Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP GIZI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI

ANAK
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah:
GIZI DAN MAKANAN

Dosen Pengampu:
Syamsudin, M.Pd.

Disusun Oleh:
Soleha (202012126089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL FITHRAH SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirot Allah SWT, yang telah memberikan rahmat sehingga
kami (penulis) bisa menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Prinsip Gizi Dan
Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Anak”

Sholatullah wasalamuhu semoga tetap tercurahkan kepada beliau Muhammad


Ibnu Abdillah yang telah mengangkis kita semua dari alam kebodohan menuju
lautan ilmu seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Sebagai umat manusia, yang tidak mungkin luput dari yang namanya salah,
untuk itu kami (penulis) mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam tulisan
maupun dalam susunan.

Sekaligus harapan kami (penulis) semoga makalah ini bermanfaat dan juga
bisa di implementasikan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Dan kami (penulis)
mohon juga kesedian para pembaca untuk sudi kiranya memberikan kritik dan
saran, dengan tujuan agar lebih baik lagi dalam penyusunan makalah berikutnya.

Surabaya, 21 Mei 2023

Soleha

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ..........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip gizi seimbang................................................................................3

B. Prinsip gizi dan faktor yang mempengaruhi gizi anak ..............................4

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi ......................................5

D. Dampak asupan gizi yang tidak kuat pada anak........................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan. .............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi
optimal terpenuhi. Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja
ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum
masa itu. Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah
asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang melatarbelakangi
kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi, keluarga, produktivitas dan
pengetahuan tentang gizi anak tersebut. Peningkatan pengetahuan tentang
gizi dapat dilakukan dengan program pendidikan gizi yang dilakukan oleh
pemerintah. Program pendidikan gizi dapat memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan, sikap, dan perilaku anak terhadap kebiasaan makannya.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian prinsip gizi seimbang?
2. Bagaimana prinsip gizi dan faktor yang mempengaruhi gizi anak?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi?
4. Apa dampak asupan gizi yang tidak kuat pada anak?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk menegtahui pengertian prinsip gizi seimbang
2. Untuk mengetahui prinsip gizi dan faktor yang mempengaruhi gizi anak
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi
4. Untuk mengetahui dampak asupan gizi yang tidak kuat pada anak

1
Amelia “Prinsip dan faktor gizi” dalam https://eprints.ums.ac.id/31217/2/BAB_I.pdf diakses pada
tanggal 26 Juni 2023.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Gizi Seimbang


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung
zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang di
Indonesia divisualisasikan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang (TGS)
yang sesuai dengan budaya Indonesia. TGS dirancang untuk membantu
setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai
dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan
usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui, aktivitas fisik,
sakit). TGS terdiri dari beberapa potongan tumpeng, yaitu:2
1. 1 potongan besar: golongan makanan karbohidrat, - 2 potongan sedang
dan 2 potongan kecil yang merupakan golongan sayuran dan buah, - 2
potongan kecil diatasnya yang merupakan golongan protein hewani dan
nabati, dan - 1 potongan terkecil di puncak yaitu gula, garam, dan minyak
yang dikonsumsi seperlunya.
2. Potongan TGS juga dilapisi dengan air putih yang idealnya dikonsumsi
2 liter atau 8 gelas sehari. - Luasnya potongan TGS ini menunjukkan
porsi konsumsi setiap orang per hari.
3. Karbohidrat dikonsumsi 3 - 8 porsi, sayuran 3 - 5 porsi sedikit lebih besar
dari buah, buah 2-3 porsi, serta protein hewani dan nabati 2 - 3 porsi.
4. Konsumsi ini dibagi untuk makan pagi, siang, dan malam.
5. Kombinasi makanan per harinya perlu dilakukan.
usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun
merupakan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi
seimbang ini. Kelompok ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang

2
Toeti Soenardi, Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia. Ranch Market.
Penerbit (PT Primamedia Pustaka. Jakarta 2006) 68.

2
3

manusia yang akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia.


Khusus untuk ibu hamil, akan mengalami periode window of opportunity,
kesempatan singkat untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan dan
memanfaatkan zat gizi untuk kesehatan ibu dan janin. Periode ini
berkisar dari sebelum kehamilan hingga anak berumur dua tahun. Prinsip
gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam periode ini karena jika
calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka janin
akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi,
yaitu: anak kurang gizi, ambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas,
serta ketika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit
degeneratif.3
B. Prinsip Gizi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Anak
Menurut Unichef ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab
langsung, penyebab tidak langsung, dan penyebab mendasar. Terdapat dua
penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit
infeksi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatsnya jumlah
asupan makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi
unsur gizi yang dibutuhkan. Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya
beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan
secara baik. Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu tidak cukup pangan,
pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih atau pelayanan
kesehatan dasar yang tidak memadai.
Penyebab mendasar atau akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis
ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi
ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan
serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi
balita. Prinsip gizi pada anak adalah memenuhi kebutuhan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan

3
Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah, Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam, Sehat & Bugar
Berkat Gizi Seimbang. Nakita dan Yayasan Institut Danone. (Penerbit PT Gramedia. Jakarta
2010), 90.
4

baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi anak dapat dilihat dari


beberapa sumber sebagai berikut:
1. Makanan anak (pola makan)
2. Penyakit menular
3. Ketahanan pangan keluarga
4. Pola pengasuhan anak
5. Faktor penjamu, agens, dan lingkungan
6. Status gizi ibu pra dan selama hami
7. Penyakit infeksi
8. Asupan makanan
9. Pendapatan
10. Pengetahuan gizi ibu
11. Akses pelayanan kesehatan
12. Kejadian diare
Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa gizi anak
dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan upaya dari berbagai pihak
untuk memenuhi kebutuhan gizi anak agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.4
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keadaan Gizi
Pertumbuhan merupakan dasar dari antropometri gizi, dimana
antropometri digunakan untuk mengukur status gizi. Konsumsi makanan
berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi kurang terjadi bila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat- zat gizi esensial.
Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer
adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas
yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya
distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah
dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan

4
Adriani dan Wirjatmadi. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan (Kencana. Jakarta 2012) 76.
5

zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi.


Misalnya faktor-faktor yang menyebabkan tergangguanya pencernaan,
seperti gigi geligi yang tidak baik, kelainan struktur saluran cerna dan
kekurangan enzim. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Gizi
meliputi:
1. Konsumsi makanan
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui
kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna
untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor yang dapat
menyebabkan malnutrisi.12 Beberapa hal yang berhubungan dengan
konsumsi makanan:
a. Pendapatan
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak, karena orangtua dapat menyediakan semua kebutuhan
anak baik yang primer seperti makanan maupunyang sekunder.
Tingkat penghasilan juga ikut menentukan jenis pangan yang akan
dibeli dengan adanya tambahan penghasilan. Orang miskin
membelanjakan sebagian besar untuk serealia, sedangkan orang kaya
membelanjakan sebagian besar untuk hasil olahan susu. Jadi,
penghasilan merupakan faktor penting bagi kuantitas dan kualitas
makanan.
Antara penghasilan dan gizi jelas ada hubungannya yang
menguatkan. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan
kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi
dengan statusgizi yang berlaku hampir universal. Keterbatasan
ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan
gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati, pemenuhan gizi pada
anak tidaklah mahal, terlebih lagi apabila dibandingkan dengan harga
obat yang harus dibeli ketika berobat di rumah sakit.
b. Pekerjaan
6

Ibu yang tidak bekerja dalam keluarga dapat mempengaruhi asupan


gizi balita karena ibu berperan sebagai pengasuh dan pengatur
konsumsi makanan anggota keluarga. Ibu yang bekerja tidak memiliki
waktu yang cukup untuk mengasuh dan merawat anaknya sehingga
anaknya dapat menderita gizi kurang. Peranan ibu dalam keluarga
sangatlah penting yaitu sebagai pengasuh anak dan pengatur konsumsi
pangan anggota keluarga dan juga berperan dalam usaha perbaikan
gizi keluarga terutama untuk meningktakan status gizi anak.
c. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun
non formal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalah sebuah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan
juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi
pendidikan seseorang, makin mudah orang tersebut menerima
informasi.
Dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa.
Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam
tubuh kembang anak, karena dengan pendiidkan yang baik maka
orangtua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang
cara pengasuhan anak yang baik. pendidikan formal maupun informal
diharapkan dapat meningkatkanpengetahuan gizi ibu.5
d. kemampuan sosial
Data sosial ini meliputi keadaan penduduk di suatu masyarakat,
keadaan keluarga, pendidikan, perumahan, penyimpanan makanan,
air dan kakus.

5
Sartika Waris “faktor yang mempengaruhi statsu gizi” dalam
https://www.academia.edu/11563999/FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEMPENGARUHI_STATU
S_GIZI diakses pada tanggal 27 Juni 2023.
7

e. Kemampuan keluarga menggunakan makanan


Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus
dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru
membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah
makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan
tidak mengimbanginya dengan dapat merencanakan menu makanan
yang sehat dan bergizi bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya
memenuhi zat gizi yang diperlukan.
Perbaikan gizi keluarga adalah pintu gerbang perbaikan giai
masyarakat dan pendidikan gizi keluarga merupakan kunci pembuka.
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi
anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan
makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan
tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan dapat merencanakan menu makanan yang
sehat dan bergizi bagi dirinya dan keluarganya dalam upaya
memenuhi zat gizi yang diperlukan. Perbaikan gizi keluarga adalah
pintu gerbang perbaikan giai masyarakat dan pendidikan gizi keluarga
merupakan kunci pembuka kesehatan pintu gerbang itu. Di dalam
keluarga ibu berperan mengatur makanan keluarga, oleh karena itu
para ibu adalah sasaran utama pendidikan gizi keluarga. Pendidikan
gizi makanan sehat yang mengandung banyak gizi.6
2. Kesehatan
Salah satu hal yang menyebabkan masalah gizi adalah keadaan infeksi.
Ditekankan bahwa terjadi interaksi yang sinergis antara malnutrisi
dengan penyakit infeksi. Mekanisme patologisnya dapat bermacam-
macam, baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, yaitu penurunan
asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbsi dan

6
Dian eka yuningsih “ pilar utama dalam gizi seimbang”
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/179/pilar-utama-dalam-prinsip-gizi-seimbang diakses
pada tanggal 27 Juni 2023.
8

kebiasaan mengurangi makan pada saat sakit, peningkatan kehilangan


cairan atau zat gizi akibat penyakit diare, mual atau muntah dan
perdarahan terus menerus serta meningkatnya kebutuhan baik dari
peningkatan kebutuhan akibat sakit dan parasit yang terdapat dalam
tubuh.7
D. Dampak Asupan Gizi Yang Tidak Kuat Pada Anak
Asupan zat gizi yang tidak kuat dapat berakibat pada terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan anak, bahkan apabila kondisi tersebut
tidak ditangani dengan baik maka risiko kesakitan dan kematian anak akan
meningkat. Tidak terpenuhinya zat gizi dlaam tubuh anak dapat
berpengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh yang lemah menyebabkan
anak lebih rentan terkenba penyakit menular dari lingkungan sekitarnya
terutama pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk maupun dari anak
lain atau orang dewasa yang sedang sakit. Karena daya tahan tubuhnya
lemah, anak dengan asupan gizi tidak kuat seringkali mengalami infeksi
saluran cerna berulang. Infeksi saluran cerna inilah yang meningkatkan
resiko kekurangan gizi semakin berat karena tubuh anak tidak dapat
menyerap nutrisi dengan baik.
Status gizi buruk dikombinasikan dengan infeksi dapat menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan. Kekurangan salah satu zat gizi juga dapat
menyebabkan kekurangan zat gizi lainnya. Sebgai contoh kekurangan zat
besi, magnesium dan zinc dapat menyebabkan anoreksia yang berakibat
tidak terpenuhinya zat gizi yang lain seperti protein. Kekurangan protein
dapat menganggu tumbuh kembang anak sehingga dapat menimbulkan
komplikasi jangka panjang. Tidak terpenuhinya zat gizi juga berdampak
pada perkembangan otak dan kapsitas intelektual di masa kritis
pertumbuhannya yang menyebabkan penurunan kecerdasan. Apabila
asupan zat gizi yang tidak kuat terus berlanjut dan semakin buruk maka
dapat menyebabkan kematian pada anak. Menurut WHO 54% kematian

7
Sediaoetama, Achmad Djaeni, Ilmu Gizi : untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. (Jakarta : Dian
Rakyat 2008), 43.
9

pada anak usia dibawah lima tahun pada tahun 2022 disebabkan oleh gizi
buruk.8

8
Sendy Amalia “Status Gizi Anak Dan Faktor Yang Mempengaruhinya” (Yogyakarta: UNY Press
2018), 75.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat


gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal. Gizi seimbang di Indonesia divisualisasikan
dalam bentuk tumpeng gizi seimbang (TGS) yang sesuai dengan budaya Indonesia.
TGS dirancang untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat sesuai dengan berbagai kebutuhan menurut usia (bayi, balita,
remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan (hamil, menyusui,
aktivitas fisik, sakit).

10
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni, Sediaoetama, Ilmu Gizi : untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I.
(Jakarta : Dian Rakyat 2008), 43.
Amalia Sendy“Status Gizi Anak Dan Faktor Yang Mempengaruhinya”
(Yogyakarta: UNY Press 2018), 75.
Amelia “Prinsip dan faktor gizi” dalam
https://eprints.ums.ac.id/31217/2/BAB_I.pdf diakses pada tanggal 26 Juni
2023.
Marfuah Panji Astuti dan Saeful Imam Dedeh Kurniasih, Hilman Hilmansyah,
Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang. Nakita dan Yayasan Institut Danone.
Penerbit PT Gramedia. Jakarta 2010.
Soenardi Toeti, Hidup Sehat Gizi Seimbang dalam Siklus Kehidupan Manusia.
Ranch Market. Penerbit PT Primamedia Pustaka. Jakarta 2006.
Waris Sartika“faktor yang mempengaruhi statsu gizi” dalam
https://www.academia.edu/11563999/FAKTOR_FAKTOR_YANG_MEM
PENGARUHI_STATUS_GIZI diakses pada tanggal 27 Juni 2023.
Wirjatmadi dan Adriani. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan Kencana. Jakarta
2012.
yuningsih Dian eka“ pilar utama dalam gizi seimbang”
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/179/pilar-utama-dalam-prinsip-
gizi-seimbang diakses pada tanggal 27 Juni 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai