A. Pengertian instrumen
Secara umum, pengertian instrumen promosi kesehatan adalah sebuah
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang
bermanfaat untuk menjawab permasalahan kesehatan.
Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan dalam
sebuah kegiatan promosi kesehatan.
6. Menurut Sugiyono
Menurut Sugiyono, pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai tempat dan berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat
dari tempatnya dapat dikumpulkan pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila
dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data,
misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden berupa laporan tentang
pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
a. Pengertian Kuesioner
1) Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada.
2) Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dikirim kepada
responden baik secara Iangsung maupun tidak Iangsung.
Kuesioner atau angket secara umum dapat berbentuk
pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab sesuai
bentuk angket. Apabila angket tertutup cara menjawab cukup
dengan membubuhkan check list (√) pada kolom. Sementara
itu, apabila angket bersifat terbuka, cara menjawabnya
dengan mengisi jawaban pada kolom yang tersedia.
3) Adapun definisi kuesioner menurut para ahli, adalah sebagai
berikut:
Dewa Ktut Sukardi (1983)
Pengertian kuesioner adalah suatu bentuk teknik alam
pengumpulan data yang dilakukan pada metode
penelitian dengan tidak perlu/wajib memerlukan
kedatangan langsung dari sumber data.
Bimo Walgito (1987)
Menurutnya definisi kuesioner adalah daftar pertanyaan
dalam penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh
responden atau informan. Baca Juga: “Populasi dan
Sampel” Pengertian dan Contoh dalam Penelitian
3. Wawancara
adalah sebuah instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk menilai keadaan seseorang. Wawancara juga bisa diartikan
sebagai percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung
antara narasumber dan pewawancara, dimana pewawancara
memberi pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber untuk
mendapatkan informasi.
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara
dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat
tentang suatu hal.
Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.
Narasumber adalah orang yang memberikan jawaban atau
pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa
disebut dengan informan.
Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang
yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita
cari.
Menurut Para Ahli
a. Charles Stewart dan W.B. Cash
Wawancara adalah proses komunikasi dipasangkan dengan
tujuan serius dan telah ditentukan dirancang untuk bertukar
perilaku dan melibatkan tanya jawab.
b. Robert Kahn dan Channel
Wawancara adalah pola khusus dari interaksi dimulai secara lisan
untuk tujuan tertentu, dan difokuskan pada daerah konten yang
spesifik, dengan proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak
ada hubungannya secara berkelanjutan.
Koentjaraningrat
c. Wawancara adalah cara yang digunakan untuk tugas tertentu,
mencoba untuk mendapatkan informasi dan secara lisan
pembentukan responden, untuk berkomunikasi tatap muka.
d. Lexy J. Moleong
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
e. Denzig
Wawancara dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka
percakapan di mana seseorang mendapat informasi dari orang
lain.
f. Lexy J Moleong (1991:135)
Menjelaskan bahwa wawancara dengan tujuan percakapan
tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden
berhadapanlangsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi
secara lisan dengan mendapatkandata tujuan yang dapat
menjelaskan masalah penelitian.
g. Sutrisno Hadi ( 1989:192 )
Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana dua
orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat
melihat mukayang orang lain dan mendengarkan suara telinganya
sendiri, ternyata informasi langsung alatpemgumpulan pada
beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau
manifest.
h. Ankur Garg
Seorang psikolog menyatakan bahwa wawancara dapat menjadi
alat bila dilakukan oleh orang-orang yang mempekerjakan calon /
kandidat untuk posisi, jurnalis, atau orang-orang biasa yang
mencari tahu tentang kepribadian seseorang atau mencari
informasi.
Bentuk wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan / mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.
Jenis Wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
b. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali
dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
c. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar.
Jenis Wawancara
Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis
yaitu:
a. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa
saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa
pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan.
Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak
terkendali.
b. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali
dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
c. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara
mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara
terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah
membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara
garis besar.
Syarat wawancara
Syarat-syarat wawancara di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Ada pewawancara atau wartawan
b. Ada narasumber atau orang yang diwawancarai
c. Ada bahan yang di pertanyakan
Kerangka wawancara
Kerangka wawancara adalah segala hal yang berisi atau menyangkut
kegiatan wawncara seperti:
a. Topik wawancara
b. Calon narasumber
c. Pokok-pokok isi pertanyaan
TUJUAN WAWANCARA
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasidi mana
sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh orang yang diwawancarai.
