BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kalangan remaja, yang disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya
pola makan, gaya hidup dan salah satunya yaitu meningkatnya aktivitas sehingga
dimakan seperti makanan yang pedas atau makanan yang memiliki kadar lemak
tinggi, sehingga produksi asam lambung tidak terkontrol. Penyakit gastritis dapat
menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin (Hartati, 2014).
Pola hidup yang salah adalah sekelompok penyakit yang mempunyai factor
risiko yang sama sebagai hasil dari pejanan selama beberapa dekade. Penyakit
kronik diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat, merokok, kurang latihan
atau kurang gerak, juga stress emosional yang merupakan penyebab dari penyakit
terhadap beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil persentase angka kejadian
gastritis di dunia, yaitu Amerika 47%, Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%,
Kanada 35%, Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari
tahun 2011, merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada
pasien. Rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan kota Kendari tahun 2014. Penderita
data awal yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara pada tahun 2015 penderita gastritis yang berkunjung sebanyak 544
orang, pasien rawat jalan sebanyak 156 orang, dan pasien rawat inap sebanyak
129 orang, sedangkan pada tahun 2016 jumlahnya meningkat hingga pasien
pengunjung sebanyak 601 orang, pasien rawat jalan sebanyak 175 orang, dan
pasien rawat inap sebanyak 178 orang. Dengan meningkatnya penyakit gastritis
ini khusunya penderita gastritis tersering adalah usia 18-60 tahun (Suriani, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
3
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
Oleo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Aplikatif
makan yang tidak sesuai dan pola makan dapat menimbulkan Gastritis.
3. Manfaat Metodologis
1. Pola Makan
Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi frekuensi makan, porsi makan,
dan jenis makan yang berdasarkan faktor – faktor sosial, budaya dimana
memiliki daya pikat tersendiri karena lebih praktis, cepat dalam penyajian dan
burger, pizza, fried chicken, ice cream dan berbagai merek dagang sangat
gencar diiklankan melalui media massa. Tetapi disisi lain dapat menimbulkan
Usia remaja merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia
remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekuensi makan, jenis makan dan
Pola makan yang baik pada remaja seharusnya adalah dengan makan
mengkonsumsi buah dan sayuran sehat dan bergizi, memilih makanan yang
direbus bukan digoreng, mengurangi makanan cepat saji atau makanan instan
Pola Makan terdiri dari Frekuensi makan,Jenis makan, dan Porsi makan :
a) Frekuensi makan
frekuensi makan setiap harinya 3 kali makanan utama atau 2 kali makanan
utama dengan 1 kali makanan selingan, dan dinilai kurang bila frekuensi
makan setiap harinya 2 kali makan utama atau kurang. Pada umumnya setiap
orang melakukan makanan utama 3 kali yaitu makan pagi, makan siang, dan
makan malam atau sore. Ketiga waktu makan tersebut yang paling penting
adalah makan pagi, sebab dapat membekali tubuh dengan berbagai zat
kembali menjadi 2, yakni: makan dalam jumlah sangat banyak (binge eating
disorder) mirip dengan bulimia nervosa di mana orang makan dalam jumlah
sangat banyak, tetapi tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang
telah dimakan sehingg di dalam tubuh terjadi penumpukan kalori dan makan
6
b) Jenis makanan
dua yaitu makanan utama dan makanan selingan. Makanan utama adalah
makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi, makan siang, dan
makan malam yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah dan
berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa
kenyang. Makanan pokok yang biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti, dan mie
atau bihun.
c) Porsi makan
yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah (porsi) makanan sesuai
dengan anjuran makanan bagi remaja menurut. Jumlah (porsi) standar bagi
remaja antara lain : makanan pokok berupa nasi, roti tawar, dan mie instant.
Jumlah atau porsi makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50
gram, mie instant untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram.
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani, jumlah
atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram,
tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong). Sayur merupakan
7
sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran antara lain : sayur 100 gram.
berfungsi sebagai pencuci mulut. Jumlah porsi buah ukuran 100 gram, ukuran
bahan makanan, karena nilai gizi setiap bahan makanan tiap kelompok tidak
disertai lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok yang
2) Golongan protein
hewani memiliki nilai biologi yang tinggi dibandingkan nabati. Porsi lauk
yang dianjurkan untuk remaja dalam sehari adalah sebanyak 100 gram
atau dua potong ikan daging atau ayam, sedangkan porsi nabati dalam
sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe. Tempe dapat
3) Golongan sayuran-sayuran
8
selain itu sayuran berwarna hijau juga kaya kalsium, zat besi, asam folat,
dalam sehari 150-200 gram atau sebanyak 1,5-2 mangkok dalam keadaan
matang.
4) Golongan buah-buahan
sedangkan buah yang kecut pada umumnya kaya vitamin C. porsi buah
yang dianjurkan untuk remaja dalam sehari adalah 2-3 potong, dapat
5) Lain-lain
2. Gastritis
menampilkan luka epitel dan regenerasi baik iritasi endogen atau eksogen. Di
lambung. Orang yang punya gastritis dapat mengalami rasa sakit atau tidak
nyaman di perut bagian atas, tetapi banyak orang dengan gastritis tidak
a) Penyebab :
1) Bakteri,
2) NSAID,
3) Agen Lain,
− Cedera traumatis, penyakit kritis, parah luka bakar, dan operasi besar
gastritis stres.
merusak anemia;
b) Gejala :
− Mual
− Muntah
ulkus peptikum penyakit, lambung polip, dan jinak dan tumor lambung
atrofi dapat menyebabkan dua jenis kanker: kanker lambung dan lambung
B. Kerangka Teori
POLA MAKAN
GASTRITIS
Gambar 1.1
C. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada hubungan antara pola maka terhadap timbulnya Gastritis pada
D. Kerangka Konsep
a.Jenis Kelamin
b.Umur
c.Sosial Ekonomi
GASTRITIS
PERILAKU
a. Kebiasaan makan
- Frekuensi makan
- Jenis makanan
- Porsi makanan
b. Merokok
c. Alkohol PENYAKIT
d. Minum Obat Anti Inflamasi
INFEKSI
Non Steroid
Gambar 2.1
: Tidak diteliti
13
: Diteliti
A. Rancangan Penelitian
dilakukan terhadap status karakter atau variabel obyek pada saat pemeriksaan
dengan cara pendekatan dan pengumpulan data sekaligus pada satu waktu.
Penelitian ini mencari adanya hubungan antara variabel independen pola makan
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
3. Kriteria Sampel
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria Ekslusi
tujuan penelitian dan mengacu pada kerangka konsep dan teori yang telah
jenis makan, dan porsi makan. Untuk mengukur frekuensi makan (makan
utama dan makan selingan). Berisi 8 pertanyaan positif yang akan diisi oleh
Selalu =5
15
Sering =4
Kadang-kadang =3
Jarang =2
Tidak pernah =1
skor mean dengan cara menjumlah nilai pertanyaan, lalu dari jumlah tersebut
dicari nilainya. Sedangkan jenis makan dan porsi makan menggunakan skala
responden menjawab benar diberi nilai 1, dan jika salah diberi nilai 0.
Pernyataan negative pada responden menjawab benar diberi nilai 0, jika salah
diberi nilai 1.
2. Kuesioner Gastritis
1. Definisi Operasional
a) Pola Makan
Pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi frekuensi makan, porsi makan, dan
16
b) Gastritis
2. Kriteria Objektif
a) Pola Makan
1) Frekuensi Makan
Baik = 20-40
Kurang = 08-20
terdiri dari pernyataan positif dan negative dengan 4 pertanyaan jenis makan
atau salah. Pernyataan positif, pada responden menjawab benar diberi nilai 1,
dan jika salah diberi nilai 0. Pernyataan negative pada responden menjawab
b) Gastritis
nilai 0.
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
karakteristik masing masing variabel yang di teliti. Data univariat ini terdisi
atas usia, jenis kelamin, responden perilaku pola makan dan responden
gastritis.
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat ini bertujuan untuk mencari hubungan pola makan dan
tabel tabulasi silang yang dimana untuk menganalisis hubungan antara dua
variabel atau lebih. Pada uji hubungan pola makan dan perilaku dengan
G. Alur Penelitian
Hasil dan
kesimpulan
H. Etika Penelitian
Hal-hal yang terkait dengan etika dengan penelitian dalam penelitian ini adalah :
sehingga diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian
yang dilakukan.
19
sebelumnya.