Anda di halaman 1dari 13

Konsep Dasar Pengarahan dan Pengendalian

A. Konsep Pengarahan
1. Definisi
Sumber daya manusia menjadi modal utama dalam
terselenggaranya roda organisasi pelayanan kesehatan.Seorang manajer
keperawatan harus dapat mengelola SDM agar dapat bekerja efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui fungsi
penggerakan.
Henry Fayol dalam Siagian (2007) menyebut penggerakan
sebagai commanding atau directing, sedangkan George R Terry (1993)
menggunakan istilah actuating yaitu sebagai upaya atasan untuk
menggerakkan bawahan. Pengarahan merupakan hubungan manusia
dalam kepemimpinan yang mengikat.Para bawahan digerakkan supaya
mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-
sama mencapai tujuan suatu organisasi.
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer
berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja
sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan yang
efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan
manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg,
2000).
Pengarahan dilakukan oleh para pimpinan bisa secara individu
maupun secara kelompok. Organisasi yang tahu manfaat pengarahan ini
selalu melakukan secara rutin dengan maksud menjalin komunikasis
ecara vertical maupun horizontal, sehingga dapat mendiskusikan
pemecahan masalah secara efektif (Mortimer, 1996).

2. Tujuan Pengarahan
Kegiatan pengarahan ini dilakukan dengan komunikasi melalui media
pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan, dalam hal ini kepala ruang
perawat yang memimpin jalannya pengarahan. Arni (2009) menyatakan
secara umum komunikasi ke bawah dalam bentuk pengarahan oleh
beberapa organisasi digunakan untuk :
a. Instruksi Tugas
Instruksi tugas atau pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada
bawahan mengenai apa yang diharpakan dilakukan mereka dan
bagaimana melakukannya. Pesan ini mungkin bervariasi seperti
perintah langsung, diskripsi tugas, prosedur manual, program latihan
tertentu, alat-alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-
pesan tugas dan sebagainya.

Faktor yang prinsip adalah mempengaruhi isi dari instruksi tugas-


tugas yang kelihatannya kompleks dan menghendaki keterampilan
dan pengalaman untuk melakukannya. Instruksi tugas yang tepat dan
langsung cenderung dihubungkan dengan tugas yang sederhanayang
hanya menghendaki keterampilan dan pengalaman yang minimal.
Instruksi yang lebih umum biasanya digunakan bagi tugas-tugas
yang komplek, dimana bawahan diharapkan menggunakan
pertimbangan, keterampilan, dan pengalaman.

b. Rasional Pekerjaan
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan
aktifitas dan bagaimana kaitan itu dengan aktifitas lain dalam
organisasi atau obyektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari
komunikasi rasional ditentukan oleh filosofi dan asumsi pimpinan
mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap bawahannya
pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan
memberikan pesan yang bersifat rasional ini sedikit. Tetapi bila
pimpinan menganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi
diri sendiri dan produktif, maka biasanya diberikan pesan rasional
yang banyak.

c. Ideologi
Pesan mengenai ideologi adalah merupakan perluasan dari pesan
rasional. Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan
tugas dan kaitannya dengan perspektif organisasi. Sedangkan pada
pesan ideologi sebaliknya mencari dukungan dan antusias dari
anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi.
d. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan
dengan praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi,
keuntungan, kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan
instruksi dan rasional.
e. Balikan atau FeedBack
Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan
individu dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu bentuk
sederhana dari balikan ini dapat dilihat pada pegawai yang telah
melakukan pekerjaannya apabila tidak ada informasi dari atasan
yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya sudah
memuaskan. Tetapi apabila hasil pekerjaan pegawai kurang baik
balikannya mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap
pegawai tersebut

3. Fungsi Pengarahan
Muninjaya (1999) menyebut tujuan fungsi pengarahan ada lima :
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
Komunikasi antara atasan dan bawahan berpotensi menjadi lebih
baik, efisiensi kerja dapat tercapai dengan kontribusi kepala ruang
dalam menggerakkan bawahannya, misalnya melalui supervisi
tindakan keperawatan yang dilakukan kepala ruang berdampak pada
minimalnya kesalahan tindakan yang pada akhirnya dapat
menghemat bahan, alat dan waktu dibandingkan jika terjadi
kesalahan akibat dari tidak dilakukan supervisi tindakan
keperawatan oleh kepala ruang.
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Supervisi, pendelegasian merupakan sebagian kegiatan terkait
dengan fungsi pengarahan. Kegiatan tersebut memberikan peluang
bagi bawahan untuk mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung
jawabnya secara mandiri
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
Pengarahan yang dilakukan kepala ruang ketika perawat melakukan
kesalahan, memberi motivasi saat motivasi
menurun, memberi apresiasi saat kinerja baik akan dapat
meningkatkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi danprestasi kerja staf
Pemimpin yang baik adalah yang mampu menciptakan suasana
lingkungan yang kondusif dan menciptakan hubungan interpersonal
yang harmonis, kepemimpinan yang adil merupakan kunci sukses
dalam memberikan motivasi kerja dan meningkatkan prestasi kerja
perawat pelaksana
e. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih
dinamis
Pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruang akan menjadikan hal
yang bermanfaat bagi semua perawat sehingga akan mempermudah
semua perawat untuk mengembangkan diri yang pada gilirannya
akan membuat organisasi berkembang lebih dinamis

