Anda di halaman 1dari 8

1

Page:
PENGANTAR ILMU BEDAH SARAF

Dr. BUSTAMI, SpBS


BAGIAN/SMF ILMU BEDAH BPK RSU Dr. ZAINOEL
ABIDIN BANDA ACEH (Maret 2007)

PENDAHULUAN

Ilmu bedah saraf adalah ilmu yang mempelajari


tentang semua tindakan pembedahan pada kelainan/gangguan
pada susunan saraf pusat dan perifer.
Kelainan pada bidang bedah saraf meliputi :
1. Kongenital
2. Infeksi
3. Trauma
4. Tumor
5. Vaskular
6. Degeneratif
7. Kelainan pada spine dan saraf perifer
8. Pain
9. Bedah saraf fungsional

I. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital dibidang bedah saraf
diantaranya meliputi :
a. Hidrosefalus
b. Ensefalokel
c. Meningokel
d. Meningoensefalokel
e. Myelokel/lipomyelokel
f. Kraniosinostosis
2
Page:
g. Mikrosefali/anensefali

II. Infeksi
Kelainan infeksi pada bedah saraf antara lain
meliputi :
a. Abses serebri
b. Meningoensefalitis/Ventrikulitis
c. Tuberkuloma
d. HIV/TORCH
e. Meningitis + Hidrosefalus

III. Trauma
Trauma pada bedah saraf meliputi :
a. Trauma kepala
b. Trauma spine (vertebra dan medulla
spinalis)
c. Trauma saraf perifer
IV. Tumor
Tumor dibidang bedah saraf meliputi :
a. Tumor kranial (scalp, kranium dan
intracranial)
b. Tumor spinal (ekstradural, intradural
ekstramedular, intramedular)
c. Neuroma

V. Vaskular
Kelainan vascular dibidang bedah saraf
meliputi :
a. Stroke (iskemik/infark, perdarahan
intraserebral spontan)
b. AVM (arterivena malformasi)
c. Aneurisma
d. Perdarahan subarakhnoid (SAH)
3
Page:
VI. Degeneratif
Kelainan degeneratif dibidang bedah saraf
meliputi :
a. HNP (hernia nucleus pulposus) pada
servikal, thorakal dan lumbal.
b. Kanal stenosis pada servikal, thorakal dan
lumbal.
c. OPLL (ossification of the posterior
longitudinal ligament)

VII. Kelainan pada spine


Kelainan pada spine dibedah saraf meliputi :
a. HNP
b. Kanal stenosis
c. Spondilolistesis
d. Spondilitis TB
e. Trauma
f. Tumor
g. Spina bifida

VIII. Kelainan saraf perifer


Kelainan saraf perifer meliputi :
a. Trauma (tumpul, tajam)
b. Entrapment :
i. CTS (carpal tunnel
syndrome)
ii. Tarsal outlet syndrome
iii. Meralgia paraesthetica
iv. Tardy ulnar palsy
v. Thoracic outlet
syndrome

IX. Pain
4
Page:
Tindakan terhadap pain pada bedah saraf
meliputi :
a. Stimulasi elektrik (otak, medulla spinalis)
b. Pemberian obat langsung ke SSP (epidural,
intrathecal, intraventrikular)
c. Tindakan ablatif intrakranial (cingulotomy,
thalamotomy, mesencefalotomy)
d. Tindakan ablatif spinal (cordotomy,
cordectomy, kommisural myelotomy,
DREZ=dorsal root entry zone, rhizotomy)
e. Simpatektomi
f. Tindakan pada saraf perifer (blok saraf,
neurektomy, neurolitik).

X. Bedah saraf fungsional


Kelainan yang memerlukan tindakan dan
termasuk bedah saraf fungsional meliputi :
a. Epilepsi
b. Parkinson
c. Spastik
d. Torticollis
e. Tremor
f. Hemifacial spasm
g. Hiperhidrosis

GCS= Glasgow Coma Scale (umur > 6 Thn) adalah Skala


penentuan tingkat kesadaran, ada 3 data yang dipakai :
1. Reaksi Membuka Mata (E=Eye).
2. Reaksi Berbicara (V=Voice).
3. Reaksi Gerakan Lengan/Tungkai (M=Motor)

PENILAIAN :
Reaksi Membuka Mata (E):
5
Page:
4 = Buka mata spontan.
3 = Buka mata bila ada rangsangan suara/ dipanggil
2 = Buka mata bila dirangsang nyeri.
1 = Tidak buka mata walau dirangsang apapun

Reaksi Berbicara (V) :


