Disusun Oleh :
Puji Syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Permasalahn Gizi Anak
Usia Dini”.Tidak Lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kesehatan
dan gizi anak usia dini yang telah memberi arahan serta bimbingan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ermasalahan gizi anak usia dini.
Bagi kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.Oleh
sebab itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan manfaat
bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Stunting...................................................................................................2
C. Anemia ................................................................................................... 4
D.Obesitas .................................................................................................. 6
H.Cacingan..................................................................................................14
Kesimpulan................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Sehat dan Permasalahan Gizi Anak Usia Dini, Masalah Gizi Anak Usia
Dini, Faktor-Faktor Penyebab serta Upaya Pencegahannya
Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan
yang fundamental bagi kehidupannya kelak. Pada tahapan usia dini, anak akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan fisik serta mental yang cukup banyak. Pada usia ini pula
anak akan merespons serta mengolah berbagai hal yang diterimanya dengan cepat. Oleh
karena itu berbagai hal yang diterima oleh anak pada usia dini akan menjadi fondasi dasar
bagi kehidupannya kelak. Gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini karena
kelompok ini termasuk kelompok usia penting dan kelompok kritis tumbuh kembang
manusia yang akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia (Asmi et al., 2022).
Gizi adalah rangkaian dari proses yang terjadi secara organik pada makanan yang
berhubungan dengan kesehatan dan proses organisme menggunakan makanan sebagai
pemeliharaan dalam kehidupan, pertumbuhan, proses kerja anggota tubuh dan jaringan
tubuh yang terjadi secara normal serta produksi tenaga dan juga faktor - faktor yang
mempengaruhinya. Makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi
dan atau unsureunsur kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi yang digunakan dalam
tubuh manusia (Mayangsari et al., 2022).
Masalah gizi merupakan hal yang umum terjadi, terutama di Indonesia. Masalah
gizi pada anak usia dini timbul karena terjadi suatu ketidakseimbangan atau gangguan
antara asupan yang diterima dengan kebutuhan tubuh. Ketidakseimbangan tersebut bisa
berarti kelebihan maupun kekurangan gizi. Beberapa permasalahan gizi yang di alami anak
usia dini antara lain :
A. Stunting
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang
diakibatkan oleh kekurangan gizi, yang ditandai dengan panjang/tinggi badannya
dibawah standar usia (WHO:2015).
Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) angka stunting di
Indonesia sebesar 30,8%, hal ini telah menjadikan Indonesia termasuk kedalam
negara ke-6 dengan angka stunting terbesar di Asia. Pemberian gizi yang kurang
optimal menjadi masalah utama di Indonesia.
2
Beberapa faktor penyebab terjadinya Stunting pada anak, disebabkan oleh
beberpa hal, anatara lain :
1. Ibu yang kurang memiliki pengetahuan kesehatan dan gizi sejak hamil sampai
Melahirkan
2. Terdapat Bayi dengan Riwayat Berat Bdan Lahir Rendah (BBLR)
3. Kurangnya asupan gizi balita di 1000 hari pertama kehidupan.
4. Kurangnya sanitasi yang memadai
5. Pembiasaan hidup bersih dan sehat yang kurang optimal
Dengan seiringnya waktu beberapa faktor penyebab terjadinya stunting tidak bisa
dianggap remeh karna dapat berdampak bagi kehidupan anak sampai tumbuh
besar terutama resiko gangguan fisik dan kognitif apabila tidak tertangani dengan
baik. Jika hal ini terjadi maka akan timbul beberpa dampak, antara lain :
1. Rentan terkena penyakit
2. Dampak jangka pendek : Penurunan kemampuan belajar
3. Dampak jangka panjang : Menurunkan kualitas hidup (Peluang kerja serta
pendapatan yang lebih baik)
Anak yang mengalami stunting akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Bentuk fisik yang kurang ideal menurut usia
2. Postur tubuh lebih pendek disbanding anak seusianya
3. Perkembangan IQ lebih rendah dibanding dengan anak sebayanya
Adapun upaya pencegahan stunting yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Terpenuhinya kebutuhan gizi ibu sejak hamil
2. Pemberian ASI Ekslusif samapi bayi berusia 6 bulan
3. Pemberian MPASI yang kaya akan nutris
4. Terus pantau tumbuh kembang anak sejak lahir dengan bantuan tenaga
kesehatan
5. Selalu menjaga pola hidup bersih dan sehat
B. Kekurangan Vitamin C
Vitamin C (Asam Askorbat) adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air
dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit Vitamin C
berfungsi sebagai anti oksidan, pembentuk kolagen, meningkatkan ketahanan tubuh
3
terhadap infeksi, anti alergi, membangun sistem kekebalan tubuh serta membantu
tubuh dalam penyerapan zat besi.
Berikut beberapa ciri – ciri dan gejala klinis kekurangan vitamin C :
1. Nafsu makan berkurang
2. Mudah lelah
3. Sariawan
4. Otot mudah keram
5. Kulit kering
6. Nyeri pada persendian
7. Gusi berdarah
8. Nafas pendek
9. Rambut rontok
Adapun solusi yang bisa dilakukan bagi anak yang kekurangan vitamin C :
Perbanyak makan buah-buahan, seperti : jeruk, kiwi, strawberry, melon,
jambu, pepaya, semangka, nanas, brokoli, daun katuk, kubis, tomat, singkong & talas
Cara pengelolaan sayuran, buah dan ubi2 an yg mengandung vitamin C
apabila memasak sayur dan ubi-ubian hindari dari perendaman dalam air. Sedangkan
untuk buah yg mengandung vitamin C simpan pada suhu dingin, hindarkan dari udara
& cahaya
C. Anemia
Anemia adalah kondisi ketika sel darah merah di dalam tubuh berkurang di
bawah normal.Dalam kontek anemia pada anak,jumlah sel darah merah tidak sesuai
dengan rata – rata usia anak.
Sel darah merah atau eritrosit merupakan jenis darah yang di sis dengan
hemoglobin atau protein berpigmen khusu yang bertugas membawa oksigen ke sel
lain dalam tubuh.Mengingat sel – sel pada otot dan organ membutughkan oksigen
untuk bertahan hidup penurunan jumlah sel darah merah pun bisa memberi tekanan
pada tubuh.
Anemia bisa di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain anemia mikristik,
anemia makrositik hingga anemia defiensi besi.Pada anak yang paling umum adalah
anemia defiensi besi karena tubuh kekurangan zat besi.
Penyebab Anemia
4
Akibat sel darah merah di bawah batas normal.Usia sel darah merah rata – rata 100
– 120 hari.sel darah merah di produksi rata – rata 2 juta sel darah merah setiap
detik oleh sum- sum tulang, di sisi lain jumlah yang kira – kira sama di keluarkan
dari peredaran.Terdapat 1 persen sel darah merah yang di keluarkan dari
peredaran tubuh dan di ganti setiap hari.Ketika terjadi ketidak seimbangan antara
produksi dan penghancuran sel darah merah maka akan terjadi anemia.Akan tetapi
penyebab anemia tergantung dari jenisnya.
Sebagai contoh Anemia defisiensi besi pada anak biasanya terkait terlambatnya
orang tua memperkenalkan pola makan yang mengandung zat besi, alergi
makanan, kekurangan nutrisi yang menyebabkan anemia misalnya zat besi, asam
folat, vitamin B12
Adapun berkurangnya hemoglobin bisa disebabkan sel darah merah cacat yang di
turunkan, infeksi, obat tertentu / penyakit tertentu.
Ciri – ciri anemia pada anak:
Gejala anemia pada anak bervariasi.Anemia bisa memiliki gejala spesifik dengan
sebab tertentu, namun sebagian besar tidak spesifik.ciri yang paling sering di temui
antara lain:
a. Kulit, bibir, tangan, kelopak mata bawah tampak pucat
b. Detak jantung meningkat( takikardia)
c. Sesak napas /Kesulitan menarik napas
d. Kekurangan energi / mudah lelah (kelelahan)
e. Pusing / vertigo terutama saat berdiri
f. Sakit kepalaSering infeksi
g. Mata menguning
h. Luka sulit sembuh
i. Malas bermain / berinteraksi dengan orang di sekitarnya
Selain gejala anemia pada anak orang tua juga harus tau faktor -faktor yang
membuat anak rentan terkena anemia antara lain ;
a. Kelahiran prematur
b. Pemberian susu sapi pada usia dini
c. Pola makan rendah zat besi, vitamin atau mineral
d. Riwayat keluarga
e. Terserang infeksi
5
f. Kecelakaan
g. Penanganan Anemia
Penanganan anemia tergantung dari gejala, usia, kesehatan, dan tingkat
keparahan nya
Untuk Anemia defisiensi bisa dengan merubah pola makan, menambah jumlah
makanan yang mengandung zat besi misalnya, daging merah, daging unggas,
seafood,cereal,kacang, telur dan sayuran yang berwarna hijau gelap.
Selain itu juga perlu di seidakan makanan yang mengandung vitamin c. Karena
vitamin c bermanfaat dalam penyerapan zat besi dalam tubuh.Atau pemberian
suplemen zat besi tentunya semua langkah harus di konsultasikan dengan tenaga
ahli.
D. Obesitas Pada Anak Usia ini
Obesitas adalah suatu kondisi di mana jumlah kalori yang di dapatkan tidak
sebanding dengan kalori yang di keluarkan, sehingga terjadi penumpukkan lemak
sehingga menyebabkan kelebihan berat badan.
Obesitas dapat menyerang siapa saja termasuk anak- anak, bahkan beberapa kasus
obesitas di alami anak di bawah 5 tahun. Berdasarkan data WHO, prevelensi dalam
obesitas anak telah mencapai 12,7 % di antara anak usia 2 - 5 tahun, 20,7 di antara
anak usia 6 - 11 tahun,dan 22,2 di antara usia 12 – 19 tahun.
Obesitas termasuk salah satu permasalahan kesehatan karena dapat
membahayakan kesehatan. Obesitas pada masa anak – anak akan beresiko tinggi
menjadi obesitas di masa dewasa dan juga berpotensi mengalami penyakit
metabolik dan degeneratif di kemudian hari.Anak obesitas memiliki resiko hipertensi
lebih besar.Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20- 30 % anak obesitas.
Faktor yang meningkatkan obesitas yaitu :
1. Genetik
Jika ada salah satu anggotaatau kedua orang tua mengalami obesitas,
kemungkinan anaknya juga mengalami obesitas, terutama jika dalam
keluarga terbiasa dengan gaya hidup yang tidak sehat.
2. Pola Makan Yang Tidak Teratur
Anak memilioki resiko obesitas jika mereka memiliki pola makan yang
tidak teratur sejak dini,konsumsi makanan tinggi kalori,gula dan
lemak
3. Kurangnya aktivitas gerak
Cara yang efektif dalam membakar kalori adalah dengan melakukan
aktivitas gerak, maka6 jika anak tidak terbiasa melakukan aktivitas
gerak maka dapat meningkatkan resiko obesitas.
4. Pengaruh Psikologis
Anak dengan kondisi psikologis terganggu (stress dan mengalami
kecemasan )dapat menyebabkan obesitas.penelitian mengungkapkan
anak yang memiliki tingkat stress dan kecemasan tinggi bisa saja
membuat mekanisme menenangkan diri dengan mengkonsumsi
makanan berlebih sehingga dapat meningkatkan berat badan.
5. Sosisal Ekonomi
Dengan peningkatan taraf ekonomi seseorang maka akan terjadi
pergeseran gaya hidup, perubahan perilaku, dan pola
makan.Sehingga lebih banyak anak yang mengkonsumsi makanan
junk food
6. Penggunaan Obat Tertentu
Beberapa resep obat dapat meningkatkan resiko obesitas
Obat – obatan tersebut termasuk Prednison, Lithium, Amitriptyline,
Paroxetine (Paxil), Gabapentin, ( Neurontin, Gralise, Horizant), dan
Propranolol (Inderal,Hemangeo)
Hal ini bisa saja terjadi pada anak jika ia memang memiliki masalah
kesehatan tertentu yang mengharuskan konsumsi obata -obatan.
Tanda Obesitas pada anak
Anak terlihat lebih gemuk di bandingkan anak seusianya
Paha dan perut terlihat lebih berlemak ( berlipat – lipat)
Kulit nampak lebih gelap di area tertentu ( leher)
Napas terasa pendek saat berolah raga
Kecenderungan mengalami gangguan pernapasan saat tidur
Banyak orang beranggapan bahwa anak gendut itu lucu, akan tetapi di balik itu ada
bahaya yang berkaitan dengan kesehatannya antara lain:
a. Asma
b. Apnea tidur (nafas berhenti sementara ketika tidur)
c. Diabetes tipe 2
d. Hipertensi
e. Jantung
f. Kolesterol tinggi 7
g. Psikososial (kurang percaya diri, bullying)
h. Kemampuan belajar yang menurun
Tidak semua anak yang kelebihan berat badan di sebut obesitas. Untuk anak usia
kuarang dari 5 tahun berat badan ideal di ukur melalui kurva yang di rancang oleh
kementrian kesehatan indonesia.Seperti tabel di bawah ini :
USIA ANAK PEREMPUAN ANAK LAKI - LAKI
1 tahun 7 – 11,5 Kg 7,7 -12 Kg
2 tahun 9 -14,8 Kg 9,7 – 15,3 Kg
3 tahun 10,8 – 18,1 Kg 11,3 – 18,3 Kg
4 tahun 12,3 -21,5 Kg 12,7 – 21,1 Kg
5 tahun 13,7 -24,9 Kg 14,1 -24,2 Kg
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak dikatakan obesitas ketika
berat badannya lebih dari + 3 SD grafik pertumbuhan
Sementara itu anak di akatakan kelebihan berat badan atau over weightadalah
ketika anak itu berat bafdannya lebih dari + 2SD grafik pertyumbuhan yang di buat
oleh WHO.
SD adalah satuan internasional untuk standart deviasi dalam pengukuran status gizi anak
Untuk anak di atas 5 tahun , tanda dia mengalami obesitas bisa di lihat dari tabel di
bawah ini berdasarkan tolok ukur Center For Desiase Control And Prevention (CDC).
LAKI -LAKI PEREMPUAN
USIA
BERAT
TAHUN TINGGI BADAN TINGGI BADAN BERAT BADAN
BADAN
6 116 Cm 21 Kg 115 Cm 20 Kg
7 122 Cm 23 Kg 122 Cm 23 Kg
8 128 Cm 26 Kg 128 Cm 26 Kg
9 134 Cm 29 Kg 133 Cm 29 Kg
10 139 Cm 32 Kg 138 Cm 33 Kg
11 144 Cm 36 Kg 144 Cm 37 Kg
12 149 Cm 41 Kg 152 Cm 42 Kg
17
DAFTAR RUJUKAN
https://pediasure.co.id/article/anemia-pada-anak
https://www.ekahospital.com/better-healths/anak/obesitas-pada-anak-ayo-cegah-
penyebabnya-sejak-dini
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/16/obesitas-pada-anak-dan-penyakit-yang-
mungkin-timbul
https://hellosehat.com/nutrisi/obesitas/obesitas-pada-anak/
https://repository.lppm.unila.ac.id/9767/1/Stunting%20Sutarto%202018.pdf
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-metabolik/malnutrisi-energi-protein
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1288/cacingan-pada-anak
18