Anda di halaman 1dari 26

INSTRUMEN

A. Pengertian instrumen
Secara umum, pengertian instrumen promosi kesehatan adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang
bermanfaat untuk menjawab permasalahan kesehatan.

Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan dalam
sebuah kegiatan promosi kesehatan.

B. Definisi Instrumen Promkes Secara Umum


Adalah suatu alat bantu yang digunakan oleh tenaga promkes untuk
mengukur atau mengumpulkan informasi kuantitatif maupun kualitatif
sebagai bahan pengolahan yang berkenaan dengan objek ukur yang
sedang dilakukan.

C. Pengertian Instrumen Promkes Menurut Para Ahli


Berikut akan dibahas apa saja pengertian instrumen promkes menurut
pendapat para ahli:
1. Menurut KBBI
Instrumen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah
alat yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang
dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia)
serta sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya)
untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.
2. Menurut Suharsimi Arikunto
Pengertian instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.

3. Menurut Notoatmodjo (2010)


Definisi instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan
untuk mengumpulkan data, instrumen penelitian ini dapat berupa
kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan
dengan pencatatan data dan sebagainya.

4. Menurut Ibnu Hajar


Arti instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk bisa
mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter
dan objektif.

Jenis data penelitian yang dimaksud di antaranya adalah:


a. Data kuantitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau
kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-
ukuran kuantitas.
b. Data kualitatif
Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti
sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.
c. Data nominal, ordinal, interval atau data rasio (berdasarkan skala
pengukurannya).
d. Data primer (langsung dari hasil pengamatan) atau sekunder
(diambil dari sumber data lainnya).

5. Menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000)


Pengertian instrumen diartikan sebagai sebuah alat yang digunakan
untuk merekam informasi yang dikumpulkan.

6. Menurut Sugiyono
Menurut Sugiyono, pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai tempat dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat
dari tempatnya dapat dikumpulkan pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

7. Menurut Suryabrata (2008)


Definisi instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
merekam keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis, umumnya
secara kuantitatif. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya
digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Lebih
jauh, dikatakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya
adalah pernyataan

D. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian memiliki beberapa jenis yang berbeda satu sama
lainnya. Berikut merupakan macam-macam instrumen penelitian dan
penjelasan lengkapnya.
1. Tes
Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang bermanfaat juga
sebagai sarana ukur kepada variabel-variabel tertentu yang berupa
kapabilitas, ketrampilan, intelegensi, sikap atau bakat yg dipunyai oleh
individu atau kelompok atau grup.

2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden berupa laporan tentang
pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.

a. Pengertian Kuesioner
1) Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada.
2) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dikirim kepada
responden baik secara Iangsung maupun tidak Iangsung.
Kuesioner atau angket secara umum dapat berbentuk
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai
bentuk angket. Apabila angket tertutup cara menjawab cukup
dengan membubuhkan check list (√) pada kolom. Sementara
itu, apabila angket bersifat terbuka, cara menjawabnya
dengan mengisi jawaban pada kolom yang tersedia.
3) Adapun definisi kuesioner menurut para ahli, adalah sebagai
berikut:
 Dewa Ktut Sukardi (1983)
Pengertian kuesioner adalah suatu bentuk teknik alam
pengumpulan data yang dilakukan pada metode
penelitian dengan tidak perlu/wajib memerlukan
kedatangan langsung dari sumber data.
 Bimo Walgito (1987)
Menurutnya definisi kuesioner adalah daftar pertanyaan
dalam penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh
responden atau informan. Baca Juga: “Populasi dan
Sampel” Pengertian dan Contoh dalam Penelitian

b. Kekurangan Metode Kuesioner


Adapun kekurangan metode kuesioner sebagai berikut.
1) Responden sering tidak teliti, terkadang ada pertanyaan yang
terlewatkan.
2) Responden sering tidak jujur meskipun anonim.
3) Kuesioner sering tidak kembali apabila dikirim lewat pos atau
jasa pengiriman Iainnya.
4) Responden dengan tingkat pendidikan tertentu kemungkinan
kesulitan mengisi kuesioner.

c. Jenis-Jenis Kuesioner dan Contohnya


Sebagai penjelasan mengenai bentuk-bentuk dalam kuesioner
berikut ini akan diberikan penjelasan sekaligus diberikan contoh
yang ada dalam kuesioner:
1) Kuesioner terbuka
Merupakan daftar pertanyaan yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menuliskan pendapat mengenal
pertanyaan yang diberikan peneliti.
Contoh kuesioner terbuka dengan judul penelitian Tingkat
Kepuasan Peserta Didik terhadap Fasilitas di Perpustakaan
sebagai berikut.

Apakah Anda sering memanfaatkan fasilitas perpustakaan


yang ada di sekotah?

2) Kuesioner tertutup merupakan daftar pertanyaan yang


alternatif jawabannya telah disediakan oleh peneliti. Cara ini
seringkali dianggap efektif karena responden dapat Iangsung
membubuhkan tanda centang (√) dalam kolom yang
disediakan.

Contoh kuesioner tertutup sebagai berikut:


a. Kuesioner dengan dua alternatif jawaban
Apakah buku-buku yang ada di perpustakaan sudah
cukup memenuhi kebutuhan belajar Anda?
Ya ( )
Tidak ( )
b. Kuesioner dengan tiga atau Iebih jawaban
Bagaimana pendapat Anda apabila perpustakaan
dilengkapi koneksi Internet?
Sangat setuju sekali ( )
Sangat setuju ( )
Setuju Kurang setuju ( )
Tidak setuju ( )
c. Kuesioner campuran adalah perpaduan antara bentuk
kuesioner terbuka dan tertutup.
Contoh kuesioner campuran sebagai berikut.
Apakah Anda setuju apabila koneksi Internet dapat
diakses gratis oleh seluruh peserta didik?
( ) Setuju, alasannya..
( ) Tidak setuju, alasannya…

d. Syarat Membuat Kuesioner yang Baik


Ada beberapa syarat kuesioner yang baik dan mampu menjadi
alat untuk mengumpulkan databagi peneliti. Adapun syarat
kuesioner yang baik di antaranya adalah sebagai berikut;
1) Pertanyaan dibuat dengan bahasa yang jelas dan tidak
ambgu atau multitafsir.
2) Pertanyaan berkaitan dengan masalah yang hendak
dipecahkan dalam penelitian, dan menggunakan bahasa baku
yang mudah dipahami.
3) Banyak membaca jurnal yang berjudul tentang penelitian-
penelitian dengan metode pengumpulan data menggunakan
kuesioner.
4) Untuk hasil yang lebih maksimal tidak ada salahnya sebagai
peneliti yang memberikan kuesioner kepada responden
memilih waktu yang tepat, dan usahakan jangan sampai
menggangu pihak responden.
Demikinalah tulisan mengenai pengertian kuesioner, jenis, dan
contohnya lengkap. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa
memberikan pemahaman bagi seteiap pembaca yang pada saat
ini sedang membutuhkan materi tentang kuesioner. Trimakasih,

Penggunaan kuesioner tepat apabila :


1) Responden (orang yang merenpons atau menjawab
pertanyaan) saling berdekatan atau bertatap muka.
2) Melibatkan sejumlah orang di dalam proyek sistem, dan
berguna bila mengetahui berapa proporsi suatu kelompok
tertentu yang menyetujui atau tidak menyetujui apa yang
ditanyakan dari kuisoner yang diajukan.
3) Melakukan studi untuk mengetahui sesuatu dan ingin mencari
seluruh pendapat sebelum proyek sistem diberi petunjuk-
petunjuk tertentu. Universitas Sumatera Utara
4) Ingin yakin bahwa masalah-masalah dalam kuisioner tersebut
dapat diidentifikasi dan dibicarakan dalam wawancara
langsung maupun tidak langsung.

e. Jenis-jenis pertanyaan dalam kuesioner adalah :


1) Pertanyaan Terbuka : pertanyaan-pertanyaan yang memberi
pilihan-pilihan respons terbuka kepada responden. Pada
pertanyaan terbuka antisipasilah jenis respons yang muncul.
Respons yang diterima harus tetap bisa diterjemahkan
dengan benar.
2) Pertanyaan Tertutup : pertanyaan-pertanyaan yang
membatasi atau menutup pilihan-pilihan respons yang
tersedia bagi responden.

f. Petunjuk-petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk


kuesioner adalah sebagai berikut :
1) Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin.
Usahakan agar katakatanya tetap sederhana.
2) Bekerja dengan lebih spesifik lebih baik daripada ketidak-
jelasan dalam pilihan kata-kata. Hindari menggunakan
pertanyaan-pertanyaan spesifik.
3) Pertanyaan harus singkat.
4) Jangan memihak responden dengan berbicara kapada
mereka dengan pilihan bahasa tingkat bawah.
5) Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat
(maksudnya orang-orang yang mampu merespons). Jangan
berasumsi mereka tahu banyak.
6) Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
teknis cukup akurat sebelum menggunakannya.

3. Wawancara
adalah sebuah instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara juga bisa diartikan
sebagai percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung
antara narasumber dan pewawancara, dimana pewawancara
memberi pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber untuk
mendapatkan informasi.

Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara
dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat
tentang suatu hal.
 Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
 Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau
pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa
disebut dengan informan.
 Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang
yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita
cari.
Menurut Para Ahli
a. Charles Stewart dan W.B. Cash
Wawancara adalah proses komunikasi dipasangkan dengan
tujuan serius dan telah ditentukan dirancang untuk bertukar
perilaku dan melibatkan tanya jawab.
b. Robert Kahn dan Channel
Wawancara adalah pola khusus dari interaksi dimulai secara lisan
untuk tujuan tertentu, dan difokuskan pada daerah konten yang
spesifik, dengan proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak
ada hubungannya secara berkelanjutan.
Koentjaraningrat
c. Wawancara adalah cara yang digunakan untuk tugas tertentu,
mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan
pembentukan responden, untuk berkomunikasi tatap muka.
d. Lexy J. Moleong
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
e. Denzig
Wawancara dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka
percakapan di mana seseorang mendapat informasi dari orang
lain.
f. Lexy J Moleong (1991:135)
Menjelaskan bahwa wawancara dengan tujuan percakapan
tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden
berhadapanlangsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi
secara lisan dengan mendapatkandata tujuan yang dapat
menjelaskan masalah penelitian.
g. Sutrisno Hadi ( 1989:192 )
Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana dua
orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat
melihat mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya
sendiri, ternyata informasi langsung alatpemgumpulan pada
beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau
manifest.
h. Ankur Garg
Seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi
alat bila dilakukan oleh orang-orang yang mempekerjakan calon /
kandidat untuk posisi, jurnalis, atau orang-orang biasa yang
mencari tahu tentang kepribadian seseorang atau mencari
informasi.
Bentuk wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan / mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.

Jenis Wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
b. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali
dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
c. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar.

Sikap-Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara


Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan
suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang
harus dimiliki seorang pewawancara adalah sebagai berikut:

a. Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak


setuju terhadap informasi yang diutarakan oleh responden karena
tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden,
baik yang menyenangkan atau tidak.
b. Ramah; artinya pewawancara menciptakan suasana yang mampu
menarik minat si responden.
c. Adil; artinya pewawancara harus bisa memperlakukan semua
responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan
sopan kepada semua responden bagaimanapun keberadaannya.
d. Hindari ketegangan; artinya, pewawancara harus dapat
menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang
dihakimi atau diuji. Kalau suasana tegang, responden berhak
membatalkan pertemuan tersebut dan meminta pewawancara
untuk tidak menuliskan hasilnya. Pewawancara harus mampu
mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.

Jenis Wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
b. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali
dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
c. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar.

Tahap Tahap Wawancara


a. Tahap Persiapan
1) Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik
wawancara).
2) Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau didata.
3) Menentukan dan menghubungi nara sumber.
4) Menyusun daftar pertanyaan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengucap salam
2) Memperkenalkan diri.
3) Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
4) Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
5) Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
6) Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber
untuk dapat dihubungi kembali jika ada yang perlu
dikomfirmasi atau dilengkapi.
c. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan wawancara terdiri
dari bagian bagian sebagai berikut:
1) Tema atau topik wawancara.
2) Tujuan atau maksud dari wawancara.
3) Identitas narasumber.
4) Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis dalam
bentuk dialog atau dalam bentuk narasi.

Syarat wawancara
Syarat-syarat wawancara di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Ada pewawancara atau wartawan
b. Ada narasumber atau orang yang diwawancarai
c. Ada bahan yang di pertanyakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berwawancara adalah


sebagai berilut:
a. Menentukan topik wawancara
b. Menetapkan narasumber
c. Menulis daftar pertanyaan
d. Merencanakan kegiatan wawancara
e. Mengidentifikasi pernyataan yang tepat untuk pendahuluan
wawancara
f. Membuat janji dengan narasumber dan mengawali kegiatan
wawancara
g. Menyempurnakan pernyataan untuk menutup wawancara
h. Melaksanakan wawancara

Persiapan seorang wawancara


Persiapan seoarang pewawancara antaralain sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan wawancara seroang pewawancara
sebaiknya menyusun daftar pertanyaan serang pewawancara
harus memiliki pengetahuan seputar hal-hal yang akan di
wawancarai
b. Ketika melakukan wawncara bersikaplah sopan dan jangan
memojokkan narasumber
c. Jadilah pendengar yang baik, jangan mengulang pertanyaan
d. Catatlah hal-hal pokok/penting dari hasil wawancara
e. Rangkumlah hasil wawancara, dan janganlah menulis yang bukan
hal-hal pokok/penting dari berita jadikanlah sebagai bahan
menulis berita.

Kerangka wawancara
Kerangka wawancara adalah segala hal yang berisi atau menyangkut
kegiatan wawncara seperti:
a. Topik wawancara
b. Calon narasumber
c. Pokok-pokok isi pertanyaan

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian,


Fungsi, Dan Jenis-Jenis Pranata Sosial Beserta Cirinya Lengkap

TUJUAN WAWANCARA
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasidi mana
sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai.

LANGKAH WAWANCARA
a. Menentukan topik wawancara
b. Menentukan tujuan wawancara
c. Menyusun daftar pertanyaan
d. Menentukan narasumber
e. Melakukan wawancara
f. Mencatat pokok-pokok wawancara
g. Menyusun laporan wawancara

SAAT WAWANCARA
a. Memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan wawancara
b. Menyebutkan nama narasumber dengan benar
c. Bersikap sopan terhadap narasumber
d. Pertanyaan harus sesuai dengan tema
e. Hindari pertanyaan yang berbelitdan membingungkan
f. Jadilah pendengar yang baik saat wawancara
g. Jangan berdebat dengan narasumber
h. Mencatat semua informasi penting untuk mepermudah dalam
membuat laporan
i. Mengucapkan terima kasih bila wawancarai telah selesai

ETIKA WAWANCARA
a. Identifikasi diri dengan menyebutkan nama
b. Jelaskan tujuan dan topic wawancara
c. Datanglah tepat waktu yang dijanjikan
d. Memperhatikan penampilan , termasuk cara berpakaian
e. Bersikap sopan , satun , dan ramah
f. Menggunakan Bahasa yang komunikatif

LAPORAN WAWANCARA
a. Topik
b. Narasumber
c. Tujuan wawancara
d. Tempat wawancara
e. Tanggal wawancara
f. Informasi hasil wawancara
g. Kesimpulan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar


pertanyaan untuk melakukan wawancara:
a. Tentukan topic wawancara dan nara sumber yang akan
diwawancarai.
b. Tanyakan informasi yang ingin didapat dari narasumber secara
singkat sesuai dengan topik dan narasumber.
c. Berbicaralah dengan bahasa yang sopan dan santun.
d. Hindari pertanyaan yang menyinggung narasumber.
e. Cara melakukan wawancara
f. Tentukan topik dan narasumber yang akan kamu wawancarai.
g. Susunlah daftar pertanyaan yang akan kamu tanyakan kepada
narasumber sesuai dengan topic yang kamu tentukan.
h. Lakukan wawancara sederhana sesuai dengan daftar pertanyaan
yang kamu buat dengan narasumber.
i. Gunakan bahasa Indonesia yang santun, baik, dan benar.
j. Catatlah semua informasi yang kamu peroleh.
k. Untuk penilaian catatlah informasi tersebut dalam bentuk laporan.
l. Serahkan laporan pada gurumu untuk dinilai.

Bentuk Wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan / mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.
Keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh sikap wawancara selain
jurnalis juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap
wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan
membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias
komunikatif.

Wawancara yang komunikatif dan hidup juga dibentuk oleh isu-isu


dan informasi tentang materi pelajaran baik oleh pembicara dan
wartawan.

Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan
data,sedangkan pengumpulan data antara lain ada 3,yaitu:
 Metode pengmatan secara langsung
 Metode dengan menggunakana pertanyaan(wawancara)
 Metode khusus

Dalam pembagian diatas,dasar pembagian adalah sampai berapa


jauh si pengambil data langsung atau tidak langsung bergaul sampai
dengan subjek penelitian

Perbedaan wawancara dengan dengan percakapan sehari-hari:


 Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal
 Responden selalu menjawab pertanyaan
 Pewawancara selalu bertanya
 Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu
jawaban tetapi harus selalu bersikap netral
 Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumya pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide

Wawancara merupakan proses interakasi anatara pewawancara dan


responden.walaupaun bagi pewawancara proses tersebuta adalah
satu bagian dari langkah-langkah dalam penelitian,tetapi belum tentu
bagi responden ,wawancara adalah langkah dalam penelitian,tetapi
belum tentu bagi responden,wawancar adalah bagian dari penelitian.

Andaikata pewawancara dan responden menganngap bahwa


wawancara adalah bagian dari penelitian,tetapi sukses tidakanya
pelaksanaan wawancara bergantung sekali dari proses interaksi yang
terjadi.Suatu hal yang piling penting dari proses interaksi yang terjadi
adalah wawasan dan pengertian(insight)

Masalah isyarat-isyarat yang berada di bawah persepsi(subliminal


cues) sukar dikenali karena antara pewawancara dan responden
belum saling mengenal.Karena itu pewawancara sedapat mungkin
dapat memperbaiki wawasan atau pengertian dalam interaksi,antara
lain:
1. Siaga terhadap banyak isyarat dan mencoba isyarat tertentu
2. Memcoba membawa isyarat tersebut ke batas yang diberi makna

4. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah sebuah pengamatan
serta pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi menjadi salah satu metode pengumpulan data
dengan mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di
lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam
penelitian.
a. Pengertian
 Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara
dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
 Menurut Pauline Young,
Observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan
sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan/
pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi saat
itu.
 Jakoda
Observasi adalah suatu cara yang paling dasar untuk
mendapatkan informasi mengenai gejala - gejala sosial
melalui proses pengamatan.
 Nawawi dan Martini
Nawawi dan Martini menjelaskan bahwa observasi
merupakan kegiatan mengamati, yang diikuti pencatatan
secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang muncul
dalam fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses
tersebut dilaporkan dengan laporan yang sistematis dan
sesuai kaidah yang berlaku.
 Prof. Heru
Observasi merupakan pengamatan yang sebuah studi kasus
atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah,
urut, dan sesuai pada tujuan. Pencatatan pada kegiatan
pengamatan disebut dengan hasil observasi. Hasil
observasi tersebut dijelaskan dengan rinci, tepat, akurat, teliti,
objektif, dan bermanfaat.
 Hanna Djumhhana
Observasi merupakan suatu metode ilmiah yang masih
menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan empiris sebagai cara
yang sering digunakan untuk mengumpulkan data.
 Sutrisno Hadi
Observasi ialah proses yang kompleks, terdiri dari
berbagai macam proses biologis maupun proses psikologis.
Namun, proses yang paling penting ialah ingatan dan
pengamatan.
 Sudjana
Pengertian observasi adalah metode penelitian untuk
mengukur tindakan dan proses individu dalam sebuah
peristiwa yang diamati.
 Patton
Observasi merupakan metode yang akurat dalam
mengumpulkan data. Tujuannya ialah mencari informasi
tentang kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan
objek kajian penelitian.
 Karl Welek
Observasi ialah pencatatan, pemilihan, penyusunan,
penandaan, penggantian dari rangkaian proses tingkah laku
dan suasana yang memiliki hubungan dengan organisasi
tertentu.
 Sugiyono
Sugiyono menyatakan bahwa observasi dalam arti sempit
merupakan proses penelitian mengamati situasi dan kondisi.
 Suharsimi Arikunto
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap
suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung
meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek
dengan menggunakan pengindraan.
 Gibson dan Mitchell
Observasi merupakan teknik untuk menyeleksi dalam
penentuan keputusan dan konklusi terhadap orang lain yang
diamati.
b. Kedudukan Observasi dalam Psikodiagnostik
Kedudukan observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan
proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami
variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.
c. Fungsi Observasi
1) Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat
eksploratif. Bila kita belum mengetahui sama sekali
permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama
dilakukan melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
2) Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya
sudah lebih mendalam. Dalam hal ini, biasanya observasi
dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang
wawancara sebagai metode utama. Observasi akan
membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan,
seberapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta
yang ada.
3) Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian
yang menyangkut tingkah laku bayi maupun hewan akan
mempergunakan metode observasi.
d. Jenis- Jenis Observasi
Pada dasarnya penggolongan jenis obervasi tidak dapat dibuat
secara mutlak karena antara jenis-jenis observasi besar
kemungkinan akan terjadi tumpang tindih. Namun, untuk
memudahkan para ilmuwan dalam melakukan observasi, maka
dibuatlah penggolongan tersebut. Perbedaan jenis-jenis observasi
lebih terletak pada gradasinya saja. Berdasarkan prosedur dan
pelaksanaannya,
Pauline Young membagi observasi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Controlled Observation (observasi terstruktur)
Controlled observation (Observasi terstruktur) adalah suatu
observasi yang prosedur dan pelaksanannya sangat ketat dan
biasanya dibantu dengan alat- alat yang peka, dan dalam
lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang
memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh
karena itu lembar observasinya biasanya sangat terperinci
dan rancangannya sangat kompleks. Selain itu, biasanya
sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu
diadakan simulasi-simulasi nya
2) Uncontrolled Observastion (observasi tidak terstruktur)
Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur) diartikan
sebagai suatu proses observasi yang dilakukan secara
spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa
mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan
kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar
observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat
sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu
rancangan yang kompleks. Berdasarkan hubungan antara
observer dan gejala yang diobservasi, baik observasi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat dibedakan
menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan.
Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan
situasi/lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak
antara observer dengan gejala yang diobservasi. Sedangkan
pada observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan
mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya
benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi,
lingkungan, dan gejala yang diamati.

5. Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai
bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial
kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.

6. Non participant Observation


Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung
dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang
peneliti yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat
berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian.
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh
data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari
luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain :


a. lembar cek list
b. buku catatan
c. kamera photo dll

Syarat Observasi sebagai Metode Ilmiah


Untuk dapat menjadi suatu metode ilmiah, maka observasi harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. observasi harus dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan-
tujuan penelitian tertentu (ada kerangka teori tertentu, ada
perumusan permasalahan, ada teknik-teknik tertentu)
b. observasi harus direncanakan secara sistematis observasi harus
“dicatat” (direkam) secara sistematis sehingga hasilnya dapat
dianalisis dan diinterpretasikan.
c. observasi harus dapat diperiksa/diulang kembali (terutama
validitas dan reliabilitasnya).
d. observer harus objektif
e. observer harus dapat memisahkan antara fakta dengan
interpretasi (penafsiran)
f. observer harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang apa
yang akan diobservasi.
g. observer harus menentukan tujuan observasi berikut aspek-
aspeknya.
h. observer harus memiliki kualitas pribadi seperti sabar, toleran,
menyenangi tugasnya, mampu bekerja dengan waktu yang lama,
mampu mengatasi perasaan, mempunyai rasa ingin tahu, dan
mudah menyesuaikan diri. Perlu diperhatikan bahwa kita tidak
boleh mengabaikan apa yang timbul pada waktu observasi
dilaksanakan walaupun sesutau yang timbul itu tidak termasuk
dalam rencana/rancangan. Jadi kita tidak boleh mengabaikan hal-
hal yang timbul diluar rencana kita; kita tidak boleh terlalu kaku
melaksanakan observasi yang sudah direncanakan.

Suasana Psikologis
Saat melakukan observasi biasanya ada suasana psikologis yang
terjadi, baik pada observer maupun responden, yaitu:
a. Pada Observer:
b. Gembira sekaligus cemas menghadapi hal baru. Stres, khawatir
kehadirannya akan mempengaruhi apa yang akan diobservasi. Harus
berperan serta sekaligus menarik diri agar mampu melihat persoalan.
a. Pada Responden:
c. Bila merasa diamati/dievaluasi, responden jadi bertingkah laku tidak
seperti biasa, menyesuaikan diri dengan norma observer. Feedback
dari observer mungkin mempengaruhi cara responden bertingkah
laku. Karena suasana psikologis bisa ikut mempengaruhi jalannya
maupun hasil observasi, maka perlu diatasi, dengan cara: Observer
harus terlebih dahulu mengenali tempat yang paling leluasa untuk
melakukan observasi (misalnya kantin, perpustakaan, dsb). Observer
harus datang lebih awal daripada responden dan tidak meninggalkan
tempat sebelum kegiatan yang dilakukan responden selesai. Selain
itu, perhatikan beberapa hal: Usahakan responden tidak tahu dirinya
sedang diobservasi. Rumuskan apa yang akan diobservasi supaya
observer tidak bingung. Hindari prasangka dan subjektivitas. Gunakan
alat mencatat hasil observasi agar lancar (kecuali bila penelitian
bersifat kualitatif murni, karena dalam penelitian kualitatif yang
menjadi alat adalah si peneliti itu sendiri; si peneliti mengamati dan
mencatat langsung apa pun yang terjadi). Lakukan
penafsiran/interpretasi hanya bila observasi sudah selesai dilakukan.
Lakukan prosedur kontrol yang teliti.

Penentuan Tujuan Observasi


Tujuan observasi harus bisa menggambarkan What, Who, Where,
When, dan How.
a. What: Apa yang akan diobservasi;
berkaitan dengan tingkah laku yang akan diamati dan dicatat oleh
observer. Tingkah laku yang diamati adalah yang dapat didengar,
dilihat, dihitung, dan diukur. Termasuk kedalam tingkah laku ini adalah
tingkah laku verbal dan nonverbal. Tingkah laku verbal adalah tingkah
laku yang berupa ungkapan kata-kata. Tingkah laku nonverbal
meliputi tingkah laku statis dan dinamis. Tingkah laku statis (status
present) adalah tingkah laku yang tidak mengalami perubahan dari
waktu ke waktu dengan cepat. Tingkah laku statis ini meliputi:
1) Keadaan fisik: bentuk/perawakan/proporsi tubuh
2) Suara: warna/karakteristik suara
3) Performance: cara berpakaian, cara menggunakan make- up,
cara menata rambut, dsb.
4) Tingkah laku dinamis adalah tingkah laku yang dapat berubah dari
waktu ke waktu.Tingkah laku ini meliputi:
 Ekspresi wajah
 Gerakan tubuh
 Gesture
 Posture
 Orientasi ruang
 Distance/jarak
 Nada suara (tekanan, volume) dan cara bicara (ritme)

Pencatatan tingkah laku mana saja yang diamati, bisa dikategorikan


kedalam 2 jenis, yaitu:
 Event sampling, yaitu hanya mengamati beberapa aspek tingkah
laku pada suatu saat tertentu( tingkah laku tertentu saja).
Misalnya seorang observer mencatat tingkah laku agresif seorang
anak saat ia bemain dengan teman-temannya.
 Time sampling, yaitu mengamati dan mencatat apa saja yang
dilakukan individu (tingkah laku yang muncul) dalam waktu /
periode tertentu. Misalnya: dalam suatu kelompok bermain,
seorang observer mengamati seorang anak selama lima menit
dan mencatat tingkah laku apa saja yang dilakukannya.

b. Who: Siapa yang diobservasi.


Misalnya seseorang/kelompok/hewan.

c. Where: Di mana observasi akan berlangsung.


Hal ini berhubungan dengan derajat kontrol yang dilakukan
observerdan situasi observasi (setting):
1) Field setting/ natural setting: situasi alamiah, dilakukan di tempat
individu biasanya berada, tanpa ada kontrol tertentu terhadap
situasi tsb. Contohnya: pasien di RS, anak2 dikelompok bermain/
TK
2) Simulated setting: situasi observasi bila individu mendapat suatu
stimulasi / rangsangan untuk tingkah laku tertentu, misalnya
situasi kerja atau situasi tes tidak sepenuhnya dikontrol
3) Laboratory setting: observasi yg dilakukan dalam suatu
labrotorium dengan kontrol situasi yg cukup ketat,
contoh: eksperimen Albert Bandura untuk mengetahui agresi
anak2 TK
d. When: Waktu observasi dilakukan dan waktu pencatatan.
Waktu observasi dilakukan, misalnya: siang, malam, setiap ½ jam,
setiap 10 jam, dsb. Waktu pencatatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Pencatatan langsung (immediate recording), yaitu pencatatan
dilakukan ketika atau segera setelah pengamatan berlangsung.
2) Pencatatan retrospektif (retrospektif recording), yaitu pencatatan
dilakukan setelah observasi selesai. Yang peru diperhatikan
dalam pencatatan jenis ini adalah terjadinya faktor lupa.
e. How: Bagaimana gejala ini diamati.
Hal ini berkaitan dengan teknik/cara pengambilandata, yaitu melalui
observasi partisipasi atau observasi nonpartisipasi.
1) Observasi partisipasi yaitu suatu cara observasi dimana observer
turut serta dalam kegiatan yang diamati. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data tingkah laku individu yang wajar, tidak dibuat-
buat, tidak dilandasi perasaan curiga atau perasaan sedang
diamati. Misalnya: observer turut bermain dengan anak-anak yang
sedang diobservasi, atau observer ikut mengambil peranan
sebagai pegawai di sebuah perusahaan yang sedang ia amati.
2) Observasi nonpartisipasi, yaitu observer tidak ikut serta dalam
kegiatan individu yang diobservasi. Observer benar-benar
berperan sebagai penonton, pengamat, dan pencatat tingkah laku
yang sedang diobservasi.

Penyusunan Lembar Observasi


Lembar Observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-
langkah melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah, kerangka
teori untuk menjabarkan tingkah laku yang akan diobservasi, prosedur
dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan interpretasi. Pelopor
penyusunan lembar observasi untuk pengamatan tingkah laku adalah Dr.
Dorothy Thomas dan Dr. Charlotte Buhler. Kedua tokoh ini menemukan
cara mereka pada saat melakukan observasi dalam setting situasi
bermain anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman
kanak-kanak. Untuk menyusun lembar observasi ini, langkah-langkah
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Lakukan terlebih dahulu studi pendahuluan, dengan cara:
a. Mengamati gejala (misalnya: tingkah laku, situasi perusahaan, dll)
yang identik dengan gejala yang akan diamati.
b. Mencoba menggolongkan penampilan/gejala
c. Mencoba menuangkan butir a dan b dalam lembar rekaman observasi
dengan format tertentu.
d. Tentukan tujuan observasi secara jelas dan terperinci.
e. Tujuan mencakup: What, Who, Where, When, dan How. (Tujuan telah
dijelaskan secara rinci pada sub topic terdahulu).
f. Jabarkan secara tajam dan terperinci tujuan tersebut dalam elemen-
elemen tingkah laku yang akan diobservasi.
g. Rumuskan secara tajam kerangka teori yang menunjang penjabaran
elemen-elemen tingkah laku tadi.
h. Tuangkan elemen-elementingkah laku tersebut kedalam suatu lembar
rekaman observasi (recording sheet), dengan sistem pencatatannya.
i. Bila hasil observasi akan dijadikan data kuantitatif, tentukan terlebih
dahulu kriteria, skor, dan elemen-elemen tingkah laku untuk analisis.
j. Tentukan kerangka analisis secara teoritis untuk membantu
interpretasi hasil observasi.
k. Observasi dilakukan paling sedikit oleh 2 orang observer dengan
catatan waktu, tanggal, dan tempat kejadian observasi.

Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain :


a. lembar cek list
b. buku catatan
c. kamera photo dll
Kelebihan Metode Observasi
a. Memungkinkan perekaman gejala-gejala pada waktu terjadinya/apa
adanya.
b. Dengan pengamatan langsung dapat mengetes kebenaran dan
keyakinan peneliti, kebenaran data, dan menghapus keraguan adanya
bias.
c. Ada studi sosial/psikologis yang tidak mungkin menggunakan metode
lain, Jadi metode observasi merupakan satu-satunya metode yang
dapat dilakukan. Contohnya: meneliti tingkah laku hewan, anak-anak,
bayi, orang yang terganggu jiwa, orang cacat mental.
d. Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi
untuk melaporkan atau menceritakan pengalamannya. Misalnya: bila
akan mengobservasi orang yang akan menempuh ujian, maka tidak
perlu menanyakan apakah orang yang diobservasi bersedia atau tidak
untuk diobservasi.
e. Mampu memahami tingkah laku yang kompleks dan situasi yang
rumit.
f. Memperoleh gambaran berbagai tingkahlaku dalam waktu yang
bersamaan.

Kelemahan Observasi
a. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan
observasi. Terjadi Hallo Effect.Tanpa pengarahan yang terperinci
akan diperoleh hasil yang sangat subjektif, dimana observer
cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan
penilaian (positif atau negatif). Misalnya, jika kita menyukai
seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya, dan
untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian
positif. Demikian pula sebaliknya. Ada refleksi observer, yaitu ikut
berpengaruhnya struktur kepribadian observer (berkaitan dengan latar
belakang observer), yang tercermin dalam hasil observasinya
terhadap orang yang diobservasi. Selain itu juga pengaruh
pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam kegiatan
observasi. Pengamatan bersifat selektif (berkaitan dengan
keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga berkaitan dengan
minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol
atau yang ingin diamati saja), Untuk mengatasi kelemahan ini bisa
dilakukan cara-cara berikut:
b. Merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan
menuangkannya ke dalam pola-pola tingkah laku yang akan
diobservasi secara jelas dan tajam. Melakukan perekaman hasil
observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun
audiovisual lainnya. Melakukan observasi dengan 2 observer atau
lebih yang berbeda latar belakang, disiplin, maupun
pendidikannya.Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur
kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan secara jelas apa yang
harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan,
dan bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu
adalah untuk menjamin agar observasi dapat diulang kembali.
c. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati. Jika responden
yang diamati mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, bisa
terjadi Hawthorne Effect, yaitu suatu kecenderungan pada individu
untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak menjadi lebih baik,
sehingga menjadi berbeda dari kondisi yang alamiah.
d. Observasi bersifat terbatas (harus menunggu munculnya gejala yang
akan diobservasi). Keterbatasan observasi, lebih-lebih observasi yang
merupakan “observasi partisipasi” akan meminta observer untuk
menunggu gejala-gejala yang akan diamati. Misalnya: kita akan
mengobservasi ekspresi emosi anggota keluarga raja saat
penguburan raja-raja di Tanah Toraja.
e. Sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu. Misalnya untuk
meneliti riwayat hidup seseorang.
f. Observasi tidak mampu menjelaskan dinamika tingkah laku.Misalnya:
meneliti orang marah, hanya melihat orang tersebut cemberut, wajah
memerah, mata melotot, dsb, tapi tidak mengetahui mengapa ia
marah.
g. Observasi tidak mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan
tanggapan seseorang.
h. Tidak banyak bidang yang dapat diteliti dengan menggunakan
observasi sebagai metode utama.
i. Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah Biaya mahal.
Tidak semua orang dapat menggunakan alat bantu (perlu keahlian
khusus) serta Bisa menimbulkan kecurigaan dari responden perlu
diantisipasi.
5. Skala Bertingkat
Skala bertingkat adalah salah satu instrumen penelitian berupa suatu
ukuran subyektif yang dibuat berskala. Skala bertingkat ini juga
disebut sebagai ratings.

6. Dokumentasi
Secara singkat, pengertian dokumentasi dalam kaitannya sebagai
instrumen penelitian adalah suatu bentuk dari pengabadian, arsip
ataupun barang-barang peninggalan yang diabadikan.
Demikianlah informasi mengenai pengertian instrumen penelitian
menurut para ahli dan definisinya secara umum lengkap beserta jenis-
jenis instrumen penelitian dan contohnya. Semoga bisa menjadi
referensi dalam memahami definisi instrumen yang benar.
a. Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi ialah kumpulan dari dokumen-dokumen dapat
memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses
pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta
menyebar luaskan kepada pemakai informasi tersebut.
b. Pengertian Dokumentasi Menurut Para Ahli
Adapu pengertian dokumentasi menurut para ahli yang
diantaranya yaitu:
1) Menurut Paul Otlet “International Economic Conference
1905”
Dokumentasi ialah kegiatan khusus berupa pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan
penyebaran dokumen.
2) Menurut Encyclopedia Britanica
Dokumentasi ialah semacam pengawasan dan penyusunan
bibiliografi yang menggunakan alat-alat seperti indeks, sari
karangan dan isi bibiliografi disamping memakai cara
tradisioanl “klasik dan katalogisasi”, untuk membuat informasi
itu dapat dicapai.
3) Menurut Federataion Internationale De Decomentation
“FID”
Dokumentasi ialah mengumpulkan menyebarkan dokumen-
dokumen dari semua jenis-jenis mengenai semua lapangan
pekerjaan manusia “documentation c’ est reunir, classer et
distribuer des document de tout genre dans tours les
domaines de L’ativite humaine”.
c. Jenis – Jenis Dokumentasi
Berikut Ini Merupakan Jenis – Jenis Dokumentasi.
1) Dokumen Primer adalah dokumen berisi informasi tentang
hasil penelitian asli atau langsung dari sumbernya. Misal :
laporan
2) Dokumen Sekunder adalah dokumen berisi informasi tentang
literatur primer.
3) Dokumen Tersier adalah dokumen berisi informasi tentang
literatur sekunder. Misal : buku
d. Tugas Dokumentasi
Adapun tugas dokumentasi yang diantaranya sebagai berikut:
 Mencari dan mengumpulkan bahan-bahan.
 Mencatat dokumen.
 Mengelolah dokumen.
 Memproduksi dokumen.
 Menyajikan dan menyebarluaskan dokumen.
 Menyimpanan dan memelihara dokumen.
e. Fungsi Dokumentasi
Adapun segi fungsi diantaranya yaitu:
1) Dinamis ialah dokumen yang dapat dipergunakan secara
langsung dalam proses penyelesaian pekerjaan kantor.
 Dinamis aktif.
 Dinamis semi aktif.
 Dinamis in aktif.
2) Setatis ialah dokumen yang tidak dipergunakan secara langsung
dalam pekerjaan kantor yaitu:
 Dokumen koprol.
 Dokumen Literal.
 Dokumen Privat.
f. Pengkodean Dokumentasi
Pengkodean dokumenyasi dapat dengan mudah dilakukan sehingga
tidak membutuhkan. Banyak waktu dalam penyimpanan. Untuk
melakukan pengkodean dokumen dilakukan dengan mencatat pada
buku induk dokumen antara lain sebagai berikut:
1) Nomor urut
2) Tanggal dokumen diperoleh
3) Penyusunan dokumen
4) Nama/judul dokumen
5) Kota tempat terbit
6) Nama penerbit
7) Tahuan penerbitan
8) Jumlah halaman
9) Cara saat memperoleh pada saat ini, dokumen telah banyak yang
direkam atau dijadikan microfilm, bahkan ada pula yang disimpan
dalam memori computer.
Dengan pengolehan kode “kode sandi” akan dapat ditemukan dengan
cepat dokumen yang dicari. Dokumen bisa berwujud lembaran, film,
pita atau rekaman. Untuk wujud dari lembaran khususnya warkat atau
surat-surat dipergunakan system kearsipan atau filling.

Lain dengan dokumen yang terjilid, penyimpanan, penataan dan


pengamanannya dipergunakan system perpusatakaan, pembagian
klasifikasi dimulai dari pembagian utama yang dipecah menjadi dividi,
dividi dipecah lagi menjadi seksi dan seksi dipecah menjadi subseksi.

Perbedaan Dokumen Dan Dokumentasi


Berikut Ini Merupakan Perbedaan Dokumen Dan Dokumentasi.
dokumen/do·ku·men/ /dokumén/ n
1) Surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti
keterangan (seperti akta kelahiran, surat nikah, surat perjanjian)
2) Barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos
3) Rekaman suara, gambar dalam film, dan sebagainya yang dapat
dijadikan bukti keterangan, medis arsip data keadaan
perkembangan kesehatan pasien
dokumentasi/do·ku·men·ta·si/ /dokuméntasi/ n
1) Pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi dalam bidang pengetahuan;
2) Pemberian atau pengumpulan bukti dan keterangan (seperti
gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi
lain): panitia dilengkapi dengan seksi pameran, publikasi, dan

Anda mungkin juga menyukai