atau Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Kabupaten/Kota, untuk
diproses lebih lanjut.
Sasaran
sekunder
Sasaran
tersier
a. Tahap persiapan
Pembahasan awal penyusunan promosi kesehatan ibu bersama dengan lintas program
terkait, yaitu Pengelola Promosi Kesehatan, Pengelola Program KIA, Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, Bagian Perencanaan dan Keuangan. Pembahasan awal ini
bisa menggunakan Tim Perencanaan Puskesmas bila sudah ada. Kegiatan pembahasan
ini dapat dilakukan melalui agenda atau kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas.
Kepala Puskesmas memimpin pertemuan ini, karena sebagai penanggung jawab kinerja
puskesmas.
Analisis situasi
Melakukan identifikasi masalah kesehatan ibu yang ada di Puskesmas Sumbersari (lihat
lembar Kasus Puskesmas Sumbersari). Identifikasi masalah kesehatan ibu, dilakukan
dengan melihat angka kematian, cakupan program, pencapaian target program,
kemudian melihat besarnya angka DO antara K1 dan K4 dan Pn (persalinan nakes), dll.
Kegiatan identifikasi masalah dengan menggunakan matrik.
Jumlah
kematian
ibu
Masalah
kesehatan
ibu
lainnya :
(Intervensi
Promkes)
Sasaran primer
Ibu hamil.
Suami
Sasaran sekunder
Kader.
Tokoh masy.
Bidan
Sasaran tersier
Kepala Desa/
Lurah
Camat.
Upaya mengatasi
masalah lainnya
(kegiatan inovasi)
Penyusunan rencana usulan kegiatan ini, merupakan penetapan rincian rencana usulan
kegiatan promosi kesehatan, meliputi :
1) Jenis kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Metode atau cara melakukan
kegiatan tersebut
5) Petugas pelaksana/ petugas yang
terlibat
6) Media yang digunakan
7) Dana yang dibutuhkan
8) Waktu pelaksanaan kegiatan.
terlibat
Sasaran
primer
Ibu hamil.
Suami
Sasaran
sekunder
Kader.
Tokoh
masy.
Bidan
Sasaran
tersier
Kepala
Desa/
Lurah
Camat.
Upaya mengatasi
masalah lainnya
(kegiatan inovasi)
a. Tahap persiapan
Pembahasan awal penyusunan promosi kesehatan ibu bersama dengan lintas program
terkait, yaitu Pengelola Promosi Kesehatan, Pengelola Program KIA, Pengelola Program
Perbaikan Gizi Masyarakat, Bagian Perencanaan dan Keuangan. Pembahasan awal ini
bisa menggunakan Tim Perencanaan Puskesmas bila sudah ada. Kegiatan pembahasan
ini dapat dilakukan melalui agenda atau kegiatan Lokakarya Mini Puskesmas.
Kepala Puskesmas memimpin pertemuan ini, karena sebagai penanggung jawab kinerja
puskesmas.
Analisis situasi
Diabetes
militus
Jantung
Stroke
Jumlah
kematian
PTM
Masalah
kesehatan
PTM,
lainnya :
Penyusunan rencana usulan kegiatan ini, merupakan penetapan rincian rencana usulan
kegiatan promosi kesehatan, meliputi :
1) Jenis kegiatan
2) Tujuan
3) Sasaran
4) Metode atau cara melakukan
kegiatan tersebut
5) Petugas pelaksana/ petugas yang
terlibat
6) Media yang digunakan
7) Dana yang dibutuhkan
8) Waktu pelaksanaan kegiatan.
Sasaran
sekunder
Kader.
Tokoh
masy.
Bidan
Sasaran
tersier
Kepala
Desa/
Lurah
Camat.
Upaya mengatasi
masalah lainnya
(kegiatan inovasi)
Daftar pustaka :
1. Nutbeam, Don. Health Promotion Glossary. Geneve: World Health
Organization, 1998
2. Gde, Munnjaya, Manajemen Kesehatan, Jakarta, 2004.
3. Kemenkes, Bina Kesehatan Masyarakat , Pedoman Perencanaan Tingkat
Puskemas, Jakarta, 2006.
4. Trihono, Manajemen Puskemas Berbasis Paradigma Sehat, Jakarta, 2006
5. Kemenkes, Pusat Promosi Kesehatan, Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas, Jarkarta, 2006.
6. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2011
7. Pekerti, Rudi. Modul Promosi Kesehatan, Advokasi, Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta, 2011
8. Adnan Mahmoed , Revitalisasi Puskesmas, Jakarta, 2012,
9. Tim Penyusun, Etika Promosi Kesehatan , Jakarta: PPKMI, 2012
10. Crib, Allan dan Peter Duncan. Health Promotion Professional Ethic. Oxford:
Blackwell Publishing, 2002
11. Pekerti, Rudi “Bunga Rampai Pengalaman Program Nasional Pemberian
Makanan Bayi dan Anak Dampingan Wahana Visi Indonesia,” Jakarta : Wahana Visi Indonesia
2014
Lampiran :
1. Lembar KASUS A :
Berdasar laporan Puskesmas Sumbersari menyebutkan banwa Angka Kematian Ibu tahun 2010
sebanyak 6 kasus. Apabila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, maka tahun 2010 AKI
di wilayah keja Puskesmas Sumbersari meningkat secara drastis. Dimana pada tahun 2006 hanya
ditemukan 1 kasus, sedangkan pada tahun 2007, 2008 dan 2009 tidak ditemukan kasus AKI. Jadi
terjadi kenaikan proporsi jumlah kasus AKI sebesar 500% sejak tahun 2006. Disisi lain Puskesmas
Sumbersari selama kurun waktu 2010 telah melaksanakan serangkaian program untuk mengatasi hal
tersebut itu salah satunya adalah penempatan bidan desa di setiap desa,
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Puskesmas Sumbersari, dari seluruh kasus AKI yang
ditemukan sejak tahun 2006 sampai 2010, berdasarkan lokasi penemuan kasus, dapat dijelaskan
sebagai berikut: 33% kasus ditemukan di Kecamatan Sumbersari yang berdekatan dengan lokasi
Puskesmas Sumbersari, 33% kasus ditemukan di kecamatan Wirolegi yang berdekatan dengan
fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu), 16% kasus ditemukan di wilayah
kecamatan Karang Rejo yang berdekatan dengan fasilitas kesehatan berupa Polindes, dan 16% kasus
ditemukan di Kecamatan Tegal Gede yang berdekatan dengan fasilitas kesehatan berupa Pustu.
Permasalahan akses pada pelayanan kesehatan yang kurang memadai juga menjadi pemicu
tingginya Angka Kematian Ibu. Terutama terjadi di wilayah yang terpencil, kerap sekali ditemukan
masalah ini. Puskesmas Sumbersari sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang memadai
ternyata tidak sampai menjangkau pada seluruh perempuan yang membutuhkan. Padahal dari sisi
letak sangat mudah dijangkau oleh masyarakat. Hal ini bisa disebabkan karena rendahnya kontribusi
perempuan dalam memutuskan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Terbatasnya sarana dan prasarana yang mudah terjangkau perempuan, baik untuk pencegahan
penyakit maupun pengobatan, sehingga ketergantungan perempuan pada laki-laki untuk
pengambilan keputusan yang berdampak pada kesehatan perempuan masih tinggi, seperti
penentuan untuk ke dokter, keikutsertaan KB, penanganan gagal KB, periksa kehamilan, hingga
persalinan.
Dari laporan kegiatan Puskesmas Sumbersari tahun 2010, diketahui bahwa jumlah ibu hamil adalah
1.231 orang, cakupan K1 (98,9%), K4 (77,5), minum Fe1 bumil (86,1%), minum Fe3 (79,2), Imunisasi
TT 1 (92,4%), Imunisasi TT2 (76,2%), persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (66,6%), layanan ibu
nifas (61,4%) , jumlah ibu risti diwilayah puskesmas Sumbersari adalah 246 ibu hamil, yang
mendapat pelayanan hanya 19,5%.
