Anda di halaman 1dari 16

LANGKAH – LANGKAH PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

UNTUK MEMINIMALISIR ANGKA PENYEBAB FAKTOR RISIKO


PENYAKIT GONORHEA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas

Dosen Pembimbing Budi Suharno, S.Kp, M.Kes

Disusun oleh:

FANNY COSLA PRANATA

NIM.P17421173011

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PRODI D4 PROMOSI KESEHATAN MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah komunikasi kesehatan. Atas dukungan
moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Budi Suharno, S.Kp, M.Kes

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Langkah –


Langkah Pencegahan Dan Penanggulangan Untuk Meminimalisir Angka
Penyebab Faktor Risiko Penyakit Gonorhea ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 14 April 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3. Tujuan.............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
2.1 Definisi............................................................................................................................6
2.2 Etiologi............................................................................................................................6
2.3 Patogenesis......................................................................................................................6
2.4 Faktor Risiko Penyakit Gonorhea...................................................................................7
2.5 Diagnosis Penyakit Gonorhea.........................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PEMBAHASAN........................................................................................................................9
3.1 Penyakit Gonorhea..........................................................................................................9
3.2 Tanda dan Gejala.............................................................................................................9
3.3 Masa Inkubasi dan Diagnosa Gonorhea........................................................................11
3.4 Cara Penularan..............................................................................................................11
3.5 Pencegahan dan Penanggulangan.................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

BAB I
4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gonore merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang sering
terjadi dan merupakan tantangan kesehatan umum yang dijumpai saat ini. Meskipun
gonore telah diketahui menginfeksi manusia sejak lama, akan tetapi masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat baik di negara maju maupun di negara yang sedang
berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) terdapat kasus baru gonore
pada kelompok usia 15– 49 tahun, yaitu sebanyak 78 juta kasus, sedangkan di Asia
Tenggara angka prevalensi gonore sebanyak 9,3 juta orang. Menurut Integrated
Biological and Behavioral Survey (IBBS) tahun 2013, prevalensi di kalangan lelaki yang
berhubungan seks dengan lelaki (LSL) sebanyak 21,2%, transgender sebanyak 19,6%,
dan WPS sebanyak 17,7–32,2%.

Angka kejadian infeksi gonore tinggi pada kelompok berisiko tinggi seperti
wanita penjaja seks (WPS), akan berpengaruh pada penularan ke masyarakat yang lebih
luas dan meningkatkan risiko penularan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Pada beberapa negara tingginya angka kejadian gonore dikaitkan pula dengan
terdapatnya resistensi pengobatan terhadap infeksi ini. Kepekaan terhadap pengobatan
yang semakin menurun akan menyebabkan angka kesembuhan menurun, pengobatan
yang tidak tuntas, angka kekambuhan yang semakin meningkat dan angka penularan
yang semakin tinggi. Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang
paling utama adalah melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan
oleh bakteri ini meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual,
misalnya PSK wanita atau lelaki konsumennya. Sedangkan penularan melalui kontak
langsung dengan mukosa jalan lahir biasa terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang
terinfeksi

Penderita gonore sering mengalami koinfeksi, antara lain IMS ulseratif seperti
pada sifilis, herpes progenitalis, ulkus mole, dan granuloma inguinal, IMS nonulseratif
seperti C. trachomatis, HIV, warts, dan Candida albicans. Komplikasi yang dapat terjadi
seperti epididimitis, orkitis, prostatitis, cowperitis, bahkan infertilitas. Meluasnya
penularan penyakit ini terjadi padaPSK wanita dengan beberapa faktor penyebab yang
merugikan wanita. Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman,
yaitu setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual,
5
memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang
beresiko tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus
dilakukan agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan
konseling pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS
termasuk gonorrhe

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah langkah – langkah pencegahan dan penanggulangan untuk meminimalisir
angka penyebab faktor risiko Penyakit Gonorhea?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui langkah – langkah pencegahan dan penanggulangan
terhadap Penyakit Gonorhea
1.3.2 Untuk mengetahui angka penyebab fakto risiko penyakit gonorrhea
1.3.3 Untuk meminimalisir angka penyebab faktor risiko penyakit gonorhea

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
6
Gonore merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh
kuman Neiserria gonorrhoeae. Kuman ini hanya mempunyai satu host, yaitu manusia
dan dapat menginfeksi pria maupun wanita. Penularannya melalui kontak seksual
antar manusia (vaginal, anal, atau oral) [ CITATION Tji20 \l 1033 ]
2.2 Etiologi
Penyakit gonore disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, kuman diplokokus
gram negatif, dengan sisi cekung berdekatan sehingga seperti bentuk ginjal. Ukuran
diameter dari kuman ini adalah 0,6-1,0 µm serta tidak bergerak, tidak membentuk
spora, dan berada di dalam dan/ luar sel leukosit polimorfonuklear (PMN) dan
fastidius. Selain itu, kuman ini tidak dapat bertahan lama untuk hidup di udara bebas,
cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu diatas 39ºC. Pada suhu 35-37ºC,
pH 7,2-7,6 dapat tumbuh secara optimal serta membutuhkan CO2 dengan konsentrasi
2-10%. Kuman ini terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili pada
permukaannya, kecil dan bersifat virulen, sedangkan tipe 3 dan 4 tidak mempunyai
pili, lebih besar, tidak berpigmen dan tidak virulen. Fungsi dari pili adalah untuk
membantu proses penempelan kuman dengan permukaan mukosa atau menyebabkan
resistensi terhadap pengobatan gonore. Membran luar dari kuman ini tersusun atas
protein, fosfolipid, dan lipooligosakarida (LOS) [ CITATION Tji20 \l 1033 ]
2.3 Patogenesis
Gonore dapat ditransmisikan melalui kontak seksual aktif dan juga melalui
transmisi dari ibu ke anak saat melahirkan apabila ibunya terinfeksi gonore. Pada
orang dewasa, N. gonorrhoeae hanya dapat menginfeksi membran mukosa dengan
columnar atau cuboidal epithelium serta noncornified ephitelium. Selain itu, N.
gonorrhoeae juga dapat menginfeksi wanita prapubertas melalui squamous epitelhium
yang immature. Seseorang yang sembuh dari gonore tidak memiliki imunitas terhadap
penyakit ini sehingga seseorang dapat terinfeksi gonore lagi apabila melakukan
kontak seksual dengan orang yang terinfeksi gonore lainnya Selama hubungan
seksual, infeksi sel epitel genital oleh N.gonorrhoeae merupakan proses yang
kompleks, yang terdiri dari adherence, invasi, intracellular survive dan eksositosis.
Hal ini diawali dan dimediasi oleh adherence N. gonorrhea pada sel epitel kuboid ,
kolumnar ataupun noncornified ephitelium yang dimediasi oleh vili, opa dan protein
membran lainnya [ CITATION Dju10 \l 1033 ].

7
Kemudian, N. gonorrhoeae menginvasi sel epitel dan memperbanyak diri di
basement membrane. Bakteri ini menginvasi sel epitel melalui parasitedirected
endocytosis, dimana membran sel mukosa menarik dan menjepit membrane-bound
vacuole yang mengandung bakteri. Vakuola yang mengandung bakteri ini di
transportasikan ke dasar sel dan dilepaskan ke jaringan subepitel dengan eksositosis.
Pada hari ketiga setelah infeksi oleh N. gonorrhoeae, bakteri ini sudah terdapat pada
subepitel. 4 Selama infeksi, lipopolisakarida (LPS) bakteri dilepaskan oleh autolisis
sel atau ingesti oleh neutrofil. LPS menstimulasi produksi Tumor Nekrosis Faktor
(TNF) yang dapat menyebabkan kerusakan sel host. Selain vili, LPS ini juga
membantu N. gonorrhea untuk menghindari aktivitas bakterisidal dari host [ CITATION
Yos20 \l 1033 ]
2.4 Faktor Risiko
Gonore dapat terjadi pada semua manusia. Tetapi tidak semua manusia
mempunyai risiko tinggi untuk terinfeksi kuman penyebab gonore ini. Faktorfaktor yang
meningkatkan risiko untuk terinfeksi kuman Neissreia gonorrhoeae adalah:  Semakin
muda usia (<25 tahun) untuk melakukan hubungan seksual pertama kali
 Penggunaan obat-obatan terutama secara injeksi, peminum alcohol
 Tinggal bersama di suatu tempat penahanan / penjara
 Memiliki banyak pasangan seksual secara bersamaan dan bergantian
 Berhubungan seksual dengan pasangan baru, penderita infeksi menular seksual
(heteroseksual, homoseksual, biseksual)
 Tidak menggunakan kondom atau menggunakan kondom tapi tidak benar
(wanita memiliki risiko ±40-60% tertular oleh pasangannya yang terinfeksi)
 Kondisi tubuh yang rentan terhadap suatu infeksi
 Sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah [ CITATION Tji20 \l 1033 ]

