Anda di halaman 1dari 6

Studi Kasus

Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan


asma menggunakan terapi pursed-lip breathing

Aam Zakiah Adawiah1, Arief Yanto1


1 Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Pasien Asma memiliki resiko gangguan inflamasi kronis yang menyebabkan
• Submit 22 September peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik
2021 berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat. Pursed lip breathing
• Diterima 25 Juli 2021 ini merupakan salah satu terapi intervensi non farmakologi dan non invasive
• Diterbitkan 31 Desember yang dapat mengurangi sesak nafas (menurunkan frekuensi pernafasan),
2021 dan meningkatkan saturasi oksigen. Studi kasus ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada
Kata kunci: klien dengan asma menggunakan terapi pursed-lip breathing. Studi kasus ini
pursed-lip breathing; menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan
frekuensi pernafasan; keperawatan. Subjek studi kasus adalah pasien asma. Subjek studi kasus
saturasi oksigen berjumlah 2 orang. Subjek studi kasus telah menandatangani informed
consent sebelum dilakukan pengambilan data. Hasil studi kasus
menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan frekuensi pernafasan
dan meningkatkan saturasi oksigen. Terapi Pursed lip breathing mampu
menurunkan frekuensi pernafasan dan meningkatkan saturasi oksigen.

PENDAHULUAN negara maju maupun negara berkembang.


Jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas
World Health Organization (WHO,2018) 2007, terdapat enam provinsi yang
mencatat pada tahun 2016 jumlah prevalensi sebelumnya berada di bawah
penderita Chronic Obstruktive Pulmonary angka nasional menjadi di atas angka
Disease di dunia sebanyak 3 juta jiwa. Hasil nasional pada tahun 2018. Jika grafik tahun
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES, 2017) 2007 dibandingkan dengan 2018 diketahui
tercatat prevelensi bahwa penyakit Chronic bahwa terdapat kenaikan prevalensi asma
Obstruktive Pulmonary Disease di Indonesia secara nasional sebesar 0,5 % (RI, 2019).
sebanyak 3,8 %. Provinsi Jawa Timur
mencatat penyakit Chronic Obstruktive Asma merupakan gangguan inflamasi
Pulmonary Disease padatahun 2016 kronis saluran nafas yang melibatkan
sebanyak 2,8% (Diskominfo Provinsi Jawa banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronis
Timur,2016). Faktor resiko dari kebiasaan menyebabkan peningkatan hiperesponsif
merokok dapat menambah jumlah jalan nafas yang menimbulkan gejala
penderita penyakit Chronic Obstruktive episodik berulang berupa mengi, sesak
Pulmonary Disease mencapai (88% kasus) nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk
di negara berkembang. Prevalensi penyakit terutama malam dan atau dini hari, episodik
asma terus mengalami peningkatan baik di tersebut berhubungan dengan obstruksi

Corresponding author:
Aam Zakiah Adawiah
aam.zakiah.az@gmail.com
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v2i3.6325
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 113-118 114
Aam Zakiah Adawiah - Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan
terapi pursed-lip breathing

