Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Leadership

Disusun Oleh :

Kelompok III

Agung Yusam NPM : 20170409003

Andi Saunah amida haerah NPM : 20170409047


Fika Ayu Rahmani NPM : 20170409042
Filda NPM : 20170409005
Lisnawati NPM : 20170409009
Saraswasni NPM : 20170409035
Nurmayunita NPM : 20170409031

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu 

menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  Mata Kuliah LEADERSHIP.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pandangan tentang “Gaya

Kepemimpinan Otoriter”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber

informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai

rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun

dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Al asyariah

Mandar sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jau dari sempurna. Untuk

itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan 

makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca.

Polewali, Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPU

L..................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3
2.1 Pengertian Kepemimpinan...............................................................................................3
2.2 Jenis-Jenis Kepemimpinan..........................................................................................4
2.3 Ciri Seorang Pemimpin...............................................................................................4
2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin........................................................5
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................6
3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter.........................................................................................6
3.1.1 Ciri kepemimpinan otokratis antara lain:....................................................................10
3.1.2 Sikap tipe perilaku otokratis jika menghadapi bawahan:............................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
4.2 Saran...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia

selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok

baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah

tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok

haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup

yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis

adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk tuhan lainnya.

Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih

mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu

mengelola lingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun

perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan

lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik &

sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar

masalah dapat terselesaikan dengan baik.

1
1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang dapat di rumuskan dari latar belakang masalah yaitu :

a)    Bagaimana gaya kepemimpinan otoriter ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugs dalam mata kuliah

Leadership

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

a)    Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kepemimpinan.

b)   Mengetahui adanya berbagai macam tipe kepemimpinan.

c)    Mengetahui bagaimana untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan

sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta

kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan

lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

a)    Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan

wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari

pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

b)   Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang

formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung

jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

c)    Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu

menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.

Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima

kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri

mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,

menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari

kepemimpinan Pancasila adalah :

a)    Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya

menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

3
b)   Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat

berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.

c)    Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang

diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

2.2 Jenis-Jenis Kepemimpinan

a)    Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil

dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh

si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang

telah diberikan.

b)   Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic


Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

c)    Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire


Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

2.3 Ciri Seorang Pemimpin

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang mencela walaupun sudah
banyak upaya dilakukan. Tidak hanya orang lain, bahkan oleh anggota timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin yang baik berikut akan
memberikan sedikit gambaran kepada Anda semua, bagaimana harapannya seorang
pemimpin akan menjadi lebih baik.

a)    Jujur dan Dapat Dipercaya

b)   Mampu Bertanggung Jawab

c)    Mampu Menentukan Skala Prioritas

4
d)   Mampu Mendelegasikan Tugas

e)    Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah

f)     Memiliki Sikap Positif

g)   Kemampuan Berkomunikasi Efektif

h)   Keberanian Sosial dan Percaya Diri

i)     Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim

j)     Mampu mengendalikan keadaan

2.4 Fungsi dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin

Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krench dan Richard S. Krutchfield sebagai
berikut :

a)    Perencana

b)   Pelaksana

c)    penyusun kebijakan

d)   tenaga ahli

f)     pengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya

g)   pelaksana hukuman dan pujian

h)   pelerai bawahannya yang bersengketa

i)     suri teladan bawahannya

j)     lambang suatu kelompok

k)    penanggung jawab

l)     tokoh bapak

n)   pecinta ideologi bagi kelompoknya

Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap, yaitu :

a)    kewajiban untuk menyelesaikan tugas

b)   mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang yang mendelegasikan


wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gaya Kepemimpinan Otoriter

Otokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya dipegang oleh
satu orang. Istilah otokrasi berasal dari bahasa yunani. Istilah otokratis berasal dari dua kata
yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi, kratos adalah kekuasaan atau
kekuatan. Jadi otokratis berarti berkuasa sendiri secara mutlak (centre of authority).
Kepemimpinan otokratis merupakan kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin
dengan prilaku otoriter.
Setiap mendengar kata otoriter, kita pasti akan terbayang dengan seorang pimpinan
yang mengharuskan segala kehendaknya terlaksana oleh bawahannya. Otoriter juga
terkadang dinisbatkan kepeda seseorang yang memilki sifat ‘pemaksa’, sampai-sampai orang
lain dibuatnya tidak memiliki pilihan lain kecuali pilihan yang ia sodorkan. Orang-orang
seperti ini banya yang disekitar Kita terkadang menyebutnya sebagai ayah atau ibu, manajer,
atasan, lurah,gubernur, bahkan presiden.

Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap


anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa
kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai
penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia
menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian
otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan dikalangan guru.

Tipe pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya
harus ditaati.
Dalam Oxford Dictionary, otoriter (authority) didefinisikan sebagai power to give
orders; expert. Dalam dunia politik atau pemerintahan dan bisnis, definisi pertama yang
sering digunakan. Authority menunjukkan sifatnya sedangkan otoriter merupakan pelakunya.
Kira-kira seperti itu. Power to give orders bisa berarti kekuasaan tak terbatas (unlimited
power) yang membuat orang yang berkuasa tersebut bisa seenaknya saja memberikan (to
give) perintah (orders). Singkatnya, seperti yang sudah didefinisikan sebelumnya,
memerintah orang lain seenaknya.
6
Lain halnya dengan kehidupan militer yang memang dekat dengan sistem otoriter,
masyarakat sipil dan bisnis tidak terbiasa dengan sistem ini. Anda bisa tahu mengapa? Dalam
militer, otoriter dapat berhasil dengan baik karena para komandan mereka memberikan
contoh yang sama persis dengan apa yang mereka perintahkan. Perintah itu pun hanya
terbatas pada perintah yang bersifat umum, bukan pribadi. Kalaupun pribadi, saya berani
bertaruh bahwa para komandan mereka telah melakukannya terlebih dahulu.

Anda dapat mencari contoh pemimpin otoriter dunia yang berhasil. Mereka pasti
memiliki kapasitas minimal dua hal diatas. Lainnya akan jatuh berantakan dalam waktu
dekat. Dan memang, hampir di manapun di permukaan bumi ini, sistem otoriter tak akan
bertahan dalam waktu yang sangat lama. Kini kita kembali kepada dunia kecil kita dimana
kita hidup dan beraktifitas. Apapun jabatan Anda, entah sebagai bawahan atau atasan, Anda
dapat menemui sikap otoriter ini dimana-mana. Bila Anda sebagai bawahan, Anda mungkin
merasakan kejamnya otoriter. Namun bila Anda berada di ‘atas’, Anda tahu betapa nikmatnya
menjadi otoriter.

Pepatah mengatakan, “intolerance is the last defence of insecure.” Inilah biasanya yang
dilakukan para otoritarianisme ketika mereka melihat tanda-tanda kejatuhan mereka. Mereka
bersikap intoleransi. Mereka menjadi uring-uringan. Kalap. Menghalalkan segala cara.
Menindas dengan kekuasaan. Membungkus perilaku jahatnya dengan kebohongan.
Membentengi dirinya dengan jabatan. Mencari aman. Lebih jauh lagi, sikap intoleransi ini
terlihat pada bagaimana mereka memperlakukan orang-orang yang menentang mereka.
Intimidasi. Ancaman. Perang urat syaraf. Penyerangan secara fisik. Pemboikotan.
Pemfitnahan. Pemecatan. Hingga rencana pembunuhan yang tersusun rapi. Semuanya hanya
karena sikap egoisme pribadi yang disebut dengan otoriter.
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal

manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu

orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang yang paling

berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang

jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak

buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan

7
kehendak pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan

dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga dianggap tidak

mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh

dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai

penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain

harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan

untuk menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.

Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang

bersifat kaku. Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam pemerintahan

Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang atau ketentuan

hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan

pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan Hitler sebagai

pemimpin yang otoriter.

3.1.1 Ciri kepemimpinan otokratis antara lain:

1.      Memegang kewenangan mutlak (bersikap adigang, adigung, dan adiguna).


2.      Kuasa dipusatkan pada diri pemimpin ( aji mumpung).
3.      Merumuskan ide sendiri, rencana dan tujuan.
4.      Memilih kebijakan sendiri.
5.      Menetapkan keputusan sendiri.
Perilaku seorang pemimpin otokratis tampak dari kegiatannya memimpin anak buah.
Perilaku itu akan menunjukkan tipe kepemimpinannya antara lain yaitu:
1.      Mempraktekkan komunikasi satu arah (one way traffic of communication).
2.      Pengawasan kepada anak buah ketat.
3.      Saran, pertimbangan, pendapat dari bawahan tertutup sama sekali.

8
3.1.2 Sikap tipe perilaku otokratis jika menghadapi bawahan:

1.      Mementingkan tugas dibandingkan pendekatan kemanusiaan.


2.      Memaksa bawahan untuk patuh dan menuntut kesetiaan mutlak.
3.      Memaksa, mengancam, menghukum atau mengintimidasi kepada anak buah.
4.      Serba intruksi dan perintah.
5.      Kasar dalam fikiran, perasaan dan perbuatan.
6.      Kaku dalam pergaulan terutama kepada anak buah.
7.      Mencari perhatian keatasan kalau ia memimpin tingkat Lini dan Menengah.
8.      Lebih banyak kritik dari pada memuji bawahan.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :

a)    Keputusan dapat diambil secara cepat


b)   Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:

a)    Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya dan
bukan atas dasar keyakinan bersama.
b)   Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman yang
keras bahkan pemecatan.
c)    Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d)   Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah
diberikan.
e)    Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
f)     Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah segala
perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
g)   Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan
pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h)   Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan kritik dan kecenderungan untuk
mengabaikan perintah dansikap menyerah tanpa tugas jika tidak ada pengawasan langsung

9
Berikut gaya pemimpin yang otoriter :
1 Presiden Soeharto ( Periode 1968-1998)

Jenderal Besar Purnawirawan Haji Muhammad Soeharto, (lahir di Kemusuk,


Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni, 1921 – Jakarta, 27 Januari 2008) adalah Presiden Indonesia
yang kedua, menggantikan Soekarno. Ia mulai menjabat sejak keluarnya Supersemar pada
tanggal 12 Maret 1967 sebagai Penjabat Presiden, dan setahun kemudian dilantik sebagai
Presiden pada tanggal 27 Maret 1968 oleh MPRS.
Soeharto dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan
1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21
Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung
DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya
sebagai presiden. Diawali dengan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun
1966 kepada Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir diganti dengan
pemerintahan Era Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan
menonjol dari Presiden Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam
mengambil inisiatif dan keputusan, tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup
menghadapi bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang ditetapkan.
Tahun-tahun pemerintahan Suharto diwarnai dengan praktik otoritarian di mana tentara
memiliki peran dominan di dalamnya. Kebijakan dwifungsi ABRI memberikan kesempatan
kepada militer untuk berperan dalam bidang politik di samping perannya sebagai alat
pertahanan negara. Demokrasi telah ditindas selama hampir lebih dari 30 tahun dengan
mengatasnamakan kepentingan keamanan dalam negeri dengan cara pembatasan jumlah
partai politik, penerapan sensor dan penahanan lawan-lawan politik.
Sejumlah besar kursi pada dua lembaga perwakilan rakyat di Indonesia diberikan
kepada militer, dan semua tentara serta pegawai negeri hanya dapat memberikan suara
kepada satu partai penguasa Golkar. Pada masa Orde baru, gaya kepemimpinannya adalah
Otoriter/militeristik. Seorang pemimpinan yang otoriter akan menunjukan sikap yang
menonjolkan “keangkuhannya”, dengan cara Kecendurangannya memperlakukan para
bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian
kurang menghargai harkat dan maratabat mereka. dan mempengaruhi orang banyak.

10
11
2. Adolf Hitler

Salah satu pemimpin Otoriter adalah Adolf Hitler. Adolf Hitler lahir tahun 1889 di
Braunau, Australia. Sosok pemimpin yang satu ini dimata rakyat Jerman dan Dunia
International dikenal sebagai pemimpin yang bergaya Otokratis.
Adolf Hitler adalah sosok pemimpin yang bisa dikatakan berhasil, terlihat dari
perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan. Perilaku kepemimpinannya
tampak dari cara membimbing dan mengarahkan bawahannya, cara memerintah, cara
memberikan tugas, cara menegakkan disiplin, cara berkomunikasi, cara mengambil
keputusan, cara mendorong semangat bawahan.
Sebagai seorang Pemimpin, dia memiliki kemampuan yang menakjubkan dalam
mempengaruhi orang lain melalui orasinya. Keahlian berorasi itulah yang membuatnya cepat
menggandeng banyak pengikut.
Adolf Hitler menjadi pemimpin yang berhasil pada masanya walaupun dia dikenal oleh
Dunia Internasional dianggap sebagai manusia yang paling jahat sepanjang sejarah. Karena
puluhan juta orang yang mati dalam peperangan yang di pimpim olehnya, atau mereka yang
mati di kamp, dan masih berjuta orang terlunta-lunta tanpa tempat bernaung yang hidupnya
berantakan akibat perang.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kepemimpinan secara otokratis adalah kepemimpinan yang cara memimpinnya

menganggap organisasi sebagai miliknya sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak

sebagai diktator terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu sebagai

bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak diperlakukan sebagaimana manusia.

Bawahan hanya menurut dan menjalankan perintah atasannya serta tidak boleh membantah,

karena pimpinan tidak mau menerima kritik, saran dan masukan. Tipe kepemimpinan

otokratis adalah kepemimpinan yang sama dengan tipe otoriter, yang mana dari

kepemimpinan ini, bawahan tidak berhak menyampaikan saran, pendapat, dan kritik. Dalam

kepemimpinan ini seorang pemimpin menganggap dirinya adalah segala-galanya yang

memiliki kekuasaan dan kewenangan atas anak buah sesuai dengan kehendaknya.

Kepemimpinan ini lebih identik dengan system satu orang yang berkuasa, yang berhak

menentukan kebijakan, berhak dalam mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan

dalam organisasi. Kepemimpinan ini hanya dibatasi dengan undang-undang saja.

4.2 Saran

Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan

menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah

ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang

lebih baik lagi.

13
DAFTAR PUSTAKA

2011. "Hakekat dan Teori Kepemimpinan". (Online). (Http://duniabaca.com/hakekat


-dan-teori-kepemimpinan.html, diakses 11 November 2011).
Aynul. 2009. "Leadership: Definisi Pemimpin". (Online). (Http://referensi-
kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/definisi-pemimpin.html, diakses 11 November
2011).
Mujiono, Imam. 2002. Kepemimpinan dan Keorganisasian. Yogyakarta: UII Press.
google.co.id
https://aritmaxx.wordpress.com/2011/04/03/kepemimpinan-otoriter/

http://www.kampungrumasa.com/2011/12/8-tipe-kepemimpinan-yang-ada-di-

dunia.html.

/desiesyworlds.blogspot.com/2012/04/type-kepemimpinan.html.

http://zaharabilqis.blogspot.com/2012/05/makalah-kepemimpinan-otokratis.html

14

Anda mungkin juga menyukai