Selain masalah akses pelayanan yang kurang memadai, AKI dipicu pula oleh masalah akses pada
petugas kesehatan yang berkompeten. Ada kemungkinan masyarakat di wilayah kecamatan
Sumbersari tidak memiliki masalah dalam menjangkau letak Puskesmas Sumbersari, namun dari sisi
tenaga kesehatan yang ada mungkin masih terbatas. Karena di Puskesmas hanya tersedia Bidan saja,
tanpa ada dokter spesialis kandungan. Padahal ada beberapa komplikasi kehamilan dan persalinan
yang membutuhkan penanganan dari dokter spesialis. Ini menjadi kendala di Indonesia, mengingat
kebijakan yang di tingkat Puskesmas hanya menyediakan jasa bidan. Pola penyebab kematian di atas
menunjukkan bahwa pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu
Berdasarkan laporan Puskesmas Sumbersari tentang tempat kematian ibu sebagai berikut: dari
seluruh kasus yang ditemukan sejak tahun 2006 sampai tahun 2010, 16% kasus bertempat di rumah,
0 % kasus di perjalanan dan 83% kasus di tempat pelayanan kesehatan.
Dari data diatas, tampak bahwa kasus AKI justru banyak terjadi di tempat pelayanan kesehatan.
Kematian Ibu bisa saja terjadi di tempat pelayanan kesehatan karena keterlambatan rujukan.
Tingginya angka kematian maternal di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh timbulnya penyulit
persalinan yang tidak dapat segera dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih mampu. Faktor waktu
dan transportasi merupakan hal yang sangat menentukan dalam merujuk kasus risiko tinggi.
Ada berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya kematian ibu dan bayi, yang disebabkan oleh tiga
terlambat. Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk
mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi obstetrik. Keadaan ini terjadi karena
berbagai alasan, termasuk di dalamnya adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah,
ketakutan pada rumah sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau
karena tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari pertolongan pada
tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang sedang tidak ada di tempat. Hal ini
membuktikan bahwa posisi perempuan dalam pengambilan keputusan penting yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan jiwanya masih bergantung pada laki-laki dan keluarganya / masih
rendah. Kondisi di atas bisa terjadi akibat dari kemiskinan yang menimpa beberapa keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Sumbersari. Penting untuk dipahami bahwa kemiskinan bukan hanya
terjadi akibat struktur yang tidak memihak, namun juga rendahnya perlindungan komunitas atas
kepemilikan dan pengelolaan aset oleh perempuan. Rendahnya kontrol perempuan terhadap aset
keluarga dan sumberdaya adalah pendorong terjebaknya perempuan dalam lingkaran kemiskinan.
Keterlambatan yang kedua ialah faktor yang berasal dari kondisi eksternal individu yaitu jarak,alat
transportasi,kondisi jalan,biaya hingga menimbulkan terjadinya fase terlambat dalam mencapai
fasilitas kesehatan. Keterlambatan yang ketiga ialah faktor yang berasal dari tenaga ahli yaitu
kualitas perawatan,bahan medis dan non medis, tenaga profesional biaya hingga menimbulkan
terjadinya fase terlambat dalam penanganan yang memadai. Di beberapa desa sudah ada
kegiatan UKBM kesehatan ibu, tetapi saat ini sudah tidak aktif lagi, ada beberapa alasan
yaitu sibuk bekerja, ada anggota yang aktif, pindah keluar kota, tidak ada dana untuk
pertemuan, dll.
Dari berbagai hal yang dikemukakan diatas, perlu dikembangkan strategi Puskesmas untuk
mengatasi berbagai hambatan yang memberikan kontribusi terhadap meningkatnya angka kematian
ibu diwilayah kerjanya dengan melibatkan peran berbagai sector dan masyarakat diwilayah kerjanya.
Lampiran :
2. Lembar KASUS B:
Dari berbagai hal yang dikemukakan diatas, perlu dikembangkan strategi Puskesmas untuk
mengatasi berbagai hambatan yang memberikan kontribusi terhadap pengendalian penyakit tidak
menular diwilayah kerjanya dengan melibatkan peran berbagai sector dan masyarakat.
