Disusun Oleh:
Kelompok 6
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., Karena dengan limpahan rahmat dan
berkat serta hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menuntaskan makalah ini
dengan judul Permasalahan Gizi bagi Anak Usia Dini. Semoga makalah ini dapat
ditujukan sebagai salah atu sumber informasi agar menambah wawasan para
pembaca mengenai materi ini. Penulis berharap, semoga makalah ini bisa
membantu untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, maka kedepannya penulis bisa memperbaiki bentuk maupun isi makalah
menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya saran dan kritik untuk perbaikan pada makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa arti gizi
1.3.2 Untuk mengetahui apa fungsi gizi
1.3.3.Untuk mempelajari jenis-jenis zat gizi
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja permasalahan Gizi
1.3.5 Untuk mempelajari upaya peningkatan gizi
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
2.2 Fungsi Gizi untuk Anak Usia Dini
2. Protein
Protein bukanlah merupakan zat tunggal akanan tetapi terdiri dari unsur-
runsur pembentuk protein yang disebut asam amino. Protein sangat
diperlukan tubuh. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun sangat
diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada
masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein
dibutuhkan untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti
sel-sel yang telah rusak.
vi
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein.
Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai
cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan
kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein.
Fungsi Lemak Bagi Tubuh :
1) Penghasil energy
2) Penghasil asam lemak esensial.
3) Sebagai pelarut vitamin.
4) Memberi rasa kenyang
5) Protein Sparer
4. Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh
karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali
pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar
matahari.
vi
Ada 5 kelompok makanan bergizi, di antaranya yaitu:
Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab
langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Ada dua
penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit
infeksi.Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya asupan
makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi
yang dibutuhkan.Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi
organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang
tidak memadai dan sanitasi, air bersih/ pelayananan kesehatan dasar yang
tidak memadai. Penyebab utama masalah gizi buruk adalah karena krisis
ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam yang mempengaruhi
ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta
sanitasi yang memadai yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita
(Septikasari, 2018).
ix
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu sistem masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan jaman, keluarga selalu
mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun bentuk. Tetapi, pada
hakikatnya substansi keluarga tidak akan pernah hilang (Hasanah & Nadiroh,
2018). Kebutuhan gizi merupakan tanggung jawab dari keluarga juga, jika
keluarga mampu mencukupi kebutuhan gizi anak maka kondisi gizi buruk di
Indonesia tidak akan meningkat. Permasalahan gizi buruk tidak hanya
mengangu pertumbuhan fisik tetapi juga mengancap kesehatan anak dan juga
menyebabkan kemiskinan. Pertumbuhan otak anak yang kurang gizi tidak
akan optimal sehingga dapat mempengaruhi kecerdasannya di di masa depan.
Berikut ini adalah permasalah gizi anak usia dini :
1. Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan
akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan pemakaian
energi.Permasalahan obesitas tidak semata-mata karena berat badan
yangberlebihan, akan tetapi yang lebih berbahaya adalah terjadinya
prosesinfl amasi yang kronis. Hal ini disebabkan karena terjadinya infi
ltrasimakrofag kedalam jaringan lemak yang mengalami hiperplasia dan
hipertropi. Situasi ini akan merangsang terbentuknya sitokin-sitokin pro-
inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6), interleukin-1, dan TNF-α
sehingga kadarnya dalam plasma menjadi tinggi. Peningkatan kadar
sitokin proinfl amasi ini erat kaitannya dengan terjadinya sindrom
metabolik yang meliputi hipertensi, resistensi insulin, dan hipertrig
liseridemia.
Dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA (K) menjelaskan ada dua faktor yang
mempengaruhi obesitas, pertama adalah faktor genetik. Sedangkan yang
keduaadalah faktor lingkungan, hal ini berkaitan dengan tingkat
metabolism tubuh anak, aktivitas fisik, budaya, dan asupan makanannya.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar pancreas
yang memproduksi insulin. Fungsi insulin adalah mengatur kadar gula darah
dalam tubuh. Kadar gula darah ini dapat menjadi sumber tenaga manusia
dalam melakukan aktivitas atau dapat disimpan sebagai cadangan energi.
Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu saluran pernapasan, tulang
penopang tubuh, menimbun lemak di hati, dan dapat menyerang anak secara
psikis karena kondisi tubuh yang tidak ideal.
x
2. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi didi
Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang
mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan
pembangunan bangsa. Hal ini karena sumber daya manusia stunting
memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya
manusia
normal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang pada masa
balitanya mengalami stunting memiliki tingkat kognitif rendah, prestasi
belajar dan psikososial buruk (Achadi 2012).
Indeks TB/U menyatakan status gizi terdahulu atau status gizi jangka
panjang (kronis). Status gizi pendek dan sangat pendek menurut TB/U
menggambarkan kondisi anak gagal untuk mencapai tinggi yang cukup
berdasarkan usianya. Tinggi badan yang pendek atau sangat pendek
diasosiasikan dengan faktor jangka panjang seperti malnutrisi
Anak yang mengalami severe stunting di dua tahun pertama
kehidupannya memiliki hubungan sangat kuat terhadap keterlambatan
kognitif di masa kanak-kanak nantinya dan berdampak jangka panjang
terhadap mutu sumberdaya (Brinkman et al. 2010; Martorell et al.2010).
Kejadian stunting yang berlangsung sejak masa kanak-kanak memiliki
hubungan terhadap perkembangan motorik lambat dan tingkat intelegensi
lebih rendah (Martorell et al. 2010). Penelitian lain menunjukkan anak (9-24
bulan) yang stunting selain memiliki tingkat intelegensi lebih rendah,juga
memiliki penilaian lebih rendah pada lokomotor, koordinasi tangan dan mata,
pendengaran, berbicara, maupun kinerja jika dibandingkan dengan anak
normal (Chang et al.2010).
Anak-anak yang mengalami stunting pada dua tahun kehidupan
pertama dan mengalami kenaikan berat badan yang cepat, berisiko tinggi
terhadap penyakit kronis, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes (Victora
et al.2008). Retardasi pertumbuhan postnatal memiliki potensi hubungan
terhadap berat badan sekarang dan tekanan darah. Menurut Barker (2008)
tekanan darah pada orang dewasa memiliki hubungan negatif terhadap berat
lahir dan tekanan darah pada masa kanak-kanak memiliki hubungan
terhadap ukuran bayi pada saat dilahirkan.
xi
Cara mencegah stunting sangatlah mudah, dengan berkonsultasi pada
ahli gizi pada masa kehamilan dan pada masa menyusui agar asupan gizi
yang baik dapat diterima oleh anak. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
setelah melahirkan agar anak mampu memiliki daya tahan tubuh yang kuat
dan tidak mudah terserang penyakit. Bagi perempuan dapat mencegah
stunting mulai dari usia muda mulai memperbaiki nutrisi yang kita makan
untuk menjadi bekal untuk masa kehamilan nanti dan menjaga kebersihan
seperti mencuci tangan dengan air sebelum menyiapkan makan dan
memberi makan anak (Hanindita, 2018).
3.Kekurangan Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau
minyak dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan
dan kelangsungan hidup. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali
tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi.
(Olson dan Mello,2011). Vitamin A merupakan komponen penting dari
retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan.
Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai
peranan penting dalam jaringan epitel. (Marsetyo & Karta Sapoetra, 2003).
Vitamin A adalah slah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan
tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit infeksi).
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu :
1) Retinol
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya
sumber retinol diperoleh dar makanan hewani seperti telur, hati,
munyak ikan yang mudah dicerna dalam tubuh.
2) Betacaritinine
Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah
mengalami proses pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene
berasal dari makanan yang berwarna orange atau hijau tua, seperti
wortel,bayam,ubikuning, mangga dan pepaya.
xi
3) Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal sebagai faktor
pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan
pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf mata, Jumlah yang
dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
(KGA-2004) per hari 400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500
ug retinol.Tubuh menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan
mengambilnya jika tubuh memerlukannya (Iskandar, 2012).
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses
pembentukan energi di dalam sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi
harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah
merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein
di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam pembentukan
energi di dalam sel.
xi
Beberapa jenis makanan sumber zat besi dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu makanan sumber zat besi yang berasal dari hewan (hewani) dan
makanan sumber zat besi yang berasal dari sayur dan buah-buahan
(nabati).Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik yaitu daging
merah,daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden serta jenis
kerangkerangan. Sedangkan untuk sumber zat besi yang berasal dari sayuran
dan buah-buahan antara lain bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal, kentang
berbagai buah-buahan yang dikeringkan (kismis, apricot, prune).
Kurangnya asupan mineral zat besi berisiko membuat anak mudahterkena
anemia.
Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi yang ada
di dalam darah habis, serta persediaannya di dalam otot sangat
sedikit. Jika sudah sampai mengalami anemia, artinya kondisi kekurangan
zat besi yang dialami anak tergolong parah. Dengan kata lain, kadar
hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada
di bawah nilai normal atau cut off. Selain karena kadar zat besi yang kurang,
anemia juga bisa disebabkan oleh kondisi peradangan dan perdarahan.
Kekurangan mineral zat besi pada anak berisiko menurunkan produktivitas
hariannya, serta perkembangan fisik dan kognitifnya.
5.Malnutrisi
Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan protein. Gizi buruk (malnutrisi)
merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai
negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Children’s Fund
(UNICEF) pada tanggalal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi
sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun di dunia.
xi
wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel meskipun setelah makan, kulit
keriput yang disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, perut
cekung, rambut tipis, jarang dan kusam, tulang iga tampak jelas, pantat
kendur dan keriput (baggy pant) serta iga gambang.
Pada marasmus awalnya pertumbuhan yang kurang dan atrofi otot serta
menghilangnya lemak di bawah kulit merupakan proses fisiologis. Tubuh
membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh asupan makanan untuk
kelangsungan hidup jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi cadangan
protein juga digunakan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan energi tetapi juga untuk sistesis glukosa.
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan
protein yang inadekuat. Seperti halnya marasmus, kwashiorkor juga
merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Tipe kwashiorkor
ditandai dengan gejala tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua
punggung kaki sampai seluruh, pertumbuhan terganggu, perubahan status
mental, gejala gastrointestinal, rambut tipis kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, wajah membulat dan sembab,
kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang
lebih mendalam dan lebar, sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan
kulit, pembesaran hati serta anemia ringan.
C.Marasmiks-Kwashiorkor
Tipe marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) <
60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok.
Faktor risiko terjadinya malnutrisi antara lain :
a. Asupan makanan
Kurangnya asupan makanan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
yaitu pola makan yang salah, tidak tersedianya makanan secara cukup, dan
anak tidak cukup atau salah mendapat makanan bergizi seimbang.Kebutuhan
nutrisi pada balita meliputi air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral.
x
Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak kalori, dan karbohidrat 4
kalori. Distribusi kalori dalam makanan balita dalam keseimbangan diet
adalah 15% dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari karbohidrat. Maka
jika terjadi kelebihan kalori yang menetap setiap hari sekitar 500 kalori dapat
menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.
b. Status sosial ekonomi
Balita dengan gizi buruk pada umumnya hidup dengan makanan yang kurang
bergizi.Hal ini dapat disebabkan oleh karena rendahnya ekonomi keluarga
sehingga pada akhirnya akan berdampak dengan rendahnya daya beli pada
keluarga tersebut. Selain itu rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan, merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada anak
balita. Keadaan sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan masalah
kesehatan yang dihadapi karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut.
c. ASI
Hanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu (ASI)
eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia
hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Sebanyak 86% bayi
mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau campuran
antara ASI dan susu formula.9 Berdasarkan riset yang sudah dibuktikan di
seluruh dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi sampai enam
bulan, dan disempurnakan sampai umur dua tahun.18 Memberi ASI kepada
bayi merupakan hal yang sangat bermanfaat antara lain oleh karena praktis,
mudah, murah, sedikit kemungkinan untuk terjadi kontaminasi,dan menjalin
hubungan psikologis yang erat antara bayi dan ibu yang penting dalam
perkembangan psikologi anak tersebut. Beberapa sifat pada ASI yaitu
merupakan makanan alam atau natural, ideal, fisiologis, nutrien yang
diberikan selalu dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan
mengandung nutrien yang lengkap dengan komposisi yang sesuai kebutuhan
pertumbuhan bayi.
x
2.5 Upaya peningkatan Gizi anak
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin,mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,
terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
2) Rendahnya asupan gizi anak diakibatkan oleh banyak faktor. Pada usia ini
pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan,
defisiensi kalori yang dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit
seperti marasmus, dan kwashiorkor, defisiensi zat besi akan mengganggu
kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh tubuh. Selain itu,
buruknya status gizi anak semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia
karena generasi penerusnya tidak produktif.
3) Perbaikan status gizi yang baik akan memberikan banyak perubahan.
Orang tua saat ini terlalu membiarkan anak jajanan yang ada diluaran.
Membiasakan anak untuk sarapan merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi kemungkinan anak membeli makanan di luar yang kurang
sehat untuk dimakan atau di konsumsi.
3.2 Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang
bergizi dan mengajarkan anak untuk mengkonsumsi atau memilih makanan
yang bergizi.Pendekatan yang baik dengan anak dan berkomunikasi atau cara
penyampaian pendidikan dasar mengenai makanan yang bergizi dapat
membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang
diberikan hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi
sosial ekonomi. erlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk
menangani permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan gizi yang
dibutuhkan oleh anak dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk
meningkatkan status gizi anak usia dini.
x
DAFTAR PUSTAKA
Marliyati, Sri Anna, Aji Nugraha dan Faisal Anwar (2014). ASUPAN
VITAMIN A, STATUS VITAMIN A, DAN STATUS GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN
BOGOR. Jurnal Gizi danPangan,9(2):109-116
xi