Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KESEHATAN DAN GIZI AUD

Makalah Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Permasalahan Gizi bagi Anak Usia Dini

Disusun Oleh:
Kelompok 6

1. Inge Pricillia Wulandari ( 2120210024)


2. Lutfi Fitrianti ( 2110210002)

Dosen Pengampu : Dini Anggraeni, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT., Karena dengan limpahan rahmat dan
berkat serta hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menuntaskan makalah ini
dengan judul Permasalahan Gizi bagi Anak Usia Dini. Semoga makalah ini dapat
ditujukan sebagai salah atu sumber informasi agar menambah wawasan para
pembaca mengenai materi ini. Penulis berharap, semoga makalah ini bisa
membantu untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, maka kedepannya penulis bisa memperbaiki bentuk maupun isi makalah
menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya saran dan kritik untuk perbaikan pada makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Palembang, September 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ......................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Gizi.......................................................................................................... 6
2.2 Fungsi Gizi untuk Anak Usia Dini ............................................................................ 7
2.3 Jenis-jenis Gizi .......................................................................................................... 8
2.4 Permasalahan Gizi bagi anak Usia Dini .................................................................... 9
2.5 Upaya peningkatan Gizi anak ................................................................................. 17
BAB III ............................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 18
3.2 Saran ....................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi adalah salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang


belum tuntas ditanggulangi didunia. Masalah gizi juga semakin rumit karena
timbul era transisi gizi yang meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit kronis
secara bersamaan. Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan, terutama
pada masa balita dan anak-anak.Masalah gizi di Indonesia juga termasuk
masalah kesehatan masyarakat yang utama. Indonesia kini menghadapi beban
ganda terkait dengan masalah gizi masyarakat. Layaknya negara-negara
berkembang lain di dunia, di satu sisi masih menghadapi masalah kekurangan
gizi bahkan gizi buruk (deficiency, undernutrition), namun di sisi lain juga
menghadapi masalah terkait dengan kelebihan gizi (overnutrition), kelebihan
berat badan (overweight) bahkan kegemukan (obesitas). Hal ini menjadi penting
untuk diperhatikan karena kegemukan bahkan obesitas pada usia anak-anak
dapat memiliki kecenderungan menderita hal yang sama pada masa dewasa dan
akan mengakibatkan berbagai macam penyakit kronis akibat kegemukan seperti
kencing manis dan penyakit jantung.
Permasalahan gizi pada balita dan anak terutama pada anak pra sekolah di
Indonesia merupakan masalah ganda, yaitu masih ditemukannya masalah gizi
kurang dan gizi lebih diantaranya adalahstunting, defisiensi zat gizi besi,
malnutrisi, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), kekurangan vitamin
A (KVA) dan Obesitas.s. (Sulistyoningsih, 2011: 188). Anak pra sekolah
merupakan salah satu golongan paling rawan karena pada rentang waktu ini
anak masih sering sakit dan anak merupakan komponen pasif yang sangat
tergantung kepada orang tuanya (Anik Maryunani, 2010: 254). Kekurangan gizi
pada anak pra sekolah akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga
dewasa, sehingga tidak mampu tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sehingga diperlukan upaya serius dan strategi perbaikan status gizi (Santoso dan
Lies, 2004: 88)

iv
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Gizi?


1.2.2 Apa saja Fungsi Gizi?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis Zat Gizi?
1.2.4 Apa saja Permasalahan Gizi?
1.2.5 Apa saja Upaya peningkatan gizi Anak?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa arti gizi
1.3.2 Untuk mengetahui apa fungsi gizi
1.3.3.Untuk mempelajari jenis-jenis zat gizi
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja permasalahan Gizi
1.3.5 Untuk mempelajari upaya peningkatan gizi

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi

Gizi merupakan terjemahan dari kata “nutrition” yang dapat ditejemahkan


menjadi “nutrisi”. Gizi adalah suatu proses organism menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, petumbuhan dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Menurut Tuti Sunardi,
Gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan semua jenis
makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan
kehidupan. menurut DR. I.K.G Suandi, SpA gizi merupakan bagian dari
proses kehidupan dan proses tumbuh kembang anak, sehingga pemenuhan
kebutuhan gizi secara akurat turut menentukan kualitas tumbuh kembang,
sebagai sumber daya manusia di masa yang akan datang.

Gizi adalah elemen atau unsur yang terkandung dalam makanan,


dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat secara langsung bagi
tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat. Seperti halnya lemak,
karbohidrat, kalsium, protein, vitamin, mineral dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yangmasih dalam masa
pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara
cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan
seimbang. Kekurangan gizi terutama pada anak usia dini
akan berdampakpada tumbuh kembang anak. Anak yang kurang gizi akan
tumbuh kecil, kurus dan pendek. Gizi kurang pada anak usia dini juga
berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak (otak),
fisik, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas anak.

vi
2.2 Fungsi Gizi untuk Anak Usia Dini

1. Agar pertumbuhan dan perkembangan anak maksimal


2. Memperbaiki gizi anak menunjang pertumbuhan otot
3. Mencegah kekurangan nutrisi
4. Menjaga tubuh tetap sehat
5. Meniningkan kekebalan tubuh Sumber energy

C.Jenis-jenis Zat Gizi


1.Karbohidrat
Karbohidrat sumber kalori utama bagi manusia.Karbohidrat merupakan
sumber energi bagi semua individu.Berdasarkan susunan kimia dari
karbohidrat, maka karbohidrat terbagi tiga, yaitu Monosakarida,Disakarida,
Polisakarida, dan Serat.
Fungsi karbohidrat bagi tubuh
1. Menghasilakan energy
2. Cadangan tenaga bagi tubuh
3. Membeberikan rasa kenyang

2. Protein
Protein bukanlah merupakan zat tunggal akanan tetapi terdiri dari unsur-
runsur pembentuk protein yang disebut asam amino. Protein sangat
diperlukan tubuh. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun sangat
diperlukan pada masa pertumbuhan. Pada masa bayi hingga remaja,
kebutuhan protein lebih besar persentasenya dibandingkan dengan pada
masa dewasa dan manula. Pada masa dewasa dan manula protein
dibutuhkan untuk mempertahankan jaringan-jaringan tubuh dan mengganti
sel-sel yang telah rusak.

Fungsi Protein Bagi Tubuh

1) Untuk membangun sel-sel jaringan tubuh manusia


2) Untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus
3) Menjaga keseimbangan asam basa pada cairan tubuh
4) Sebagai penghasil energy

vi
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein.
Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai
cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan
kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein.
Fungsi Lemak Bagi Tubuh :

1) Penghasil energy
2) Penghasil asam lemak esensial.
3) Sebagai pelarut vitamin.
4) Memberi rasa kenyang
5) Protein Sparer

4. Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang sangat diperlukan
tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh
karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Terkecuali
pada vitamin D, yang dapat dibentuk dalam kulit jika kulit mendapat sinar
matahari.

2.3 Jenis-jenis Gizi

Makanan yang bergizi akan sangat membantu perkembangan fisik dan


meningkatkan kecerdasan anak. Jika seorang anak tidak mendapatkan asupan
makanan yang bergizi, maka tidak hanya menghambat perkembangan otak
dan fisik, tetapi bisa menyebabkan seorang anak terserang penyakit dan
menghambat proses belajarnya. Pengaturan makanan yang seimbang
menjamin terpenuhinya kebutuhan gizi untukenergidan pertumbuhan anak.
Pengaturan makanan yang baik juga dapat melidungi anak dari penyakit
dan infeksi serta membantu perkembangan mental dan kemampuan
anak.Kebutuhan sehari-hari anak akan energi (kalor) dan zat gizi lainnya
sangat tinggi, terutama sewaktu anak sudah mulai berjalan. Di masa ini anak
menjadi lebih aktif dan tumbuh dengan pesat. Porsi makan untuk anak usia
dini biasanya sepertiga sampai setengah dari porsi orang dewasa. Karena
anak juga membutuhkan makanan selingan yang bergizi di antara 3 kali
makanan utama.