jalan nafas yang luas, bervariasi, dan sering dan menghambat sekresi mucus, sehingga
kali bersifat reversibel dengan atau tanpa paru dapat memasukkan dan mengeluarkan
pengobatan (Indonesia, 2004). Hal tersebut udara dengan lebih baik (PPDI, 2011).
menyebabkan penurunan kapasitas vital
paru diikuti dengan peningkatan residu Purse-lip breathing sering dilakukan oleh
fungsional dan volume residu paru yang pasien secara spontan, saat pursed-lip
menyebabkan konsentrasi oksigen dalam breathing diaktifkan otot perut selama
darah akan berkurang serta dalam keadaan ekspirasi ternyata dapat memperbaiki
klinis akan menyebabkan terjadinya pertukaran gas yang dapat dilihat dengan
penurunan saturasi oksigen (Guyton, 2007). membaiknya saturasi oksigen arteri.
Pursed-lip breathing juga memperbaiki pola
Menurut (Susanto & Ardiyanto, 2015) nafas, meningkatkan volume tidal dan
pengukuran saturasi oksigen perlu mengurangi sesak nafas. Manfaat lainnya
dilakukan pada seluruh pasien dengan asma dari PLB membantu menjaga jalan nafas
untuk mengekslusi hipoksemia. Saturasi agar tetap terbuka dalam mempertahankan
oksigen yang rendah di dalam tubuh tekanan positif jalan nafas. Tujuan lain dari
(<94%) dapat menimbulkan beberapa pursed-lip breathing ini adalah untuk
masalah kesehatan diantaranya membantu klien memperbaiki transport
hipoksemia, yang ditandai dengan sesak oksigen, menginduksi pola nafas lambat dan
nafas, peningkatan frekuensi pernafasan dalam, membantu pasien untuk mengontrol
menjadi 35 x/menit, nadi cepat dan pernafasan, mencegah kolaps dan melatih
dangkal, sianosis, serta penurunan otot-otot ekspirasi untuk memperpanjang
kesadaran (Potter & Perry, 2006) ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan
nafas selama ekspirasi, dan mengurangi
Penatalaksanaan asma dapat dilakukan jumlah udara yang terjebak (Smeltzer &
untuk mengatasi gejala asma termasuk Bare, 2013)
gangguan tidur yaitu rehabilitasi.
Rehabilitasi yang dapat dilakukan meliputi Pursed lip breathing ini merupakan salah
latihan fisik, psikologis, dan latihan satu terapi intervensi non farmakologi dan
pernafasan. Latihan fisik bagi klien asma non invasive yang dapat mengurangi sesak
dapat dilakukan di dua tempat yaitu di nafas (menurunkan frekuensi pernafasan),
rumah dan rumah sakit. Bentuk latihan fisik dan meningkatkan saturasi oksigen. Pursed
yang dilakukan di rumah sakit yaitu pursed lip breathing sangat mudah untuk dilakukan
lip breathing exercise guna memperbaiki oleh sebab itu penulis tertarik untuk
ventilasi dan menyingkronkan kerja otot menerapkan Karya Ilmiah Ahir Ners
abdomen dan toraks. Latihan pernafasan tentang pursed lip breathing.
dirancang dan dijalankan untuk mencapai
ventilasi yang lebih terkontrol dan efisien METODE
meningkatkan inflasi alveolar maksimal,
meningkatkan relaksasi otot, Metode penelitian ini menggunakan metode
menghilangkan ansietas, menyingkirkan deskriptif studi kasus dengan pendekatan
pola aktivitas otot-otot pernafasan yang proses keperawatan. Studi kasus ini penulis
tidak berguna, tidak terkoordinasi, menerapkan latihan nafas dengan metode
melambatkan frekuensi pernafasan, Serta pursed lip breathing pada pasien asma
mengurangi udara yang terperangkap. untuk mengukur frekuensi pernafasan dan
Latihan yang teratur juga akan saturasi oksigen di ruang ayyub 2 Rumah
mengakibatkan meningkatnya aktivitas Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang.
beta adrenergik saluran pernafasan yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
menyebabkan terjadinya dilatasi bronkus Januari 2020 selama 2 hari mulai tanggal 27

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 113-118 115
Aam Zakiah Adawiah - Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan
terapi pursed-lip breathing