LANGKAH WAWANCARA
a. Menentukan topik wawancara
b. Menentukan tujuan wawancara
c. Menyusun daftar pertanyaan
d. Menentukan narasumber
e. Melakukan wawancara
f. Mencatat pokok-pokok wawancara
g. Menyusun laporan wawancara
SAAT WAWANCARA
a. Memperkenalkan diri dan menyebutkan tujuan wawancara
b. Menyebutkan nama narasumber dengan benar
c. Bersikap sopan terhadap narasumber
d. Pertanyaan harus sesuai dengan tema
e. Hindari pertanyaan yang berbelitdan membingungkan
f. Jadilah pendengar yang baik saat wawancara
g. Jangan berdebat dengan narasumber
h. Mencatat semua informasi penting untuk mepermudah dalam
membuat laporan
i. Mengucapkan terima kasih bila wawancarai telah selesai
ETIKA WAWANCARA
a. Identifikasi diri dengan menyebutkan nama
b. Jelaskan tujuan dan topic wawancara
c. Datanglah tepat waktu yang dijanjikan
d. Memperhatikan penampilan , termasuk cara berpakaian
e. Bersikap sopan , satun , dan ramah
f. Menggunakan Bahasa yang komunikatif
LAPORAN WAWANCARA
a. Topik
b. Narasumber
c. Tujuan wawancara
d. Tempat wawancara
e. Tanggal wawancara
f. Informasi hasil wawancara
g. Kesimpulan
Bentuk Wawancara
Bentuk-bentuk wawancara antara lain:
a. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.
b. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
c. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat
pesawat telepon.
d. Wawancara pribadi.
e. Wawancara dengan banyak orang.
f. Wawancara dadakan / mendesak.
g. Wawancara kelompok dimana serombongan wartawan
mewawancarai seorang, pejabat, seniman, olahragawan dan
sebagainya.
Keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh sikap wawancara selain
jurnalis juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap
wartawan. Sikap yang baik biasanya mengundang simpatik dan akan
membuat suasana wawancara akan berlangsung akrab alias
komunikatif.
Teknik Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan
data,sedangkan pengumpulan data antara lain ada 3,yaitu:
Metode pengmatan secara langsung
Metode dengan menggunakana pertanyaan(wawancara)
Metode khusus
4. Observasi
Secara umum, pengertian observasi adalah sebuah pengamatan
serta pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi menjadi salah satu metode pengumpulan data
dengan mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung di
lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi dalam
penelitian.
a. Pengertian
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara
dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini
digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
Menurut Pauline Young,
Observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan
sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan/
pengamatan terhadap gejala-gejala spontan yang terjadi saat
itu.
Jakoda
Observasi adalah suatu cara yang paling dasar untuk
mendapatkan informasi mengenai gejala - gejala sosial
melalui proses pengamatan.
Nawawi dan Martini
Nawawi dan Martini menjelaskan bahwa observasi
merupakan kegiatan mengamati, yang diikuti pencatatan
secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang muncul
dalam fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses
tersebut dilaporkan dengan laporan yang sistematis dan
sesuai kaidah yang berlaku.
Prof. Heru
Observasi merupakan pengamatan yang sebuah studi kasus
atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah,
urut, dan sesuai pada tujuan. Pencatatan pada kegiatan
pengamatan disebut dengan hasil observasi. Hasil
observasi tersebut dijelaskan dengan rinci, tepat, akurat, teliti,
objektif, dan bermanfaat.
Hanna Djumhhana
Observasi merupakan suatu metode ilmiah yang masih
menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan empiris sebagai cara
yang sering digunakan untuk mengumpulkan data.
Sutrisno Hadi
Observasi ialah proses yang kompleks, terdiri dari
berbagai macam proses biologis maupun proses psikologis.
Namun, proses yang paling penting ialah ingatan dan
pengamatan.
Sudjana
Pengertian observasi adalah metode penelitian untuk
mengukur tindakan dan proses individu dalam sebuah
peristiwa yang diamati.
Patton
Observasi merupakan metode yang akurat dalam
mengumpulkan data. Tujuannya ialah mencari informasi
tentang kegiatan yang berlangsung untuk kemudian dijadikan
objek kajian penelitian.
Karl Welek
Observasi ialah pencatatan, pemilihan, penyusunan,
penandaan, penggantian dari rangkaian proses tingkah laku
dan suasana yang memiliki hubungan dengan organisasi
tertentu.
Sugiyono
Sugiyono menyatakan bahwa observasi dalam arti sempit
merupakan proses penelitian mengamati situasi dan kondisi.
Suharsimi Arikunto
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap
suatu objek yang ada di lingkungan yang sedang berlangsung
meliputi berbagai aktivitas perhatian terhadap kajian objek
dengan menggunakan pengindraan.
Gibson dan Mitchell
Observasi merupakan teknik untuk menyeleksi dalam
penentuan keputusan dan konklusi terhadap orang lain yang
diamati.
b. Kedudukan Observasi dalam Psikodiagnostik
Kedudukan observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan
proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami
variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.
c. Fungsi Observasi
1) Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang bersifat
eksploratif. Bila kita belum mengetahui sama sekali
permasalahan, biasanya penelitian-penelitian pertama
dilakukan melalui pengamatan di tempat-tempat gejala terjadi.
2) Sebagai metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya
sudah lebih mendalam. Dalam hal ini, biasanya observasi
dijadikan sebagai metode pembantu untuk menunjang
wawancara sebagai metode utama. Observasi akan
membantu untuk mengontrol/memeriksa di lapangan,
seberapa jauh hasil wawancara tersebut sesuai dengan fakta
yang ada.
3) Sebagai metode utama dalam penelitian. Penelitian-penelitian
yang menyangkut tingkah laku bayi maupun hewan akan
mempergunakan metode observasi.
d. Jenis- Jenis Observasi
Pada dasarnya penggolongan jenis obervasi tidak dapat dibuat
secara mutlak karena antara jenis-jenis observasi besar
kemungkinan akan terjadi tumpang tindih. Namun, untuk
memudahkan para ilmuwan dalam melakukan observasi, maka
dibuatlah penggolongan tersebut. Perbedaan jenis-jenis observasi
lebih terletak pada gradasinya saja. Berdasarkan prosedur dan
pelaksanaannya,
Pauline Young membagi observasi menjadi 2 jenis, yaitu:
1) Controlled Observation (observasi terstruktur)
Controlled observation (Observasi terstruktur) adalah suatu
observasi yang prosedur dan pelaksanannya sangat ketat dan
biasanya dibantu dengan alat- alat yang peka, dan dalam
lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang
memungkinkan observasi untuk dilakukan kembali. Oleh
karena itu lembar observasinya biasanya sangat terperinci
dan rancangannya sangat kompleks. Selain itu, biasanya
sebelum observasi sesungguhnya dilakukan, terlebih dahulu
diadakan simulasi-simulasi nya
2) Uncontrolled Observastion (observasi tidak terstruktur)
Uncontrolled observation (observasi tidak terstruktur) diartikan
sebagai suatu proses observasi yang dilakukan secara
spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa
mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan
kembali atas ketajaman hasil observasi tadi. Lembar
observasi sebagai pedoman pelaksanaan pun dibuat sangat
sederhana, hanya berisi garis besar pedoman tanpa suatu
rancangan yang kompleks. Berdasarkan hubungan antara
observer dan gejala yang diobservasi, baik observasi
terstruktur maupun yang tidak terstruktur dapat dibedakan
menjadi observasi partisipan dan observasi nonpartisipan.
Pada observasi partisipan, observer terlibat dengan
situasi/lingkungan dimana gejala terjadi. Jadi, tidak ada jarak
antara observer dengan gejala yang diobservasi. Sedangkan
pada observasi nonpartisipan, observer memperlakukan dan
mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya
benar-benar berada “di luar” atau tidak terlibat dalam situasi,
lingkungan, dan gejala yang diamati.
5. Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi mengenai
bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial
kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
Suasana Psikologis
Saat melakukan observasi biasanya ada suasana psikologis yang
terjadi, baik pada observer maupun responden, yaitu:
a. Pada Observer:
b. Gembira sekaligus cemas menghadapi hal baru. Stres, khawatir
kehadirannya akan mempengaruhi apa yang akan diobservasi. Harus
berperan serta sekaligus menarik diri agar mampu melihat persoalan.
a. Pada Responden:
c. Bila merasa diamati/dievaluasi, responden jadi bertingkah laku tidak
seperti biasa, menyesuaikan diri dengan norma observer. Feedback
dari observer mungkin mempengaruhi cara responden bertingkah
laku. Karena suasana psikologis bisa ikut mempengaruhi jalannya
maupun hasil observasi, maka perlu diatasi, dengan cara: Observer
harus terlebih dahulu mengenali tempat yang paling leluasa untuk
melakukan observasi (misalnya kantin, perpustakaan, dsb). Observer
harus datang lebih awal daripada responden dan tidak meninggalkan
tempat sebelum kegiatan yang dilakukan responden selesai. Selain
itu, perhatikan beberapa hal: Usahakan responden tidak tahu dirinya
sedang diobservasi. Rumuskan apa yang akan diobservasi supaya
observer tidak bingung. Hindari prasangka dan subjektivitas. Gunakan
alat mencatat hasil observasi agar lancar (kecuali bila penelitian
bersifat kualitatif murni, karena dalam penelitian kualitatif yang
menjadi alat adalah si peneliti itu sendiri; si peneliti mengamati dan
mencatat langsung apa pun yang terjadi). Lakukan
penafsiran/interpretasi hanya bila observasi sudah selesai dilakukan.
Lakukan prosedur kontrol yang teliti.
Kelemahan Observasi
a. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan
observasi. Terjadi Hallo Effect.Tanpa pengarahan yang terperinci
akan diperoleh hasil yang sangat subjektif, dimana observer
cenderung menilai seseorang dengan sikap menggeneralisasikan
penilaian (positif atau negatif). Misalnya, jika kita menyukai
seseorang, kita cenderung memberikan penilaian positif padanya, dan
untuk seterusnya akan timbul kecenderungan memberikan penilaian
positif. Demikian pula sebaliknya. Ada refleksi observer, yaitu ikut
berpengaruhnya struktur kepribadian observer (berkaitan dengan latar
belakang observer), yang tercermin dalam hasil observasinya
terhadap orang yang diobservasi. Selain itu juga pengaruh
pengalaman-pengalaman emosional dapat tampil dalam kegiatan
observasi. Pengamatan bersifat selektif (berkaitan dengan
keterbatasan penglihatan secara fisiologis, juga berkaitan dengan
minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yang menonjol
atau yang ingin diamati saja), Untuk mengatasi kelemahan ini bisa
dilakukan cara-cara berikut:
b. Merumuskan tujuan penelitian secara sangat terperinci dan
menuangkannya ke dalam pola-pola tingkah laku yang akan
diobservasi secara jelas dan tajam. Melakukan perekaman hasil
observasi yang dibantu dengan alat-alat lain seperti kamera maupun
audiovisual lainnya. Melakukan observasi dengan 2 observer atau
lebih yang berbeda latar belakang, disiplin, maupun
pendidikannya.Dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur
kontrol yang teliti, misalnya harus diuraikan secara jelas apa yang
harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yang digunakan,
dan bagaimana menulis laporannya. Keseluruhan prosedur kontrol itu
adalah untuk menjamin agar observasi dapat diulang kembali.
c. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati. Jika responden
yang diamati mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, bisa
terjadi Hawthorne Effect, yaitu suatu kecenderungan pada individu
untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak menjadi lebih baik,
sehingga menjadi berbeda dari kondisi yang alamiah.
d. Observasi bersifat terbatas (harus menunggu munculnya gejala yang
akan diobservasi). Keterbatasan observasi, lebih-lebih observasi yang
merupakan “observasi partisipasi” akan meminta observer untuk
menunggu gejala-gejala yang akan diamati. Misalnya: kita akan
mengobservasi ekspresi emosi anggota keluarga raja saat
penguburan raja-raja di Tanah Toraja.
e. Sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu. Misalnya untuk
meneliti riwayat hidup seseorang.
f. Observasi tidak mampu menjelaskan dinamika tingkah laku.Misalnya:
meneliti orang marah, hanya melihat orang tersebut cemberut, wajah
memerah, mata melotot, dsb, tapi tidak mengetahui mengapa ia
marah.
g. Observasi tidak mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan
tanggapan seseorang.
h. Tidak banyak bidang yang dapat diteliti dengan menggunakan
observasi sebagai metode utama.
i. Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah Biaya mahal.
Tidak semua orang dapat menggunakan alat bantu (perlu keahlian
khusus) serta Bisa menimbulkan kecurigaan dari responden perlu
diantisipasi.
