PROPOSAL
OLEH:
LIA RAHMAWATI (1914401059)
UMI NAFI’AH (1914401063)
FARICHA SELSA SELVARENA (1914401065)
OCTA SELVIA RAHMA (1914401082)
PROPOSAL
OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa faktor sosio-budaya sangat berperan dalam proses konsumsi pangan dan
merupakan salah satu manifestasi kebudayaan keluarga yang disebut gaya hidup.
mengalami masalah malnutrisi. Masalah yang membelit pada balita tidak hanya
gizi kurang tetapi juga gizi lebih. Selain itu, ditemukan pula masalah stunting
(Riskesdas) 2010, dari sekitar 22 juta balita kita, prevalensi gizi kurangnya 17,9
persen. Walaupun menurun dibandingkan tahun 1990 (31 persen), tapi masih ada
perbedaan prevalensi balita gizi lebih pada keluarga yang termiskin (13,7 persen)
dengan keluarga terkaya (14 persen). Demikian pula tidak terdapat perbedaan
1
4
Masalah-masalah gizi balita juga termasuk gizi kurang dalam level kronis
dari total sekitar 22 juta balita kita, terdapat 900 ribu balita (atau 4,5 persen) yang
mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Fenomena malnutrisi ini merupakan
dan lain sebagainya. Faktor lebih spesifik, ada peran faktor sosial. Yakni
pertumbuhan anak. Banyak balita diberi makan sekadarnya atau asal kenyang
Soal makan asal kenyang bisa terjadi di kelas ekonomi mana saja. Termasuk
soal makan erat kaitannya dengan gaya hidup modern. Kehidupan masyarakat
“asal kenyang" tapi miskin gizi. Inilah yang menjelaskan bagaimana restoran
cepat saji tidak pernah sepi pelanggan. Di sini lebih banyak berperan minimnya
Pesisir Kabupaten Nagan Raya yang mana status gizi balita di wilayah tersebut
ditemukan balita yang dibawah garis merah (BGM) yang mana dipengaruh oleh
Bandar Lampung untuk melihat sejauh mana status gizi dan kirany dapat
pengetahuan dan sikap orang tua terhadap status gizi anak balita di Desa Kemiling
Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui pengaruh sikap orang tua terhadap status gizi balita di
sikap orang tua terhadap status gizi balita di wilayah Puskesmas Padang
Panyang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi
Status gizi (nutriens) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang tingkat kesehatan dan
gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi, gizi
terdiri atas:
2.1.1 Karbohidrat
(Santoso, 2003).
6
7
tumbuhan dan hanya sedikit yang termasuk bahan makanan hewani, fungsi utama
karbohirat yaitu:
2.1.2 Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting karena yang paling erat
khusus yang tidak terdapat pada karbohidrat maupun lemak yaitu nitrogen.
Protein berfungsi:
3) Membentuk zat anti energi, dalam hal ini tiap menghasilkan sekitar.
2.1.3 Lemak
bergabung dengan zat lain akan membentuk lipoid, fosfolipoid dan sterol. Fungsi
1) Sumber utama energi atau cadangan dalam jaringan tubuh dan bantalan
Santoso , 2003).
2.1.4 Vitamin
Vitamin berasal dari kata Vitamine oleh Vladimin Funk karena disangka
suatu ikatan organic amine dan merupakan zat vitamin yang dibutuhkan untuk
kehidupan. Ternyata zat ini bukan merupakan amine, sehingga diubah menjadi
2.1.5 Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang
2.2 Gizi
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita
yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang
berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
tentang klasifikasi status gizi anak balita yang mana status gizi buruk tidak
Secara umum klasifikasi status gizi balita yang digunakan secara resmi
Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi secara
2.4.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung
dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik.
1) Antropometri.
sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
(1). Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) Berat badan memiliki
hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan
berat badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan kecepatan
tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi
ahli gizi. Ambang batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu persen terhadap
median, persentil, dan standar deviasi unit. Persen Terhadap Median. Median
adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam antropometri gizi median sama
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : survey
konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Dalam penelitian ini
1) Survei Konsumsi
a) Survei Konsumsi pangan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
zat gizi.
c) Metode Recall 24 jam
survey pasar. Tujuannya adalah mengetahui sasaran berat dari tiap jenis
b) Lauk hewani: bahan yang sudah dimasak seperti telur, ikan goreng,
ayam goreng, dan lain-lain. Lauk nabati: bahan yang sudah dimasak
yang berasal dari tumbuhan seperti tahu, tempe dan lain-lain. Sayuran :
Teori Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit
kelompok :
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bila
mana sakit.
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk
domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah
1. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
sarana.
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi
5) Sintesa
6) Evaluasi
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
Tingkat Pengetahuan
Status Gizi
Sikap
2.6 Hipotesisi :
1. Ada pengaruh antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak di
Raya.
2. Ada pengaruh antara Sikap ibu dengan status gizi anak di Puskesmas Padang
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini analitik dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
pengaruh pengetahuan dan sikap orang tua terhadap status gizi balitanya.
Pesisir Kabupaten Nagan Raya pada tanggal 25 sampai 30 Juli tahun 2013.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini semua ibu yang mempunyai balita yang ada
di desa Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
17
18
Rumus Slovin :
N
n=
1+ ( )²
125
n = 1 + 125 (0,1)
125
= 2,25
N = 56 ibu
keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
berstrata).
kuesioner yang telah disediakan meliputi data pengetahuan dan sikap orang tua
No Variabel Keterangan
Variabel Dependen
Status Gizi Definisi Merupakan salah satu faktor yang
menentukan sumberdaya manusia dan
kualitas hidup.
Cara Ukur Menghitung BB/U
Alat Ukur Timbangan
Hasil Ukur 1. Baik
2. Kurang Baik
Skala Ukur Ordinal
Variabel Independen
1. Pengetahuan Definisi
Apa yang diketahui orang tua tentang cara
perawatan anak dengan gizi buruk
mengenai pengertian gizi buruk, penyebab
gizi buruk,tanda dan gejala gizi buruk,
penanggulangan dan pencegahan
Cara Ukur
Wawancara
Alat Ukur
Kuesioner
Hasil Ukur
1. Mengetahui
2. Tidak mengetahui
Skala Ukur Ordinal
2. Sikap Definisi Merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek.
Cara Ukur
Wawancara
Alat Ukur
Kuesioner
Hasil Ukur
1. Positif
2. Negatif
Skala Ukur
Ordinal
3.6 Aspek Pengukuran
1. Status Gizi Menggunakan Indeks BB/U
Kurus sekali
Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
3.7.2. Analisis Bivariat
atau berkolerasi. Untuk uji statistik data dengan skala ordinal dan data ordinal
menggunakan uji statistik Chi Square karena sesuai dengan data yang digunakan.
Taraf kepercayaan 95% atau dengan alfa 5% (0,05), dikatakan bermakna apabila p
< 0,05 dan jika p > 0,05 dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna.
1. Bila tabel 2x2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
2. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai E>5, maka uji yang dipakai sebaliknya
Contiuty Correction
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh, luas wilayah
Desa Padang Panyang adalah + 21 Km2 dengan batas-batas desa adalah sebagai
berikut :
Dengan jumlah penduduk 1414 jiwa yang terdiri dari laki-laki 738 dan
perempuan 676.
dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, sikap dan status gizi balita.
22
4.1.2.1. Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Status Gizi Balita berdasarkan BB/U Di Desa
Padang Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Raya tahun 2013.
memiliki status gizi balita baik yaitu (83,9%), dan 9 responden memiliki status
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Mengetahui 45 80,4
2 Tidak Mengetahui 11 19,6
Total 56 100
Sumber: Data Primer (diolah 2013)
sikap yang positif terhadap status gizi balita yaitu sebanyak 46 orang (82,1%), dan
10 responden memiliki sikap yang negatif terhadap status gizi balita (17,9%).
Tabel 4.6 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Status gizi balita di Desa Padang
Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya 2013
Status Gizi balita
Pengetahuan Baik Kurang Baik Total P value OR
f % f % F %
Mengetahui 41 91,1 4 8,9 45 100
Tidak mengetahui 6 54,6 5 45,5 11 100 0,010 8,5
Jumlah 47 9 56 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
mengetahui sebanyak 45 orang, yang memiliki status gizi baik sebanyak 41 orang
orang, yang memiliki status gizi balita kurang sebanyak 5 orang (45,5%).
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,010 < 0,05 jadi hasil
penelitian ada pengaruh antara pengetahuan orang tua terhadap status gizi balita.
Bila dilihat dari nilai OR yaitu 8,5 (1,7 – 41,0) artinya responden yang
pengetahuan baik 8,5 kali memiliki status gizi balita yang baik pula
Tabel 4.7 Pengaruh Sikap ibu Terhadap Status gizi balita di Desa Padang
Panyang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
tahun 2013
Status Gizi balita
Sikap Baik Kurang Baik Total P value OR
f % f % f %
Positif 41 89,1 5 10,9 46 100
Negatif 6 60,0 4 40,0 10 100 0,044 5,4
Jumlah 47 8 44 100
Sumber: dari data primer (diolah tahun 2013)
Dari tabel 4.5 dapat diketahui ibu yang mempunyai sikap positif sebanyak
46 orang, memiliki status gizi balita baik sebanyak 41 orang (89,1%), sedangkan
ibu yang mempunyai sikap negatif sebanyak 10 orang dan yang memiliki status
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square pada derajat
kepercayaan 95% (α=0,05) diketahui bahwa p value = 0,044 < 0,05 jadi hasil
penelitian ada pengaruh antara sikap orang tua terhadap status gizi balita. Bila
dilihat dari nilai OR yaitu 5,4 (1,1 – 26,2) artinya responden yang sikap positif 5,4
kali memiliki status gizi balita yang baik pula dibandingkan dengan ibu yang
kecil dari nilai α berarti ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
status gizi balita. Dengan demikian faktor ini menjadi pemicu terhadap prilaku
seorang ibu untuk menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi
( Notoadmodjo, 2007).
menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi
memiliki sikap positif 41 orang, memiliki status gizi balita baik (89,1%).
kecil dari nilai α berarti ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap status
gizi balita.
Notoatmodjo (2003) bahwa sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang
penentu penting dalam tingkah laku. Sikap yang ada pada seseorang akan
mengetahui sikap seseorang, orang akan dapat menduga bagaimana respon atau
tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau
sinilah dituntut kebijakan seorang ibu untuk memahami pengetahuan yang telah
didapat kemudian ia harus menentukan sikap apa yang harus diambil untuk
bahwa status gizi balita dengan Peran seorang ibu dalam memperbaiki status gizi
balita sangat menentukan kehidupan masa depan anaknya, oleh karena itu
keperdulian ibu sangat diperlukan, sebab ibu merupakan tokoh utama yang paling
5.1 Kesimpulan
1. Ada pengaruh antara pengetahuan ibu terhadap status gizi balita di desa
2013. Dimana hasil yang didapat dengan memakai Chi- square p value =
2. Ada pengaruh antara sikap ibu terhadap status gizi balita di Desa Padang
Dimana hasil yang didapat dengan memakai Chi- square p value = 0,044
5.2 Saran
dan Sikap Ibu terhadap status gizi balita kepada ibu-ibu yang memiliki
balita agar lebih memahami pentingnya pengetahuan dan peran ibu dalam
meningkatkan status gizi balita agar status gizi balita menjadi lebih baik
29