Januari sampai dengan 28 Januari 2020. HASIL


Pasien yang terlibat dalam penerapan
praktek keperawatan berbasis bukti ini Hasil studi kasus diperoleh setelah
sebanyak 2 orang yang terdiagnosa asma. dilakukan Asuhan Keperawatan
Subjek merupakan pasien rawat inap menggunakan Evidance Based Nursing
dengan kriteria mengalami sesak nafas. Practice Terapi Pursed Lip Breathing
masing-masing diberikan selama 2 hari
Metode pengumpulan data pada tahap pre- implementasi yang dilakukan terhadap Tn.S
test, yaitu sebelum diberikan pursed lip dan Tn.M. Tn.S berusia 50 Tahun dan Tn.M
breathing dengan cara observasi terhadap berusia 46 Tahun. Hasil pengkajian yang
pasien dengan menggunakan media lembar dilakukan pada Tn.S yaitu mengeluh sesak
observasi yang telah setuju menjadi nafas, mempunyai riwayat penyakit asma
responden penelitian. Setelah mendapatkan sejak 5 tahun yang lalu, pasien mengatakan
data mengenai sesak nafas peneliti asmanya kambuh jika merasa kecapekan,
memberikan teknik pursed lip breathing alergi debu, dan jika terpapar asap. Hasil
sesuai dengan pedoman prosedur tetap pengkajian pada Tn. M didapatkan keluhan
pelaksanaan tehnik pursed lip breathing merasa sesak nafas, mempunyai riwayat
terhadap pasien asma. Tahap kerja yang asma sejak masih remaja, sering masuk
dilakukan dengan menggunakan dua rumah sakit, asma kambuh jika kecapekan,
metode tergantung dari kondisi udara yang dingin, dan debu. Keduanya
pasien.Tahap pertama yaitu sambil duduk memiliki penyebab yang sama yaitu alergi
dikursi, caranya : lipat tangan diatas debu.
abdomen, hirup napas melalui hidung
sambil menghitung hingga 3, membungkuk Diagnosa keperawatan berdasarkan
ke depan 30 sampai 40 derajat dengan pengkajian di dapatkan fokus diagnosa Pola
kepala terangkat dengan sudut 16 sampai nafas tidak efektif berhubungan dengan
18 derajat dan hembuskan dengan lambat hambatan upaya nafas dan Bersihan jalan
melalui bibir yang dirapatkan sambil nafas tidak efektif berhubungan dengan
menghitung hingga 7. Sedangkan tahap akumulasi sekret. Diagnosa utama dalam
yang kedua yaitu sambil berjalan, caranya : melalakukan terapi Pursed Lip Breathing
hirup napas sambil melangkah dua langkah, yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan
hembuskan melalui bibir yang dirapatkan dengan hambatan upaya nafas, karena jika
sambil berjalan empat atau lima langkah. terjadi sesak nafas terjadi akibat adanya
Lama waktu yang dibutuhkan untuk obstruksi saluran pernafasan sehingga
melaksanakan tahap kerja adalah 15 menit. pasien mengalami hambatan dalam proses
Setelah diberikannya tehnik pursed lip bernafas. Sesak nafas dapat diketahui
breathing terhadap responden, peneliti dengan pola nafas yang tidak teratur dan
kembali melakukan pengamatan pada terjadi peningkatan pada frekuensi
tahap post-test, yaitu pengamatan yang pernafasan. Oleh karena itu adanya keluhan
dilakukan sesudah pemberian tehnik sesak nafas tersebut, pemenuhan
pursed lip breathing untuk kebutuhan dasar manusia poin 1 yaitu
membandingkan penurunan sesak nafas bernafas secara normal. Hipoksemia dapat
pasien sebelum dan sesudah dberikannya menyebabkan jaringan dan organ tubuh
tehnik pursed lip breathing. intervensi mengalami kerusakan berat yang dapat
pursed lip breathing mencangkup frekuensi mengakibatkan kegagalan fungsi organ,
pernapasan, dan saturasi oksigen. Alat yang kerusakan organ secara permanen, bahkan
digunakan untuk mengukur hasil evaluasi kematian (Prastika & Chanif, 2018). Tanda
yaitu jam tangan, dan oksimetri. dan gejala mayor yang ditemukan adalah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 113-118 116
Aam Zakiah Adawiah - Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan
terapi pursed-lip breathing

