CEREBRI
DosenPendamping :
Imroatul Faridah, S.Kep.,Ns., M.Kep.,Sp.KMB
Disususn :
DHELA NHASIRACH AISYAH
1820007
2. Etiologi
5. Komplikasi
1) Edema Serebral
Edema Serebral ini terjadi karena adanya suatu peningkatan yang
terjadi pada cairan otak secara berlebihan yang kemudian mengalami
penumpukan di sekitar lesi sehingga menyebabkan efek masa
bertambah. Edema serebri bisa terjadi secara ekstrasel atau intrasel
atau vasogenik.
2) Hidrosefalus
Gangguan ini ditandai dengan meningkatnya intracranial yang
disebabkan oleh adanya ekspansi massa yang ada di dalam rongga
cranium yang tertutup.
3) Herniasi Otak
Komplikasi herniasi ditandai dengan meningkatnya cairan
intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, singuli, dan unkus.
4) Epilepsi
5) Metastase Ke Tempat Lainnya
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Terutama untuk melihat keadaan umum pasien dan kesiapannya
untuk terapi yang akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun kemoterapi),
yaitu:
a. Darah lengkap
b. Hemostasis
c. LDH Fungsi hati, ginjal, gula darah
d. Serologi hepatitis B dan C
e. Elektrolit lengkap
2) Pemeriksaan radiologis
a. CT Scan dengan kontras
b. MRI Kepala dengan kontras,
Pemeriksaan radiologi standar adalah CT scan dan MRI Kepala
dengan kontras. CT scan berguna untuk melihat adanya tumor pada
langkah awal penegakkan diagnosis dan sangat baik untuk melihat
kalsifikasi, lesi erosi/destruksi pada tulang tengkorak. MRI Kepala
dapat melihat gambaran jaringan lunak dengan lebih jelas dan sangat
baik untuk tumor infratentorial, namun mempu-nyai keterbatasan
dalam hal menilai kalsifikasi. Pemeriksaan fungsional MRI seperti
MRS sangat baik untuk menentukan daerah nekrosis dengan tumor
yang masih viabel sehingga baik digunakan sebagai penuntun biopsi
serta untuk menyingkirkan diagnosis banding.
7. Penatalaksanaan Medis
1) Operasi untuk biopsy
2) Pengobatan sitostatika
3) Radioterapi
4) Pengobatan konvensional
5) Kraniektomi
6) Stereotactic radio surgery atau brachyteraphy
2. Secondary Survey
a. Data Umum
Identitas Klien meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
suku, bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit,
diagnosa medis, nomor registrasi.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien gangguan sistem saraf biasanya akan terlihat
bila sudah terjadi disfungsi neurologis. Keluhan yang sering didapatkan
meliputi kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, konvulsi (kejang), sakit kepala yang hebat, nyeri otot,
kaku kuduk, sakit pinggang, tingkat kesadaran menurun, akral dingin,
dan ekspresi rasa takut.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengkajian ringkas dengan PQRST dapat lebih memudahkan perawat
dalam melengkapi pengkajian.
Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
penyebab nyeri, apakah nyeri pada kepala berkurang apabila
beristirahat?
Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien, apakah nyerinya seperti ditusuk-tusuk atau
seperti dipukuli?
Region: di mana latak nyeri itu?
Severity of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien?
Time: berapa lama rasa nyeri berlangsung, kapan, bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari, apakah gejala timbul
mendadak, perlahan-lahan atau seketika itu juga, apakah timbul
gejala secara terus-menerus atau hilang timbul (intermitten), apa
yang sedang dilakukan klien saat gejala timbul, lama timbulnya
(durasi), kapan gejala tersebut pertama kali timbul (onset).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
f. Pemeriksaan Fisik
9) Paru
Inspeksi : Pernapasan meningkat.
Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama
Perkusi : Suara sonor, tak ada redup atau suara tambahan
lainnya.
Auskultasi : Nafas tidak normal, biasanya ada suara
tambahan lainya seperti stridor dan ronchi.
10) Jantung
Inspeksi Tidak tampak iktus cordis.
Palpasi Iktus tidak teraba.
Auskultasi Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.
11) Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar, simetris.
Palpasi : Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak
teraba
Perkusi : Suara thympani.
Auskultasi : Peristaltik usus normal 20 kali/menit
12) Sistem integumen : Turgor kulit kering, CRT >2 detik, adanya
oedema
13) Ekstremitas : Biasa adanya oedem pada ekstermitas jika pasien
tidak sadar.
14) Pemeriksaan Neurologi : Tingkat kesadaran yang umumnya
dikembangkan dengan Glasgow Coma Scala (GCS). Biasanya
pada pasien dengan tumor otak datang dengan keluhan
penurunan kesadaran dengan nilai GCS >15.
15) Pemeriksaan Saraf Kranial
16) Pemeriksaan kekuatan Otot Biasanya pasien dengan tumor otak
terjadinya hemiparise atau kelumpuhan. Kekuatan otot <4
17) Tingkat Kesadaran Biasanya pasien dengan tumor otak masuk
dengan penurunan kesadaran yaitu seperti latergi, stupor, bahkan
sampai semikoma.
18) Pemeriksaan refleks Patologis a) Tanda Babinski Biasanya pada
pasien tumor otak tanda Babinski negatif (-), adanya reaksi yang
terdiri atas pengembangan dan ekstensi jarijari kaki serta elevasi
ibu jari kaki atas penggoresan telapak kaki bagian lateral. b)
Chadock Biasanya pada pasien tumor otak refleks chadock
negatif (-), adanya respon ekstensi ibu jari kaki dan
pengembangan ibu jari lainnya. c) Oppenheim Biasanya pada
pasien tumor otak refleks chadock negatif (-), adanya pengerutan
Krista anterior tibia dari proksimal ke distal d) Gordon Biasanya
pada pasien tumor otak refleks chadock negatif (-), adanya
respon ekstensi ibu jari kaki dan pengembangan ibu jari lainnya.
e) Hoffman-TrommerBiasanya pada pasien tumor otak refleks
chadock negatif (-), adanya respon ibu jari telunjuk dan jari
lainnya fleksi.
19) Pemeriksaan Fisiologis Menurut Morton G (2005) pemeriksaan
fisiologis meliputi : a) Reflek Biseps Biasanya pada pasien
dengan tumor otak yang mengalami penurunan kesadaran atau
hemiparise, refleks biseps positif (+), tidak adanya fleksi siku
yang cepat yang dapat dilihat dan dipalpasi. b) Refleks Triseps
Biasanya pada pasien dengan tumor otak yang mengalami
penurunan kesadaran atau hemiparise, refleks triseps positif (+)
tidak adanya ekstensi cepat pada siku. c) Refleks Brakioradialis
Biasanya pada pasien dengan tumor otak yang mengalami
penurunan kesadaran atau hemiparise refleks brakioradialis
positif (+), tidak adanya fleksi siku kanan, supinasi lengan
bawah, dan fleksi jari-jari tangan dan tangan. d) Refleks
Kuadriseps (Kejutan Lutut atau Patelar) Biasanya pada pasien
dengan tumor otak yang mengalami penurunan kesadaran atau
hemiparise refleks kuadriseps positif (+) Lutut klien tidak
terekstensi dan quadriceps harus berkontraksi. e) Refleks
Achilles (Kejutan Pergelangan Kaki) Biasanya pada pasien
dengan tumor otak yang mengalami penurunan kesadaran atau
hemiparise refleks achilles positif (+), tidak menyebabkan plantar
fleksi dan diikuti dengan relaksasi otot. 8) Pemeriksaan Tanda
Rangsangan Meningeal a) Pemeriksaan Kaku kuduk, dengan
cara: Biasanya pada pasien tumor otak pemeriksaan kaku kuduk
positif (+) adanya tahanan, pasien merasa nyeri, meringis.
b)Brudzinski I ( Brudzinski’s neck sign ). Biasanya pada pasien
dengan tumor otak Brudzinski I negatif (-) tidak terdapat gerakan
infolunter ( fleksi abnormal ) di sendi lutut dan panggul kedua
tungkai. c) Tanda Laseque Biasnya pasien tumor otak tanda
laseque negatif (-), tidak terdapat tahanan dan serta sudut
mencapai 70°. d) Brudzinski II Biasanya pasien dengan tumor
otak Brudzinski II negatif (-), tidak adanya gerakan infolunter
(fleksi abnormal) pada kaki. e) Pemeriksaan Kernig Biasanya
pada pasien tumor otak yang mengalami penurunan kesadaran
tidak terdapat tahanan bisa mencapai sudut 135°, Kernig sign
negatif (-).
g. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Kronis b.d Penekanan Saraf
2) Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d Infeksi Otak
3) Gangguan Mobilitas Fisik b.d Gangguan Neuromuskular
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Nyeri Kronis Setelah Dilakukan Tindakan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui lokasi,
keperawatan selama 3x24 jam karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
maka, Tingkat Nyeri menurun frekuensi, kualitas, identitas frekuensi, kualitas,
Dengan kriteria hasil : nyeri identitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
2. Kesulitan tidur menurun 3. Control lingkungan yang nyeri yang dirasakan px
3. Frekuensi nadi membaik memperberat rasa nyeri 3. Agar nyeri yang dirasakan
4. Tekanan darah membaik dengan terapi music px berkurang
5. Pola nafas membaik 4. Jelaskan strategi meredakan 4. Agar px mengetahui cara
6. Pola tidur membaik nyeri meredakan nyeri
(SLKI : 145, 2017) 5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk membantu proses
analgesic, jika perlu penurunan tingkat nyeri px
b. Implementasi Keperawatan
Perawat memastikan bahwa tindakan yang sedang diimplementasikan, baik oleh pasien,
perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan dan hasil. Tindakan selama implementasi
diarahkan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan
apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan,
merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKOtak.pdf
https://books.google.co.id/books?
id=AKDNoVXFVnEC&pg=PA84&dq=pengertian+tumor+otak&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiWp7GPhtrt
AhULWX0KHTwQDXUQ6AEwAHoECAMQAg#v=onepage&q=pengertian%20tumor%20otak&f=false