BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan hal yang amat dekat dengan kehidupan kita
sehari-hari. Karena pada hakikatnya setiap organisasi, kelompok maupun
komunitas pasti memiliki sistem kepemimpinan. Baik yang secara formal tertulis
berikut dengan struktur organisasi maupun kepemimpinan yang sifatnya tidak
formal. Setap organisasi, kelompok maupun komunitas membutuhkan seorang
pemimpin (leader) sebagai panutan kehidupan mereka skaligus sebagai penengan
(problem solver) dari setiap masalah yang ada , juga sebagai pengambil
keputusan. Sayangnya banyak orang yang masih kurang memahami pentingnya
kepemimpinan. Beruntung saat ini ilmu tentang kepemimpinan mulai
diperhatikan sehingga muncullah berbagai training-training kepemimpinan
bahkan muncul pula diklat-diklat kepemimpinan di tingkat kampus dan sekolah.
Tipe kepemimpinan menurut G.R. Terry dapat kita bagi menjadi 4
(empat), yaitu :
BAB II
KEPEMIMPINAN OTORITER
Kajian Teori
Secara teori, kepemimpinan adalah kegiatan pokok dalam suatu
organisasi karena tanpa adanya kepemimpinan, Maka, organisasi itu akan
mengalami kemandegan (stagnan) bahkan kehilangan kontrol terhadap apa-apa
yang harus dilakukan dan apa-apa yang tidak boleh dilakukan. Sehingga batas-
batas kekuasaan (wewenang) dalam pengalihan keputusan menjadi kabur. Dan
memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan serta timbulny permasalahan-
permasalahan yang jika tidak segera diselesaikan akan mengganggu
kelangsungan perusahaan tersebut atau dapat pula mencemarkan nama baik
perusahaan. Disinlah sosok pemimpin sangat diperlukan. Ini berarti bahwa
pemimpin merupakan figur sentral dari keberhasilan suatu organisasi
Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mubjir (1997) menjelaskan bahwa
setiap manusia adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban tentang
yang dipimpinnya. Namun, pada kenyataannya tidak semua orang memiliki
kecakapan dalam memimpin. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran dan latihan
yang efektif untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan (leadership).
Kepemimpinan dalam sebuah perusahaan biasa dipegang oleh seorang direktur,
direksi, komisaris, manajer dan sebagainya.
Dunia sipil dan bisnis tidak dibangun dengan cara bagaimana dunia
militer dibangun. Sipil dan bisnis memiliki banyak sekali kemungkinan
pemecahan yang kreatif. Jika memang ingin menerapkan konsep otoriter dalam
dunia ini, sipil dan bisnis, Anda harus mampu memberikan contoh signifikan
yang sama persis dengan apa yang Anda perintahkan. Militer memiliki apa yang
tidak, atau belum, dimiliki oleh dunia sipil dan bisnis yaitu: kepemimpinan dan
keteladanan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
1. Orang-orang yang dapat mempengaruhi orang lain (Power-ability to
influence).
2. Orang-orang yang dapat pengaruh (Follower)
3. Adanya maksud-maksud dan tujuan yang hendak dicapai (Appropiate).
4. Adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dalam
mencapai maksud dan tujuan tertentu.
Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak
sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin
adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Pepatah mengatakan,
“intolerance is the last defence of insecure.” Inilah biasanya yang dilakukan
para otoritarianisme ketika mereka melihat tanda-tanda kejatuhan mereka.
Mereka bersikap intoleransi dan mencari aman. Lebih jauh lagi, sikap
intoleransi ini terlihat pada bagaimana mereka memperlakukan orang-orang
yang menentang mereka. Intimidasi. Ancaman. Perang urat syaraf.
Penyerangan secara fisik. Pemboikotan. Pemfitnahan. Pemecatan. Hingga
rencana pembunuhan yang tersusun rapi. Semuanya hanya karena sikap
egoisme pribadi yang disebut dengan otoriter.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan adalah :
Jika Anda sebagai korban otoriterianisme(aliran otoriter), pesan
saya bersabarlah. Jika Anda mampu, ajukan keberatan tentang sikap tersebut.
Diskusikan dan temukan jalan keluarnya. Jika Anda tidak mampu, bersabar
dengan tekanan mungkin tidak lebih baik, namun berjuang setengah-setengah
pun sama buruknya. Jika dapat, hindarilah dan keluarlah secepat mungkin.
Jika Anda adalah seorang otoritarianisme, saya sarankan untuk
menjalankannya dengan sangat baik. Bila perlu jalankan dengan sempurna.
