Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERMASALAHAN GIZI ANAK USIA DINI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini
Dosen Pengampu : Dr Maris Kurniawati, S.Si, M.Kes, M.Si

Disusun Oleh :

1. Anisatul Khoiriyah (236401150196)


2. Lady Calista (236401150072)
3. Maziyyatus Solehah (236401150192)
4. Winda Ayu Paramita (236401150198)

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Kanjuruan Malang
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Permasalahn Gizi Anak
Usia Dini”.Tidak Lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kesehatan
dan gizi anak usia dini yang telah memberi arahan serta bimbingan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ermasalahan gizi anak usia dini.
Bagi kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Oleh
sebab itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat
bagi pembaca.

Pakis, 18 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

Konsep Sehat Dan Permasalahan Gizi Anak Usia Dini,

Masalah Gizi Anak Usia Dini, faktor -Faktor Penyebab

Serta Upaya Pencegahannya ......................................................................2

A. Stunting...................................................................................................2

B.Kekurangan Vitamin C..............................................................................3

C. Anemia ................................................................................................... 4

D.Obesitas .................................................................................................. 6

E. Kekurangan Vitamin A.............................................................................9

F. Kekurangan Yodium ...............................................................................10

G.Kekurangan Energi Protein .....................................................................12

H.Cacingan..................................................................................................14

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................17

DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak adalah generasi masa depan suatu bangsa. Pembentukan generasi penerus
bangsa yang kuat, cerdas, kreatif dan produktif tentunya menjadi tanggung jawab
semua pihak. Dalam hal ini juga harus beriringan dengan terpenuhinya asupan gizi pada
anak untuk mengoptimalkan pencapaian tumbuh kembangnya.
Pembentukan kesehatan anak tentunya tidak di lakukan secara instan melainkan
melalui proses semenjak masa kehamilan sang ibu. Kebutuhan gizi anak pada usia dini
sangatlah penting untuk perkembangan anak secara optimal. Kekurangan gizi pada anak
usia dini berdampak pada gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan pada
perkembangan anak.
Masalah kesehatan gizi anak merupakan salah satu masalah utama di negara
berkembang termasuk indonesia. Begitu banyak permasalahan terkait gizi pada anak
usia dini beserta faktor penyebabnya baik faktor internal maupun eksternal. Oleh sebab
itu permasalahan gizi pada anak perlu menjadi perhatian utama bagi semua pihak mulai
dari pemerintah, masyarakat dan juga lembaga pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana konsep sehat dan permasalahan gizi anak usia dini ?
 Apa saja masalah gizi anak usia dini ?
 Apa saja faktor penyebabnya ?
 Bagaiman cara pencegahan pada masalah gizi yang di hadapi ?
1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui tentang permasalahan gizi anak usia dini
 Untuk mengetahui macam- macam permasalahan gizi pada anak usia dini
 Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya permasalahan gizi anak usia dini
 Untuk mengetahui cara / upaya pencegahan terjadinya permasalahan gizi anak usia
dini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Sehat dan Permasalahan Gizi Anak Usia Dini, Masalah Gizi Anak Usia
Dini, Faktor-Faktor Penyebab serta Upaya Pencegahannya

Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan
yang fundamental bagi kehidupannya kelak. Pada tahapan usia dini, anak akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan fisik serta mental yang cukup banyak. Pada usia ini pula
anak akan merespons serta mengolah berbagai hal yang diterimanya dengan cepat. Oleh
karena itu berbagai hal yang diterima oleh anak pada usia dini akan menjadi fondasi dasar
bagi kehidupannya kelak. Gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini karena
kelompok ini termasuk kelompok usia penting dan kelompok kritis tumbuh kembang
manusia yang akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia (Asmi et al., 2022).
Gizi adalah rangkaian dari proses yang terjadi secara organik pada makanan yang
berhubungan dengan kesehatan dan proses organisme menggunakan makanan sebagai
pemeliharaan dalam kehidupan, pertumbuhan, proses kerja anggota tubuh dan jaringan
tubuh yang terjadi secara normal serta produksi tenaga dan juga faktor - faktor yang
mempengaruhinya. Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi
dan atau unsureunsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi yang digunakan dalam
tubuh manusia (Mayangsari et al., 2022).
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah
gizi pada anak usia dini timbul karena terjadi suatu ketidakseimbangan atau gangguan
antara asupan yang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan tersebut bisa
berarti kelebihan maupun kekurangan gizi. Beberapa permasalahan gizi yang di alami anak
usia dini antara lain :
A. Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
diakibatkan oleh kekurangan gizi, yang ditandai dengan panjang/tinggi badannya
dibawah standar usia (WHO:2015).
Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) angka stunting di
Indonesia sebesar 30,8%, hal ini telah menjadikan Indonesia termasuk kedalam
negara ke-6 dengan angka stunting terbesar di Asia. Pemberian gizi yang kurang
optimal menjadi masalah utama di Indonesia.

2
Beberapa faktor penyebab terjadinya Stunting pada anak, disebabkan oleh
beberpa hal, anatara lain :
1. Ibu yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan dan gizi sejak hamil sampai
Melahirkan
2. Terdapat Bayi dengan Riwayat Berat Bdan Lahir Rendah (BBLR)
3. Kurangnya asupan gizi balita di 1000 hari pertama kehidupan.
4. Kurangnya sanitasi yang memadai
5. Pembiasaan hidup bersih dan sehat yang kurang optimal
Dengan seiringnya waktu beberapa faktor penyebab terjadinya stunting tidak bisa
dianggap remeh karna dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai tumbuh
besar terutama resiko gangguan fisik dan kognitif apabila tidak tertangani dengan
baik. Jika hal ini terjadi maka akan timbul beberpa dampak, antara lain :
1. Rentan terkena penyakit
2. Dampak jangka pendek : Penurunan kemampuan belajar
3. Dampak jangka panjang : Menurunkan kualitas hidup (Peluang kerja serta
pendapatan yang lebih baik)
Anak yang mengalami stunting akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bentuk fisik yang kurang ideal menurut usia
2. Postur tubuh lebih pendek disbanding anak seusianya
3. Perkembangan IQ lebih rendah dibanding dengan anak sebayanya
Adapun upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu sejak hamil
2. Pemberian ASI Ekslusif samapi bayi berusia 6 bulan
3. Pemberian MPASI yang kaya akan nutris
4. Terus pantau tumbuh kembang anak sejak lahir dengan bantuan tenaga
kesehatan
5. Selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat
B. Kekurangan Vitamin C
Vitamin C (Asam Askorbat) adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air
dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit Vitamin C
berfungsi sebagai anti oksidan, pembentuk kolagen, meningkatkan ketahanan tubuh

3
terhadap infeksi, anti alergi, membangun sistem kekebalan tubuh serta membantu
tubuh dalam penyerapan zat besi.
Berikut beberapa ciri – ciri dan gejala klinis kekurangan vitamin C :
1. Nafsu makan berkurang
2. Mudah lelah
3. Sariawan
4. Otot mudah keram
5. Kulit kering
6. Nyeri pada persendian
7. Gusi berdarah
8. Nafas pendek
9. Rambut rontok
Adapun solusi yang bisa dilakukan bagi anak yang kekurangan vitamin C :
Perbanyak makan buah-buahan, seperti : jeruk, kiwi, strawberry, melon,
jambu, pepaya, semangka, nanas, brokoli, daun katuk, kubis, tomat, singkong & talas
Cara pengelolaan sayuran, buah dan ubi2 an yg mengandung vitamin C
apabila memasak sayur dan ubi-ubian hindari dari perendaman dalam air. Sedangkan
untuk buah yg mengandung vitamin C simpan pada suhu dingin, hindarkan dari udara
& cahaya
C. Anemia
Anemia adalah kondisi ketika sel darah merah di dalam tubuh berkurang di
bawah normal.Dalam kontek anemia pada anak,jumlah sel darah merah tidak sesuai
dengan rata – rata usia anak.
Sel darah merah atau eritrosit merupakan jenis darah yang di sis dengan
hemoglobin atau protein berpigmen khusu yang bertugas membawa oksigen ke sel
lain dalam tubuh.Mengingat sel – sel pada otot dan organ membutughkan oksigen
untuk bertahan hidup penurunan jumlah sel darah merah pun bisa memberi tekanan
pada tubuh.
Anemia bisa di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain anemia mikristik,
anemia makrositik hingga anemia defiensi besi.Pada anak yang paling umum adalah
anemia defiensi besi karena tubuh kekurangan zat besi.
Penyebab Anemia

4
Akibat sel darah merah di bawah batas normal.Usia sel darah merah rata – rata 100
– 120 hari.sel darah merah di produksi rata – rata 2 juta sel darah merah setiap
detik oleh sum- sum tulang, di sisi lain jumlah yang kira – kira sama di keluarkan
dari peredaran.Terdapat 1 persen sel darah merah yang di keluarkan dari
peredaran tubuh dan di ganti setiap hari.Ketika terjadi ketidak seimbangan antara
produksi dan penghancuran sel darah merah maka akan terjadi anemia.Akan tetapi
penyebab anemia tergantung dari jenisnya.
Sebagai contoh Anemia defisiensi besi pada anak biasanya terkait terlambatnya
orang tua memperkenalkan pola makan yang mengandung zat besi, alergi
makanan, kekurangan nutrisi yang menyebabkan anemia misalnya zat besi, asam
folat, vitamin B12
Adapun berkurangnya hemoglobin bisa disebabkan sel darah merah cacat yang di
turunkan, infeksi, obat tertentu / penyakit tertentu.
Ciri – ciri anemia pada anak:
Gejala anemia pada anak bervariasi.Anemia bisa memiliki gejala spesifik dengan
sebab tertentu, namun sebagian besar tidak spesifik.ciri yang paling sering di temui
antara lain:
a. Kulit, bibir, tangan, kelopak mata bawah tampak pucat
b. Detak jantung meningkat( takikardia)
c. Sesak napas /Kesulitan menarik napas
d. Kekurangan energi / mudah lelah (kelelahan)
e. Pusing / vertigo terutama saat berdiri
f. Sakit kepalaSering infeksi
g. Mata menguning
h. Luka sulit sembuh
i. Malas bermain / berinteraksi dengan orang di sekitarnya
Selain gejala anemia pada anak orang tua juga harus tau faktor -faktor yang
membuat anak rentan terkena anemia antara lain ;
a. Kelahiran prematur
b. Pemberian susu sapi pada usia dini
c. Pola makan rendah zat besi, vitamin atau mineral
d. Riwayat keluarga
e. Terserang infeksi

5
f. Kecelakaan
g. Penanganan Anemia
Penanganan anemia tergantung dari gejala, usia, kesehatan, dan tingkat
keparahan nya
 Untuk Anemia defisiensi bisa dengan merubah pola makan, menambah jumlah
makanan yang mengandung zat besi misalnya, daging merah, daging unggas,
seafood,cereal,kacang, telur dan sayuran yang berwarna hijau gelap.
Selain itu juga perlu di seidakan makanan yang mengandung vitamin c. Karena
vitamin c bermanfaat dalam penyerapan zat besi dalam tubuh.Atau pemberian
suplemen zat besi tentunya semua langkah harus di konsultasikan dengan tenaga
ahli.
D. Obesitas Pada Anak Usia ini
Obesitas adalah suatu kondisi di mana jumlah kalori yang di dapatkan tidak
sebanding dengan kalori yang di keluarkan, sehingga terjadi penumpukkan lemak
sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.
Obesitas dapat menyerang siapa saja termasuk anak- anak, bahkan beberapa kasus
obesitas di alami anak di bawah 5 tahun. Berdasarkan data WHO, prevelensi dalam
obesitas anak telah mencapai 12,7 % di antara anak usia 2 - 5 tahun, 20,7 di antara
anak usia 6 - 11 tahun,dan 22,2 di antara usia 12 – 19 tahun.
Obesitas termasuk salah satu permasalahan kesehatan karena dapat
membahayakan kesehatan. Obesitas pada masa anak – anak akan beresiko tinggi
menjadi obesitas di masa dewasa dan juga berpotensi mengalami penyakit
metabolik dan degeneratif di kemudian hari.Anak obesitas memiliki resiko hipertensi
lebih besar.Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20- 30 % anak obesitas.
Faktor yang meningkatkan obesitas yaitu :
1. Genetik
 Jika ada salah satu anggotaatau kedua orang tua mengalami obesitas,
kemungkinan anaknya juga mengalami obesitas, terutama jika dalam
keluarga terbiasa dengan gaya hidup yang tidak sehat.
2. Pola Makan Yang Tidak Teratur
 Anak memilioki resiko obesitas jika mereka memiliki pola makan yang
tidak teratur sejak dini,konsumsi makanan tinggi kalori,gula dan
lemak
3. Kurangnya aktivitas gerak
 Cara yang efektif dalam membakar kalori adalah dengan melakukan
aktivitas gerak, maka6 jika anak tidak terbiasa melakukan aktivitas
gerak maka dapat meningkatkan resiko obesitas.
4. Pengaruh Psikologis
 Anak dengan kondisi psikologis terganggu (stress dan mengalami
kecemasan )dapat menyebabkan obesitas.penelitian mengungkapkan
anak yang memiliki tingkat stress dan kecemasan tinggi bisa saja
membuat mekanisme menenangkan diri dengan mengkonsumsi
makanan berlebih sehingga dapat meningkatkan berat badan.
5. Sosisal Ekonomi
 Dengan peningkatan taraf ekonomi seseorang maka akan terjadi
pergeseran gaya hidup, perubahan perilaku, dan pola
makan.Sehingga lebih banyak anak yang mengkonsumsi makanan
junk food
6. Penggunaan Obat Tertentu
 Beberapa resep obat dapat meningkatkan resiko obesitas
Obat – obatan tersebut termasuk Prednison, Lithium, Amitriptyline,
Paroxetine (Paxil), Gabapentin, ( Neurontin, Gralise, Horizant), dan
Propranolol (Inderal,Hemangeo)
Hal ini bisa saja terjadi pada anak jika ia memang memiliki masalah
kesehatan tertentu yang mengharuskan konsumsi obata -obatan.
Tanda Obesitas pada anak
 Anak terlihat lebih gemuk di bandingkan anak seusianya
 Paha dan perut terlihat lebih berlemak ( berlipat – lipat)
 Kulit nampak lebih gelap di area tertentu ( leher)
 Napas terasa pendek saat berolah raga
 Kecenderungan mengalami gangguan pernapasan saat tidur
Banyak orang beranggapan bahwa anak gendut itu lucu, akan tetapi di balik itu ada
bahaya yang berkaitan dengan kesehatannya antara lain:
a. Asma
b. Apnea tidur (nafas berhenti sementara ketika tidur)
c. Diabetes tipe 2
d. Hipertensi
e. Jantung
f. Kolesterol tinggi 7
g. Psikososial (kurang percaya diri, bullying)
h. Kemampuan belajar yang menurun
Tidak semua anak yang kelebihan berat badan di sebut obesitas. Untuk anak usia
kuarang dari 5 tahun berat badan ideal di ukur melalui kurva yang di rancang oleh
kementrian kesehatan indonesia.Seperti tabel di bawah ini :
USIA ANAK PEREMPUAN ANAK LAKI - LAKI
1 tahun 7 – 11,5 Kg 7,7 -12 Kg
2 tahun 9 -14,8 Kg 9,7 – 15,3 Kg
3 tahun 10,8 – 18,1 Kg 11,3 – 18,3 Kg
4 tahun 12,3 -21,5 Kg 12,7 – 21,1 Kg
5 tahun 13,7 -24,9 Kg 14,1 -24,2 Kg

Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak dikatakan obesitas ketika
berat badannya lebih dari + 3 SD grafik pertumbuhan
Sementara itu anak di akatakan kelebihan berat badan atau over weightadalah
ketika anak itu berat bafdannya lebih dari + 2SD grafik pertyumbuhan yang di buat
oleh WHO.
SD adalah satuan internasional untuk standart deviasi dalam pengukuran status gizi anak

Untuk anak di atas 5 tahun , tanda dia mengalami obesitas bisa di lihat dari tabel di
bawah ini berdasarkan tolok ukur Center For Desiase Control And Prevention (CDC).
LAKI -LAKI PEREMPUAN
USIA
BERAT
TAHUN TINGGI BADAN TINGGI BADAN BERAT BADAN
BADAN
6 116 Cm 21 Kg 115 Cm 20 Kg
7 122 Cm 23 Kg 122 Cm 23 Kg
8 128 Cm 26 Kg 128 Cm 26 Kg
9 134 Cm 29 Kg 133 Cm 29 Kg
10 139 Cm 32 Kg 138 Cm 33 Kg
11 144 Cm 36 Kg 144 Cm 37 Kg
12 149 Cm 41 Kg 152 Cm 42 Kg

Hasil IMT(Indeks Masa Tubuh) masuk dalam kategori obesitas


Untuk menentukan golongan berat badan sehat dan tidak sehat di perlukan perhitungan
BMI (indeks massa tubuh /IMT). Hasil BMI di peroleh dengan membandingkan berat badan
dan tinggi badan anak.
Rumusnya: membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter
kuadrat.
Namun hasil perhitungan IMT anak berbeda8 dengan orang dewasa karena presentase lemak
tubuh anak – anak berubah seiring waktu dengan pertumbuhannya. Oleh sebah itu BMI
mereka akan bervariasi berdasarkan usia dan jenis kelaminnya.
Pada anak ,angka- angka dalam perhitungan IMT di sebut dengan persentil.Hasil
perhitungan akan di bandingkan dengan klasifikasi pertumbuhan sebagai berikut :
 Kurang : di bawah persentil -5
 Normal : persentil ke -5 sampai – 85
 Kegemukan : persentil -85 sampai -95
 Obesitas : 95 persen atau lehih tinggi
Upaya Pencegahan Obesitas pada anak
1. Berikan contoh yang baik tentang hidup sehat
2. Memastikan jadwal tidur yang teratur, karena jadwal tidur yang tidak teratur dapat
mengganggu hormon dan meningkatkan rasa lapar
3. Kenalkan anak dengan makanan sehat
4. Perhatikan asupan kalori yang mereka dapatkan
5. Biasakan pola hidup sehat
6. Buat kegiatan /agendakan aktivitas fisik bersama ( jalan pagi,berenang dll)
E. Kekurangan Vitamin A
Vitamin A sangat penting diberikan kepada anak sejak dini karena memiliki
peran dan manfaat yang penting bagi anak diantaranya adalah memiliki peran
penting dalam fungsi penglihatan , berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada balita dan meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit akibat
virus. Sedangkan, apabila anak kekurangan Vitamin A maka anak bisa rentan
terserang penyakit.

Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan telah menetapkan Bulan Kapsul


Vitamin A jatuh pada bulan Februari dan Agustus. Di kedua bulan tersebut anak bisa
mendapatkan suplementasi Vit A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-
11 bulan dan suplementasi Vit A Kapsul Merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur
12-59 bulan. Kapsul ini penting diberikan karena dengan adanya kecukupan vitamin
A akan bisa membantu anak dalam membentuk daya tahan tubuhnya dan juga
dalam segi kesehatan penglihatannya (Kemenkes, 2018).

Sumber Vitamin A bukan hanya melalui pemberian suplemen kapsul vitamin A.


Namun, bisa juga dari beberapa sumber berikut:
1.Bahan Makanan Hewani seperti daging, telur, susu dan hati
9
2. Bahan Makanan Nabati, Bahan makanan nabati yang mengandung beta-karoten
(pro-vitamin A) yaitu sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam,
kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, papaya, mangga, nangka
masak dan jeruk. Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
3. Fortifikasi Makanan juga dapat berasal dari produk hasil rekayasa yang diperkaya
(fortifikasi) seperti dalam minyak goreng, margarin, susu dan beberapa jenis mie
Instan.
F. Kekurangan Yodium
Yodium adalah elemen esensial bagi manusia dan hewan karena merupakan
unsur penting sintesis hormon tiroid, thyroxine (T4), triiodothyronine (T3). Sedikit
yodium saja sudah sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Jika seorang perempuan tidak mengkonsumsi yodium dalam jumlah cukup
pada saat hamil, terdapat kemungkinan bayi yang dikandungnya dilahirkan dengan
cacat mental, dan juga cacat pendengaran ataupun cacat bicara.
Bahan makanan yang banyak mengandung Yodium adalah ikan dan makanan laut
(seafood) mengandung sekitar 660mg/ug bahan makanan, produk susu dan sereal
mengandung rata rata 100mg/ug bahan makanan. Bahan makanan lainnya adalah
sayur dan buah buahan mengandung rata rata 40mg/ug bahan makanan; namun
tergantung pada kondisi tanah tempat tanaman tumbuh; pupuk yang digunakan
serta pengolahan makanan.
Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY atau GAKI) memiliki spektrum yang
sangat luas mulai dari gangguan pada janin, bayi baru lahir, anak-anak pra-sekolah,
anak sekolah, wanita usia subur, dan laki-laki dewasa. Gangguan ini menyebabkan
penurunan kemampuan belajar, kesehatan reproduksi wanita, kualitas hidup
masyarakat dan produktivitas ekonomi.
Anak yang tidak mendapat zat yodium dalam jumlah cukup pada masa kanak-
kanaknya, dapat mengalami perlambatan perkembangan mental, fisik atau
kecerdasan. Bahkan kekurangan yodium dalam jumlah sedang saja sudah dapat
mengurangi kemampuan belajar dan menurunkan kemampuan intelektualnya.
Anak anak yang tinggal di daerah endemis (umumnya pegunungan), dan
kekurangan yodium dapat berdampak pada gangguan kinerja belajar dan nilai
kecerdasan (IQ); kemudian pada orang dewasa dapat menimbulkan gondok dan
gangguan fungsi mental.
Beberapa manfaat dari konsumsi Vitamin A bagi anak:
1. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi
2. Membantu proses penglihatan dalam adaptasi terang ke tempat yang gelap
3. Mencegah kelainan pada sel – sel epitel termasuk selaput lendir mata
4. Mencegah terjadinya proses metaplasi sel – sel epitel sehingga kelenjar tidak
memproduksi cairan yang dapat menyebabkan kekeringan mata
5. Mencegah terjadinya kerusakan mata hingga kebutaan
6. Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan
Berikut beberapa ciri – ciri dan gangguan pada anak yang mengalami kekurangan
Yodium :
1. Benjolan di leher atau pembesaran kelenjar tiroid (Gondok)
2. Gangguan fungsi mental
3. Perkembangan fisik yang tertunda
4. Penurunan IQ
5. Kesulitan belajar
6. Perawakan pendek
7. Kesulitan berkonsentrasi
Adapun cara mencegah terjadinya kekurangan yoduim pada anak :
1. Mengonsumsi makanan kaya yodium, seperti ikan salmon, rumput laut,
kerang, udang, telur, dan produk susu (susu, keju, yoghurt).
2. Mengonsumsi garam beryodium sesuai rekomendasi kebutuhan harian.
3. Memeriksakan diri secara berkala ke dokter, bila memiliki keluhan dan faktor
risiko kekurangan yodium (wanita hamil, goitrogen, sedang menjalani diet
vegetarian atau vegan).
4. Bagi wanita hamil atau ibu menyusui dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin
yang mengandung yodium sesuai petunjuk dari dokter.
G. Cacingan
Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit karena faktor lingkungan
atau makanan yang kurang terjaga kebersihannya. penyakit cacingan juga diakibatkan oleh
infeksi cacing parasit yang hidup di dalam usus manusia. Cacing yang tinggal di dalam usus
tersebut akan bertahan hidup dengan menyerap sari-sari makanan yang masuk ke dalam
usus.
11
Jenis-jenis cacing yang menyebabkan penyakit cacingan pada manusia
1. Cacing pita
Cestoda (Cacing pita) masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi daging sapi atau
babi yang tidak matang dengan baik. Larva cacing pita akan berkembang menjadi
cacing dewasa di usus manusia selama sekitar 2 bulan. Cacing dewasa tersebut
dapat bertahan di usus halus manusia hingga bertahun-tahun. Larva cacing pita yang
berasal dari babi juga dapat menyebar ke otak, otot, dan jaringan tubuh lain.
2. Cacing gelang
Cacing gelang (Ascaris lumbricoides) memiliki ukuran cukup besar berkisar 10-35 cm.
Jenis cacing ini masuk dalam tubuh manusia melalui tanah yang terkontaminasi
telurnya. Saat berada di dalam tubuh, telur tersebut akan menetas di usus dan
menyebar menuju organ tubuh lain melalui pembuluh darah atau saluran getah
bening hingga menyebabkan cacingan.
3. Cacing tambang
Cacing tambang (golongan Nematoda) dapat masuk ke dalam tubuh dengan
menembus kulit. Misalnya, melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas.
Kemudian larva cacing tambang yang baru menetas ini akan masuk dalam sirkulasi
darah dan terbawa ke paru-paru atau tenggorokan. Ketika pasien terbatuk, larva
cacing akan keluar atau tertelan ke saluran pencernaan.
4. Cacing kremi
Cacing kremi banyak menginfeksi anak-anak di usia sekolah. Infeksi cacing kremi
atau enterobiasis dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau
minuman yang telah terkontaminasi telur cacing tersebut. Bisa juga dengan
mengonsumsi makanan dari tangan yang kotor dan jarang dicuci. Setelah berhasil
masuk ke tubuh, telur cacing kremi akan berkembang menjadi larva di usus halus.
Kemudian, larva akan bermigrasi ke usus besar dan berkembang menjadi cacing
dewasa dalam kurun waktu sekitar 1 bulan.
ciri-ciri cacingan atau gejala yang dialami oleh anak-anak.
1. Perubahan Pada Pola Buang Air Besar
Menjadi salah satu ciri-ciri cacingan yang umum ditemui pada anak. Mereka
yang terinfeksi cacing dapat mengalami diare yang berkepanjangan atau
sembelit. Diare yang disebabkan oleh cacingan dapat mengandung lendir atau
12
darah. Selain itu, anak juga mungkin mengeluhkan rasa perut kembung dan nyeri
perut.
2. Kehilangan Nafsu Makan Hingga Berat Badan Turun
Cacing yang hidup di dalam usus anak dapat mengganggu penyerapan nutrisi
yang diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Sebagai
hasilnya, anak-anak yang terinfeksi cacing sering mengalami penurunan nafsu
makan, kehilangan berat badan, dan kurang energi. Mereka mungkin tampak
kurus dan kehilangan keceriaan.
3. Mudah Lelah
Infeksi cacing pada anak dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
Cacing yang hidup dalam tubuh anak akan menghidap nutrisi dan darah, sehingga
mengakibatkan defisiensi zat besi dan anemia.
Anemia pada anak dapat menyebabkan tubuh lemah, lesu, dan kurangnya daya
tahan tubuh.
4. Gatal-Gatal di Daerah Anus
Cacing kremi adalah salah satu jenis cacing yang sering menyerang anak-
anak. Salah satu ciri khas cacing kremi adalah gatal-gatal yang parah di daerah
sekitar anus, terutama pada malam hari.
5. Gangguan Tidur
Cacingan pada anak dapat mengganggu tidur mereka. Gatal-gatal yang
disebabkan oleh cacing kremi bisa sangat mengganggu dan menghambat tidur
anak. Akibatnya, anak-anak yang terinfeksi cacing seringkali mengalami gangguan
tidur dan kelelahan di siang hari.
6. Gizi Buruk
Selain itu, infeksi cacing juga dapat menyebabkan gizi buruk karena cacing
mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak. Jadi perlu dilakukan
pengobatan secepatnya.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam pencegahan terjadinya anak cacingan,
antara lain.
1. Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun secara teratur, terutama
setelah menggunakan toilet, sebelum makan, dan setelah bermain di luar rumah.
2. Pastikan anak tidak mengkonsumsi air yang tidak bersih dan makan makanan
yang terjamin kebersihannya.
3. Jaga kebersihan lingkungan sekitar anak, terutama tempat bermain dan area
13
tidur.
4. Gunakan alas kaki saat berjalan di tanah yang mungkin terkontaminasi oleh telur
atau larva cacing.
5. Berikan obat cacing untuk anak.
6. Simpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang.
7. Gunting kuku secara teratur dan hindari menggigit kuku tangan.
H. Kekurangan Energi Protein
WHO mendefinisikan kekurangan gizi sebagai ketidakseimbangan sel
antara pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan bagi tubuh seseorang untuk
pertumbuhan, pemeliharaan, dan fungsi tertentu.Menurut Depkes RI (1997),
Kurang Energi Protein (KEP) adalah suatu keadaanyang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-harisehingga
tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Kurang Energi Protein (KEP) sebagai
keadaan kurang giziakibat konsumsi pangan tidak cukup mengandung energi dan
protein serta karena gangguan kesehatan. Selain itu, KEP merupakan istilah
umum yang meliputi malnutrition, yaitu gizi kurang dan gizi buruk termasuk
marasmus dan kwashiorkor.
Salah satu sebab yang mengakibatkan terjadinya marasmus adalah
kehamilan berturut-turut dengan jarak kehamilan yang masih terlalu dini. Selain
itu marasmus juga disebabkan karena pemberian makanan tambahan yang tidak
terpelihara kebersihannya serta susu buatan yang terlalu encer dan jumlahnya
tidak mencukupi karena keterbatasan biaya, sehingga kandungan protein dan
kalori pada makanan anak menjadi rendah. Keadaan perumahan dan lingkungan
yang kurang sehat juga dapat menyebabkan penyajian yang kurang sehat dan
kurang bersih. Demikian juga dengan penyakit infeksi terutama saluran
pencernaan. Pada keadaan lingkungan yang kurang sehat, dapat terjadi infeksi
yang berulang sehingga menyebabkan anak kehilangan cairan tubuh dan zat-zat
gizi sehingga anak menjadi kurus serta turun berat badannya
Kwashiorkor dapat ditemukan pada anak-anak yang setelah mendapatkan
ASI dalam jangka waktu lama, kemudian disapih dan langsung diberikan makan
seperti anggota keluarga yang lain. Makanan yang diberikan pada umumnya
rendah protein. Kebiasaan makan yang kurang baik dan diperkuat dengan adanya
tabu seperti anak-anak dilarang makan ikan dan memprioritaskan makanan
sumber protein hewani bagi anggota keluarga laki-laki yang lebih tua dapat
menyebabkan terjadinya kwashiorkor. Selain itu tingkat pendidikan orang tua
14
yang rendah dapat juga mengakibatkan terjadinya kwashiorkor karena
berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi yang rendah
Gejala klinis KEP berat/gizi buruk yang dapat menyebabkan :
1. Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan
protein dalam jangka waktu yang lama.
2. Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan
protein dan kalor
3. Marasmus-kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi energi protein berat yang
merupakan kombinasi keduanya
4. Menurut WHO, faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Protein
adalah adanya kurangnya distribusi zat gizi pada anggota keluarga, adanya
penyakit infeksi, ketersediaan pangan serta penghasilan rumah tangga.
Angka Kecukupan Energi dan Protein yang Dianjurkan
Kecukupan Energi
Berat Tinggi
dan Protein yang Energi Protein Lemak Karbohidrat
Badan Badan
Dianjurkan Kelompok (Kall) (gram) (gram) (gram)
(kg) (cm)
Umur
0-5 bulan 6 60 550 9 31 59
6-11 bulan 9 72 800 15 35 105
1-3 tahun 13 92 1350 20 45 215
4-6 tahun 19 113 1400 25 50 220
7-9 tahun 27 130 1650 40 55 250
Sumber : Angka Kecukupan Gizi 2019
Ciri-ciri kekurangan energi protein
1. Pada malnutrisi energi protein tipe marasmus
- Adanya edema diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota
badan lain
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan seperti rambut jagung
- Perubahan status mental: cengeng, rewel
- Pembesaran hati
- Otot mengecil
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas
- Diare
15
- Anemia
2. Pada malnutrisi energi protein tipe kwashiorkor
- Tampak sangat kurus
- Wajah seperti orang tua
- Cengeng
- Kulit keriput
- Pertu cekung
- Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkurang
Sedangkan pada malnutrisi energi protein tipe campuran, gejala marasmus dan
kwashiorkor muncul bersamaan.
Pencegahan mencegah malnutrisi energi protein, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan, yaitu:
1. Memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi
sehat seimbang (mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral)
sepanjang masa pertumbuhannya.
2. Memantau tumbuh kembang anak secara berkala.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas bahwa pemberian asupan gizi yang cukup sangat
penting untuk kehidupan manusia terlebih pada anak usia dini, dimana pada masa ini
asupan gizi yang seimbang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak di
masa yang akan datang.
Selain itu, peranan dari semua pihak tentu juga sangat dibutuhkan separti dari pemerintah,
lembaga pendidikan serta masyarakat untuk bisa berkolaborasi satu sama lain dalam
memfasilitasi pelayanan kesehatan pada anak khususnya pada asupan gizi serta pemerataan
pemahaman masyarakat terkait dengan pentingnya pemberian asupan gizi seimbang
sehingga dapat meminimalisir terjadinya permasalahan gizi pada anak.

17
DAFTAR RUJUKAN

https://pediasure.co.id/article/anemia-pada-anak
https://www.ekahospital.com/better-healths/anak/obesitas-pada-anak-ayo-cegah-
penyebabnya-sejak-dini
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/16/obesitas-pada-anak-dan-penyakit-yang-
mungkin-timbul
https://hellosehat.com/nutrisi/obesitas/obesitas-pada-anak/
https://repository.lppm.unila.ac.id/9767/1/Stunting%20Sutarto%202018.pdf
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-metabolik/malnutrisi-energi-protein
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak

18

Anda mungkin juga menyukai