vi
Ada 5 kelompok makanan bergizi, di antaranya yaitu:

1) Lemak dan Gula


Pengaturan makanan yang seimbang harus mengadung cukup lemak
dan gula. Hindari makanan manis yang terbuat dari pemanis buatan.
Berikanlah makanan olahan susu yang berlemak tinggi
2) Daging dan alternatifnya
Setiap hari berikan 1 porsi daging, ikan atau telur, atau 2 porsi tumbuh-
tumbuhan seperti kacang-kacangan.Makanan olahan susu. Setiap hari
berikan sedikitnya 350 ml susu atau 2 porsi keju atau yogurt
3) Buah dan sayuran
Setiap hari berikan sedikitnya 4 porsi buah atau sayuran.
4) Produk biji-bijian dan zat tepung
Setiap hari berikan sedikitnya 1 porsi nasi, roti, jagung, sereal,
ataupun tumbuhan yang mengandung zat tepung. Hindari makanan
yang terbuat dari biji-bijian yang kasar.

2.4 Permasalahan Gizi bagi anak Usia Dini

Menurut UNICEF ada tiga penyebab gizi buruk pada anak yaitu penyebab
langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Ada dua
penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit
infeksi.Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan karena terbatasnya asupan
makanan yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi
yang dibutuhkan.Sedangkan infeksi menyebabkan rusaknya beberapa fungsi
organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik.
Penyebab tidak langsung gizi buruk yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang
tidak memadai dan sanitasi, air bersih/ pelayananan kesehatan dasar yang
tidak memadai. Penyebab utama masalah gizi buruk adalah karena krisis
ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam yang mempengaruhi
ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta
sanitasi yang memadai yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita
(Septikasari, 2018).

ix
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu sistem masyarakat.
Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan jaman, keluarga selalu
mengalami perubahan-perubahan baik struktur maupun bentuk. Tetapi, pada
hakikatnya substansi keluarga tidak akan pernah hilang (Hasanah & Nadiroh,
2018). Kebutuhan gizi merupakan tanggung jawab dari keluarga juga, jika
keluarga mampu mencukupi kebutuhan gizi anak maka kondisi gizi buruk di
Indonesia tidak akan meningkat. Permasalahan gizi buruk tidak hanya
mengangu pertumbuhan fisik tetapi juga mengancap kesehatan anak dan juga
menyebabkan kemiskinan. Pertumbuhan otak anak yang kurang gizi tidak
akan optimal sehingga dapat mempengaruhi kecerdasannya di di masa depan.
Berikut ini adalah permasalah gizi anak usia dini :
1. Obesitas adalah penimbunan jaringan lemak secara berlebihan
akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan pemakaian
energi.Permasalahan obesitas tidak semata-mata karena berat badan
yangberlebihan, akan tetapi yang lebih berbahaya adalah terjadinya
prosesinfl amasi yang kronis. Hal ini disebabkan karena terjadinya infi
ltrasimakrofag kedalam jaringan lemak yang mengalami hiperplasia dan
hipertropi. Situasi ini akan merangsang terbentuknya sitokin-sitokin pro-
inflamasi seperti interleukin-6 (IL-6), interleukin-1, dan TNF-α
sehingga kadarnya dalam plasma menjadi tinggi. Peningkatan kadar
sitokin proinfl amasi ini erat kaitannya dengan terjadinya sindrom
metabolik yang meliputi hipertensi, resistensi insulin, dan hipertrig
liseridemia.
Dr. Damayanti Rusli Sjarif SpA (K) menjelaskan ada dua faktor yang
mempengaruhi obesitas, pertama adalah faktor genetik. Sedangkan yang
keduaadalah faktor lingkungan, hal ini berkaitan dengan tingkat
metabolism tubuh anak, aktivitas fisik, budaya, dan asupan makanannya.
Obesitas pada anak dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar pancreas
yang memproduksi insulin. Fungsi insulin adalah mengatur kadar gula darah
dalam tubuh. Kadar gula darah ini dapat menjadi sumber tenaga manusia
dalam melakukan aktivitas atau dapat disimpan sebagai cadangan energi.
Selain itu, obesitas juga dapat mengganggu saluran pernapasan, tulang
penopang tubuh, menimbun lemak di hati, dan dapat menyerang anak secara
psikis karena kondisi tubuh yang tidak ideal.

