TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang akan dikaji selama penelitian,
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
sehari-hari. Pada dasarnya mendekati definisi atau pengertian diet dalam ilmu gizi
atau nutrisi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang
macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
(Sulistyoningsih,2011).
Pola makan merupakan perilaku penting yang dapat memengaruhi keadaan gizi
secara langsung. Tentu saja hal ini dapat dimengerti karena baik kuantitas dan kualitas
makanan serta minuman yang dikonsumsi akan memengaruhi kesehatan individu atau
masyarakat (Yosephin,2018)
1.1.2 Faktor yang mempengaruhi pola makan
1. Budaya
nasi untuk orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang Italia, curry (kari) untuk
orang India merupakan makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai
makanan goreng-gorengan.
Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Ortodoks mengharamkan daging babi.
Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh
status sosial ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah ke bawah atau
orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah, dan
kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok
masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger
dan pizza.
4. Personal prefelence.
Hal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan
makan seseorang. Orang sering kali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa
kanan-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan ikan, begitu pula
dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan keran, begitu pula anak
mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar, karena mereka sering
dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh
untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan,
dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.
6. Kesehatan
atau gigi yang sakit sering kali membuat individu memilih makanan yang lembut.
Tidak jarang orang yang kesulitan menelan memilih menahan lapar daripada
makan.
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering
pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 pesan dasar gizi seimbang.
Pengertian makanan triguna adalah bahwa makanan atau diet sehari-hari harus
mengandung: 1) karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga, 2) protein sebagai zat
Bambang,2016).
Pola makan bukan diet ekstrem yang berbahaya untuk anak-anak. Justru
sebaliknya, pola makan ini menekankan pentingnya pemenuhan gizi anak sejak dini
yang diperlukan anak melalui konsumsi harian berbagai jenis makanan alami yang
anak mengatur asupan makanannya sendiri dan mengatur jam makannya sendiri.
8. Makan selingan camilan untuk pemenuhan gizi dua kali sehari di antara jam makan
utama. Hindari jenis makanan camilan yang slah dan camilan berlebihan
9. Menghindari gula, gandum, serta makanan yang mengandung lemak tidak sehat,
Pola makan yang seimbang, yaitu sesuai dengan kebutuhan disertai pemilihan
bahan makanan yang tepat akan melahirkan status gizi yang baik. Asupan makanan
yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan
penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan makanan
kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan
terhadap penyakit. Kedua keadaan tersebut sama tidak baiknya, sehingga disebut gizi
salah.Keadaan gizi salah akibat kurang makan dan berat badan yang kurang
merupakan hal yang banyak terjadi di berbagai daerah atau negara miskin. Sebaliknya,
keadaan gizi salah akibat konsumsi gizi berlebihan, merupakan fenomena baru yang
semakin lama semakin meluas. Keadaan ini terutama dialami oleh masyarakat lapisan
menengah ke atas, yakni munculnya obesitas pada anak dan remaja perkotaan dengan
Istilah gizi atau nutrition, berasal dari bahasa latin “nutr” yang berarti “to
nurture”, yaitu memberi makan dengan baik. Sebutan nutrition mulai dikenal di Inggris
pada awal abad ke-19; sebelumnya, istilah yang digunakan adalah “diet”. Istilah
nutrition mulai populer di Inggris setelah publikasi berjudul Nutriology di London pada
tahun 1812. Dalam tulisan tersebut diungkap pentingnya makanan aneka ragam
makanan dari hewani dan nabati termasuk pada sayuran untuk hidup sehat
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi, dimana zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber
energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta pengatur proses tubuh
(Auliya et al.,2015)
(pengukuran yang langsung kepada individu terkait) dan tidak langsung (melalui hal
1. Penilaian Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat.
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu
1. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
Parameter itu sendiri dalam antropometri adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia.
Jenis parameter antropometri adalah Umur, Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar
Lengan Atas, Lingkar Kepala, Lingkar Dada, Jaringan Lunak (Proverawati dan
Asfuah,2009)
1. Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan lebih banyak interpretasi status gizi salah. Batasan umur
yang digunakan:
tahun.
2. Bulan usia penuh (completed month): untuk anak umur 0-2 tahun
digunakan
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun
untuk pria dan 17 tahun untuk wanita, serta ada kecenderungan berkurang setelah 60
tahun. Setelah itu, tidak lagi akan terjadi pertumbuhan justru akan cenderung berubah
menjadi penurunan ataupun penyusutan yang dimulai sekitar umur 40 tahun. Inilah
2. Berat Badan
Berat badan dapat digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Pada
masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik
maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites,edema, atau
adanya tumor). Berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat
dan makanan. Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:
1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat
gambaran pertumbuhan.
umur. Pertumbuhan TB tidak seperti pertumbuhan BB, relatif kurang sensitif pada
masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap
TB akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Merupakan parameter paling penting
bagi keadaan yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan
Alat ukur:
1. Alat pengukur panjang bayi: untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri.
Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah dan
cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. Memberikan
gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lila
2. Kekurangan energi dan kalori (KEK) pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko bayi
BBLR.
Alat: suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.
5. Lingkar Kepala
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak
dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.
Dalam antropometri gizi rasio Lika dan Lida cukup berarti dan menentukan KEP pada
anak. Lika juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
6. Lingkar Dada
Biasanya digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan lingkar dada
pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan
sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar dada dan kepala sama.
Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang
KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat, sehingga rasio lingkar dada dan
kepala <1.
7. Tinggi Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi badan
didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau lansia. Pada lansia
digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi penurunan masa tulang, yang dapat
mengakibatkan bungkuk, sehingga sulit untuk mendapatkan data tinggi badan akurat.
Data tinggi badan lansia dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang
8. Jaringan Lunak
dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Lemak
informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan dengan beberapa
3. Indeks Antropometri
rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan
berkembang cepat atau lebih lambat badan menurut umur digunakan sebagai salah
satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil,
maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini. Berikut ini
pada kartu menuju sehat (KMS). Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko
kekurangan dan kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan
tindakan pencegahan secara lebih cepat sebelum masalah lebih besar. Status
pertumbuhan anak dapat diketahui dengan dua cara yaitu dengan menilai garis
dengan pertambahan umur. Tidak seperti berat badan, pertumbuhan tinggi badan
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. Sehingga pengaruh defisiensi zar gizi terhadap tinggi badan akan nampak
dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian maka indikator TB/U lebih tepat
untuk menggambarkan pemenuhan gizi gizi pada masa lampau. Indikator TB/U
sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan
keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Selain itu
indikator TB/U juga berhubungan erat dengan status sosial ekonomi dimana
baik, kemiskinan serta akibat perilaku tidak sehat yang bersifat menahun. Berikut
dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik. Berat
badan berkorelasi linier dengan tinggi badan, artinya perkembangan berat badan
akan diikuti oleh pertambahan tinggi badan. Oleh karena itu,berat badan yang
1. Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
2. Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U)
yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat
pendek).
3. Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat
badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) yang merupakan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted
LLA berkorelasi dengan indeks BB/U maupun BB/TB seperti BB, LLA
merupakan parameter yang labil karena dapat berubah-ubah cepat, karenanya baik
untuk menilai status gizi masa kini. Pada tahun pertama kehidupan 5,4 cm, pada
umur 2-5 tahun: <1,5 cm, kurang sensitif untuk tahun berikutnya, pengguna LLA
sebagai indikator satus gizi, disamping digunakan secara tunggal, juga dalam
bentuk kombinasi dengan parameter lainnya seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack
Stick).
Kelebihan :
2. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, kader
3. Dapat digunakan oleh orang yang tidak bisa baca tulis, dengan memberi
Kekurangan:
Indeks masa tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan BB. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil,
dan olahragawan. Juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit)
seperti edema, asites, dan hepatomegali. Batas ambang IMT menurut FAO
23,8). Untuk menentukan kategori kurus tingkat berat pada laki-laki dan perempuan
(skinfod) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misal: lengan atas (tricep dan
bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak
(medial calv). Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%)
terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh
jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pada pria sebesar 3,1 kg, sedangkan
dibandingkan dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran memberikan
Dalam antropometri gizi, median = persentil 50 dan nilai median ini dinyatakan = 100%
(untuk standar). Setelah itu, dihitung persentase terhadap nilai median untuk
mendapatkan ambang batas. Contoh: BB anak umur 2 tahun = 12 kg, maka 80% median
= 9,6 kg, 60% median = 7,2 kg. jika 80% dan 60% dianggap ambang batas, maka anak
gizi buruk. Nilai median adalah nilai tengah dari suatu populasi.
Persentil ini mulai digunakan karena para pakar merasa kurang puas menggunakan
persen terhadap median. Persentil 50 sama dengan median dan nilai tengah dari jumlah
populasi. Contoh: ada 100 anak diukur tingginya, kemudian diurutkan dari yang terkecil.
Ali berada pada urutan 15 berarti persentil 15, berarti 14 anak berada di bawahnya dan 85
anak berada di atasnya. NCHS merekomendasikan : persentil ke-5 sebagai batas gizi baik
Unit Standar Deviasi disebut juga Z-skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini
1. 1 SD unit (1 Z-scor) kurang lebih sama dengan 11% dari median BB/U
terhadap baku NCHS. Contoh: 1 SD unit = 11-12% unit dari median BB/U, misalnya
seorang anak berada pada 75% median BB/U berarti 25% unit berada dibawah median
atau -2. Pertumbuhan nasional untuk suatu populasi dinyatakan dalam positif dan negatif
2 SD unit (Z-skor) dari median, yang termasuk hampir 98% dari orang-orang yang diukur
yang berasal dari referensi populasi. Di bawah -2 SD unit dinyatakan sebagai kurang gizi
yang ekuivalen dengan: 78% dari median untuk BB/U (kurang lebih 3 persentil) 80%
median untuk BB/TB 90% median untuk TB/U (Proverawati dan Asfuah,2009)
Menurut UNICEF ada 3 penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab langsung,
penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Terdapat dua penyebab langsung
gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi. Kurangnya asupan gizi
dapat disebabkan karena terbatasnya jumlah asupan makanan yang dikonsumsi atau
makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan infeksi
menyebabkan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap
zat-zat makanan secara baik. Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu tidak cukup
pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih / pelayanan kesehatan
dasar yang tidak memadai. Penyebab mendasar atau akar masalah gizi buruk adalah
terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang
kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi
anak (Septikasari,2018)
Kebutuhan gizi setiap golongan umur dapat dilihat pada Angka Kecukupan Gizi
kelamin. Kebutuhan gizi setiap orang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh:
1. Umur
Kebutuhan zat gizi pada orang dewasa berbeda dengan kebutuhan gizi pada usia
balita karena pada masa balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat
pesat. Semakin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah
untuk tiap kilogram berat badannya. Sebagai contoh, kebutuhan energi dan protein
bayi usia 0-6 bulan dengan berat badan 6 kg adalah 550 kkal dan 10 gram,
sedangkan orang dewasa (laki-laki) dengan berat badan 62 kg adalah 2350 kkal
dan 60 gram, sedangkan dewasa lanjutkan (laki-laki) dengan berat badan yang
2. Jenis kelamin
Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada
usia dewasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan
jenis aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada
laki-laki, sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot. Hal
Keputusan Nomor 41 Tahun 2014. PGS dapat digunakan sebagai panduan perilaku
1. Biasakan makan tiga kali sehari (pagi,siang, dan malam) bersama keluarga.
energi, protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat. Sesuai dengan kapasitas sistem
pencernaan, pengaturan diet pangan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu makan pagi,
siang, malam, dan disertai jajanan sehat. Sekitar 40% anak sekolah tidak makan
menghindari konsumsi pangan yang tidak sehat dan tidak bergizi dianjurkan
Protein hewani memiliki kualitas lebih baik karena komposisi asam amino yang
lebih lengkap. Ikan merupakan sumber protein hewani, termasuk daging dan telur;
sedangkan tempe dan tahu sebagai sumber protein nabati. Ikan juga sumber asam
lemak tidak jenuh dan zat gizi mikro. Konsumsi protein sebaiknya sebanyak 30%
Jenis sayuram dan buah sangat beragam. Selain sebagai sumber vitamin, sayur
dan buah juga merupakan sumber mineral, serat, dan antioksidan. Sumber vitamin
jadi atau bentuk aktif vitamin A), yaitu vitamin A bentuk jadi atau retinol yang
bersumber dari pangan hewani seperti daging, susu dan olahannya (mentega dan
keju), kuning telur, hati ternak, ikan, dan minyak ikan; (2) Provitamin A (bahan
baku vitamin A atau prekursor), yaitu sayuran berdaun hijau gelap (bayam,
singkong, sawi hijau), wortel, waluh (labu parang), ubi jalar kuning atau merah,
Pada saat jadwal sekolah anak sampai sore hari, makan siang harus memenuhi
syarat dari segi keamanan, jumlah, dan kesagaman. Anak cenderung akan jajan
ketika tidak membawa bekal dari rumah, termasuk air minum. Sementara itu,
banyak sekolah yang belum mampu menyediakan jajanan yang sehat dan aman.
5. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji, jajanan, dan makanan selingan yang
Perilaku menyantap makanan cepat saji sudah menjadi bagian hidup masyarakat
darah tinggi, dan penyakit jantung sehingga konsumsi makanan dan jajanan cepat
6. Biasakan menyikat gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari setelah makan pagi
makan dan sebelum tidur adalah upaya untuk menghindari pengeroposan atau
kerusakan gigi.
7. Hindari merokok.
Perilaku merokok usia dini juga sudah mulai ditemukan pada anak sekolah.
Perokok aktif maupun pasif pada anak sebaiknya dihindari. Lingkungan anak
sekolah harus dinyatakan bebas dari asap rokok. Merokok dapat mengganggu