PENDAHULUAN
dan kekurangan gizi, masalah gizi tidak terjadi hanya di indonesia saja
namun mencakup sebagian besar belahan dunia sehingga hal ini menjadi
mengandung energi, lemak, gula dan garam tetapi kurang vitamin, mineral
orang pada 2021. Jumlah itu naik 6,4% dibandingkan pada tahun
penduduk kekurangan gizi di Asia menjadi yang terbanyak, yakni 418 juta
orang pada 2020. Secara rinci, ada 305,7 juta penduduk yang menderita
Barat dan Asia Tengah masing-masing sebesar 42,3 juta orang dan 2,6 juta
dunia. Kekurangan gizi diperkirakan menjadi penyebab utama dari 3,1 juta
Riskesdas 2018 terdapat 17,7% kasus balita kekurangan gizi dan jumlah
tersebut terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 13,8% gizi kurang (Kemenkes,
2018). Berdasarkan SSGI 2022 Dari prevalensi balita stunting tinggi badan
pertama sebagai provinsi dengan status kejadian balita stunting yakni 35.3
sangat penting dan memiliki peran besar dalam bebagai aspek yang pada
mempengaruhi status gizi suatu masyarakat. Masalah gizi yang terjadi saat
dinilai tidak sesuai akibat perubahan gaya hidup kurang aktivitas atau
makanan dalam jumlah yang besar, memilih makanan yang tinggi energi,
jelek harus diganti dengan ide-ide baru untuk menunjang tercapainya gizi
masyarakat.
Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Abd. Kadir A. 2016,
Ndao.
Rote Ndao.
gizi masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
tapi tinggi kalori, tinggi lemak serta tinggi garam natrium serta
kolestrol.( Suhardjo,C,2003).
dkk,2021)
dalam Ayumi,2021)
terdiri dari :
a. Jenis Makan
(Sulistyoningsih, 2011).
b. Frekuensi Makan
c. Jumlah Makan
Langsung
bahwa nilai spiritual yang tinggi akan dapat dicapai oleh seorang
A.2016).
II.1.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan
Langsung
a. Kebiasaan/perilaku
makan, hal ini mungkin dilandasi oleh ada atau tidak adanya
b. Daya beli
harga terjangkau.
c. Pengetahuan
d. Sikap
media massa, uang saku yang relatif rendah dan ketersediaan mie
b. Pengetahuan gizi
c. Aktifitas fisik
2006).
Rumus perhitungan IMT:
BB(kg)
IMT¿
TBxTB(m)
Keterangan :
Klasifikasi IMT
Tabel IMT
Overweight 23 – 24,9
Sumber WHO
II.2.3 Penilaian status Gizi
memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan
Triyanti, 2007). Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :
a. Antropometri
b. Klinis
Triyanti, 2007).
c. Biokimia
mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah
jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji
a. Survei Konsumsi
c. Faktor Ekologi
keluarga tersebut.
b. Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan,
sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat tentang status gizi
yang baik.
dan kebiasaan.
dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak dan remaja.
dan remaja pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan
sebagai berikut:
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi
membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda antarin dividu, hal ini
diatas maka kerangka teori dalam usulan penelitian ini disajikan dalam
skema berikut:
1. Pendapatan 1. Perilaku
2. Pendidikan 2. Frekuensi
3. Pekerjaan 3. Pantangan
4. Budaya
Keterangan;
berikut : H1 :