x
2. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi didi
Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang
mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan
pembangunan bangsa. Hal ini karena sumber daya manusia stunting
memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya
manusia
normal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang pada masa
balitanya mengalami stunting memiliki tingkat kognitif rendah, prestasi
belajar dan psikososial buruk (Achadi 2012).

Indeks TB/U menyatakan status gizi terdahulu atau status gizi jangka
panjang (kronis). Status gizi pendek dan sangat pendek menurut TB/U
menggambarkan kondisi anak gagal untuk mencapai tinggi yang cukup
berdasarkan usianya. Tinggi badan yang pendek atau sangat pendek
diasosiasikan dengan faktor jangka panjang seperti malnutrisi
Anak yang mengalami severe stunting di dua tahun pertama
kehidupannya memiliki hubungan sangat kuat terhadap keterlambatan
kognitif di masa kanak-kanak nantinya dan berdampak jangka panjang
terhadap mutu sumberdaya (Brinkman et al. 2010; Martorell et al.2010).
Kejadian stunting yang berlangsung sejak masa kanak-kanak memiliki
hubungan terhadap perkembangan motorik lambat dan tingkat intelegensi
lebih rendah (Martorell et al. 2010). Penelitian lain menunjukkan anak (9-24
bulan) yang stunting selain memiliki tingkat intelegensi lebih rendah,juga
memiliki penilaian lebih rendah pada lokomotor, koordinasi tangan dan mata,
pendengaran, berbicara, maupun kinerja jika dibandingkan dengan anak
normal (Chang et al.2010).
Anak-anak yang mengalami stunting pada dua tahun kehidupan
pertama dan mengalami kenaikan berat badan yang cepat, berisiko tinggi
terhadap penyakit kronis, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes (Victora
et al.2008). Retardasi pertumbuhan postnatal memiliki potensi hubungan
terhadap berat badan sekarang dan tekanan darah. Menurut Barker (2008)
tekanan darah pada orang dewasa memiliki hubungan negatif terhadap berat
lahir dan tekanan darah pada masa kanak-kanak memiliki hubungan
terhadap ukuran bayi pada saat dilahirkan.

xi
Cara mencegah stunting sangatlah mudah, dengan berkonsultasi pada
ahli gizi pada masa kehamilan dan pada masa menyusui agar asupan gizi
yang baik dapat diterima oleh anak. Berikan ASI ekslusif selama 6 bulan
setelah melahirkan agar anak mampu memiliki daya tahan tubuh yang kuat
dan tidak mudah terserang penyakit. Bagi perempuan dapat mencegah
stunting mulai dari usia muda mulai memperbaiki nutrisi yang kita makan
untuk menjadi bekal untuk masa kehamilan nanti dan menjaga kebersihan
seperti mencuci tangan dengan air sebelum menyiapkan makan dan
memberi makan anak (Hanindita, 2018).

3.Kekurangan Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau
minyak dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan
dan kelangsungan hidup. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali
tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi.
(Olson dan Mello,2011). Vitamin A merupakan komponen penting dari
retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan.
Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai
peranan penting dalam jaringan epitel. (Marsetyo & Karta Sapoetra, 2003).
Vitamin A adalah slah satu zat gizi dan golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat
melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan
tubuh untuk melawan penyakit, khususnya diare dan penyakit infeksi).
Vitamin A atau berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu :
1) Retinol
Retinol dapat dimanfaatkan langsung oleh tubuh karena umumnya
sumber retinol diperoleh dar makanan hewani seperti telur, hati,
munyak ikan yang mudah dicerna dalam tubuh.

2) Betacaritinine
Sering disebut pro-vitamin A, baru dapat dirasakan setelah
mengalami proses pengolahan menjadi retinol. Sumber betacarotene
berasal dari makanan yang berwarna orange atau hijau tua, seperti
wortel,bayam,ubikuning, mangga dan pepaya.

xi
3) Retinol atau Retinal atau juga Asam Retinoat, dikenal sebagai faktor
pencegahan xeropthalmia, berfungsi untuk pertumbuhan sel epitel dan
pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf mata, Jumlah yang
dianjurkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
(KGA-2004) per hari 400 ug retinol untuk anak-anak dan dewasa 500
ug retinol.Tubuh menyimpan retinol dan betacarotene dalam hati dan
mengambilnya jika tubuh memerlukannya (Iskandar, 2012).

Sumber vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin


A1 (retinal) banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A2 (retinol)
atau 3-dehidro retinol, terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A
yang berasal dari minyak ikan, sebagian besar ada dalam bentuk ester.
Vitamin A juga terkandung dalam bahan pangan, sperti mentega, kuning
telur, keju, hati, daun hijau dan wortel. Warna hijau tubuh-tumbuhan
merupakan petunjuk yang baik tingginya kadar karoten (Rijal, 2012).
Kekurangan vitamin A terjadi ketika asupan vitamin A anak dari makanan
harian tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Kondisi tersebut bisa semakin
memburuk jika anak rentan terserang penyakit infeksi, seperti diare atau
campak. Sulit melihat di malam hari juga termasuk salah satu gejala khas
karena kekurangan vitamin A.
Dalam kondisi yang lebih parah, Jika tidak segera diatasi, anak yang
kekurangan vitamin A berisiko mengalami masalah pernapasan dan penyakit
infeksi.Di sisi lain,kondisi ini juga mengarah pada terhambatnya lau
pertumbuhan serta perkembangan anak.
4.Kekurangan Zat Besi

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi
memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru ke jaringan dan mengangkut electron di dalam proses
pembentukan energi di dalam sel. Untuk mengangkut oksigen, zat besi
harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel darah
merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan protein
di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di dalam pembentukan
energi di dalam sel.

xi
Beberapa jenis makanan sumber zat besi dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu makanan sumber zat besi yang berasal dari hewan (hewani) dan
makanan sumber zat besi yang berasal dari sayur dan buah-buahan
(nabati).Untuk produk hewani, sumber zat besi yang baik yaitu daging
merah,daging unggas, hati (ayam/sapi), telur, ikan tuna, sarden serta jenis
kerangkerangan. Sedangkan untuk sumber zat besi yang berasal dari sayuran
dan buah-buahan antara lain bayam, brokoli, tahu, kedelai, sereal, kentang
berbagai buah-buahan yang dikeringkan (kismis, apricot, prune).
Kurangnya asupan mineral zat besi berisiko membuat anak mudahterkena
anemia.
Kurang darah atau anemia terjadi ketika simpanan zat besi yang ada
di dalam darah habis, serta persediaannya di dalam otot sangat
sedikit. Jika sudah sampai mengalami anemia, artinya kondisi kekurangan
zat besi yang dialami anak tergolong parah. Dengan kata lain, kadar
hemoglobin dan hematokrit yang ada di dalam sel darah merah telah berada
di bawah nilai normal atau cut off. Selain karena kadar zat besi yang kurang,
anemia juga bisa disebabkan oleh kondisi peradangan dan perdarahan.
Kekurangan mineral zat besi pada anak berisiko menurunkan produktivitas
hariannya, serta perkembangan fisik dan kognitifnya.
5.Malnutrisi
Malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan protein. Gizi buruk (malnutrisi)
merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai
negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Children’s Fund
(UNICEF) pada tanggalal 12 September 2008, menyatakan malnutrisi
sebagai penyebab lebih dari 1/3 dari 9,2 juta kematian pada anak-anak
dibawah usia 5 tahun di dunia.

Menurut klasifikasinya malnutrisi dibagi 3 yaitu :


Klasifikasi Gizi Buruk
Gizi buruk berdasarkan gejala klinisnya dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering
ditemukan pada balita.Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan
gizi buruk. Tipe marasmus ditandai dengan gejala tampak sangat kurus,

xi
wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel meskipun setelah makan, kulit
keriput yang disebabkan karena lemak di bawah kulit berkurang, perut
cekung, rambut tipis, jarang dan kusam, tulang iga tampak jelas, pantat
kendur dan keriput (baggy pant) serta iga gambang.
Pada marasmus awalnya pertumbuhan yang kurang dan atrofi otot serta
menghilangnya lemak di bawah kulit merupakan proses fisiologis. Tubuh
membutuhkan energi yang dapat dipenuhi oleh asupan makanan untuk
kelangsungan hidup jaringan. Untuk memenuhi kebutuhan energi cadangan
protein juga digunakan. Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan energi tetapi juga untuk sistesis glukosa.

b. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun asupan
protein yang inadekuat. Seperti halnya marasmus, kwashiorkor juga
merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Tipe kwashiorkor
ditandai dengan gejala tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua
punggung kaki sampai seluruh, pertumbuhan terganggu, perubahan status
mental, gejala gastrointestinal, rambut tipis kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, wajah membulat dan sembab,
kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang
lebih mendalam dan lebar, sering ditemukan hiperpigmentasi dan persikan
kulit, pembesaran hati serta anemia ringan.

C.Marasmiks-Kwashiorkor
Tipe marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala klinik
kwashiorkor dan marasmus dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) <
60% baku median WHO-NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok.
Faktor risiko terjadinya malnutrisi antara lain :
a. Asupan makanan
Kurangnya asupan makanan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
yaitu pola makan yang salah, tidak tersedianya makanan secara cukup, dan
anak tidak cukup atau salah mendapat makanan bergizi seimbang.Kebutuhan
nutrisi pada balita meliputi air, energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral.

x
Setiap gram protein menghasilkan 4 kalori, lemak kalori, dan karbohidrat 4
kalori. Distribusi kalori dalam makanan balita dalam keseimbangan diet
adalah 15% dari protein, 35% dari lemak, dan 50% dari karbohidrat. Maka
jika terjadi kelebihan kalori yang menetap setiap hari sekitar 500 kalori dapat
menyebabkan kenaikan berat badan 500 gram dalam seminggu.
b. Status sosial ekonomi
Balita dengan gizi buruk pada umumnya hidup dengan makanan yang kurang
bergizi.Hal ini dapat disebabkan oleh karena rendahnya ekonomi keluarga
sehingga pada akhirnya akan berdampak dengan rendahnya daya beli pada
keluarga tersebut. Selain itu rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan, merupakan penyebab langsung dari kekurangan gizi pada anak
balita. Keadaan sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan masalah
kesehatan yang dihadapi karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut.
c. ASI
Hanya 14% ibu di Indonesia yang memberikan air susu ibu (ASI)
eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia
hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Sebanyak 86% bayi
mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau campuran
antara ASI dan susu formula.9 Berdasarkan riset yang sudah dibuktikan di
seluruh dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi sampai enam
bulan, dan disempurnakan sampai umur dua tahun.18 Memberi ASI kepada
bayi merupakan hal yang sangat bermanfaat antara lain oleh karena praktis,
mudah, murah, sedikit kemungkinan untuk terjadi kontaminasi,dan menjalin
hubungan psikologis yang erat antara bayi dan ibu yang penting dalam
perkembangan psikologi anak tersebut. Beberapa sifat pada ASI yaitu
merupakan makanan alam atau natural, ideal, fisiologis, nutrien yang
diberikan selalu dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan
mengandung nutrien yang lengkap dengan komposisi yang sesuai kebutuhan
pertumbuhan bayi.

x
2.5 Upaya peningkatan Gizi anak

WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting


School, melalui upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitative yang berkualitas adalah :
• Promototif dan pencengahan
• Pemberian nutrisi yang baik dan benar (PMT, Sarapan dll)
• Perilailaku hidup sesehat jasmani di dan rohani.
• Deteksi dini dan pencegagahan pepenyakit menenular.
• Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah.
• Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah.
• Imunisasi anak sekolah.
• Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar

Pencegahan paling efektif agar selama masa tumbuh kembang anak


terhindar dari kekurangan gizi adalah dengan cara rajin mengikuti program
posyandu. Selain proses tumbuh kembang anak dapat terkontrol, para ibu juga
dapat melakukan konsultasi dan saling berinteraksi untuk berbagi pengalaman
dalam mengasuh anak.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1) Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan
secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak,
vitamin,mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,
terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan.
2) Rendahnya asupan gizi anak diakibatkan oleh banyak faktor. Pada usia ini
pola makan anak dipengaruhi oleh teman dan lingkungan sekitarnya.
Asupan gizi yang buruk dapat berakibat fatal apabila terus dibiarkan,
defisiensi kalori yang dihasilkan protein akan menimbulkan penyakit
seperti marasmus, dan kwashiorkor, defisiensi zat besi akan mengganggu
kerja hemoglobin dalam transportasi O2 keseluruh tubuh. Selain itu,
buruknya status gizi anak semakin memperburuk kondisi bangsa Indonesia
karena generasi penerusnya tidak produktif.
3) Perbaikan status gizi yang baik akan memberikan banyak perubahan.
Orang tua saat ini terlalu membiarkan anak jajanan yang ada diluaran.
Membiasakan anak untuk sarapan merupakan cara yang efektif dalam
mengurangi kemungkinan anak membeli makanan di luar yang kurang
sehat untuk dimakan atau di konsumsi.

3.2 Saran
Peran orang tua sangat diperlukan dalam memberikan makanan yang
bergizi dan mengajarkan anak untuk mengkonsumsi atau memilih makanan
yang bergizi.Pendekatan yang baik dengan anak dan berkomunikasi atau cara
penyampaian pendidikan dasar mengenai makanan yang bergizi dapat
membuat anak lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang
diberikan hendaknya memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan kondisi
sosial ekonomi. erlu penanganan secara khusus dari pemerintah untuk
menangani permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan gizi yang
dibutuhkan oleh anak dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk
meningkatkan status gizi anak usia dini.

x
DAFTAR PUSTAKA

Marliyati, Sri Anna, Aji Nugraha dan Faisal Anwar (2014). ASUPAN
VITAMIN A, STATUS VITAMIN A, DAN STATUS GIZI ANAK
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN LEUWILIANG, KABUPATEN
BOGOR. Jurnal Gizi danPangan,9(2):109-116

Nadiyah, Dodik Briawan dan Drajat Martianto (2014). FAKTOR


RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 0—23 BULAN DI
PROVINSI BALI, JAWA BARAT, DAN NUSA TENGGARA TIMUR.
Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2):125-132

Oktrarina, Zilda dan Trini Sudiarti (2013) FAKTOR RISIKO


STUNTING PADA BALITA (24—59 BULAN) DI SUMATERA. Jurnal
Gizi dan Pangan, 8(3): 175-180.

Pramita, I Gusti Ayu Risma (2014). STATUS GIZI PADA BALITA


DAN ANAK VEGETARIAN DI KOMUNITAS ASRAM SRI SRI
RADHA MADHAVA,DESA SIANGAN, KABUPATEN GIANYAR
TAHUN 2014

Septikasari, M. (2018). Status gizi anak dan faktor yang


mempengaruhi.Yogyakarta: UNY Press.

xi

Anda mungkin juga menyukai