Sifat-sifat Pribadi :
1.Fisik
2.Kecakapan (skill)
3.Teknologi
4.Daya tanggap (perpection)
5.Pengetahuan (knowledge)
6.Daya ingat (memory)
7.Imajinasi (imagination)
Sifat-sifat pribadi yang merupakan watak yang
lebih subyektif, yakni keunggulan seorang
pemimpin dalam keyakinan, ketekunan, daya
tahan, keberanian dll
Karakteristik kepribadian (Davis)
1. Management of Attention
Kemampuan mengkomunikasikan tujuan atau
arah yg dpt menarik perhatian anggota
2. Management of Meaning
Kemampuan menciptakan dan
mengkomunikasikan makna tujuan secara jelas
3. Management of Trust
Kemampuan untuk dipercaya dan konsisten
4. Management of Self
Kemampuan mengendalikan diri dalam batas
kekuatan dan kelemahan
Ringkasan dari Sifat
Intelegensi (kecerdasan)
Kematangan dan keluasan pandangan
sosial
Memiliki motivasi dan keinginan
berprestasi
Memiliki hubungan manusiawi
Kelemahan Teori Sifat
d. cara berkomunikasi
Teori X dan Y
Studi Kepemimpinan Universitas IOWA
Studi Kepemimpinan Universitas OHIO
Studi Kepemimpinan Universitas
Michigan
Managerial Grid
Empat Sistem Manajemen Likert
Teori X & Y Douglas McGregor
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk
pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja
memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun
menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam
bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan
agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia
seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu
diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi,
kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan
segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Teori Kontingensi atau
Teori Situasional
Resistensi atas teori kepemimpinan
sebelumnya yang memberlakukan
asas-asas umum untuk semua situasi
Teori ini berpendapat bhw tidak ada
satu jalan (kepemimpinan) terbaik untuk
mengelola dan mengurus satu
organisasi
Filosofi Teori
Contingency Approach
Respon atau reaksi yang timbul berfokus
pada pendapat bahwa dalam menghadapi
situasi yang berbeda diperlukan perilaku
atau gaya kepemimpinan yang berbeda
Situational Approach
Perilaku atau gaya kepemimpinan harus
sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh
seorang pemimpin
Model Kepemimpinan
Kontingensi atau Situasional
Model Kepemimpinan Situasional dari
Fiedler
Model Kepemimpinan Situasional Tiga
Dimensi dari Reddin
Model Kepemimpinan Situasional dari
Tannenbaum dan Schmidt
Model Kepemimpinan Situasional dari
Hersey dan Blanchard
Gaya Kepemimpinan Fiedler (Koontz,
et al., 1986)
Model kontigensi keefektifan
kepemimpinan dikembangkan Fred E.
Fiedler (Fiedler, 1967). Model ini
mendalilkan bahwa prestasi kelompok
tergantung pada interaksi antara gaya
kepemimpinan dengan kadar
menguntungkan tidaknya situasi.
3 faktor situasional yang menentukan apakah
seseorang memiliki peluang menjadi pemimpin
yang efektif, yaitu :
Mendelegasan,
Pengamatan, Memberitahukan,
Mengawasi, Menunjukkan, Memimpin,
Penyelesaian Menetapkan (TELLING)
(DELEGA
TING)
3 2 1
4
Gaya kepemimpinan Hersey-Blanchard
dibagi menjadi 4 yaitu :
Memberitahukan, Menunjukkan, Memimpin,
Menetapkan (TELLING-DIRECTING-
INSTRUCTION)
Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk
(SELLING-COACHING)
Mengikutsertakan, memberi semangat, kerja
sama (PARTICIPATING-SUPPORTING)
Mendelegasikan, Pengamatan, Mengawasi,
Penyelesaian (DELEGATING)
gaya kepemimpinan yang
diterapkan seorang pemimpin pada
bawahannya bergantung pada
level kematangan (maturity) dari
bawahannya tersebut.
Kematangan didefinisikan
sebagai kamampuan dan kemauan
orang-orang untuk memikul
tanggung jawab
untuk mengarahkan perilaku
mereka sendiri.
Tingkat kematangan yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
6
Tingkat kematangan M3/D3 (mampu
tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya
pemimpin yang tepat untuk bawahan
seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu
Saling bertukar Ide & beri kesempatan
untuk mengambil keputusan.
6
Tingkat kematangan M4/D4 (Mampu dan
Mau) maka gaya kepemimpinan yang
tepat adalah Delegating, mendelegasikan
tugas dan wewenang dengan
menerapkan system control yang baik.
6
Kepemimpinan Pancasila
Asas-asas kepemimpinan Pancasila
Ketuhanan yang maha Esa
Ing ngarsa sung tulada (di depan memberikan teladan)
Ing madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi dan
kemauan)
Tut wuri handayani (di belakang memberikan kekuatan)
Waspada Purba Wisesa (Waspada dan berkuasa)
Ambeg Paramarta (mempunyai sifat-sifat benar yang hakiki)
Prasaja (Bersifat sederhana)
Satya (Bersifat setia, menepati janji, dan selalu memenuhi segala
ucapannya)
Gemi nastiti (Hemat, cermat teliti dan hati-hati)
Terbuka (Komunikatif)
Legawa (rela dan tulus ikhlas)
Bersifat kesatria (Berbudi pekerti luhur dan terpuji)