BAB I
PENDAHULUAN
rohani dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
dilakukan oleh sumber daya manusia yang sehat pula, terbatas dari penyakit
penyakit gastritis
(Indra, 2010).
rawat jalan Puskesmas pada awal tahun 2015 diantaranya, infeksi saluran
pernapasan Akut (ISPA) jumlah kasus 1074, Gastritis 255 kasus, penyakit
terlalu banyak dan cepat atau suka makan makanan yang pedas makanan
tangani dengan baik dapat juga akibat fatal. biasanya penyakit gastritis terjadi
pada orang-orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang
di daerah ulu hati adalah mual, muntah, lemas, kembung dan terasa sesak,
nafsu makan menurun wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin,
pusing, atau selalu bersendawa pada posisi yang lebih parah, bisa muntah
telat makan, stres tinggi yang berimbas pada sekresi asam lambung berlebih,
dan makanan dan minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung.
Ada beberapa faktor lain yaitu infeksi kuman (e colli, salmonella atau virus),
bahan makanan yang di konsumsi setiap hari, pola makan terdiri dari
frekuensi makan dan jenis makanan. dengan menu seimbang perlu dimulai
pencernaan. Pola makan atau pola konsumsi pangan susunan jenis dan jumlah
Sering kali orang mengabaikan sarapan karena di buru oleh waktu yang
sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi apabila kita hanya makan 1 kali atau 2
4
kali sehari. keterbatasan volume lambung menyebabkan kita tidak bisa makan
frenkuentif yakni tiga kali sehari termasuk sarapan pagi. Tidak sarapan pagi
terakhir yang masuk ke tubuh kita adalah makan malam pukul 19.00 dengan
(khomsan, A 2002)
Penyakit gastritis sering kita abaikan dengan cara minum obat tanpa
disebabkan dari pola makan yang tidak teratur maupun jenis makan, frekuensi
minumlah air putih hangat pada saat bangun tidur, lebih baik 3sampai 6 kali
sehari dalam porsi kecil dari pada satu kali dalam satu porsi yang berlebihan
dan jangan menahan lapar hanya karena kesibukan dan karena bukan pada
saat jam makan, dan jangan tergesa-gesa beri jarak antara menyantap satu
sedikit, tidak kenyang dan juga tidak lapar. hindari makan makanan yang
menunda waktu makan, namun jika tidak sempat makan makanlah kue untuk
( Baliwati Y.F,2004)
5
hindari makan-makanan yang dapat mengiritasi terutama yang pedas dan ber
asam, mengunyah benar-benar lumat, makan dalam porsi kecil dan sering,
hindari mengkonsumsi obat yang di jual bebas, jangan merokok karna nikotin
Pasaman Barat pada tanggal 15 Januari 2016 dari 10 orang pasien yang di
karnakan pasien memiliki pola makan yang kurang sehat seperti telat makan,
makanan cepat saji (mie instan). tapi mereka bila sakitnya kambuh, mereka
tidak langsung pergi berobat kedokter,tapi hanya istirahat dirumah dan hanya
sebagai berikut Apakah ada hubungan pola makan dengan kejadian gastritis
gastritis dan memahami manfaat dari pola makan yang baik, serta
cara menjaga pola makan yang benar agar terhindar dari gastritis.
1.4.2 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
perkuliahan.
1.4.3 Bagi Intitusi Puskesmas Kinali
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pola atau pola konsumsi pangan adalah sususnan jenis dan jumlah
tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang
melalui dari mulut sampai usus halus. Lama makan dalam lambung
baik adalah tiga kali sehari. Ini berarti makan pagi (sarapan)
gastritis.
2. Porsi Makan
lain :
1)Makanan pokok
jumlah atau porsi makanan pokok yang lain. nasi 100 gram (1
centong nasi), roti tawar 50 gram, mie instant ukuran besar 100
2) Lauk pauk
3) Sayur
gram.
11
4) Buah
5) Makanan selingan
6) Minuman
jumlah atau ukurannya untuk air putih dalam sehari enam kali
(200 gram).
3. Jenis Makan
1) Makanan Utama
2) Makanan Pokok
a. Nasi
seseorang perhari.
b. Roti
gram.
14
c. Mie
d. Lauk pauk
e. Jenis sayur
f. Buah
energy.
g. Makanan Selingan
hotdog).
makanan
e. Menanamkan adat sopan, santun saat makan
17
uap air.
4) Bumbu-bumbuan (simmering) hampir sama dengan
berikut :
dalam air.
18
2.2 Gastritis
19
mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus atau lokal.
(Price, Sylivia. E)
a. Gastritis akut
mukosa lambung.
b. Gastritis kronik
2.2.3 Etiologi
A. Gastritis Akut
B. Gastritis kronik
tidak diketahui. Sel plasma (salah satu jenis sel darah putih)
lambung .
2.2.5 Komplikasi
a. Hematemesisi dan melena
23
b. Syok lambung
c. Karsinoma intestinal
d. Polip lambung
e. Tumor karsinoid
f. Ulkus, perforasi, anemia akibat gangguan absorbsi Vit B- 12
2.2.6 Faktor-Faktor Resiko Gastritis
a. Pola makan
terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan
b. Rokok
c. Kopi
darah dan jantung. Oleh sebab itu tidak heran setiap minum kopi
mengantuk.
d. Helicobacter Pylori
f. Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mingikis mukosa pada
lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam
disekitar epigastrium.
h. Makanan pedas
usus. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri diulu hati
i. Usia
27
lebih berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat atau pola
j. Stress psikis
stress, misalnya pada beban kerja yang berat, panik dan tergesa-
k. Stres fisik
asam lambung.
l. Diagnosis
mukosa.
m. Pemeriksaan Penunjang
mikroskop)
Marilyn E: 1999
2.2.7 Patofisiologi
Empedu
(pola makan) dan variabel terikat (kejadian gastritis) artinya tiap subjek
suatu karakter atau variabel subjek pada saat bersamaan saat penelitian.
1.3.2 Sampel
sederhana yaitu :
N
n=
1+ N (d)2
(Nursalam, 2011)
Keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Besarnya populasi
250
n=
1+250 (0.05)2
250
n=
1+0.625
n=154 sampel
Putra dan Haryono, dalam Nursalam 2013). Variabel juga konsep dari
kejadian gastritis.
33
Defenisi Operasional
dengan koesioner
frekuensi kepada
dan porsi
makan yang
dikonsumsi
sehari-hari
yang relatif
tetap
gastritis koesioner
pada kepada
responden responden
34
Keterangan :
= Dihubungkan
karena dapat mengungkap hal-hal yang bersifat rahasia dan digunakan pada
mengarahkan jawaban.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
kejadian gastritis.
responden peneliti juga menjelaskan terlebih dahulu maksut dan tujuan dari
pengisian kuesioner.
3.9 Teknik Pengolahan Data
kode pada setiap jawaban yang telah terkumpul pada setiap jawaban
3.9.5 Cleaning
pada setiap variabel dari hasil penelitian dan analisa bivariat yang dilakukan
, 2005).
makan yang terdiri dari frekuensi makan, jenis makan, dan porsi
menjawab 50% dari tanda dan gejala maka terjadi gastritis, dan jika
f
P x100%
n
38
Keterangan :
f = Frekuensi kejadian
n = Jumlah sampel
(Sutanto, 2001)
(0 E ) 2
X 2
E
Keterangan :
X2 =Chi-Square
= jumlah total
( Budianto, 2002).
39
DAFTAR PUSTAKA
cipta : Jakarta
Brunner & suddart (2000). Keperawatan medikal bedah buku saku. EGC
Jakarta.
40
Brunner Dan Suddart (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah ,Edisi
:Yayasan Iapk
Pasaman Barat
Jakarta.
Jakarta.
Utama : Jakarta