Anda di halaman 1dari 19

KARYA ILMIAH

PENYAKIT MAAG SISWA –SISWI XI IPA 3 di SMA N 2 TANAH


PUTIH AKIBAT POLA MAKAN TIDAK TERATUR

DISUSUN OLEH:
1. RINDIANI
2. INGKA PRESTI SYAHARA

SMAN 2 Tanah Putih

Kabupaten Rokan Hilir

Provinsi Riau

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dankarunia-Nya, serta memberikan kemudahan dalam mengerjakan makalah ini yang berjudul
“Penyakit maag siswa/i XI IPa 3 di SMA N 2 TANAH PUTIH akibat pola makan tidak teratur ” sehingga
karya ilmiah ini dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, terutama
kepada yang terhormat:

1. Guru pembimbing Makalah kelas XI IPA 3 terima kasih atas arahan dan bimbingannya.
2. Kedua orang tua, telah mmemberikan bantuan. Baik doa, support, dan materi. Terima
kasih atas fasilitas yang telah diberikan.
3. Teman-teman seperjuangan, yang telah membantu.

Semoga Allah senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunianya kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan karya ilmiah ini.

Penulis selaku peneliti, mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila


terdapat banyak kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Karna saya sadar bahwa karya tulis
ini belum sempurna. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk
dijadikan pembelajaran dalam menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya dan sebagai wahana menambah pengetahuan serta
pemikiaran.

Kampung Melati, 27 Mei 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada era Globalisasi ini, semakin berkembang teknologi yang dapat dimanfaatkan manusia.
Dari teknologi untuk pembuatan barang pangan atau non pangan yang berguna memenuhi
kebutuhan manusia hingga teknologi untuk memuaskan manusia.

Sehingga hal tersebut merubah pola hidup manusia yang dari terartur hingga menjadi tidak
teratur. Bisa kita lihat di sekeliling kita atau mungkin kita sendiri. Terutama pola makan.
Sekarang ini sebagian besar remaja juga anak-anak sudah pernah menderita penyakit maag.
Tidak hanya soal makan yang telat tetapi tren anak muda yang ingin langsing seperti artis
idolanya atau malu jika badan gendut takut tidak punya teman bahakan dicemooh orang-
orang sekitar, jadi mereka melakukan diet yang ketat dengan makan cuma satu kali mungkin
tidak makan. Diet yang salah akan menimbulkan penyakit maag sebab lambung dibiarkan
kosong sedangkan lambung terus bekerja walaupun tidak akan makanan membuat perut
terasa perih.

Dan dari pola makan yang tidak teratur tersebut, sebagian remaja memiliki penyakit
pencernaan seperti maag (gastritis). Atau bahkan bisa penyakit lebih parah, namun akan
terlihat saat sudah berusia lanjut. Namun para remaja mengabaikan hal tersebut, dan terus
melakukan kesalahan yang kecil namun sebenarnya sangat fatal.

Penyakit maag bukanlah penyakit yang berbahaya jika dibanding penyakit yang lainnya
seperti kanker. Tetapi penyakit yang bisa mengundang berbagai penyakit lain datang jika
tidak ditangani dengan serius dan diobati. Jumlah penderitanya semakin hari juga bertambah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pola makan tidak teratur dapat mempengaruhi kondisi tubuh?


2. Bagaimana jadwal makan siswa/i XI IPA di 3 SMAN 2 TANAH PUTIH?
3. Apakah siswa/i XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH PUTIH mempunyai pola makan
teratur?
4. Apa sebab siswa/i XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH PUTIH tidak memiliki pola
makan teratur?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Mengetahui pola makan yang teratur seperti apa


2. Untuk mengetahui pengaruh pola makan tidak teratur terhadap tubuh/kondisi tubuh.
3. Untuk mengatahui pola makan siswa/i XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH PUTIH
4. Untuk mengetahui seberapa banyak penderita maag (gastritis) di lingkungan siswa/i
XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH PUTIH
5. Untuk mengetahui mengetahui sebab siswa/i XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH
PUTIH tidak memiliki pola makan yang teratur

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat penulis peroleh:


1. Mengetahui pola makan yang teratur seperti apa
2. Mengetahui pengaruh pola makan yang tidak teratur terhadap tubuh
3. Mengetahui seberapa banyak penderita maag (gastritis) di lingkungan siswa/I XI IPA
3 di SMAN 2 TANAH PUTIH
4. Mengetahui sebab siswa/i XI IPA 3 di SMAN 2 TANAH PUTIH tidak memiliki pola
makan yang teratur
5. Sebagai bahan acuan untuk menuju pola makan yang teratur

1.5 Hipotesis

Pengaruh pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur remaja terhadap penyakit maag
(gastritis).
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi
2.1.1 Pola Makan

Menurut Harper (1986), pola makan (dietary pattern) adalah cara yang ditempuh
seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial.
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).
Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas
untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Sulistyoningsih, 2011).

2.1.2 Maag (Gastritis)

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang
berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan
akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan
borok di lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik
dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis.
Dari defenisi-defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah suatu peradangan
atau perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas. Hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya gastritis.

2.2 Jenis- jenis Maag /Gastritis


2.2.1 Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit
yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit sembrono (Brunner dan
Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995)
Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan
dapat sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan
lokal.

2.2.2 Gastritis Kronik


Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis adalah
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.
Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005: 422), gastritis adalah suatu keadaan
peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus,
atau lokal.

2.3 Penyebab Gastritis


1. Frekuensi Makan

Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan
kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat pencernaan
mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung tergantung sifat
dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong antara 3-4 jam. Maka
jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya lambung (Okviani, 2011).

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam
jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah
telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat
itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam,
maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat
mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di seitar epigastrium
(Baliwati, 2004).
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika
hal itu berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat
mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik.
Hal tersebut dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke
kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar (Nadesul, 2005).
2. Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan
diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
Menyediakan variasi makanan bergantung pada orangnya, makanan tertentu dapat
menyebabkan gangguan pencernaan, seperti halnya makanan pedas Mengkonsumsi
makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama
lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan
nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat
penderita makin berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan
pedas lebih dari satu kali dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-
menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis
(Okviani, 2011).
Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok. Makanan
tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang masih mentah,
daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau mentega.
Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung
membutuhkan waktu yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat
meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung
tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam
duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat
mengiritasi (Iskandar, 2009).

3. Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi
pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam jumlah benar sebagai
bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan,
kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan).
Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang
pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat
menimbulkan peradangan atau luka pada lambung (Baliwati, 2004).

4. Stres
a. Stress Psikis
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress,misalnya pada beban
kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat
mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan, lama-kelamaan dapat
menyebabkan terjadinya gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak
dapat dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara
efektif dengan cara diet sesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat cukup, olah raga
teratur dan relaksasi yang cukup (Friscaan, 2010).
b. Stress Fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, refluks empedu atau
infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga ulkus serta pendarahan pada
lambung. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan ulkus peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil
radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan
mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding
lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung (Anonim, 2010).

2.4 Dampak Pola Makan yang Buruk bagi Tubuh


 Makan tidak teratur
Karena berbagai alasan, makan tidak teratur sering dilakukan. Padahal, pola makan
tidak teratur bisa mengacaukan metabolisme tubuh. Orang yang makan tidak teratur
cenderung mengalami kenaikan berat badan lebih cepat dan lebih banyak dibanding
orang yang makan teratur.
 Makan larut malam
Tidak ada larangan bagi Anda untuk makan pada jam malam. Namun, ada efek
samping berupa konsumsi kalori berlebihan. Hati-hati, ngemil dan konsumsi
makanan padat sebelum tidur bisa menaikkan berat badan Anda. Saat Anda makan
sebelum tidur, tubuh akan melepaskam insulin dalam jumlah besar. Insulin inilah
yang akan menyimpan makanan yang Anda konsumsi menjadi lemak.
 Melewatkan jam makan
Melewati jam makan karena takut gemuk atau tidak sempat bisa menyebabkan Anda
mengalami penurunan gula darah. Banyak orang kemudian melakukan kompensasi
dengan makan lebih banyak pada jam berikutnya, yang justru akan meningkatkan
berat badan Anda.

2.5 Hubungan Pola Makan Buruk dengan Penyakit Gastritis


Gastritis biasanya diawali oleh pola makan yang tidak teratur sehingga lambungmenjadi
sensitif bila asam lambung meningkat. Pola makan adalah berbagai informasi yang
memberikan gambaran macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap
hari(Margatan, 1995). Pola makan terdiri dari frekuensi makan, waktu makan dan
jenismakanan. Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah
kekambuhan gastritis.Menurut Yayuk Farida Baliwati (2004), terjadinya gastritis dapat
disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan,
jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung
meningkat.

2.6 Pola Makan Remaja


Berdasarkan hasil penelitian Frank Gc yang dikutip oleh Moehyi (1992), mengatakan
bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan anak dengan ukuran tubuhnya. Makan
siang dan makan malam remaja menyediakan 60% dari intake kalori, sementara makanan
jajanan menyediakan kalori 25%. Anak obes ternyata akan sedikit makan pada waktu
pagi dan lebih banyak makan pada waktu siang dibandingkan dengan anak kurus pada
umur yang sama. Anak sekolah terutama pada masa remaja tergolong pada masa
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental serta peka terhadap
rangsangan dari luar. Konsumsi makanan merupakan salah satu factor penting yang turut
menentukan potensi pertumbuhan dan perkembangan remaja. Jumlah atau porsi makanan
sesuai dengan anjuran makanan bagi remaja menurut Sediaoetama (2004) yang disajikan
pada tabel berikut :

Makan pagi Makan siang Makan malam


06.00-07.00 WIB 13.00-14.00 WIB 20.00 WIB

 Nasi 1 porsi 100 gr


 Nasi 2 porsi 200 gr
 Nasi 1 porsi 100 gr beras
beras
beras  Daging 1 porsi 50 gr
 Daging 1 porsi 50 gr
 Telur 1 butir 50 gr  Tahu 1 porsi 100 gr
 Tempe 1 porsi 50 gr
 Susu sapi 200 gr  Sayur 1 porsi 100 gr
 Sayur 1 porsi 100 gr
 Buah 1 porsi 100 gr
 Buah 1 porsi 75 gr
 Susu skim 1 porsi 20 gr

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan angket (penelitian
yang berdasarkan dari pemberian pertanyaan-pertanyaan tentang penelitian kepada
objek yang di teliti) yang di berikan kepada beberapa siswa/i kelas XI IPA 3 SMAN 2
TANAH PUTIH yang berisikan 10 pertanyaan.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan dari tanggal 25 Mei 2022 s/d 27 Mei di SMA NEGERI
2 TANAH PUTIH dan disusun di rumah penulis yang beralamat di Kampung melati.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakanpengambilan angket.

3.4 Grafik Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur terhadap Penyakit Maag (gastritis)
Melalui penyebaran 25 angket kepada siswa/i SMAN 2 TANAH PUTIH di kelas XI IPA
3 menunjukkan perbandingan berapa persentase siswa/i SMAN 2 TANAH PUTIH di
kelas XI IPA 3 yang makan 3 kali sehari, siswa/i yang makan secara teratur(sesuai jadwal
makan), dan siswa/i yang merasakan keluhan sakit di sekitar bagian perut. Persentase
hasil dari data-data tersebut akan kita lihat di tabel

Grafik Pengaruh Pola Makan Tidak Teratur terhadap Penyakit Maag


(gastritis)
100%
90%
80% 88%
70% 80%
60% Siswa yang
50% 57% menjawab Iya
40% 43%
30% Siswa yang
20% menjawab Tidak
10% 20%
13%
0%
Siswa/i makan 3 kali Siswa/i makan Siswa/i yang merasakan
sehari teratur(sesuai jadwal) sakit di bagian sekitar
perut

3.5 Pembahasan Grafik


Dari grafik yang kita lihat, kita dapat mengetahui bahwa dari 25 angket yang di sebarkan
dan di berikan ke 25 siswa/I XI IPA 3 SMAN 2 TANAH PUTIH yaitu :
1. Dari 25 siswa/iXI IPA 3SMAN 2 TANAH PUTIH mengaku 43% dari mereka makan
3 kali sehari dan 57% dari mereka tidak makan 3 kali sehari (lebih atau kurang dari 3
kali makan dalam sehari).
2. Dari 25 siswa/iXI IPA 3 SMAN 2 TANAH PUTIH mengaku 20% dari mereka makan
secara teratur/makan sesuai jadwal dan 80% darimereka tidak makan secara
teratur/tidak makan sesuai jadwal.
3. Dari 25 siswa/iXI IPA 3 SMAN 2 TANAH PUTIH mengaku 13,3% dari mereka
tidak pernah merasakan sakit di sekitar bagian perut dan 87,7% dari mereka pernah
merasakan sakit di sekitar bagian perut.