A B C D
1. Kegawatannya
2. Mendesaknya
3. Penyebarannya
5. Keinginan masyarakat
Jumlah nilai
Cara menetapkan masalah yang prioritas bisa dilakukan melalui berbagai pertimbangan,
diantaranya dengan cara menetapkan skoring dari beberapa parameter sebagai berikut yaitu
berdasarkan:
Penetapan urutan prioritas masalah dapat juga dilakukan dengan memberikan nilai skoring
pada parameter / kriteria : tingkat urgensinya (U), tingkat keseriusannya (S) serta tingkat
perkembangannya (G). Nilai skoring mulai 1-5, Nilai semakin besar diberikan jika tingkat
urgensinya sangat besar, atau tingkat keseriusan dan perkembangannya semakin
memprihatinkan apabila tidak segera diatasi.
1. Sasaran Primer
...........
................
...........
...............
2. Sasaran Sekunder
...........
...............
...........
..............
B. Sasaran Tersier
.....................
....
.....................
...
1. Sasaran Primer
...............
............
...............
...........
2. Sasaran Sekunder
...............
...........
...............
..........
...............
..........
C. Sasaran Tersier
.........................
........................
........................
a. Peserta dibagi tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari 10-11 orang).
b. Setiap kelompok ditugaskan untuk berdiskusi melakukan identifikasi jenis
kegiatan promosi kesehatan. Adapun tugas setiap kelompok adalah sebagai berikut:
Kelompok 1 : melakukan identifikasi jenis kegiatan promosi kesehatan yang
tepat untuk sasaran primer dalam upaya mempercepat penurunan AKI di Puskesmas
Sumbersari (kelas A) dan upaya pengendalian PTM di Puskesmas Sumberagung (kelas B).
Kelompok 2 : melakukan identifikasi jenis kegiatan promosi kesehatan yang
tepat untuk sasaran sekunder dalam upaya mempercepat penurunan AKI di Puskesmas
Sumbersari (kelas A) dan upaya pengendalian PTM di Puskesmas Sumberagung (kelas B).
a. Peserta dibagi tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari 10-11 orang).
b. Setiap kelompok ditugaskan untuk berdiskusi menyusun rencana usulan
kegiatan promosi kesehatan dalam mendukung upaya percepatan penurunan Angka
Kematian Ibu di Puskesmas Sumbersari (kelas A) dan pengendalian PTM (kelas B), tugas
setiap kelompok adalah:
Kelompok 1 : menyusun RUK promosi kesehatan untuk sasaran primer .
Kelompok 2 : menyusun RUK promosi kesehatan untuk sasaran primer.
Kelompok 3 : menyusun RUK promosi kesehatan untuk sasaran tersier.
c. Waktu diskusi: 20 menit. Hasil diskusi setiap kelompok ditulis di kertas flipchart.
d. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusi, dan kelompok yang
lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan.
1. Sasaran primer
2. Sasaran sekunder
3. Sasaran tersier
a. Peserta dibagi dalam tiga kelompok (setiap kelompok terdiri dari 10-11 orang).
Semua kelompok diminta berdiskusi untuk menyusun RPK promosi kesehatan ibu di
Puskesmas Sumbersari (kelas A) dan RPK Promosi Pengendalian PTM (kelas B) . Penyusunan
RPK berdasarkan RUK yang telah disusun sebelumnya. Adapun tugas setiap kelompok adalah
:
Kelompok 1 : menyusun RPK bagi sasaran primer
Kelompok 2 : menyusun RPK bagi sasaran sekunder
Kelompok 3 : menyusun RPK bagi sasaran tersier
b. Tujuan diskusi ini adalah tersusunnya RPK promosi kesehatan di puskesmas
dalam upaya mengatasi masalah yang ada.
c. Waktu Diskusi : 45 menit .
d. Hasil diskusi kelompok di tulis di kertas flipchart.
e. Setiap kelompok diminta untuk menyajikan hasil diskusinya, waktu penyajian
dan tanggapan untuk setiap kelompok : 15 menit
f. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap
penyajian kelompok yang sedang menyajikan.
Sasaran
sekunder
Sasaran
tersier