Maksud saya, jalankan dengan penuh ‘keteladanan’ dan ‘kepemimpinan’ yang
‘berkualitas’. Jika Anda memaksa bawahan atau anak buah Anda untuk
melakukan sesuatu sekarang juga dengan sesempurna mungkin, lakukan hal
tersebut terlebih dahulu oleh Anda di depan mereka semua. Sama seperti
seorang komandan yang berlari terlebih dahulu sebelum menyuruh anak
buahnya berlari. Saya yakin Anda tidak akan bisa (atau tidak akan mau)
kecuali Anda seorang komandan militer. Jika Anda tidak dapat melakukan
keteladanan dengan ‘sempurna’, maka sebaiknya tinggalkan
sikap otoritarianisme Anda.
MAKALAH TEORI DAN GAYA KEPEMIMPINA
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KEPEMIMPINAN
1. Studi Unieversitas Michigan
Setiap manusia pada hakekatnya adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung
jawaban atas kepemimpinannya, manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin
dirinya sendiri dan mempunyai kelebihan dibandingkan yang lainnya. Begitu pula setiap
organisasi harus memiliki pemimpin, tanpa pemimpin akan kacau karena harus ada orang
yang memerintah dan mengarahkan dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisin.
B. GAYA KEPEMIMPINAN
1. Teori Kontingensi
1.1 Teori Fiedler.
Teori atau model kontingensi (Fiedler, 1967) sering disebut teori situasional karena
teori ini mengemukakan kepemimpinan yang tergantung pada situasi.
Model atau teori kontingensi Fiedler melihat bahwa kelompok efektif tergantung pada
kecocokan antara gaya pemimpin yang berinteraksi dengan subordinatnya sehingga situasi
menjadi pengendali dan berpengaruh terhadap pemimpin. Kepemimpinan tidak akan terjadi
dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan
pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi-situasi yang spesifik.
Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh
karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau
pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami
bahwa strategi yang paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke situasi
lainnya.
Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin yang
dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency Approach.
Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada kesuksesan
kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan
dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat memahami secara lengkap
efektifitas pemimpin, kedua hal tersebut harus dipertimbangkan.
contoh kasusnya, dalam sebuah took kue, pemimpin took akan membicarakan masalah
yang terjadi, misalnya cara menarik minat pembeli agar menjadi pelanggan tetap tokonya.
Pemilik took akan mengumpulkan semua karyawannya dan menanyakan pendapat mereka.
pemilik akan menampung semua gagasan mereka, lalu memilih gagasan yang dianggap
paling menarik dan disetujui oleh semua karyawannya.
Contoh kasus diatas, itu sesuai dengan cirri pengambilan keputusan G-II yang
dikemukakan oleh vroom & yetton. Dan menurut saya, ciri G-II adalah yang paling layak
digunakan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
kepemimpinan dapat dirumuskan bahwa kepemimpinan berarti kemampuan dan
kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,
menuntun, menggerakkan, mengarahkan dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu
tercapainya suatu tujuan tertentu (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI,2009,125).
Menurut Sindang P.Siagian (2003)
kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari semua sumber-sumber
bagi suatu organisasi. Pembahasan tentang kepemimpinan menyangkut tugas dan gaya
kepemimpinan, cara mempengaruhi kelompok, yang mempengaruhi kepemimpinan
seseorang.
Teori kontingensi melihat pada aspek situasi dari kepemimpinan (organization
context). Fiedler mengatakan bahwa ada 2 tipe variabel kepemimpinan: Leader
Orientation dan Situation Favorability.
DAFTAR PUSTAKA
1. havidzulloh.blogspot.com/2010/08/studi-kepemimpinan-michigan.html
2. http://inet.detik.com/read/2012/04/19/092110/1896016/398/bersih-bersih-yahoo-buang-
50-produk
3. http://www.shvoong.com/business-management/human-resource-managementdouglas-
theory-management/
4. http://blog.uny.ac.id/iisprasetyo/teori-path-goal-dalam-kepemimpinan/
5. http://www.envisionsoftware.com//TheoryX
6. http://www.accel-team.com/human_relations/mcgregor
7. Vroom, VH dan Yetton, PW (1973). Kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
Pittsburg: University of Pittsburg
8. Munandar, Ashar Sunyoto . 2001 , Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta.
Universitas Indonesia
9. Edgar, H Schein. 1991, Psikologi Organisasi, Jakarta. Pustaka Binaman Pressindo