Pengarahan akan mencapai tujuannya jika dikerjakan dengan baik.


Dauglas dalam Swansburg (2000) mengatakan bahwa ada dua belas
aktivitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada manajemen,
yaitu :
a. Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan perawat pelaksana
b. Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan
dengan tugas- tugas perawat pelaksana
c. Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
d. Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
e. Memberikan perawatan yang berkesinambungan
f. Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat
pelaksana
g. Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,
konsultasi, dan evaluasi
h. Mempercayai anggota
i. Menginterpretasikan protocol
j. Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
k. Memberikan laporan ringkas dan jelas
l. Menggunakan proses kontrol manajemen

4. Komponen pengarahan
Menurut Bechtel yang dikutip oleh Sutrisno (2013), pengraham
terdiridari 4 komponenyang dilakukan secara berurutan yang terdiri
dari:
a. Greeting merupakan saat dimana terdapat kesempatan untuk
menyambut satu sama lain baik melalui salam maupun berjabat
tangan.
b. Sharing membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik dan
komplek seperti memfokuskan ide dan mengajukan pertanyaan yang
memperluas topik. Selama kegiatan sharing, peserta pengarahan
mendengarkan dan kemudian memiliki kesempatan untuk merespon
dengan pertanyaan atau komentar.
c. Group activity merupakan aktivitas kelompok dengan berbagai
kegiatan yang membantu membangun komunitas dan
memungkinkan semua orang untuk berkontribusi pada tingkat
mereka sendiri. Beberapa kegiatan group
d. activity seperti mendengarkan, mengikuti petunjuk dari pimpinan,
dan menerapkan penguasaan diri.
e. Newsand announcement merupakan kegiatan yang dilakukan pada
akhir pengarahan, peserta mendapatkan kesempatan untuk melihat
pratinjau dari kegiatan selanjutnya dan mendapatkan beberapa
pengumuman dari peserta yang lain.

Menurut Astonet al,2005 dikutip oleh Sutrisno (2013), pengarahan yang


dilakukan setiap pagi dirumahsakit ini sangat penting untuk
pengembangan menuju ke arah yang lebih profesional untuk
mengevaluasi pengalaman dan persepsi anggota tim keperawatan dan
medis terhadap masalah kesehatan yang terjadi pada pasien. Komitmen
yang baik antar perawat dan medis merupakan dampak dari perencanaan
yang baik, proses belajar antar tim, rasa saling menghormati, hubungan
dan dukungan untuk mengenal satu sama lain. Hal ini terbentuk melalui
komunikasi yang efektif antara anggota tim saat kegiatan pengarahan
berlangsung.

Menurut Ibnu Hisyam Mukti dikutip oleh Cinantya (2010), ciri-ciri


suatu pengarahan, sebagai berikut:
a. Syarat Pengarahan
1) Materi pengarahan merupakan bagian dari kebijaksanaan
atau informasi umum.
2) Materi atau pesan suatu pengarahan dipersiapkan
secara lengkap dan objektif, sehingga unit-unit penerima
pesan tidak lagi mempermasalahkan kebenaran materi atau
pesan. Pengarahan tetapi mempercayakan segi teknis
operasional.
3) Pengarahan hendaknya dilaksanakan pada waktu yang tepat
sebelum pelaksanaan operasional suatu tugas atau sesudah
pelaksanaan tugas berikutnya.
4) Proses komunikasi pengarahan hendaknya disampaikan
secara jelas, tegas, ringkas, dan mengandung unsur teknis.
b. Isi Pengarahan
1) Isi suatu pengarahan biasanya berupa policy atau
kebijaksanaan tertentu.
2) Penjelasan tentang posisi, peranan dan tanggung jawab
tiap unit dalam suatu organisasi.
3) Penjelasan teknisi kerja tiap unit, hubungan antara unit
dan pelengkap yang diperlukan.
4) Penjelasan data teknis dan fakta yang mendukung
suatu kegiatan operasional.
5) Pemberian aba-aba dan tahapan waktu pelaksanaan.

