TEORI-TEORI KEPEMIMIPINAN
V. Gaya Kepemimpinan
Dari berbagai teori yang kita baca banyak sekali gaya kepemimpinan dan
tipe kepemimpin yang bila ditelusuri sering tumpah tindih pengertiannya,
namun setelah diperhatikan gaya kepemimpinan itu dapat dikelompokkan
menjadi gaya partisipatif dan gaya demokratis yang cocok dengan falsafah
Panncasila, dengan menekankan pada pemberian motivasi yang positif
disertai perhatian yang besar terhadap faktor manusia.
Di sini akan dibahas gaya kepemimpinan sebagai berikut :
a. Gaya Motivasi
Pemimpin dalam menggerakkan orang-orang dengan mempergunakan
motivasi baik yang berimbalan ekonomis, dengan memberikan berupa
hadiah (reward), Jadi bersifat positif maupun yang berupa ancaman
hukuman (pinalties), Jadi bersifat negatif. Sekarang dikenal dengan
istilah “reward and phunisment”. Dalam hubungannya dengan KPI
sedapat-dapatnya menekankan pada pemberian motivasi yang bersifat
positif.
b. Gaya Kekuasaan
Pemimpin yang cenderung menggunakan kekuasaan untuk
menggerakkan orang-orang. Cara bagaimana ia menggunakan
kekuasaan akan menetukan gaya kepemimpinannya. Gaya kekuasaan
ini dapat dikelompkkkan menjadi :
1) Gaya Otokratik,
Gaya ini disebut juga gaya otoritarian yaitu pemimpin yang
menggantungkan pada kekuasaan formalnya, organisasi
dipandang sebagai milik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi
dengan tujuan organisasi.
Lebih dari pada itu wewenang dan juga kekuasaan adalh milik
pribadi bersumber dari statusnya sebagai pemimpin.
Kepemimpinan bersifat pribadi, pengikut adalah alat dan harus
mengikuti saja dan tidak memperoleh kesempatan untuk iktu
ambil bagian dalam proses pengambiulan keputusan.
Pemimpin otokratik ini biasanya tidak mau menerima kritik,
saran atau pendapat dan tidak mau berunding dengan bawahan
(alergi kritik). Kepemimpinan ini juga sering menggunakan gaya
motivasi negatif dengan ancaman dan paksaan.
2) Gaya Partisipatif,
Kadangkala gaya ini juga disebut gaya demokratis, yaitu
pemimpin yang memandang manusia adalah makhluk yang
bermartabat yang harus dihormati hak-haknya.
Dalam menggerakkan pengikut lebih banyak mempergunakan
persuasif dan memberikan contoh-contoh. Kepentingan dan
tujuan organisasi sejauh mungkin diintegrasikan dengan
kepentingan dan tujuan pribadi para pengikut, mengutamakan
kepentingan organisasi dan kepentingan pengikut daripada
kepentingan di pemimpin.
Suka menerima kritik, saran dan pendapat serta mendorong
kelompok untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
dan memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada para
pengikut (pemimpin yang tidak alergi kritik)
Pemimpin gaya ini bersedia memanfaatkan pendapat kelompok,
menunggu persetujuan kelompok, berunding dengan pengikut,
mengutamakan kerja sama, medesentralisasikan kekuasaan,
memberikan keleluasaan (kebebasan) kepada bawahan untuk
bertindak dan mendorong bawahan untuk berpartisipasi
(inisiatif).
Gaya kepemimpinan demokratis/ partisipatif ini yang
berkembang dewasa ini, sehingga dalam apa pun baik sektor
publik maupun sektor privat dapat menerapkan konsep
manajemen stratejik yakni membangun visi, misi, tujuan/
sasaran, nilai, strategi/ kebijakan, program dan kegiatan yang
jelas dan terukur.
3) Gaya Bebas (Free-rein Style),
Kepemimpinan yang hanya mengikuti kemauan pengikut,
menghindari diri penggunaan paksaan atau tekanan. Pemimipin
lebih banyak memberikan kebebasan kepada pengikut untuk
menentukan tujuan organisasi dan dalam menghadapi
permasalahan organisasi.
Karena gayanya seperti itu, maka si pemimpin seringkali
bertindak hanya sebagai perantara saja (contact man) dengan
dunia luar (eksternal) untuk menyajikan informasi kepada
kelompok.
Gaya free-rein ini mempunyai kecenderungan ke arah kekacauan
(chaos).
Gaya KPI harus menghindarkan dari gaya free-rein ini, dan
berupaya menerapkan gaya partisipati atau demokratis.
c. Gaya Pengawasan
Kepemimpinan yang dilandaskan kepada perhatian seseorang
pemimpin terhadap perilaku kelompok.
Gaya pengawasan dapat dibedakan :
1) Berorientasi kepada pegawai (employee-oriented),
dimana si pemimpin selalu memperhatikan anak buahnya
sebagai manusia yang bermartabat. Pemimpin mengetahui
dan mengakui kebutuhan pengikut-pengikutnya dan
menghormati keagungan kemanusiaan (human dignity)
mereka.
Banyak usaha ditujukan untuk membentuk “team work”
yang baik dalam rangka meningkatkan produksi.
2) Berorientasi produksi (production oriented)
Dimana pemimpin selalu memperhatikan proses produksi
serta metoda-metodanya.
Melalui perbaikan metoda dan disertai penyesuai tenaga
manusia terhadap metoda tersebut diharapkan akan dapat
dicapai hasil yang optimal. Jadi orientasi produksi ini orang-
orang harus menyesuaikan diri dengan proses produksi.
Kuncinya adalah bahwa apa isi perintah harus dapat diterima utuh
dan maksud yang sama oleh penerima perintah. Sering terjadi bahwa
perintah informasi yang diberikan tidak pas sama dengan yang
diterima bahkan ditafsirkan lain, menyebabkan dalam pelaksanaan
menimbulkan kekeliruan dan kerancuan.
1. Fungsi Kepemimpinan
a. Pengambilan Keputusan
Salah satu kewajiban pemimpin pemerintahan adalah mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kekuasaan atau dalam rangka
memecahkan masalah-masalah dalam organisasinya
c) “in not making decision that can not be made effective” yaitu
tidak mengambil keputusan apabila tidak diefektifkan
(dilaksanakan), sebab kalau ini sampai terjadi akan menimbulkan
tanda tanya dan keragu-raguan dikalangan anak buah dan
akhirnya menghilangkan kepercayaan kepada pemimpin dan
dengan sendirinya hilangnya kewibawaan
d) “in not making decision that other should make” yaitu jangan
mengambil keputusan yang seharusnya dibuat oleh orang lain, hal
ini perlu untuk menghindari kekacauan atau kesimpangsiuran
karena keputusan diambil oleh pihak yang tidak berwenang.
b. Motivasi
Seorang pemimpin pemerintahan harus lah memahami apa yang
menjadi kebutuhan manusia atau kebutuhan staf serta juga apa
yang menjadi kebutuhan masyarakat saat itu, Karena itu pemimpin
pemerintahan haruslah dapat memotovasi atau memberikan
dorongan agar orang-orang mau bekerja/ bergerak dengan ikhlas
dan sukarela atau munculnya partisipasi masyarakat guna
pencapaian tujuan sebaiknya.
Actualization Needs/
Aktualisasi Diri
Safety Needs/
Keamanan
2. Fungsi Pemerintahan
a. Regulasi
Membuat peraturan perundangan, berupa ;
Undang-undang bersama DPR
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan Presiden (perpres)
Keputusan Presiden (Kepres)
b. Pelayanan
Fungsi pelayanan, terdiri dari ;
Pelayananan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, berupa ;
Pelayanan barang, dan
Pelayanan jasa
Pelayanan Administratif
Pelayanan perizinan, dan
Pelayanan non perizinan
c. Pemberdayaan
Masyarakat dapat diberdayakan, apabila memiliki ;
Pendidikan dan pengetahuan
Keterampilan (bakat, minat dan talenta)
Penguatan (teknologi dan modal)
d. Pembangunan
Secara sederhana pembangunan di artikan ; mengadakan yang
selama ini belum ada dan memperbaiki atau mengembangkan selama
belum baik atau belum berkembang
Pembangunan phisik
Pembangunan phisik berupa ; pembangunan infra struktur, manufactur
dan lain sejenisnya
Pembangunan non phisik
Pembagunan non phisik berupa ; peningkatan kualitas sumber daya
manusia, berupa ; pendidikan dan latihan, bimtek, workshop,
keterampilan dan sejenisnya
a. Tujuan Negara
b. Visi Daerah
c. Misi Daerah
Bahan Diskusi :
Pada awal kemerdekaan sampai rezim orde lama dan rezim orde baru
istilah pangreh praja berganti nama menjadi Pagarpraja dan
Pamongpraja dan pada era reformasi sampai sekarang masih
menggunakan nomenklatur Pamongpraja.
2. Kepamongprajaan
Secara etimologis, pamongpraja terdiri dari dua kata yaitu ; pamong
berasal dari kata “ emong “ berarti pengasuh, penyelenggara. Praja
berarti kerajaan, kota, Negara. Pamongpraja berarti penyelenggara
pemerintahan. Jadi pamongpraja identik dengan “ Pemerintah dan
Pemerintahan “ (Taliziduhu Ndraha, 2010)
Pamongpraja menunjuk sekelompok penyelenggara (aparat)
pemerintah yang bertugas melayani, melindungi dan mengayomi
masyarakat, sehingga masyarakat memperoleh hak-haknya secara
aman (Wirman Syafri, 2010)
Pamongpraja adalah orang/ aparat yang bekerja dibidang
pemerintahan, khususnya bidang penyelenggaraan tugas
pemerintahan umum (tugas umum pemerintahan) yang meliputi
koordinasi, pengawasan, pemeliharaan ketentraman dan ketertiban
serta melaksanakan tugas lain (residu) yang belum menjadi tugas
sesuatu instansi.dan atau tugas yang telah menjadi urusan daerah
Kepamongprajaan adalah kemampuan menyelenggarakan
pemerintahan dalam negeri. Aparat yang memiliki kemampuan itu
disebut Pamongpraja (Taliziduhu Ndraha, 2010)
Secara kelembagaan pamongpraja itu identik berada pada pemerintah
desa/ kelurahan, kecamatan dan pemerintah daerah kabupaten/ kota
dan pemerintah provinsi. Dapat dikatakan bahwa pamongpraja itu
adalah penyelenggara pemerintahan dalam negeri yang telah dibekali
ilmu pemerintahan (kybernologi) dan sistem nilai kepamongprajaan
(sistem nilai dasar pemerintahan) melalui penyelenggaraan pendidikan
tinggi kepamongprajaan (Taliziduhu Ndraha, 2011)
Padanan makna lain dari kepamongprajaan dapat dilihat dari istilah
government yang berarti “ pemerintah “ dan juga “ pemerintahan “.
Governance dapat diartikan juga pemerintah atau pemerintahan,
namun lebih dapat dilihat dari segi hasil (output) seperti bila
penyelenggaraan pemerintahan itu good (good governance), atau
tidak baik (bad governance). (Taliziduhu Ndraha, 2010)
Jadi pengertian kepamongprajaan, government dan governance
merupakan padanan makna dari pemerintah dan pemerintahan.
E. Lembaga Pelayanan
Ada 2 bentuk lembaga pelayanan di daerah yakni ;
1. Pelayanan satu pintu terpadu (one gate service)
Pada saat sekarang lembaga seperti ini adalah Badan/ Kantor,
dan ada yang digabung menjadi Badan/ Kantor Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, bahkan sudah ada
lembaganya yang berdiri sendiri, Pelayanan Administrasi
Kecamatan (PATEN) Kantor Camat dan Kantor Kepala Desa
(nama lain)
2. Pelayanan satu atap
Bentuk lembaga pelayanan satu atap saat ini adalah Samsat
(Sistem administrasi satu atap), di mana ada 3 lembaga yang
memilikii tupoksi berkaitan erat satu sama lain spt ; DPPKAD
(Bidang Pendapatan), Polri (Satlantas) dan PT. Jasa Raharja
dalam menerbitkan STNK. Akan tetapi lembaga yang ada pada
satuan administrasi ini bertanggung jawab secara hirarki kepada
atasan masing-masing.
OKE