terjadinya dispnea, fase ekspirasi Pursed Lip Breathing efektif untuk


memanjang, dan pola nafas abnormal. menurunkan frekuensi pernafasan dan
meningkatkan saturasi oksigen.
Intervensi yang dilakukan yaitu monitor
frekuensi irama, kedalaman dan upaya PEMBAHASAN
nafas; monitor pola nafas; monitor adanya
produksi sputum; monitor adanya Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa
sumbatan jalan nafas; auskultasi bunyi ada perbedaan frekuensi pernafasan dan
nafas; monitor saturasi oksigen; dan saturasi oksigen pada responden sebelum
pemantauan respirasi sesuai kondisi dan sesudah dilakukan terapi Pursed Lip
pasien. Terapi Pursed Lip Breathing untuk Breathing. Hasil studi kasus menunjukkan
mengembangkan terapi pemantauan terjadi penurunan frekuensi pernafasan
respirasi sesuai kondisi pasien. dan peningkatan saturasi oksigen pada
responden setelah dilakukan 15 menit
Implementasi yang di berikan pada Tn.S terapi Pursed Lip Breathing. Hasil ini
dan Tn.M yaitu pemberian terapi Pursed Lip menunjukkan bahwa terapi Pursed Lip
Breathing untuk mengurangi frekuensi Breathing efektif untuk menurunkan
pernafasan dan meningkatkan saturasi frekuensi pernafasan dan meningkatkan
oksigen, dilakukan tanggal 27 januari saturasi oksigen. Hasil penerapan ini
sampai dengan 28 januari 2020 pada jam didukung oleh penelitian (Tarigan &
10.20 WIB. Faktor penghambat dalam Juliandi, 2018), dalam penelitiannya
terapi ini yaitu lingkungan dan ruang yang membuktikan bahwa terapi Pursed Lip
kurang tenang membuat konsentrasi Breathing dapat menurunkan frekuensi
kurang, sehingga kurang maksimal. pernafasan dan meningkatkan saturasi
oksigen. Hasil penelitian lainnya oleh
Tabel 1 (Suryantoro, Isworo, & Upoyo, 2017)
Perubahan Pernafasan Pada Klien dengan Asma menunjukkan bahwa tehnik pernafasan
Sebelum dan Sesudah di Lakukan Teknik Pursed Lip pursed lip breathing mampu meningkatkan
Breathing
Responden 1 Responden 2
nilai Forced Expiratory Volume in One
Hari Pre Post Pre Post Second (FEV1). Hasil penelitian serupa juga
RR SPO2 RR SPO2 RR SPO2 RR SPO2 dilakukan oleh (Qamila, Ulfah Azhar,
1 24 97% 22 99% 25 96% 22 98% Risnah, & Irwan, 2019) menunjukkan
2 21 98% 20 99% 22 97% 21 99% bahwa tehnik pernafasan pursed lip
breathing mempunyai pengaruh yang
Berdasarkan tabel 1 hasil penerapan selama signifikan terhadap perbaikan pola
2 hari pada responden 1, rerata frekuensi pernafasan dan peningkatan pemenuhan
pernafasan sebelum dilakukan terapi pada kebutuhan oksigenasi pasien PPOK.
hari pertama 22,5 x/mnt, rerata frekuensi
pernafasan setelah dilakukan terapi 21 Teknik pernafasan pursed lip breathing
x/mnt. Rerata saturasi oksigen sebelum memiliki banyak manfaat sebagai salah satu
dilakukan terapi Pursed Lip Breathing 98%, tindakan non-farmakologi manajemen
rerata setelah dilakukan terapi 99%. Rerata pernafasan dalam praktek mandiri
frekuensi pernafasana responden 2 keperawatan. Tehnik ini mampu
sebelum dilakukan terapi pada hari mengurangi frekuensi pernafasan dan
pertama 23,5 x/mnt, rerata frekuensi meningkatkan pemenuhan oksigenasi
pernafasan setelah dilakukan terapi 21,5 (SpO2) pasien PPOK. Penurunan terjadinya
x/mnt. Rerata saturasi oksigen sebelum dispnea juga dirasakan setelah melakukan
dilakukan terapi Pursed Lip Breathing 97%, tehnik ini secara terus-menerus. Hal ini
rerata setelah dilakukan terapi 99%. Teknik sejalan dengan teori yang mengatakan

