Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

GARY A. YUKL

Oleh :
Nama : Titik Setiyowati
Nim : 194030101022
Konsentrasi : Manajemen Sumberdaya Manusia
Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Inovasi
Dosen : Dr. Roby Sambung , SE, MM
MEMAHAMI BERBAGAI CARA MEDEFINISIKAN
KEPEMIMPINAN.

• Istilah kepemimpinan adalah kata yang diambil dari kosakata umum dan dimasukkan ke dalam kosakata teknis dari suatu disiplin ilmu
tanpa didefinisikan ulang secara tepat. Sebagai akibatnya, ini membawa konotasi asing yang menciptakan ambiguitas makna (Calder, 1977;
Janda, 1960).
• Kepemimpinan adalah “perilaku individu… mengarahkan aktivitas kelompok menuju tujuan bersama” (Hemphill & Coons, 1957, hlm. 7).
• Kepemimpinan adalah "peningkatan berpengaruh di atas dan di atas kepatuhan mekanis dengan arahan rutin organisasi" (Katz & Kahn,
1978, p. 528).
• Kepemimpinan adalah "proses mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisir menuju pencapaian tujuan" (Rauch & Behling, 1984, p.
46).
• “Kepemimpinan adalah tentang mengartikulasikan visi, mewujudkan nilai-nilai, dan menciptakan lingkungan di mana segala sesuatu bisa
ada tercapai ”(Richards & Engle, 1986, hlm. 206).
• Kepemimpinan menurut saya adalah suatu kegiatan yang memepengaruhi orang agar dapat di arahkan untuk mecapai suatu tujuan
organisasi .kepemimpinan merupakan suatu perilaku individu dalam memimpin orang lain atau kelompok untuk melakukan kegiatan dalam
suatu organisasi secara terarah dan terstruktur untuk mencapai suatu tujuan bersama dalam organisasi tersebut.
KEPEMIMPINAN ATAU MANAJEMEN

Perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen (Gardner & Schermerhorn, 1992; Kotter, 1990; Zaleznik,
1977). Jelaslah bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin tanpa menjadi manajer (misalnya, seorang
pemimpin informal), dan seseorang dapat memiliki jabatan "manajer" tanpa bawahan untuk memimpin.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui tentang apa yang
perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk
mencapai tujuan bersama.
Definisi tersebut mencakup upaya tidak hanya untuk mempengaruhi dan memfasilitasi pekerjaan kelompok
atau organisasi saat ini, tetapi juga untuk memastikan bahwa ia siap untuk menghadapi tantangan masa
depan. Baik bentuk pengaruh langsung maupun tidak langsung disertakan. kepemimpinan sebagai salah
satu dari beberapa peran manajerial.
DEFINISI KEPEMIMPINAN MENURUT GARY
YUKL

Gary Yuki mendefinisikan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan setuju tentang apa yang perlu kita lakukan dan bagaimana melakukannya, dan proses
untuk memfasilitasi upaya individu dan kolektif untuk mecapai tujuan Bersama. Dalam buku ini,
kepemimpinan diperlakukan sebagai peran khusus dan proses pengaruh sosial. Baik proses rasional dan
emosional dipandang sebagai aspek penting dari kepemimpinan. Tidak ada asumsi yang dibuat tentang
hasil aktual dari proses pengaruh, karena evaluasi hasil sulit dan subjektif. Dengan demikian, definisi
kepemimpinan tidak terbatas pada proses yang selalu menghasilkan hasil yang "berhasil".
INDIKATOR EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

untuk mengevaluasi efektivitas kepemimpinan mencerminkan konsepsi eksplisit atau implisit.


Kebanyakan peneliti mengevaluasi efektivitas kepemimpinan dalam kaitannya dengan konsekuensi
pengaruh pada satu individu, kelompok, atau organisasi.
Satu indikator yang sangat relevan dari efektivitas kepemimpinan adalah sejauh mana kinerja tim
atau organisasi ditingkatkan dan pencapaian tujuan.
Ukuran subyektif dari efektivitas mencakup peringkat yang diperoleh dari atasan, rekan kerja, atau
bawahan pemimpin. Sikap dan persepsi karyawan dari pemimpin adalah indikator umum
efektivitas pemimpin lainnya, dan biasanya diukur dengan kuesioner atau wawancara.
GAMBAR 1-1 PERUBAHAN SEBAB - AKIBAT
DARI DUA TIPE PRILAKU KEPEMIMPINAN
Dalam banyak kasus, seorang pemimpin memiliki efek langsung dan tertunda pada kriteria yang sama.
Kedua jenis efek tersebut mungkin konsisten atau tidak konsisten.
Jika tidak konsisten, hasil langsung mungkin sangat berbeda dari hasil yang tertunda. Misalnya,
keuntungan dapat ditingkatkan dalam jangka pendek dengan menghilangkan aktivitas dengan biaya mahal
memiliki efek menunda pemeliharaan peralatan, penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi
baru, dan pelatihan keterampilan karyawan. Dalam jangka panjang, efek bersih dari penghentian aktivitas
penting ini kemungkinan besar adalah keuntungan yang lebih rendah karena konsekuensi negatif perlahan-
lahan meningkat. Efek sebaliknya juga dapat terjadi: peningkatan investasi dalam aktivitas ini cenderung
mengurangi keuntungan langsung tetapi meningkatkan keuntungan jangka panjang.
PENDEKATAN SIFAT (Trait Approach)