5. Skala Bertingkat
Skala bertingkat adalah salah satu instrumen penelitian berupa suatu
ukuran subyektif yang dibuat berskala. Skala bertingkat ini juga
disebut sebagai ratings.
6. Dokumentasi
Secara singkat, pengertian dokumentasi dalam kaitannya sebagai
instrumen penelitian adalah suatu bentuk dari pengabadian, arsip
ataupun barang-barang peninggalan yang diabadikan.
Demikianlah informasi mengenai pengertian instrumen penelitian
menurut para ahli dan definisinya secara umum lengkap beserta jenis-
jenis instrumen penelitian dan contohnya. Semoga bisa menjadi
referensi dalam memahami definisi instrumen yang benar.
a. Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi ialah kumpulan dari dokumen-dokumen dapat
memberikan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan proses
pengumpulan dan pengelolaan dokumen secara sistematis serta
menyebar luaskan kepada pemakai informasi tersebut.
b. Pengertian Dokumentasi Menurut Para Ahli
Adapu pengertian dokumentasi menurut para ahli yang
diantaranya yaitu:
1) Menurut Paul Otlet “International Economic Conference
1905”
Dokumentasi ialah kegiatan khusus berupa pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penemuan kembali dan
penyebaran dokumen.
2) Menurut Encyclopedia Britanica
Dokumentasi ialah semacam pengawasan dan penyusunan
bibiliografi yang menggunakan alat-alat seperti indeks, sari
karangan dan isi bibiliografi disamping memakai cara
tradisioanl “klasik dan katalogisasi”, untuk membuat informasi
itu dapat dicapai.
3) Menurut Federataion Internationale De Decomentation
“FID”
Dokumentasi ialah mengumpulkan menyebarkan dokumen-
dokumen dari semua jenis-jenis mengenai semua lapangan
pekerjaan manusia “documentation c’ est reunir, classer et
distribuer des document de tout genre dans tours les
domaines de L’ativite humaine”.
c. Jenis – Jenis Dokumentasi
Berikut Ini Merupakan Jenis – Jenis Dokumentasi.
1) Dokumen Primer adalah dokumen berisi informasi tentang
hasil penelitian asli atau langsung dari sumbernya. Misal :
laporan
2) Dokumen Sekunder adalah dokumen berisi informasi tentang
literatur primer.
3) Dokumen Tersier adalah dokumen berisi informasi tentang
literatur sekunder. Misal : buku
d. Tugas Dokumentasi
Adapun tugas dokumentasi yang diantaranya sebagai berikut:
Mencari dan mengumpulkan bahan-bahan.
Mencatat dokumen.
Mengelolah dokumen.
Memproduksi dokumen.
Menyajikan dan menyebarluaskan dokumen.
Menyimpanan dan memelihara dokumen.
e. Fungsi Dokumentasi
Adapun segi fungsi diantaranya yaitu:
1) Dinamis ialah dokumen yang dapat dipergunakan secara
langsung dalam proses penyelesaian pekerjaan kantor.
Dinamis aktif.
Dinamis semi aktif.
Dinamis in aktif.
2) Setatis ialah dokumen yang tidak dipergunakan secara langsung
dalam pekerjaan kantor yaitu:
Dokumen koprol.
Dokumen Literal.
Dokumen Privat.
f. Pengkodean Dokumentasi
Pengkodean dokumenyasi dapat dengan mudah dilakukan sehingga
tidak membutuhkan. Banyak waktu dalam penyimpanan. Untuk
melakukan pengkodean dokumen dilakukan dengan mencatat pada
buku induk dokumen antara lain sebagai berikut:
1) Nomor urut
2) Tanggal dokumen diperoleh
3) Penyusunan dokumen
4) Nama/judul dokumen
5) Kota tempat terbit
6) Nama penerbit
7) Tahuan penerbitan
8) Jumlah halaman
9) Cara saat memperoleh pada saat ini, dokumen telah banyak yang
direkam atau dijadikan microfilm, bahkan ada pula yang disimpan
dalam memori computer.
Dengan pengolehan kode “kode sandi” akan dapat ditemukan dengan
cepat dokumen yang dicari. Dokumen bisa berwujud lembaran, film,
pita atau rekaman. Untuk wujud dari lembaran khususnya warkat atau
surat-surat dipergunakan system kearsipan atau filling.