c. Persiapan Pengarahan
1) Persiapan luas lingkup dan tujuan pengarahan.
2) Penyusunan sistematika penyajian.
3) Penetapan sistem monitoring dan evolusi.
4) Penentuan pihak-pihak yang perlu dilibatkan.
5) Penentuan waktu, alat, dan tempat pelaksanaan

5. Prinsip Pengarahan
Pengarahan yang baik akan terlihat dalam bentuk (5 W dan I H), yaitu:
a. (What) Apa yang harus dilakukan oleh staf perawat/perawat
pelaksana
b. (Who) Siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan
c. (When )Jam berapa seharusnya dilakukan (mulai jam masuk
sampai jam pulang)
d. (How)Bagaimana caranya mengerjakan dan berapa frequensi
seharusnya dikerjakan
e. (Why) Kenapa pekerjaan itu harus dilakukan
f. (Where) dimana? Tentunya di ruang atau tempat masing
masing

6. Faktor yang mempengaruhi pengarahan


Arni (2009) menyatakan bahwa arus komunikasi melalui media
pengarahan dipengaruhi oleh struktur hierarki dalam organisasi. Namun
arus komunikasi ini tidaklah berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain sebagai berikut :
a. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan
atau gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu
memperhatikan arus komunikasi kebawah. Pimpinan mau
memberikan informasi kebawah bila mereka merasa bahwa pesan
itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan
tidak relevan dengan tugas, pesan tersebut tetap dipegangnya.
Misalnya seorang pimpinan akan mengirimkan pesan untuk
memotivasi pegawai guna penyempurnaan hasil kerja, tetapi tidak
mau mendiskusikan kebijaksanaan baru dalam mengatasi masalah-
masalah organisasi.

b. Kepercayaan Pada Pesan Tulisan


Kebanyakan para pimpinan lebih percaya pesan tulisan dan metode
diskusi yang menggunakan alat-alat elektronik dari pada pesan
yang disampaikan secara lisan dan tatap muka. Hal ini menjadikan
pimpinan lebih banyak menyampaikan pesan secara tertulis berupa
bulletin, manual yang mahal, buklet dan film sebagai pengganti
kontak personal secara tatap muka antara pimpinan dan bawahan.

c. Pesan Yang Berlebihan


Karena banyaknya pesan-pesan yang dikirim secara tertulis, maka
pegawai dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat-surat
pengumuman, majalah, dan pernyataan kebijaksanaan sehingga
banyak sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh pegawai. Reaksi
pegawai terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak
membacanya. Banyak karyawan hanya membaca pesan-pesan
tertentu yang dianggap penting bagi dirinya dan yang lain
diberikan saja tidak dibaca.

d. Timing
Timing atau ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi
komunikasi ke bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan
saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan tampak yang potensial
kepada tingkah laku karyawan. Pesan seharusnya dikirim
kebawah pada saat saling menguntungkan kepada kedua belah
pihak yaitu pimpinan dan karyawan. Tetapi bila pesan yang
dikirimkan tersebut tidak pada saat dibutuhkan oleh karyawan
maka mungkin akan mempengaruhi kepada efektifitasnya.

e. Penyaringan
Pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan hendaklah
semuanya diterima mereka, tetapi mereka saring mana yang
mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh
bermacam-macam faktor diantaranya perbedaan persepsi diantara
pegawai, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan
perasaan kurang percaya kepada pimpinan.

7. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengarahan


Berikut di bawah ini akan diuraikan 10 rambu-rambu kegiatan
pengarahan yang penting diketahui menurut Douglas, yaitu:
a. Tentukan tujuan pengarahan yang realistis
b. Berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
c. Lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
d. Identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf
bekerja dengan benardan adil
e. Ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan
berkelanjutan agar selalubekerja dengan keilmuan yang kokoh
dan mutakhir
f. Timbulkan rasa percaya diri anggota yang tinggi, dengan
memberikan reward andpunishment yang jelas dan tegas
g. Terjemahkan standar operasional prosedur yang mudah dibaca
dan dimengerti agarmemudahkan pekerjaan yang akan
dilakukan staf
h. Jelaskan prosedur keadaan gawat/force major baik terhadap
pasien maupun situasigawat lainnya
i. Berikan pengarahan yang sifatnya jelas, singkat dan tepat
j. Gunakan manajemen kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas
layanan secara teraturdan rutin

B. Konsep Pengendalian
1. Definisi
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau
pengontrolan. Fayol (1998)mendefinisikan pengontrolan adalah
“Pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadisesuai dengan rencana
yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-
prinsipyang ditentukan”.
Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi kekurangan
dankesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Pengontrolan penting
dilakukan untukmengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue
dapat segera direspons dengan cepatdengan cara duduk bersama.
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas
yangdilakukan adalah sesuai dengan aktivitas yang
direncanakan dan berfungsi untuk menjaminmutu serta evaluasi kinerja.