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 113-118 117
Aam Zakiah Adawiah - Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan
terapi pursed-lip breathing

bahwa tehnik pursed lip breathing dapat breathing ini adalah untuk membantu klien
membantu memperbaiki frekuensi memperbaiki transport oksigen,
pernafasan yang abnormal pada pasien menginduksi pola napas lambat dan dalam,
dengan PPOK, yaitu dari pernafasan yang membantu pasien untuk mengontrol
dangkal dan cepat berubah menjadi pernapasan, mencegah kolaps dan melatih
pernafasan yang dalam dan lamabat (Bakti, otot-otot ekspirasi untuk memperpanjang
2015) ekshalasi dan meningkatkan tekanan jalan
napas selama ekspirasi, dan mengurangi
Teknik pursed lip breathing dapat jumlah udara yang terjebak (Smeltzer &
membantu penderita PPOK mengosongkan Bare, 2013).
udara dalam paru-paru dan memperlambat
laju pernafasan pasien. Pengembalian posisi Penulis menyimpulkan bahwa teknik
diagfragma yang merupakan otot pernafasan pursed lip breathing mempunyai
pernafasan yang terletak di bawah paru- pengaruh yang signifikan terhadap
paru adalah salah satu manfaat dari teknik penurunan frekuensi pernafasan dan
pursed lip breathing. Pada proses inspirasi meningkatkan saturasi oksigen pada pasien
paru-paru mengembang dan diagfragma asma. Tehnik pursed lip breathing harus
melengkung dan bergerak ke bawa. Pursed dilakukan secara terus menerus dalam
lip breathing juga menyebabkan otot perut keseharian pasien guna dalam usaha
mengalami kontraksi ketika proses pencegahan terjadinya sesak dan
ekspirasi, sehingga diagfragma mengalami pemulihan kosndisi pernafasan . tehnik
pergerakan ke atas dan membantu proses pursed lip breathing merupakan salah satu
pengosongan udara dalam paru-paru, teknik pernafasan yang mudah serta
akibatnya pasien PPOK akan bernafas memiliki pengaruh besar terhadap proses
dengan lebih efisien dan lebih lambat bernafas dan oksigenasi pasien asma.
(Suryati, Defrimal, & Isnaini, 2018).
SIMPULAN
Rehabilitasi penyakit paru dapat dilakukan
dengan melakukan latiham fisik dan latihan Berdasarkan penerapan yang dilakukan di
pernafasan, serta psikologis. Latihan fisik dapatkan terdapat perbaikan pada saturasi
yang dianjurkan salah satunya adalh pursed oksigen dan frekuensi pernapasan setelah
lip breathing dengan tujuan memperbaiki dilakukan pursed lip breathing. Hal tersebut
ventilasi dan menyingkronkan kerja otot- menunjukan bahwa teknik pursed lip
otot toraks dan abdomen pada saat proses breathing efektif dalam memperbaiki
bernafas (Silalahi, 2019). Penelitian lain saturasi oksigen dan frekuensi pernapasan
didapatkan bahwa pasien PPOK yang karena proses relaksasi dapat
diberikan latihan pernafasan pursed lip meningkatkan transport oksigen sehingga
breathing menurunkan jumlah pasien yang dapat memenuhi oksigen yang kurang.
mengalami pola nafas tidak efektif. Maka dari itu, terapi dengan teknik pursed
lip breathing dapat diterapkan untuk
Purse-lip breathing juga memperbaiki pola pasien gangguan pernapasan seperti asma
nafas, meningkatkan volume tidal dan yang dirawat di rumah sakit maupun
mengurangi sesak nafas. Selain itu PLB juga diterapkan di rumah.
ditujukan untuk memperbaiki pertukaran
gas dan penggunaan otot pernapasan. UCAPAN TERIMAKASIH
Manfaat lainnya dari PLB membantu
menjaga jalan napas agar tetap terbuka Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
dalam mempertahankan tekanan positip memberikan keberkahan dalam setiap
jalan napas. Tujuan lain dari pursed lips prosesnya, sehingga penulis dapat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 113-118 118
Aam Zakiah Adawiah - Perubahan frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen pada klien dengan asma menggunakan
terapi pursed-lip breathing

menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners. Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Penulis berharap semoga Karya Ilmiah Ahir (PPOK) di RSU Royal Prima Medan 2018. Jurnal
Keperawatan Priority, 2(1), 93–103.
Ners ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
bagi pembaca. Sitorus, S. (2015). Penerapan Praktik Keperawatan
Berbasis Bukti Pursed Lip Breathing Pada
Pasien Dengan Penyakit Paru Obstruktif
REFERENSI Kronik di Ruang RSU Pusat Persahabatan
Jakarta. Jurnal Keperawatan Widya Gantari,
Bakti, A. . (2015). Pengaruh Pursed Lip Breathing 2(2), 43–51.
Exercise Terhadap Penurunan Tingkat Sesak
Smeltzer, S. ., & Bare, G. . (2013). Buku Ajar
Napas Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
Keperawatan Medikal Bedah (8 volume 1).
di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Jakarta: EGC.
(Bbkpm) Syrakarta.
Suryantoro, E., Isworo, A., & Upoyo, A. (2017).
Guyton, H. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
Perbedaan EfektivitasPursed Lip Breathing
(1st ed.). Jakarta: EGC.
dengan Six Minutes Walk Test terhadap Forced
Indonesia, P. D. P. (2004). Pedoman dan Expiratory. Jurnal Keperawatan Padjajaran,
Penatalaksanaan asma di Indonesia. Jakarta: 5(2), 99–112.
Balai Penerbitan FK UI.
Suryati, I., Defrimal, & Isnaini, P. (2018). Perbedaan
Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Active Cycle of Breathing Technique (Acbt) dan
Keperawatan (4th ed.). Jakarta: EGC. Pursed Lip Breathing Technique (Plbt)
PPDI, P. D. P. I. (2011). Penyakit Paru Obstruktif Terhadap Frekuensi Nafas Pasien Penyakit
Kronik (PPOK) Pedoman Diagnosis & Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Poli Paru
Penatalaksanaan di Indonesia. RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi Tahun
2018. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis,
Prastika, D., & Chanif. (2018). Efektifitas pemberian 1(2), 17.
posisi foler dan semifowler terhadap skla sesan
nafas pasien PPOK saat menjalani terapi Susanto, M., & Ardiyanto, T. (2015). Pengaruh terapi
nebulizer di RSUD K.M.R.T Wongsonegoro nafas dalam terhadap perubahan saturasi
Semarang, (2). oksigen perifer pada pasien asma di rumah
https://doi.org/10.1051/matecconf/2017121 sakit wilayah kabupaten pekalongan.
07005 Tarigan, A. P. S., & Juliandi. (2018). Pernafasan
Qamila, B., Ulfah Azhar, M., Risnah, R., & Irwan, M. Pursed Lip Breathing Meningkatkan Saturasi
(2019). Efektivitas Teknik Pursed Oksigen Penderita Penyakit Paru Obstruktif
Lipsbreathing Pada Pasien Penyakit Paru Kronis (PPOK) Derajat II. Jurnal Keperawatan
Obstruksi Kronik (Ppok): Study Systematic Indonesia, 1(2), 39–46.
Review. Jurnal Kesehatan, 12(2), 137. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis
https://doi.org/10.24252/kesehatan.v12i2.10 keperawatan Indonesia definisi dan indikator
180 diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
RI, K. K. (2019). Penderita Asma di Indonesia. Journal Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar luaran
of Chemical Information and Modeling, 53(9), keperawatan Indonesia definisi dan tindakan
1689–1699. keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
https://doi.org/10.1017/CBO978110741532
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran
4.004
keperawatan Indonesia definisi dan kriteria
Silalahi, K. . (2019). Pengaruh Pursed Lip Breathing hasil keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
Exercise Terhadap penurunan Sesak Napas PPNI

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai