LATAR BELAKANG
Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang
semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi
perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi
kesehatan. Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan
berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan
lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari
pemikiran
bahwa
promosi
kesehatan
adalah
suatu
filosofi
umum
yang
menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu
sekaligus kolektif (Taylor, 2003). Praktisi medis termasuk perawat dapat mengajarkan
kepada masyarakat mengenai gaya hidup yang sehat dan membantu mereka
memantau atau menangani risiko masalah kesehatan tertentu.
Para pembuat kebijakan melakukan pendekatan secara umum lewat
penyediaan informasi-informasi yang diperlukan masyarakat untuk memelihara dan
mengembangkan gaya hidup sehat, serta penyediaan sarana-sarana dan fasilitas yang
diperlukan untuk mengubah kebiasaan buruk masyarakat. Berikutnya, perumus
perundang-undangan dapat menerapkan aturan-aturan tertentu untuk menurunkan
risiko kecelakaan seperti misalnya aturan penggunaan sabuk pengaman di kendaraan
(Taylor, 2003).
Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orangorang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan
sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan
di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat
umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan
program promosi kesehatan diperlukan suatu tahapan yang sistematis guna
pencapaian tujuan program yang ditetapkan. Tahapan promosi kesehatan meliputi
tahap pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi hasil.
1
BAB 2
KONSEP TEORI
1.1
3. Flayer
Selebaran berbentuk leaflet, tetapi tidak berlipat.
4. Billboard
Berbentuk papan besar berukuran 2 x 2 m yang berisi tulisan dan atau gambar
yang ditempatkan di pinggir jalan besar yang dapat dibaca atau dilihat oleh
pemakai jalan.
5. Poster
Merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar. Ukuran berkisar 50 x 60 cm.
Karena ukuran yang terbatas, maka tema dalam poster tidak perlu terlalu banyak.
Kata-kata dalam poster tidak lebih dari 7 kata dam hurufnya dapat di baca oleh
orang yang lewat dari jarak 6 meter.
6. Flannelgraph
Merupakan guntingan-guntingan gambar atau tulisan yang dibelakangnya diberi
kertas amril. Keuntungan menggunakan flannelgraph adalah peserta dapat
mendekat dan memilih sendiri gambar atau kata yang diinginkan untuk
ditempelkan pada tempat yang ia inginkan
7. Bulletin board
Berupa papan berukuran 90 x 120 cm yang biasanya dipasang didinding fasilitas
umum. Pada papan ini dapat ditempelkan gambar-gambar leaflet, poster atau
media lain yang mengandung informasi penting yang secara berkala diganti
dengan topik-topik lain.
8. Lembar balik
Merupakan alat peraga yang menyerupai kalender balik bergambar. Lembar balik
mempunyai dua ukuran : ukuran besar terdiri atas lembaran-lembaran yang
berukuran kurang lebih 50x75 cm, sedangkan ukuran kecil kurang lebih 38 x 50
3
cm. Lembar balik digunakan untuk pertemuan kelompok dengan jumlaj maksimal
peserta 30 orang. Flip book biasa dipergunakan untuk pendidikan individu atau
kelompok yang lebih kecil (kirang dari 5 orang).
9. Flashcard
Merupakan sejumlah kartu bergambar berukuran 25 x 30 cm. Flashcrad
dipergunakan untuk sasaran berjumlah kurang dari 30 orang. Apabila pendidik
kesehatan ingin membuat sendiri media yang akan dipergunakannya, maka
langkah-langkah berikut ini perli diterapkan :
1.2
mewakili sesuatu hal nyata.Teori dan konsep mencerminkan filosofi, nilai dan
keyakinan tentang manusia. Banyak model yang dikembangkan dapat mempengaruhi
kesehatan serta memperbaiki intervensi pencegahan dan promosi kesehatan.
Pendekatan model kesehatan terapan dapat menjadi dasar untuk kegiatan-kegiatan
promosi kesehatan seperti Health Belief Model (HBM),Transteoritical Model
(TTM),Teori Sebab Akibat, Model Transaksional Stres dan Koping, Theory of
Reasoned Action (TRA), serta Health Field Concept.
a.Model keyakinan kesehatan (Healty Belif Model)
Model Keyakinan Kesehatan (Health Belif Model-HBM) dikembangkan sejak
1950 olehn kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat
Amerika. Model ini digunakan untuk menjelaskan kegagalan partisipasi masyarakat
secara luas dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Model ini juga sering
dipertimbangkan sebagai kerangka utama perilaku kesehatan yang dimulai dari
pertimbangan orang-orang tentang kesehatan. Selain itu, model keyakinan
perilaku
Model
Keyakinan
teori yang berbeda dari psikoterapi. Mode ini terdiri atas 4 fariabel, yaitu prasyarat
untuk terapi, proses perubahan, isi harus diubah dan hubungan terapeutik. Model ini
disempurnakan oleh prochasta berdasarkan penelitan yang mereka publikasikan
dalam peer review jurnal dan bukunya terdiri atas 5 konstruksi yaitu tahapan
prubahan, proses-proses perubahan, keseimbangan putusan, keberhasilan diri, dan
godaan atau percobaan.
1) Tahapan percobaan
Model perubahan ini adalah sebuah proses yang melibatkan kemajuan melalui
enam tahap:
mendatang
Persiapan yaitu orang yang berniat mengambil tindakan dalam waktu dekat,
berhubungan secara umum teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang
satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta. Pada teori sebab akibat, apa
yang dialami manusia pasti ada penyebabnya. Pengetahuan tentang sebab akibat
mampu mendorong seseorang untuk bertindak hati-hati dan fokus terhadap akibat.
Teori ilmiah dari berbagai teori ilmiah dari bebagai lapangan ilmu secara umum
sangat bergantung pada hukum sebab akibat (kautalitas). Kautalitas terkait erat
7
ketika memahami hukum sebab akibat tersebut. Aplikasi sebab akibat dalam
promosi kesehatan memberi penekanan pada petugas kesehatan bahwa suatu
penyakit yang terjadi pasti ada penyebabnya.
d. Model Transaksional Stres dan Koping
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan
psikologi. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih
mengenai kejiwaan. Banyak hal yang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal,
kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, sindrom
premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan pada suatu hal, perasaan bingung,
berduka cita dan juga rasa takut.
Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk
mengevaluasi proses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan
sebagai transaksi orang dengan lingkungannya. Transaksi ini bergantung pada
dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi oleh penilaian pertama orang
tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial atau budaya
sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi
ancaman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu penilaian seseorang tentang
makna dari suatu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak
relevan. Penilaian kedua menghadapi stresor adalah evaluasi pengendalan stresor
dan sumber daya yang dimiliki untuk menghadapnya. Sebagai conto, penilaian
sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan membuat sebuah pilihan seperti apa
yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1984).
Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pengaruh stres pada orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit
pengalaman negatif. Faktor penting dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu
memengaruhi dan bagaimana orang mencarinperawatan medis atau dukungan
sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strategi masalah berfokus
koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat digunakan
sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik-praktik gaya hidup
(Glanz,dkk,2002).
2.1
Tahap Pengkajian
Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah pengkajian
tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Pengkajian
keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi
data tentang klien, baik individu maupun komunitas. Fase keperawatan ini mencakup
dua langkah yaitu pengumpulan data, dari sumber primer (klien) dan sumber
sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa
keperawatan (Bandman dan Bandman, 1995). Pengkajian bertujuan untuk
menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang
terkait, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien.
Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan proses
asuhan keperawatan selanjutnya.
2.
Tahap Perencanaan
a.
akan dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai dengan tujuan/goal yaitu
memberikan layanan keperawatan terbaik pada klien meliputi individu, kelompok
maupun masyarakat. Model perencanaan diperlukan dalam promosi kesehatan
karena perencanaan menyediakan cara untuk memandu pilihan sehingga keputusan
yang dibuat mewakili cara terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pendekatan rasional menunjukkan bahwa seluruh jajaran atau option harus
diidentifikasi dan dipertimbangkan sebelum program komprehensif disusun. Model
perencanaan rasional (Rational planning model) memberika pedoman pilihan dalam
mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk mencapai tujuan yang
akan dicapai. Perencanaan memiliki keuntungan supaya tujuan yang akan dicapai
jelas oleh karena itu dalam tahap perencanaan memerlukan:
1)
2)
3)
4)
Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan
5)
Evaluasi hasil
b.
yang akan dicapai pada hasil pelaksanaan tetapi tidak selalu masuk ke detail tentang
metode atau mengukur hasil. Perencanaan strategis mengacu pada perencanaan
sebuah kegiatan berskala besar yang melibatkan berbagai intervensi pada patner
yang berbeda dan bertahap. Pada English white paper on Public Health
disebutkan bahwa perencanaan strategis mengacu pada kebutuhan yang telah
digabungkan dan kebijakan yang terkait. Simnett (1995) menggambarkan beberapa
tingkat/taraf dalam pengembangan strategi meliputi:
10
1)
4)
5)
c.
atau mungkin dengan menyeleksi sebagian klien dilihat dari kasus yang menjadi
problem.
Identifikasi
kebutuhan
dapat
dilakukan
dengan
melakukan
11
pada kebijakan yang terkait, dan menganalisa proses serta hasil kelingkungan.
Pendidikan objek/sasaran mungkin memutuskan beberapa kategori meliputi:
1)
2)
Affektif klien (objek) mengalami perubahan menuju pola hidup lebih sehat,
yang dapat dilihat pada perubahan tingkah laku dan kepercayaan
3)
4)
Perubahan
lingkungan
menjadi
lebih
sehat,
contoh
membudayakan
12
Tahap Implementasi
Tahap implementasi atau pelaksanaan adalah tindakan penyelesaian yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan yakni untuk mencapai kesehatan yang optimal,
implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana perawatan terhadap perilaku
yang digambarkan dalam hasil individu yang diusulkan. Pemilihan intervensi
keperawatan tergantung pada beberapa faktor:
a. hasil yang diinginkan klien
b. karakteristik dari diagnosa keperawatan
c. penelitian yang berkaitan dengan intervensi
d. kelayakan pelaksanaan intervensi
e. penerimaan intervensi oleh individu
13
f. kemampuan perawat
4.
Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan
dengan tahap evaluasi pada proses keperawatan secara umum. Di dalam tahapan
evaluasi hal penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran yang digunakan
untuk dijadikan suatu pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh dari tujuan dan hasil
yang diharapkan diadakannya suatu kegiatan tersebut. Kedua standar ini selalu
dirumuskan ketika kegiatan ataupun tindakan keperawatan belum diberikan. Selain
itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan pengkajian lagi yang lebih dipusatkan
pada pengkajian objektif dan subjektif klien atau objek kegiatan setelah dilakukan
tindakan promosi kesehatan.
3.1
Pendekatan kelompok
14
Pendekatan masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
kepada sasaran yang jumlahnya banya. Beberapa metode yang masuk
dalam golongan ini adalah : pertemuan umum, pertujukan kesenia,
penyebaran tulisan / poster / media cetak lainnya, pemutaran film, dll.
c
4
dll.
Metode kombinasi. Dalam hal ini termasuk : demostrasi cara (dilihat,
15
memotong pembicaraannya.
Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya.
Bicara dalam gaya yang menarik sasaran.
Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelanpelan dan suasana
menyenangkan.
Harus sungguhsungguh dalam pernyataan.
Jangan memperpanjang mempersilat lidah.
Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang
baik.
Harus jujur dalam mengajar maupun belajar.
Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan.
Catat tanggal kunjungan tujuan, hasil dan janji.
Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada
keluarga sasaran. Ini akan menjalin persahabtan.
diterima.
Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik.
Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi
kurang.
Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode
lainnya.
Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih
tinggi
Keterbatasannya adalah :
16
Pertemuan umum :
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran
dimana disampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk
dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.
Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik,
seperti :
sementara.
Jaminan kedatangan para narasumber lainnya (bila diperlukan).
Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu.
kegiatan.
Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir.
Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada).
Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang
didiskusikan.
17
Kekurangan/keterbatasannya :
campuran.
Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dan dapat
mengurangi jumlah kehadiran.
pendapat
mengenai
perubahan
perilaku
kesehatan.
3.2
bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan
pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukanlah
18
suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah
untuk meyakinkan orang-orang bahwa perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan
itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan
suatu keterampilan yang baru. Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan
persiapan yang diperlukan, seperti :
Anjuran :
dan peserta.
Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang.
Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut.
Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat.
Kekurangan / keterbatasannya :
19
3.3
Pengertian
Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai
alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba,
atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan
informasi.
Kegunaan
Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan
papan tulis dengan fhoto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat
peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus
diperhatikan, yaitu :
ditangkap.
Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang
mengesankan.
Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan.
Jenis / macam media
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar :
20
Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.
Merupakan alat peraga yang paling baik karena muda serta dikenal,
mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini
kelemahannya tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat
bantu mengajar.
Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain :
sdb.
Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang lebih diawetkan
untuk
dibuat
untuk
mempengaruhi
orang
banyak,
21
berlipat.
Leaflet
digunakan
untuk
memberikan
suatu
cerita,
kegiatan
dan
lain-lain.
22
4.1
23
sosial melalui tokoh-tokoh formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini
adalah agar tokoh masyarakat sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat penerima program kesehatan.
Bentuk kegiatan dukungan sosial antara lain pelatihan-pelatihan para tokoh
masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan
sebagainya. Dengan demikian maka sasaran utama dukungan sosial atau bina
suasana adalah para tokoh masyarakat diberbagai tingkat sasaran sekunder.
24
pendidikan kesehatan.
Melaksanakan penyuluhan atau pendidikan kesehatan untuk pemulihan
kesehatan klien antara lain tentang pengobatan, higiene, perawatan, serta
sehat ataupun sakit seperti nutrisi, latihan, penyakit dan pengelolaan penyakit.
Mengajarkan kepada klien informasi tentang tahapan perkembangan.
Membantu klien untuk memilih sumber informasi kesehatan dari buku, koran,
TV, teman, dan lainnya.
Memberikan
informasi,
mendengarkan
secara
objektif,
memberikan
klien.
Membantu klien untuk mengidetifikasi masalah serta faktor-faktor yang
memengaruhi.
Memberikan petunjuk kepada klien untuk mencari pendekatan pemecahan
25
diantaranya yaitu:
1
pelayanan
yang
optimal sesuai
pendekatan
pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
4
masyarakat.
Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan
yang
cepat
penyembuhan.
BAB 3
KESIMPULAN
Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orangorang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan
sasaran kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan
di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat
umum, dan tentu saja kantor-kantor pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan
program promosi kesehatan diperlukan suatu tahapan yang sistematis guna
pencapaian tujuan program yang ditetapkan.
Tahapan promosi kesehatan meliputi tahap pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi hasil. Media promosi kesehatan adalah saluran komunikasi
yang dipakai untuk mengirimkan pesan kesehatan. Media yang dapat dipergunakan
adalah sebagai berikut :
1. Media Elektronik : radio, televisi, internet, telepon, telepon genggam
(handphone), teleconference
2. Media Cetak : majalah, koran, selebaran ( leaflet dan flayer ), booklet, papan
besar (billboard), spanduk, poster, flannelgraph, bulletin board
26
27
Daftar Pustaka
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Promosi Kesehatan Bagi
Perawat Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat promosi Kesehatan, pedoman pengelola
promosi kesehatan, dalam pencapaian PHBS, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat promosi kesehatan, panduan pelatihan
komunikasi perubahan perilaku, untuk KIBBLA.
Departemen Kesehatan RI. Pusat promosi kesehatan, pengembangan media promosi
kesehatan, Jakarta.
Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Irnanda, Yuvita. 2012. Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas
pada Kader Posyandu di Wilayah Binaan Kelurahan Gedung Johor Kecamatan
Medan Johor. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Maulana H. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta. Graha Ilmu.
Taher. M. D.Taylor.. (2003). Medical ethics. Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka
utama
Wahit Icbal M, dkk. 2007. Promosi Kesehatan sebuah pengantar
belajar mengajar dalam pendidikan. Jakarta : Graha Ilmu.
proses
28