OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
ditandai dengan gejala yang berulang seperti mengi, batuk, sesak napas,
dan perasaan berat (Smeltzer et al., 2008). Hal ini dikarenakan saluran
(Committee, 2015).
vital paru yaitu jumlah udara paling banyak yang masuk dan keluar dari
al., 2018). Para ahli terus melakukan penelitian terkait penyakit asma
penyebab pasti asma masih belum jelas, namun ada beberapa faktor
risiko umum yang dapat memicu asma kambuh, yaitu udara dingin,
debu, asap rokok, stres, infeksi, kelelahan, alergi obat, dan alergi
kematian akibat asma pada tahun 2015 (InfoDATIN, 2019). Penyakit asma
Menurut jenis kelamin pada tahun 2018 penyakit asma lebih banyak
takut akan gejala yang timbul. Dengan berbagai macam faktor resiko,
wheezing dan batuk, masalah ini sering terjadi terutama pada malam
pada pasien asma (Kane et al., 2013). Mengontrol gejala asma bisa
menjaga pola hidup sehat dan mengurangi stress sehingga imun tubuh
serangan asma secara lebih efektif dapat di lakukan suatu teknik yaitu
otot pernapasan bisa secara alami membuat otot tetap panjang dan juga
postur tubuh dan menghindari rasa sakit yang terjadi pada leher, bahu
Umum Daerah Poso merupakan salah satu Rumah Sakit yang berada di
B. Rumusan Masalah
Poso?”
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Poso.
3. Bagi Penulis
4. Bagi Pasien
TINJAUAN PUSTAKA
2009).
Nose
Nasal Cavity
Pharynx
Lungs Trakhea
memiliki tiga lobus Dan paru kiri dua lobus (Setiadi, 2007)
2. Fisiologi Sistem Pernapasan
darah
dalam paru-paru.
(Somantri, 2012).
2012)
2. Etiologi Asma Bronkial
binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur, susu
Gejala asma terdiri atas triad, yaitu dipsnea, batuk dan mengi.
yang harus ada (sine qua non), data lain terlihat pada pemeriksaan
terapi ini, toleransi silang juga akan terbentuk terhadap agen anti-
2012).
Pencetus-pencetus serangan diatas ditambah dengan pencetus
Hasil ini dari reaksi tersebut adalah timbulnya tiga gejala, yaitu
Gangguan rasa
Peningkatan mobilitas dinding dada
nyaman teratasi
Ketidakefektifan
Meningkatkan ventilasi dan bersihan jalan
oksigenisasi napas teratasi
adalah batuk, pada penderita asma batuk sering terjadi pada malam
hari dan pagi dini hari sehingga menganggu tidur penderita. Bersin-
atau tidak dapat bernapas dan napas cepat dan berbunyi (Soedarto,
2012).
berat tidak ada tanda wheezing. Pasien dengan serangan asma yang
berbeda, ada yang kambuh sekali setiap bulan, ada yang mengalami
a. Mild intermittent
serangan asma malam hari kurang dari dua kali per bulan. Diluar
adalah normal
satu kali dalam satu hari. Serangan asma malam hari lebih dari dua
kali sebulan.
Gejala klinis asma terjadi setiap hari, dan serangan malam hari
1. Pengertian
kontraksi dasar pada serabut otot. Pada saat terjadi suatu penguluran
maka serabut otot akan terulur penuh melebihi panjang serabut otot itu
pada posisi tidak teratur akan berubah posisnya sehingga menjadi lurus
dan persendian menjadi fleksibel dan elastis. Hal ini merupakan latihan
trapezius, otot tricep brachi dan otot seratus anterior selama 10-15
menit dan masing-masing gerakan dilakukan sebanyak 2 x 10 kali
site group:
dinding dada)
c. Sniffles (menghirup)
f. The Chest Fly or Chicken Wing (membuat seperti dada tebang atau
sayap ayam)
adalah pasien dengan diagnosa asma bronkial, usia mulai dari 20-
dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-
(Hidayat, 2007).
oksigen dan pendekatan 100% pada tekanan parsial oksigen >10 kPa.
Saturasi oksigen atau oksigen terlarut (DO) adalah ukuran relatif dari
jumlah oksigen yang terlarut atau dibawa dalam media tertentu. Hal ini
dapat diukur dengan probe oksigen terlarut seperti sensor oksigen atau
b. Saturasi oksigen vena (Sv O2) diukur untuk melihat berapa banyak
tetap sehat.
a. Hemoglobin (Hb)
b. Sirkulasi
c. Aktivitas
4. Penelitian Terkait
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
paroksimal).
keluarganya.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
pernapasan.
(COPD)
nafas.
2) Palpasi
3) Perkusi
Suara perkusi normal :
4) Auskultasi
sifat bersih.
vesikular.
2015), meliputi :
PPNI, 2018).
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang di gunakan peneliti dalam penulisan karya tulis ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus (Case study), adalah studi
dimulai saat pasien masuk rumah sakit sampai sebelum pasien pulang.
Subyek penelitian dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien
D. Fokus Studi
E. Definisi Operasional
diukur.
1. Asma Bronkhial
2. Saturasi Oksigen
dengan oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95-
ekspirasi.
F. Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
b. Metode Observasi
dan Radiologi).
G. Etika penelitian
atas dirinya sendiri secara sadar, bebas dari paksaan untuk partisipasi
informed consent.
3. Prinsip keadilan
klien dengan cara memberikan inisial sebagai pengganti nama klien yang
Guiliano & Higgins. (2005). New Generation Pulse Oximetry In The Care Of
Critically ill Patients. NCBI.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (12th ed.).
EGC.
Kane, B., Decalmer, S., & O’Driscoll, B. R. (2013). Emergency oxygen therapy:
From guideline to implementation. Breathe, 9(4), 247–254.
https://doi.org/10.1183/20734735.025212
Laksana, M. A., & Berawi, K. N. (2015). Faktor – Faktor yang Berpengaruh pada
Timbulnya Kejadian Sesak Napas Penderita Asma Bronkial. Majority, 4(9),
64–68.
Lewis, S., et al. (2007). Megical Surgical Nursing: Assesment and Management
Of Clinical Problems Vol.2. Mosby Elsevier.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi manusia dari sel ke sistem (6th ed.). EGC.
Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., Cheever, K. H., Townsend, M. C., &
Gould, B. (2008). Brunner and Suddarth’s textbook of medicalsurgical
nursing 10th edition.
Soedarto. (2012). Buku Alergi dan Penyakit Sistem Imun. CV Sagung Seto.
Sudoyo, A. W. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Jilid I Ed). Interna
Publishing.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(I).