Dari data di atas, kita ketahui walaupun siswa/i SMAN 1 Pekanbaru banyak makan 3 kali sehari
namun mereka makan secara tidak teratur atau tidak sesuai dengan jadwal makan yang bagus
untuk lambung yaitu makan pagi sekitar jam 06.00-07.00, makan siang sekitar 13.00-14.00 dan
makan malam 20.00. Jadwal makan tersebut telah di sesuaikan untuk lambung kita yang hanya
bisa bertahan maksimal selama 8 jam tidak makan. Jika melewati waktu tersebut, maka lambung
akan mengeluarkan asam dan dinding lambung yang selalu bekerja tanpa/ada makanan yang
untuk di cerna akan luka dan terkena asam lambung (HCl) yang akan membuat perut kita
sakit/nyeridanberakibatpenyakitmaag(gastritis).
BAB IV

PEEMBAHASAN

4.1 Konsep Pola Makan

Pola makan atau pola mengkonsumsi pangan dalam setiap saat merupakan susunan
jenis makanan dan jumlah pangan yang dikonsumsi dimanaseseorang atau kelompok
orang pada waktu tertentu mengkonsumsinya, (YayukFarida Baliwati. dkk, 2009).
(Santosa dan Ranti,2009), mengungkapkan dimanabahwa pola makan merupakan
berbagai informasi yang penting sehingga memberigambaran mengenai macam-macam
jenis makanan dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari, oleh seseorang
atau sekelompok orang.Pendapat lain juga menurut dua pakar yang berbeda-beda dapat
diartikansecara umumbahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh
seseorangatau sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan
dalamkonsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan
danfrekuensi makan berdasarkan faktor-faktor yang meliputi antara lainyaitu : sosial,
budaya dimana mereka hidup.

Pola makan adalah tingkah laku manusiaatau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhannya akan makan yang meliputisikap, kepercayaan dan pemilihan makanan.
Sikap orang terhadap makanan dapatbersifat positif dan negatif, (Santosa dan Ranti,
2009). Sikap positif atau negatifterhadap makanan bersumber pada nilai-nilai affective,
yang berasal dari lingkungan(alam, budaya, sosial dan ekonomi), dimana manusia atau
kelompok manusia itutumbuh, demikian juga halnya dengan kepercayaan terhadap
makanan yang berkaitandengan nilai-nilai cognitive yaitu: kualitas baik atau buruk,
dimana menarik atau tidakmenarik, pemilihan adalah proses psychomotor diamana
untuk memilih makanansesuai dengan sikap dan perilaku serta kepercayaannya,
(Khumaidi, 2009),berdasarkan data-data maka pakar-pakar juga memutuskan pola
makan bagi remajadipengaruhi oleh dua hal yang mendasar yaitu :

1. Pola makan keluarga

Lingkungan keluarga juga sangat besar pengaruhnya terhadap anak, hal inikarena di
dalam keluargalah anak memperoleh pengalaman pertama dalamkehidupannya, dalam
hal ini orang tua mempunyai pengaruh yang kuat dalammembentuk kesukaan makan
anak-anaknya, karena orang tua adalah modelpertama yang dilihat oleh anak, hubungan
sosial yang dekat yang berlangsung lamadimana antara anggota keluarga
memungkinkan bagi anggotanya mengenal jenismakanan yang sama dengan keluarga,
(Karyadi, 2009).Menurut (Khumaidi, 2010), setiap sikap anak terhadap
makanandipengaruhi oleh pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak masa kanak-
kanak tentang apa dan bagaimana makan, terbentuknya rasa suka terhadapmakanan
tertentu adalah merupakan hasil dari kesenangan sebelumnya yangdiperoleh pada saat
mereka makan untuk memenuhi rasa laparnya serta darihubungan emosional antara
anak-anak dengan yang memberi mereka makan.
2. Pola makan remaja

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh, Frank Gc yang dikutip oleh,(Moehyi,
2012), mengatakan bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan remaja dengan
ukuran tubuhnya. Makan siang dan makan malam menyediakan 60% dari intake kalori,
sementara makanan jajanan menyediakan kalori 25%. Anakobesitas ternyata akan
sedikit makan pada waktu pagi dan lebih banyak makanpada waktu siang dibandingkan
dengan anak kurus pada umur yang sama. Anaksekolah terutama pada masa remaja
tergolong pada masa pertumbuhan danperkembangan baik fisik maupun mental serta
peka terhadap rangsangan dari luar.Konsumsi makanan merupakan salah satu faktor
penting yang untuk menentukanpotensi pertumbuhan remaja.

4.2 Konsep penyakit Maag


Sakit maag sering orang menyebut radang lambung atau dalam bahasa ilmiah Gastritis
atau Dispepsia sering menyerang orang tanpa pandang bulu. Penyakit maag adalah
kondisi medis di mana terjadi pembengkakan, peradangan atau iritasi pada lapisan
lambung. Penyakit ini pada umumnya menyerang secara tiba-tiba dan berlangsung
singkat, namun ada kalanya juga merupakan bagian dari sebuah penyakit medis yang
serius dan berlangsung cukup lama.

Secara sederhana definisi maag atau gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan
submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering
dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinik bukan
pemeriksaan histopalologi (Sudoyo dkk,2010:509).

Lambung merupakan tempat terjadinya proses pencernaan makanan yang masuk ke


tubuh kita. Di lambung tersebut terdapat banyak enzim-enzim pencernaan seperti
pepsin dan asam lambung. Ada juga mucus atau lender yang berfungsi sebagai
pelindung dinding lambung. Jika keseimbangan enzim yang terdapat di lambung
tersebut terganggu akan menyebabkan gastritis atau sakit lambung yang biasa kita sebut
dengan sakit maag.

Kelebihan asam lambung yang berlarut-larut atau berulang-ulang merupakan tanda


peringatan untuk borok lambung atau usus. Borok lambung atau usus sendiri
merupakan luka menahun pada lambung atau usus halus.
Penyakit ini dapat diketahui dengan adanya rasa nyeri yang menahun dan kadang-
kadang menusuk pada ulu hati. Sering kali rasa nyeri berkurang setelah penderita
makan atau minum susu. Namun jika penderita terlambat makan 2 atau 3 jam, makan
makanan berlemak dan pedas, atau meminum alkohol, serangan nyeri akan menghebat.
Kerja lambung yang tidak sesuai dengan semestinya akan mengakibatkan gangguan
pada lambung manusia dan bisa berakibat fatal jika dibiarkan terus menerus.

4.3 Jenis-Jenis Penyakit Maag


Umumnya masyarakat hanya mengetahui penyakit maag saja tetapi penyakit maag juga
mempunyai jenis-jenisnya.Rasa yang tidak nyaman di daerah ulu hati biasanya dirasakan oleh
penderita Maag. Dengan rasa nyeri, perih, serta keluhan lain seperti mual, kembung, cepat
kenyang, merasa penuh, sampai muntah-muntah. Kadang jika rasa nyeri itu begitu hebatnya,
sampai terasa sakit tembus ke tubuh bagian belakang. Umumnya kondisi ini dikenal oleh
kalangan medis sebagai sindrom dengan sebutan dispepsia.
Menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, MMB dari Departemen Penyakit Dalam Divisi
Gastroenterologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, dispepsia atau maag terbagi dalam tiga
kelompok Yaitu :

a. Tipe Ulkus

Pada ulkus penderita akan merasa nyeri di daerah ulu hati sampai tembus ke tubuh bagian
belakang.Serangannya terjadi di malam hari. Biasanya rasa nyeri ini hilang setelah makan,
tapi kemudian bisa nyeri lagi.

b. Tipe Dismotilitas

Tipe dismotilitas lebih menonjol gejala kembungnya, rasa penuh pada perut, cepat kenyang,
dan mual

c. Tipe Campuran

Tipe campuran ada rasa nyeri dan kembung.

d. Tipe Gastroesofageal Reflux Disease (GERD)

Gastroesofageal Reflux Disease (GERD) pasien akan merasakan panas di daerah dada
seperti terbakar. Selain itu ia akan merasa ada asam naik sehingga mulut terasa pahit.(dalam
Abdullah,2009)

Ternyata maag bukan penyakit yang sederhana, ada berbagai tipe dengan gejalanya masing-
masing. Harus diperhatikan juga penderita dengan keluhan-keluhan sakit maag belum tentu
bersumber dari lambungnya. Misalnya pada seseorang yang ada batu di empedu, ada kalanya
keluhan berupa mual atau kembung.

Sehingga orang yang merasakan sakit maag belum tentu masalah sakitnya bersumber pada
lambung atau organ pencernaan lain. Jadi kalau ada penderita maag kronis kemudian minum
obat yang ada di pasaran lalu sembuh, mungkin suatu saat dia harus kontrol penyakitnya ke
dokter.

4.4 Penyebab Penyakit Maag


Mungkin orang beranggapan penyakit maag sebuah penyakit yang ringan saja tetapi penyakit
yang yang menyerang bagian lambung ini mempunyai penyebab yang harus diketahui,

Adapun penyebab penyakit maag antara lain sebagai berikut :

1. Pola makan yang tidak teratur,gaya hidup yang tidak sehat, stres dan jam tidur yang
tidak baik. Selain itu Merokok, meminum kopi dalam takaran yang banyak juga
berulang-ulang dan meminum minuman beralkohol.
2. Bakteri Penyebab Penyakit Maag ,Selain karena pola makan yang tidak teratur
ternyata penyebab lain dari timbulnya penyakit Maag dikarenakan oleh
bakteri.Dalam keadaan tidak aktif, makhluk ini berubah bentuk menjadi cocoid yang
berlindung dalam kapsulnya. Bakteri ini memerlukan urea (hasil akhir utama dari
metabolisme protein mamalia) serta hemin (pigmen merah dalam darah) untuk
berkembang biak.Ternyata hanya sel-sel jaringan mukus dalam lambung yang dapat
menyimpan nutrisi esensial ini. Tentunyakalau tidak dibasmi akan tumbuh subur dan
bisa bertahan hidup sampai puluhan tahun dalam lambung manusia sambil
menggegoroti daerah di sekitar lambung.
Karena lambung tempat hidup paling nyaman baginya, bakteri tidak bermigrasi ke
organ pencernaan lain seperti usus besar, esofagus. Penyakit yang diakibatkan oleh
bakteri ini tidak bedanya dengan penderita sakit maag biasa.Yakni mual kembung
dan nyeri. Hanya bedanya berulang kali penyakitnya kambuh. Pada kasus terparah
bisa sampai mengakibatkan muntah dan berak darah.Bakteri ini dapat berpindah
melalui ludah dan masuk ke mulut. Misalnya penggunaan gelas, sendok, atau piring
makan secara bersama-sama. Karena kurang higienis makanan bisa terkontaminasi
fases yang mengandung bakteri itu. Penyakit maag memang merupakan penyakit
umum yang biasanya dapat disembuhkan dengan obat jenis antasid.

3. Penyebab Maag yang tertinggi adalah Stress .Asam lambung akan meninggkat jika
seseorang mengalami stress, sehingga jika ada luka yang dalam, tentunya
peningkatan asam lambung akan memperhebat keluhannya. Maag sering
dianggappenyakit biasa-biasa saja karena mudah sembuh dengan obat. Jika
terkontrol dengan baik, maag dapat sembuh total.Selain penyebab penyakit maag
diatas masih ada penyebab lain .

Penyakit maag atau gastritis yaitu:


 (Gastritis Bakterialis.)

Akibat dari infeksi oleh Helicobakteri Pylori (bakteri yang tumbuh di Dalam sel lender
di lapisan lambung). Tidak ada bakteri lainnya yang dalam keadaan normal tumbuh
di dalam lambung yang bersifat asam, tetapi jika lambung tidak menghasilkan asam,
berbagai bakteri bisa tumbuh di lambung. Bakteri ini bisa menyebabkan gastritis
menetap atau gastritis sementara.

 Gastritis karena stress akut

merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang disebabkan oleh penyakit berat atau
trauma (cedera) yang terjadi secara tiba-tiba. Cederanya sendiri mungkin tidak
mengenai lambung, seperti yang terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang
menyebabkan perdarahan hebat.

 Gastritis Erosive Kronis

Bisa merupakan akibat dari:

a. Bahan iritan seperti obat-obatan terutama aspirin dan obat peradangan non
steroid lainnya.
b. Penyakit Crohn.
c. Infeksi virus dan bakteri .Gastritis ini terjadi secara perlahan pada orang-
orang yang sehat, bisa disertai dengan pendarahan atau pembentukan
Ulkus ( borok luka terbuka), paling sering terjadi pada Alkoholik.
 Gastritis virus atau jamurBisa terjadi pada penderita penyakit menahun atau penderita
yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
 Gastritis Eosinofilikterjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infestasi cacing
gelang. Eosinofil (sel darah putih) terkumpul di dinding lambung.
 Gastritis Atrofik .Terjadi jika antibody menyerang lapisan lambung sehingga lapisan
lambung menjadi sangat tipis dan kehilangan sebagian atau seluruh selnya yang
menghasilkan asam dan enzim. Keadaan ini biasanya terjadi pada usia lanjut.
Gastritis ini juga cenderung terjadi pada orang-orang yang sebagian lambungnya
telah diangkat (menjalani pembedahan gastrektomi parsial). Gastritis atrofik bisa
menyebabkan anemia pernisiosa karena mempengaruhi penyerapan vitamin B12 dari
makanan.
 Gastritis Maniere .Merupakan jenis Gastritis yang penyebabnya tidak diketahui.
Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar, dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita ini menderita kanker
lambung.
 Gastritis Sel Plasma.Gastritis sel plasma penyebabnya tidak diketahui. Sel plasma
(salah satu jenis sel darah putih) terkumpul di dalam dinding lambung dan organ
lainnya.

4.5 Bahaya Penyakit Maag

Orang sering sekali acuh dengan penyakit ini mungkin orang berfikir tidak lebih bahaya
seperti penyakit kanker,diabetes dan masih banyak lagi, tapi jangan pernah menyepelekan
yang namanya penyakit sekecil apapun penyakit itu kalau tidak ditangani dengan serius bisa
menjadi bencana bagi tubuh seseorang dan bisa berakibat fatal.Di Indonesia atau luar negeri
menunjukkan bahwa keluhan penyakit maag fungsional paling banyak ditemui, yaitu
mencapai 70-80 persen dari seluruh kasus. Apabila seseorang menderita penyakit maag
ringan tetapi tidak diobati bahkan hanya dibiarkan saja akan menjadi maag sedang.
Selanjutnya bisa menjadi maag kronis yang intensitasnya sudah parah dibanding maag biasa.
Hal paling buruk yaitu kanker lambung menyerang tubuh penderita maag.

Menurut Ari Fachrial Syam SpPD KGEH HMMB Sakit maag juga bisa menjadi salah satu
gejala kanker lambung. Sakit maag yang berulang kali dan tidak sembuh walaupun sudah
diobati, lebih baik segera diperiksakan ke dokter. Menjaga kesehatan lambung bukan saja
untuk menghindari penyakit maag, tetapi merupakan investasi jangka panjang terutama
menghindari kanker lambung. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan memulai pola makan
yang sehat.(dalam Novie,2010)

4.6 Cara Mengatasi Penyakit Maag


Seseorang apabila sudah terkena penyakit maag biasanya lama sembuhnya atau tidak sembuh
tak jarang hanya dibiarkan saja. Suatu penyakit harus diobati sebab suatu penyakit jika
terlalu lama dibiarkan akan berbahaya bagi tubuh si penderita mungkin lambung akan
membusuk bisa menjadi kanker lambung dan bisa merenggut nyawa seseorang. Berikut ini
beberapa cara menghindari penyakit Maag:

1. Jangan makan yang pedas dan asam karena merangsang perut.


2. Hindari makanan dan minuman yang meningkatkan asam lambung seperti kopi,
papermint, susu, tomat, coklat, kacang, alkohol.
3. Menghindari minuman dingin sebab minuman dingin mengnonaktifkan enzim
pencernaan.
4. Makan dengan teratur, secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jangan jajan di
sembarang tempat.
5. Jangan banyak pikiran berakibat stress.

Zaman yang sudah modern ini kita tidak perlu repot lagi tentang pengobatan tinggal
pergi kerumah sakit dan akan diberi obat oleh dokter. Kalau takut efek samping dari obat
maag sebaiknya menggunakan obat alami atau herbal yang banyak ditawarkan di
masyarakat sekarang ini.

Salah satu resep tradisional yang sudah manjur menyembuhkan penyakit maag, kunyit
diparut dan diambil sarinya selanjutnya tuangkan satu sendok madu kemudian campur
keduanya dengan kuning telur ayam kampung. Minum resep tradisional ini setiap hari
sebelum tidur, minum secara teratur sampai merasa benar-benar sembuh, dari
pengalaman sebelumnya dengan meminum resep ini dalam sebulan penyakit maag bisa
sembuh. (dalam Fathan,2011)

Tetapi lebih baik lagi menjaga pola hidup sehat dari sekarang dengan mengatur pola
makan. Seperti orang-orang bilang lebih baik mencegah daripada mengobati.
BAB V

PENUTUP

4.7 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari makalah ini adalah pola makan adalah suatu
cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu
seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit. Sedangkan Maag (gastritis) adalah suatu peradangan atau
perdarahan pada mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan
ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas.
Dari angket yang di sebarkan diketahui bahwa :
1. Banyak pelajar yang makan 3 kali sehari ternyata di antara mereka tidak makan
secara teratur/terjadwal. Dan walau mereka makan secara teratur, mereka tidak
mengetahui jadwal makan yang sesuai untuk lambung.
2. Pelajar yang tidak makan secara teratur beralasan bahwa mereka mengabaikan jam
makan mereka karna asyik/terbuai dengan kegiatan yang menyenangkan mereka
seperti bermain, bertemu dengan teman-teman, dan lain-lain.
3. Dan beberapa dari mereka juga beralasan bahwa mereka tidak makan secara teratur
karna sibuk belajar/mengerjakan tugas.
4. Pelajar-pelajar yang sering mengabaikan jam makan mereka ternyata pernah
merasakan sakit di sekitar perut yang sebernarnya gejala dari sakit maag (gastritis).
Namun kebanyakkan dari mereka mengabaikan itu dan tidak memeriksa ke
dokter/meminum obat maag.

4.8 SARAN

Penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
demi peneyelesaian karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Fathan.2011.”Obat Tradisional Sakit Maag”,(online), (http://islamwiki.blogspot. com


/2011/02/obat-tradisional-sakit-maag.html,diakses 26 November 2011).

Novie.2010.”Bahaya Sakit Maag Salah Satu Gejala Kanker Lambung”,(online),


(http://novie.blogspot.com/2010/07/ bahay-sakit-maag-salah-satu-gejala- kanker-
lambung.html, diakses 26 November 2011)

Sudoyo, Aruw. Dkk.2010. Buku Ajar Penyakit Dalam, Jakarta: Internal Publising.

Abdullah, Fahmi.2009.” Maag”,(online), (http://fahmi-abdullah.blogspot.com/ 2009 /05/


maag.html, diakses 26 November 2011).

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Lindseth, N.G (2005) Apendistis. In Gangguan Usus Halus, Price, S.A and Wilson, L.M (eds)
patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6,jakarta:EGC.

Achmad Djaeni Sediaoetama.2004. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi.edisi kelima.
Jakarta:Dian Rakyat.

Baliwati, Y. F. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi, Cetakan I. Jakarta: Penerbit Swadaya.

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hartono, A. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. Yogjakarta.

Anne Lies Ranti Santoso Soegeng. 2004 . Kesehatan dan Gizi. Jakarta:PT.Asdi Mahasaty

Hirlan, 2001, Gastritis, in: Suyono S., ed., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV:127.

Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.Terjemahan Suzanne
C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit BukuKedokteran EGC: Jakarta.

Suyono, Slamet. (2001). Buku ajar penyakit dalam II FKUI. Jakarta : Balai Pustaka.

Arcole, Margatan, Kiat Menanggulangi Impotensi dan Ejakulasi Dini, Solo:Aneka, 1996.

Khumaidi, M, 1994. Gizi Masyarakat. Penerbit BPK Gunung Mulia, Jakarta

Moehyi, S. 1992. Makanan Intitusi dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta.

http://vitaharvy.blogspot.com/2012/12/gastritis.html

http://www.eramuslim.com/konsultasi/thibbun-nabawi/kenali-penyakit-
maaggastritis.htm#.UwtSGeOSzKk

Anda mungkin juga menyukai