A. LATAR BELAKANG
Pendidikan anak usia dini merupakan wilayah pembahasan yang sangat luas dan
semakin menarik. Karena usia dini merupakan awal bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Hal itu akan membawa dampak bagi sepanjang kehidupan anak
selanjutnya. Penelitian dan pengkajian tentang pendidikan anak juga kian meningkat.
Untuk memperjelas tentang konsep pendidikan anak usia dini, akan dijabarkan beberapa
pengertian tentang pendidikan anak usia dini.
Menurut UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional pasal 1 angka 14, menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhana dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1, menyatakan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Menurut Majory Ebbeck dalam Hibana (2005:2) pendidikan anak usia dini
adalah pelayanan kepada anak mulai lahir sampai umur delapan
tahun(1991). Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar
dan menempati kedudukan dan sangat strategis dalam pengembangan sumber daya
manusia. Rentang anak usia dini dari lahir sampai usia enam tahun adalah usia kritis
sekaligus strategis dalam proses pendidikan dan dapat mempengaruhi proses serta hasil
pendidikan seseorang selanjutnya, artinya pada periode ini merupakan periode kondusif
untuk menumbuh kembangkan berbagai kemampuan, kecerdasan, bakat, kemampuan
fisik, kognitif, bahasa, sosio-emosional, dan spiritural (Direktorat, 2005).
Dalam hal upaya mengembangkan kognisi anak, maka dapat dipergunakan
metode-metode yang mampu menggerakkan anak agar menumbuhkan berfikir,
menalar, mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi. Salah satu metode
pembelajaran di PAUD/TK/RA yang sering digunakan adalah metode bermain, karena
bermain dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk belajar dan banyak pelajaran untuk
anak dikemas dalam bermain. Anak yang sehat dan gembira selalu senang bermain.
Acara bermain menjadi sarana mengembangkan kemampuan indranya. Selain
kegembiraan, kebahagiaan dan kebebasan dengan bermain anak mencapai
perkembangan, memperoleh pengalaman yang berharga seperti berkomunikasi dan
bersosialisasi.
Dengan kegiatan bermain anak dapat berlatih menggunakan kemampuan
kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan mengujur isi,
mengujur berat, membandingkan, mencari jawaban yang berbeda dan sebagainya,
disamping itu dengan bermain akan dapat mengembangkan kreatifitasnya yaitu
melakukan kegiatan yang mengandung kelenturan, memanfaatkan imajinasi atau
ekspresi diri. Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi bermain menjadi teramat
penting karena lewat sarana bermain anak-anak belajar mengenal kehidupan dengan
segala pernik-perniknya.
Para ahli berpendapat bahwa untuk mengembangkan kognisi anak dapat
digunakan metode-metode yang mampu menggerakkan anak dalam upaya
menumbuhkan berpikir, menalar, menarik kesimpulan dan membuat generaliasi
(gambaran umum) yang salah satu caranya adalah dengan metode bermain. Namun
yang terpenting dan terlebih dahulu mesti dipahami apa yang sebenarnya konsep
bermain itu. Di Uraikan oleh Warzili (Istadi, 2002: 128) bahwa konsep bermain anak
adalah memberi kebebasan rasa ingin tahunya serta pada akhirnya meningkatkan
kreatifitasnya. Oleh karena begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, seperti
diuraikan Moeslechatoen (2004: 32) dimana melalui kegiatan bermain anak dapat
melakukan koordinasi otot kasar seperti merayap, merangkak, melompat dan lain-lain.
Melalui bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya seperti
membina hubungan dengan anak lain, menyesuaikan diri dengan teman sebaya dan
paham bahwa setiap perbuatan ada konsekuensinya. Demikian juga dalam bermain
balok manfaatnya sangat besar sekali seperti yang diuraikan oleh (Yulia: 2008) antara
lain meningkatkan motorik kasar dan halus anak, mengenalkan konsep dasar
matematika yang meliputi pengenalan konsep berat dan ringan, panjang pendek, besar
kecil, tinggi rendah, kiri kanan, atas bawah serta belajar mengelompokkan benda
berdasarkan bentuk dan warna, merangsang kreatifitas dan imajinasi anak,
mengembangkan keterampilan bahasa anak dimana anak memberikan label pada benda
yang dilihatnya serupa, serta dapat melatih kepemimpinan inisiatif perencanaan dan
kemampuan mengarahkan orang lain.Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa dengan bermain anak akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang
disukainya, bereksprimen dengan bermacam bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan
masalah dan bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam berkelompok, bekerja sama
dalam berkelompok dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan.
B. MANFAAT
1. Bagi anak : Dapat meningkatkan kreatifitas dan imajinasi dalam bermain balok,
membantu anak dalam berkognisi, mengenal konsep matematika, pengenalan warna
dan bentuk.
2. Bagi guru : Membantu anak dalam menumbuhkan imajinasi dan berkreatifitas
dalam permainan balok, mencari dan menemukan cara mengatasi permasalahan
yang dialami anak didik melalui permainan balok dalam meningkatkan kemampuan
kognitif.
C. PENGERTIAN BALOK
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi panjang , di
mana setiap sisi persegipanjang berimpit dengan tepat satu sisi persegipanjang yang
lain dan persegi panjang yang sehadap adalah kongruen. Bangun berbentuk balok
dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti lemari berbentuk balok,
televisi, speaker, ataupun bis. Terdapat 6 buah sisi yang berbentuk persegi panjang
yang membentuk balok posisinya yakni sisi alas, sisi depan, sisi atas, sisi belakang, sisi
kiri dan kanan. Sisi alas kongruen dengan sisi atas, sisi depan kongruen dengan
sisi belakang , sisi kiri kongruen dengan sisi kanan.
Balok adalah mainan yang tidak asing lagi, karena saat dulu (1979) sekolah di
TK, balok juga sudah ada dan dimainkan di sekolah.Balok adalah potongan-potongan
kayu yang polos (tanpa dicat), sama tebalnya dan dengan panjang dua kali atau
empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Sedikit berbentuk kurva, silinder
dan setengah dari potongan-potongan balok juga disediakan, tetapi semua dengan
panjang yang sama yang sesuai dengan ukuran balok-balok
dasar. (Sumber:Alat Permainan Edukatif untuk Kelompok Bermain, Diknas, 2003).
Bermain balok susun merupakan salah satu alat bermain konstruksi yang
bermanfaat untuk anak. Tidak hanya untuk aspek kognitif, motorik, tetapi juga untuk
meningkatkan kecerdasan emosi anak (EQ). Balok terdiri dari berbagai bentuk. Ada
yang segitiga, segiempat, lingkaran, dengan berbagai warna yang menarik. Balok
dapat dimainkan sendiri oleh anak, maupun berkelompok dengan teman-temannya.
Anak usia batita biasanya belum dapat menciptakan bentuk bangunan yang
bermakna. Biasanya anak hanya menumpukkan baloknya saja. Karena pada tahap ini,
anak berada dalam tahap perkembangan sensor-motornya. Untuk anak di atas usia
batita, mereka sudah dapat menciptakan bentuk yang baru seperti bangunan,
jembatan, dan sebagainya. Pemberian mainan balok dilakukan secara bertahap. Pada
anak usia kecil, jangan diberikan permainan balok yang rumit karena perkembangan
motorik halusnya belum sempurna. Karena manfaatnya besar, permainan ini
sebaiknya diberikan pada anak sejak usia dini. Untuk bayi, tersedia berbagai balok
yang terbuat dari bahan busa.
Bermain Balok Menurut B.E.F Montolalu (6.22) mengemukakakan bahwa : Balok
mempunyai tempat dihati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, bahkan
sampai tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok banyak temuan-temuan terjadi.
Demikian pula pemecahan masalah terjadi secara ilmiah. Bentuk konstruksi mereka
dari yang sederhana sampai yang rumit dapat menunjukkan adanya penigkatan
pengembangan berpikir mereka. Daya penalaran anak akan bekerjaaktif. Konsep
pengetahuan matematika akan mereka temukan sendiri, sepertinama bentuk,
ukuran, warna, pengertian sama/tidak sama, seimbang, dll. Balok dianggap sebagai
alat bermain yang paling bermanfaat dan yang paling banyak digunakan di TK
maupun lembaga pendidikan pra sekolah (Benish, 1978; Kinsmans G Bark, 1979). Nilai
dari membangun dengan balok meliputi 4 aspek pengembangan yaitu : Fisik Motorik,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan Sosial, Perkembangan Emosional.
Tahap 13 : “Bentukbentuk”
Balok diberi Nama Anak memberi nama “bentuk-bentuk " balok dalam satu bangunan
mewakili “benda-benda”. Lebih dari satu balok digunakan untuk membentuk obyek
(contoh: kursi).
2. Saran
Dari makalah ini, dapat kita terapkan permainan balok pada anak guna untuk
mengoptimalkan perkembangan, kemampuan dan kecerdasan anak dalam
berkognisi, berimajinasi dan kreatifitas anak. Tak hanya dari segi kognitif anak,
dengan balok dapat melatih koordinasi antara motorik halus dan motorik kasar anak.
Maka , dari itu sebagai guru haruslah kita bersama-sama mengembangkan potensi
dan kemampuan anak melalui permainan balok.