PENDAHULUAN
yang dikumpulkan seperti nyeri terutama di ulu hati, dan sering mengalami
mual, muntah, rasa penuh, dan tidak nyaman (Fitri nuryanti, 2021). Gastritis
dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Rimbawati, wulandari, &
Data yang didapat dari Word Health Organization (WHO) angka kejadian
gastritis di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di
Inggris (22%), China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan perancis
(29,5%). Sedangkan di Asia Tenggara gastritis diderita oleh sekitar 583.635 dari
gastritis Merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di Rumah sakit pada
pasien rawat inap dengan jumlah Kasus sebesar 33.580 kasus. yang 60,86%
terjadi pada perempuan. Pada pasien rawat jalan gastritis berada pada urutan ke
tujuh dengan jumlah kasus 201.083 kasus yang 77,74% terjadi pada perempuan
layanan Rawat Inap Tingkat Lanjut sampai dengan 31 desember 2016, masalah
besar penyakit rawat inap di rumah sakit tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Jumlah pasien yang keluar karena meninggal akibat panyakit gastritis ini adalah
sebanyak 1,45% dari keseluruhan jumlah pasien yang keluar. Berdasarkan data
yang tercatat dalam rekam medik RSUD Kota Makassar tahun 2015, tingkat
prevalensi gastritis mulai dari tahun 2012 berjumlah 209 orang yang dirawat
inap, tahun 2013 berjumlah 106 orang, tahun 2014 berjumlah 159 orang.
yang bersifat akut, kronik, difus atau local, dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan
Dampak dari kurangnya kita dalam menjaga pola makan secara garis besar
Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
1.4.1 Teoritis
makan dengan terjadinya gastritis dan juga bias menjadi informasi bagi
penelitian selanjudnya.
1.4.2 Praktis
2. Bagi perawat
3. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
gastritis yaitu frekuensi makan yang tidak teratur dengan porsi makan
menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama
berupa makan pagi, siang, dan makan malam terdiri dari makanan pokok,
sayur, lauk pauk, buah, dan minuman yang mengandung kalori dan
gastritis.
yang melakukan pola secara sehat dan ada pula yang melakukan pola
makan yang salah. Kebiasaan makan yang tidak teratur bisa menyebabkan
sesuai dengan kebutuhan tubuh dan istirahat yang memadai. Pola makan
siang, dan makan sore atau malam. Ketiga waktu makan tersebut yang
makan secara berlebihan saat makan siang atau makan malam. Makan
sehari makanan selingan dilakukan sekali atau dua kali di antara waktu
yang lama. Pola makan yang tidak normal dapat diidentifikasi kembali
penumpukan kalori.
b. Makan di malam hari (night eating syindrome), kurang nafsu
2. Jenis Makan
pagi,makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok,
lauk pauk, buah, dan minuman. Makanan pokok adalah makanan yang
dalam tubuh dan memberi rasa kenyang. Makanan pokok yang biasa
3. Porsi Makan
tawaar,dan mie instan. Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain :
nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie instan untuk ukuran besar 100
gram dan ukuran kecil 60 gram. Lauk pauk mempunyai dua golongan:
lauk nabati dan lauk hewan, jumlah atau porsi makanan antara lain :
masakan sayuran antara lain : sayur 100 gram. Buah merupakan suatu
gram.
pola makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama pendidikan, dan
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Budaya
tahu), meskipun tidak semua hal yang tahu masuk akal dan baik dari
3. Faktor Agama
paskah, bagi umat islam, ketupat adalah bahan makanan pokok yang
4. Faktor Pendidikan
makanan lainnya.
5. Faktor Lingkungan
maupun cetak.
akut, kronik difus, atau lokal. Karakteristik dari peradangan ini antara lain
2.2.2 Etiologi
(Restina, 2019)
Asetaminofen dan kartikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada
edema dan perdarahan. Kondisi yang stressful seperti trauma, luka bakar,
peningkatan produksi HCI lambung. Selain itu, infeksi oleh bakteri seperti
Menurut Ida Mardalena (2017) dalam (Siagian, 2021), gastritis terdiri dari
1. Gastritis Akut
kebiasaan merokok. Di samping itu, stress berat seperti luka bakar dan
2. Gastritis Kronis
2019)
terjadi atrofi mukosa dan metaplasia epitel. Keadaan ini menjadi latar
2019)
pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. yang sering dirasakan pada
1. Pola makan
terserang penyakit ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan
2. Helicobacter Pylori
3. Terlambat makan
setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan
terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah
asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3
4. Makanan Pedas
Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang di
2.2.6 Komplikasi
gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
2. Gastritis Kronik
sebagai berikut :
tepung
3. Hindari minuman yang merangsang pengeluaran asam lambung
seperti teh,kopi,alcohol
Pola makan yang memicu terjadinya gastritis yaitu frekuensi makan yang
tidak teratur dengan porsi makan sedikit, dengan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang memicu peningkatan asam lambung, selain itu makan yang
tidak menarik dan dapat menimbulkan kebosanan, kejenuhan sehingga hal ini
dapat mempengaruhi selera makan dan cenderung lebih menyukai dan memilih
makanan cepat saji (fast food) (Rimbawati, wulandari, & Mustakim, 2022)
1. Pola Makan
2. Helicobacteri pylori Gastritis
3. Terlambat Makan
4. Makanan Pedas
Keterangan
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Tentang Pola Makan dengan Kejadian Gastritis
Pada gambar 2.5 Menjelaskan bahwa pola makan dipengaruhi banyak hal
seperti faktor ekonomi, faktor budaya, factor agama, faktor pendidikan, dan
Terjadinya
Pola Makan
Gastritis
Keterangan :
: variabel independen
: variabel dependen
: Hubungan antara variabel
4.2.1 Populasi
ditarik kesimpulannya.
4.2.2 Sampel
ini
4.2.3 Sampling
a. Variabel Bebas
b. Variabel Terkait
variabel dependen
Variabel Independen
1. Pola Jumlah atau porsi Nominal Kuesioner 1. Baik Jika
Makan yang dikonsumsi (Skor 0-8)
melipti jenis 2.Buruk Jika
makan, frekuensi (Skor 9- 17)
makan dan porsi
makan pada
setiap kali makan
Variabel Dependen
2. Terjadinya Gastritis Normal Kuisioner Skor :
Gastritis merupakan Iya = 1
peradangan Tidak = 0
mukosa lambung Skor
yang merupakan maksimal 10
diagnosa dari
dokter
Pengisian lembar kuesioner dilakukan oleh responden dan dibantu oleh peneliti
jika responden tidak mampu menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner.
Makassar.
yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu penelitian,
misalnya melalui dokumen atau orang lain (Sunyoto, 2016) dalam (M.
Khadavy, 2021).
1. Editing
2. Coding
3. Entri Data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah
4. Cleaning
pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah sudah betul atau
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
harus ada dalam informed consert tersebut antara lain: partisipasi pasien,
dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
lainnya.
Penempatan sampel
Pengumpulan Data
Penyajian data