Salah satu pendekatan paling awal untuk mempelajari kepemimpinan adalah pendekatan sifat.
Pendekatan ini menekankan pada atribut pemimpin seperti kepribadian, motif, nilai, dan
keterampilan. Yang mendasari pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa orang adalah
pemimpin alami, diberkahi dengan sifat-sifat tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
PENDEKATAN PRILAKU (Behavior Approach)

Pendekatan perilaku dimulai pada awal 1950-an setelah banyak peneliti menjadi putus asa dengan
pendekatan sifat dan mulai lebih memperhatikan apa yang sebenarnya dilakukan manajer dalam
pekerjaannya. Setelah mengidentifikasi jenis perilaku pemimpin yang dapat diamati, perilaku ini
terkait dengan ukuran hasil seperti kinerja kelompok atau unit kerja pemimpin. Sikap dan gaya
kepemimpinan tampak dalam kegiatan sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu
memberi perintah, membagi tugas, dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara
medorongsemangat kerja bawahan, cara memberikan bimbingan dan pengawasan, disiplin
kerja,memimpin rapat anggota dan mengambil keputusan.
PENDEKATAN POWER-INFLUENCE

Alur penelitian ini berupaya menjelaskan efektivitas kepemimpinan dalam hal jumlah dan jenis
kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dan bagaimana kekuasaan itu dijalankan.
Kekuasaan dipandang penting tidak hanya untuk mempengaruhi bawahan, tetapi juga untuk
mempengaruhi rekan kerja, atasan, dan orang di luar organisasi, seperti klien dan pemasok. Metode
penelitian yang sering digunakan adalah penggunaan kuesioner survei untuk menghubungkan
kekuatan pemimpin dengan berbagai ukuran efektivitas kepemimpinan. Penelitian tentang perilaku
mempengaruhi telah digunakan untuk menentukan bagaimana pemimpin mempengaruhi pengikut
dan orang lain yang kerjasama dan dukungannya dibutuhkan oleh seorang pemimpin
PENDEKATAN SITUASIONAL

Pendekatan situasional menekankan pentingnya faktor kontekstual yang mempengaruhi perilaku


pemimpin dan bagaimana hal itu mempengaruhi hasil seperti kepuasan dan kinerja bawahan.
Variabel situasional utama meliputi karakteristik pengikut, sifat pekerjaan yang dilakukan oleh unit
pemimpin, jenis organisasi, dan sifat lingkungan eksternal. Salah satu jalur penelitian adalah upaya
untuk menemukan sejauh mana aspek situasi kepemimpinan mempengaruhi perilaku pemimpin.
Metode penelitian utama adalah studi perbandingan pemimpin dalam situasi yang berbeda,
PENDEKATAN BERBASIS NILAI

• Pendekatan ini mengamati pentingnya nilai-nilai kepemimpinan yang dipegang teguh yang
menarik dan mempengaruhi karyawan (bawahan). Meskipun ada perbedaan dalam poin-poin
yang mereka tekankan, teori kepemimpinan etis, kepemimpinan otentik, kepemimpinan yang
melayani, dan kepemimpinan spiritual, semua memandang nilai-nilai kepemimpinan sebagai
dasar untuk tujuan dan perilaku pemimpin dan dampaknya terhadap pengikut. Inti dari teori-teori
ini adalah gagasan bahwa para pemimpin menginspirasi dan memotivasi keryawan (bawahan)
untuk mengejar visi ideal yang melibatkan nilai-nilai bersama mereka.
KESIMPULAN

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa definisi tentang kepempinian sangat luas
dan beberapa peneliti berusaha untuk mengamatinya dengan berbagai pendekatan misalkan
pendekatan sifat, pendekatan prilaku, Pendekatan Power-influence, pendekatan situasi, dan pendekatan
nilai.

Anda mungkin juga menyukai