2.5 Diagnosis Penyakit Gonorhoea

Diagnosis [ CITATION Tji20 \l 1033 ] memberikan pedoman tentang tata cara melakukan
diagnosis gonore yang terdiri dari:

2.5.1 Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan oleh tenaga medis atau paramedis dengan
menanyakan beberapa informasi terkait penyakit kepada pasien untuk

8
membantu menentukan faktor resiko pasien, menegakkan diagnosis sebelum
melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
2.5.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan di daerah sekitar genital
pria atau wanita dengan bantuan lampu sorot yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan ahli. Jenis pemeriksaan yang dilakukan pada wanita dan pria
memiliki perbedaan seperti:
a) Pasien wanita, diperiksa dengan berbaring pada meja ginekologik
dengan posisi litotomi. Pemeriksaan dilakukan dengan memisahkan
kedua labia dan diperhatikan adanya tanda kemerahan, pembengkakan,
luka/ lecet, massa atau duh tubuh vagina (cairan yang keluar dari dalam
vagina
b) Pasien pria, diperiksa dengan posisi duduk/ berdiri. Pemeriksaan
dilakukan dengan melihat pada daerah penis adanya tanda kemerahan,
luka/ lecet, duh tubuh uretra (cairan yang keluar dari uretra, bukan
darah dan bukan air seni) dan lesi lain. Pada pasien pria sebelum
dilakukan pemeriksaan diharapkan untuk tidak berkemih selama 1 jam
(3 jam lebih baik)

BAB III
PEMBAHASAN

9
3.1 Penyakit Gonorroehae
Gonore adalah infeksi menular seksual pada epitel dan umunya bermanifestasi
sebagai servisitis, uretritis, proktitis, dan konjungtivitis. Bila tidak dapat diterapi,
infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi seperti endometritis, salpingitis, TOA,
bartolinitis, peritonitis, dan perihepatitis pada pasien wanita, periuretritis dan
epididimitis pada pasien pria, dan oftalmia neonatorum pada neonatus. Gonokokemia
diseminata merupakan kejadian lesi kulit yang tenosinovitis, radang sendi, dan pada
kasus yang jarang endokarditis atau meningitis.
Penyebab dari Gonore adalah keberadaan kuman Neisseria
gonorrhoeae.Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus
yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Perantara dari kuman ini
adalah manusia, tempat kuman keluar berasal dari penis, vagina, dubur, mulut, cara
penularan dari penyakit ini adalah dengan kontak lansung, tempat kuman ini masuk
dari penis, vagina, dubur, mulut dan orang-orang yang berhubungan seks dengan cara
yang tidak aman. Kuman ini dapat tumbuh dan berkembang di tempat yang baik .
Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat
bertahan hidup lama di luar host-nya.
Penularan umum terjadi pada masa inkubasi terjadi sekitar 2–5 hari. Neisseria
Gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi menular. Rendahnya sistem imun di dalam
tubuh seseorang akan memudahkan penyakit ini berkembang di dalam tubuh. Fungsi
penting sistem imun untuk memutus sel-sel tubuh agar tidak menimbulkan
keabnormalan. fungsi sistem imun yaitu melindungi tubuh dari serangan penyakit;
menghancurkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, menghilangkan jaringan atau sel yang
mati untuk perbaikan jaringan, mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
Sistem imun adalah sistem perlindungan luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu bidang. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar,
sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan menurun,
dapat berkembang dalam tubuh.
3.2 Tanda dan Gejala
2-7 hari setelah cedera. Mulanya penderita merasakan terdapat permasalahan di
uretra, beberapa jam kemudian diikuti oleh kompilasi berkemih dan keluarnya nanah dari

10
penis. Penderita sering berkemih, yang semakin memburuk kompilasi penyakit ini
menyebar ke bagian atas uretra. Lubang penis tampak merah dan membengkak.Pada
penderita wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi.
Penderita wanita hanya beberapa yang menunjukkan gejala yang berat, seperti sering
berkemih, nyeri kompilasi berkemih, keluarnya cairan dari vaginadan demam.
Infeksi bisa menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung telur, uretra dan
rektum; menyebabkan nyeri pinggul yang dalam atau nyeri kompilasi melakukan
hubungan seksual. Nanah yang keluar dari leher rahim, uretra atau kontribusi di sekitar
lubang vagina. Wanita dan pria yang melakukan hubungan seksual melalui lubang dubur
bisa menderita gonore pada rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar
anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan
kasar, tinjanya terbungkus oleh lendir dan nanah. Pada pria, gejala awal biasanya timbul
dalam waktu 2-7 hari.
3.3 Tanda dan Gejala Lain:
3.3.1 Gejala pada wanita
 Gejala awal kadang-kadang sangat ringan hingga susah membedakan
antara infeksi kandung kemih atau infeksi vagina.
 Sering buang air kecil dan terasa gatal, nyeri, dan terjadi pendarahan.
 Cairan vagina abnormal dengan disertai Pendarahan vagina abnormal
selama atau setelah berhubungan seks atau antara periode haid.
 Alat kelamin terasa gatal. Perut bagian bawah terasa sakit Kelenjar
bengkak dan nyeri pada pembukaan vagina (luka Bartholin)
 Hubungan seks terasa sakit
 Sakit tenggorokan dan penyakit mata menular
3.3.2 Gejala pada pria
 Cairan penis abnormal (terlihat seperti susu pada awalnya, kemudian
kuning, lembut, dan berlebihan, kadang-kadang darah kebiruan)
 Sering buang air kecil dan terasa sakit
 Gatal nyeri, sakit dan terjadi pendarahan
 Tenggorokan dan penyakit mata menular
3.4 Masa Inkubasi Dan Diagnosa Gonore
Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah dimana ditemukan
bakteri penyebab gonore. Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri,
11
maka dilakukan pembiakan di laboratorium.Gambaran klinik dan perjalanan penyakit
pada perempuan berbeda dari pria.Hal ini disebabkan perbedaan anatomi dan fisiologis
alat kelamin pria dan perempuan.pada laki-laki Masa inkubasi penyakit gonore adalah 3-5
hari.sedangkan gonore pada perempuan kebanyakan asimptomatik sehingga sulit untuk
menentukan masa inkubasinya.
3.5 Cara Penularan
Penularan bakteri Neisseria gonorhoeae pada orang dewasa yang paling utama adalah
melalui kontak seksual. Resiko tertular penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini
meningkat pada orang yang sering berganti-ganti pasangan seksual, misalnya PSK wanita
atau lelaki konsumennya. Sedangkan penularan melalui kontak langsung dengan mukosa
jalan lahir biasa terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi.
3.6 Pencegahan dan Penanggulangan
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dengan melokalisasi PSK wanita agar
mudah dilakukan pembinaan, pemeriksaaan kesehatan dan pengobatan rutin oleh Dinas
Kesehatan ternyata tidak dapat mencegah meluasnya penularan penyakit ini, terbukti
sebanyak 76,9 % PSK wanita menderita penyakit Gonorrhea pada saluran genitalnya.
Kegagalan upaya pemberantasan penyakit ini antara lain disebabkan oleh:
 PSK wanita seringkali keluar dan masuk lokalisasi di daerah lain tanpa pengawasan
yang ketat, sehingga menyulitkan pembinaan.
 Buruknya kesadaran PSK wanita untuk memperhatikan kesehatan reproduksinya.
 Ketidakmauan lelaki untuk menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
dengan PSK wanita.
 Kebiasaan penderita gonorrhea (PSK wanita dan konsumennya) membeli dan
menggunakan antibiotika secara sembarangan yang memicu timbulnya resistensi
bakteri Neisseria gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika (Penicillin, Tetrasiklin,
Ciprofloxacin).
Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia dengan
satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual, memakai kondom bila
melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya
PSK wanita.

12
Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus dilakukan agar salah satu
sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan konseling pranikah,
screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk gonorrhe
Pengobatan gonore biasanya dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1
minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah,
infuse.).Terapi obat untuk gonorrhea akibat meningkatnya galur PPNG (Penisilinase
Producing N. gonorrhoeae) adalah dengan menggunakan antibiotika golongan Quinolon,
Spektinomisin, Kanamisin, Tiamfenikol dan Sefalosphorin. Karena cepatnya timbul
resistensi terhadap antibiotika yang lebih tinggi maka pengobatan gonorrhea dengan
Penisilin dan derivatnya serta golongan Quinolon perlu ditinjau efektifitasnya.
Cara pencegahan penyakit ini adalah dengan penggunaan kondom dapat mencegah
penularan penyakit ini.Kondom yang dipasangkan harus lah benar-benar masih baru dan
tidak rusak atau kadaluarsa. Hindari juga oral seks jika itu tidak penting sekali karena
bakteri ini juga bisa menular lewat mulut-mulut, mulut-penis/vaginal, mulut-
anal,Menghindari penggunaan antibiotik tanpa resep dokter karena akan membuat
bakteri ini kebal terhadap obat antibiotik tersebut.
Pencegahan terbaik, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dengan orang
tidak jelas riwayat hubungan seksualnya di masa lalu, kalau bisa cuma hanya dengan satu
pasangan seks. dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu minggu
(biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah,
biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui
pembuluh darah atau infus).Jika cairan yang terinfeksi sudah sampai mengenai mata,
maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore)..

BAB IV
PENUTUP

13
4.1 Kesimpulan
4.4.1 Gonore adalah infeksi menular seksual pada epitel dan umunya
bermanifestasi sebagai servisitis, uretritis, proktitis, dan konjungtivitis.
Bila tidak dapat diterapi, infeksi ini dapat menimbulkan komplikasi
seperti endometritis, salpingitis, TOA, bartolinitis, peritonitis, dan
perihepatitis pada pasien wanita, periuretritis dan epididimitis pada
pasien pria, dan oftalmia neonatorum pada neonatus. Gonokokemia
diseminata merupakan kejadian lesi kulit yang tenosinovitis, radang
sendi, dan pada kasus yang jarang endokarditis atau meningitis.
4.4.2 Penyebab dari Gonore adalah keberadaan kuman Neisseria
gonorrhoeae.Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk
diplokokus yang merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis.
Perantara dari kuman ini adalah manusia, tempat kuman keluar berasal
dari penis, vagina, dubur, mulut, cara penularan dari penyakit ini adalah
dengan kontak lansung, tempat kuman ini masuk dari penis, vagina,
dubur, mulut dan orang-orang yang berhubungan seks dengan cara yang
tidak aman. Kuman ini dapat tumbuh dan berkembang di tempat yang
baik . Akan tetapi, ia juga rentan terhadap kepanasan dan kekeringan
sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya.
4.4.3 Mulanya penderita merasakan terdapat permasalahan di uretra,
beberapa jam kemudian diikuti oleh kompilasi berkemih dan keluarnya
nanah dari penis. Penderita sering berkemih, yang semakin memburuk
kompilasi penyakit ini menyebar ke bagian atas uretra. Lubang penis
tampak merah dan membengkak.Pada penderita wanita, gejala awal
bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita wanita
hanya beberapa yang menunjukkan gejala yang berat, seperti sering
berkemih, nyeri kompilasi berkemih, keluarnya cairan dari vaginadan
demam
4.4.4 Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks yang aman, yaitu
setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan
seksual, memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan
orang / pasangan yang beresiko tinggi, misalnya PSK wanita.
4.2 Saran

14
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
Lebih meningkatkan untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit gonorrhea.
Lebih memfokuskan pencegahan dan penanggulangan kepada sasaran langsung
untuk meminimalisir angka risiko penyebab penyakit gonorhea

DAFTAR PUSTAKA
Cinta, Y. M. (2020). Penyakit Gonore/Penyakit Menular Seksual. Jurnal Institut Ilmu
Kesehtan Strada Indonesia, 7-11.

15
Fitriyani, N. N. (2019). Pengetahuan Tentang Dampak Infeksi Gonore pada Pasien Pria
dengan Gonore. Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains, 2.

Hamzzah, D. A. (2010). Ilmu Pnyekit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI.

Willy, T. (2020, Juni 11). Pengertian Gonorhea. Retrieved April 14, 2021, from Alodokter:
https://www.alodokter.com/gonore#:~:text=Pencegahan%20Gonore,atau%20tidak
%20bergonta%2Dganti%20pasangan.

16

Anda mungkin juga menyukai