5 = Kata berbentuk kalimat, jawaban tepat, orientasi baik
4 = Bingung, disorientasi waktu tempat dan orang, kata
berbentuk kalimat
3 = Dengan rangsangan nyeri hanya ada kata-kata tak berbentuk
kalimat
2 = Dengan rangsangan nyeri hanya ada suara tetapi tidak
berbentuk kata.
1 = Tidak ada suara dengan rangsangan apapun

Reaksi Gerakan Lengan/Tungkai (M) :


6 = Mengikuti perintah
5 = Mengetahui tempat rangsangan nyeri dengan menolak
rangsangan (melokalisir nyeri)
4 = Hanya menarik bagian tubuhnya bila dirangsang nyeri
3 = Timbul fleksi abnormal bila dirangsang nyeri
2 = Timbul ekstensi abnormal bila dirangsang nyeri
1 = Tidak ada gerakan dengan rangsangan apapun

Cara Penulisan : GCS = E V M


GCS 15 (4-5-6) = kompos mentis.
GCS 3 (1-1-1) = koma dalam.
GCS (X-5-6) E= Tidak bisa dinilai, mata bengkak
GCS (4-X-6) V= Tidak bisa dinilai, tracheostomi
GCS (4-5-X) M= Tidak bisa dinilai, tetraparese/plegi

Untuk anak < 6 tahun :


Eye opening Spontaneus 4
To speech 3
6
Page:
To pain 2
None 1

Verbal Coos,Babbles/ngoceh 5
Iritable cries/cengeng 4
Cries to pain 3
Moan to pain/mengerang 2
None 1
Motor Normal spontaneus movement 6
Withdraws to touch 5
Withdraws to pain 4
Abnormal flexion 3
Abnormal extensi 2
None 1

Kriteria tidak perlu MRS pada cedera otak/ kepala:


1. Orientasi (waktu,tempat) baik.
2. Tidak ada gejala fokal neurologis
3. Tidak muntah-muntah ataupun sakit kepala.
4. Tidak ada fraktur tulang kepala
5. Ada yang bisa mengawasi dengan baik di rumah.
6. Tempat tinggal dalam kota.

Cedera otak/kepala yang harus MRS :


1. Gangguan kesadaran (GCS<15).
2. Ada gejala fokal neurologis (hemiparese, anisokor,
kejang).
3. Nyeri kepala atau muntah-muntah yg menetap.
4. Fraktur tulang kepala,tulang dasar tengkorak
5. Luka tusuk atau luka tembak (korpus alienum).
6. Tidak ada yang mengawasi di rumah.
7. Tempat tinggal di luar kota.
8. Disertai mabuk atau epilepsi.
9. Disertai kelainan lain :
7
Page:
- gangguan pembekuan darah, diabetes mellitus.
- Pasca trepanasi/kraniotomi karena sebab lain.

Catatan/nasehat untuk keluarga penderita cedera otak/kepala


bila tidak indikasi MRS, segera ke RS bila terjadi :
1. Nyeri kepala/vertigo bertambah berat
2. Muntah-muntah bertambah/makin sering
3. Gelisah/kesadaran menurun,mengantuk dan sukar
dibangunkan
4. Kelumpuhan dan kelemahan anggota gerak (kaki dan
tangan)
5. Kejang
Menanyakan dan membangunkan penderita setiap 1 – 2 jam

Daftar observasi pasien MRS minimal meliputi :


- Jam, GCS, respirasi, tekanan darah, nadi, pupil
(bentuk, reflek cahaya dan ukuran), temperature
rektal, jumlah dan jenis cairan infus, jumlah dan
warna urine, jumlah dan warna cairan lambung,
kejang, parese (motorik dan saraf kranialis), muntah,
Hb dan obat yang diberikan.

Indikasi foto polos kepala (schedle = skull AP/LAT) pada GCS


15 :
1. Jejas >5 cm (hematom/vulnus)
2. Luka tusuk/clurit/luka tembak.
3. Corpus alienum (peluru,)
4. Fraktur terbuka.
5. Deformitas kepala (fraktur maxillofacial/tumor)
6. Nyeri kepala menetap
NB :Foto dibaca bila memenuhi syarat pembacaan.

Indikasi CT Scan Kepala :


1. Nyeri kepala atau muntah-muntah menetap
8
Page:
2. Kejang
3. Luka tusuk/tembak kepala (korpus alienum).
4. Penurunan GCS(> 1 point)
5. Cedera otak sedang dan berat
6. Lateralisasi (hemiparese, anisokor)
7. GCS <15 & selama 3 hari terapi konservatif tidak
membaik/tetap
8. Bradikardi (<60x/menit) yang menyertai salah satu gejala
diatas
9. Multitrauma yang direncanakan operasi dengan bius
umum.

Anda mungkin juga menyukai