2. Tujuan Pengendalian
a. Dapat mengetahui kegiatan program yang sudah dilaksanakan
oleh staf dalam kurunwaktu tertentu,
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
yang melaksanakantugas
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya organisasi
sudah digunakan dengantepat dan efisien
d. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan
(reward)

3. Prinsip Pengendalian
Proses pengendalian yang dilakukan seorang manajer dikatakan berhasil
bila mengandung beberapa karakteristik seperti di bawah ini:
a. Menggambarkan kegiatan sebenarnya
b. Melaporkan kesalahan dengan tepat
c. Berpandangan ke depan
d. Menunjukkan kesalahan pada hal-hal yang kritis dan penting
e. Bersifat obyektif
f. Bersifat fleksibel
g. Menggambarkan pola kegiatan organisasi
h. Bersifat ekonomis
i. Bersifat mudah dimengerti
j. Menunjukkan kegiatan perbaikan
4. Kegiatan Manajer Keperawatan pada Fungsi Pengendalian
Berikut ini adalah langkah-langkah pengendaalian/pengontrolan:
a. Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur
prestasi kerja
b. Melakukan pengukuran prestasi kerja
c. Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
d. Mengambil tindakan korektif

C. Langkah Supervisi Ruang Rawat


Langkah-langkah pada supervise keperawatan adalah sebagai berikut
(Nursalam, 2014):
a. Pra Supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan
dinilai.
b. Pelaksanaan Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrument yang telah disiapkan.
2) Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi permasalahan.
c. Pasca Supervisi- 3F
1) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder
 Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
2) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
 Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
 Supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat
3) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi (sesuai hasil
laporan supervisi)
4) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan.
D. Praktik Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Standar Akreditasi

1. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM


2. Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas
dengan baik
3. Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8. Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal

Referensi :
Ali, Z. (2002). Dasar-dasar keperawatan profesional. Jakarta : Widya Medika
Berthiana. (2013). Hubungan motivasi kerja perawat dengan ketepatan pengisian
Dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Buntok
2012. Jurnal Managemen Keperawatan, 1(1), 57-72.
Departemen Kesehatan RI. (2001). Standar manajemen pelayanan keperawatan
dan kebidanan di sarana kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan RI. (2005). Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 836/ Menkes/ SK/ VI/ 2005 tentang pedoman
pengembangan manajemen kinerja perawat dan bidan. Dirjen Pelayanan
Medik. Jakarta : Depkes RI
Gillies, D.A. (2001). Manajemen keperawatan sebagai suatu pendekatan sistem.
(Ed 2) Alih bahasa Dika, S dan Rika, M : W.B Saunders ; Elsevier
Hafid, M.A. (2014). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasien
pengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusuf
kabupaten Gowa. Jurnal Kesehatan, 7(2), 268-275.
Hasibuan, Malayu, S, P. (2011). Manajemen sumber daya manusia (edisi revisi).
Jakarta : Bumi Aksara
Haryanti, T, Pujianto, T.I & Adinatha, N. (2013). Analisis pengaruh persepsi
perawat pelaksana tentang fungsi manajerial kepala ruang terhadap
pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap rumah sakit
swasta di Semarang. Jurnal Managemen keperawatan, 1(2), 131-137.
Hastono, S.P & Sabri, L. (2011). Statistik kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
Hidayat, A, A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Iyer, D.W, & Camp, N.H. (2005). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan
proses keperawatan. Jakarta : EGC
Keliat, B.A. (2000). Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Luthans, F. (2006). Prilaku organisasi (alih bahasa V.A Yuwono dkk) edisi
bahasa Indonesia. Yogyakarta : ANDI
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan teori & aplikasi (edisi 4). Jakarta : EGC
Margono, S. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Mulyono, M.H, Hamzah, A, & Abdullah, Z. (2013). Faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja perawat di rumah sakit tingkat III 16.06.01 Ambon.
Jurnal AKK, 2(1), 18-26.
Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nurachmah, E. (2000). Buku saku prosedur keperawatan medical bedah. Jakarta :
EGC
Nursalam. (2008A). Proses dan dokumentasi keperawatan konsep dan praktik.
Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2008B). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktek keperawatan
profesional. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai