Dosen Pengampu :
Sri Hennyati A,S.ST.,M.kes
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyeselaikan makalah tentang Masalah Gizi Remaja Pria dan Perempuan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan krtik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami harap semoga makalah Masalah Gizi Remaja Pria dan
Perempuan bisa memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
2.8 Peran Bidan Dalam Mengatai Masalah Giizi Pada Usia Remaja ... 18
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 19
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga
masa awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat disebut
sudah dewasa tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak. Usia remaja
biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun.
Pada masa ini terjadi perubahan fisik dan psikis yang sangat signifikant.
Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat (growth
spurt) dan matangnya organ reproduksi. Laju pertumbuhan badan berbeda
antara wanita dan pria. Wanita mengalami percepatan lebih dulu
dibandingkan pria. Karena tubuh wanita dipersiapkan untuk reproduksi.
Sementara pria baru dapat menyusul dua tahun kemudian. Pertumbuhan cepat
ini juga ditandai dengan pertambahan pesat berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB). Pada masa tersebut pertambahan BB wanita 16 gram dan pria 19
gram setiap harinya. Sedangkan pertambahan TB wanita dan pria masing-
masing dapat mencapai 15 cm per tahun. Puncak pertambahan pesat TB
terjadi di usia 11 tahun pada wanita dan usia 14 tahun pada pria.
1
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada
tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar,
penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah membuktikan banyak
sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara lain
Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus
(berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi
dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini dapat
membantu upaya penanggulangannya.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan
yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi
kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat
tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
3
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang
berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati
makanan. Pola makan seimbang memenuhi kebutuhan tersebut. Susu
dikonsumsi sebagai penyempurna. Pada dasarnya masalah gizi pada remaja
timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidak seimbangan antara
konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Keadaan gizi atau
status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu
cukup lama.
Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupun
gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi dapat menimbulkan konsekuensi
berupa penyakit defisiensi, dan bila kekurangan dalam batas marginal dapat
menimbulkan gangguan yang sifatnya lebih ringan atau menurunnya
kemampuan fungsional. Misalnya, kekurangan vitamin B1 dapat
menyebabkan badan cepat merasa lelah. Kekurangan zat besi dapat
menurunkan prestasi kerja dan prestasi belajar, selain turunnya ketahanan
tubuh terhadap penyakit infeksi.
1. Psikologis.
2. Lingkungan sekolah.
3. Konsumsi makanan tidak cukup.
4. Pilihan terhadap makanan.
5. Tidak ada nafsu makan.
4
Faktor pemicu permasalahan gizi remaja yaitu : Kebiasaan makan yang
buruk, promosi yang berlebihan di media massa tentang produk makanan,
pemahaman gizi yang salah, berlebihan terhadap suatu jenis kesukaan
makanan tertentu, dan maraknya produk makanan impor.
5
2.3 Keadaan Gizi Remaja Saat Ini
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi
makanan olahan, seperti yang ditayangkan di iklan televisi, secara berlebihan.
Makanan ini, meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral,
sering terlalu banyak gula serta lemak, di samping zat adiktif. Konsumsi
makanan sejenis ini secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi
lain. Kegemaran pada makanan olahan yang mengandung zat ini
menyebabkan remaja mengalami perubahan patologis yang terlalu dini.
6
Ada 3 alasan mengapa remaja dikategorikan rentan:
Hampir 50% remaja (Daniel, 1977) terutama remaja yang lebih tua,
tidak sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang
meyakini jika sarapan memang penting. Namun, mereka yang sarapan secara
teratur hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan dua kali waktu makan,
dan lebih memilih kudapan. Sebagian besar kudapan bukan hanya kalori,
tetapi sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu
(menghilangkan) nafsu makan. “Makanan Sampah” (junk food) kini semakin
digemari oleh remaja, baik hanya sebagai kudapan maupun “makan besar”.
Disebut makanan sampah karena sangat sedikit (bahkan ada yang tidak sama
sekali) mengandung kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan C;
sementara kandungan lemak jenuh, kolesterol, dan natrium tinggi. Proporsi
lemak sebagai penyedia kalori lebih dari 50% total kalori yang terkandung
dalam makanan itu.
7
2.4 Kebutuhan Akan Zat Gizi Pada Usia Remaja
8
Peningkatan kebutuhan energy dan zat gizi sekaligus memerlukan
tambahan vitamin di atas kebutuhan semasa bayi dan anak. Asupan thiamin,
riboflavin, dan niacin harus ditambah sejajar dengan pertambahan energy.
Vitamin ini diketahui berperan dalam proses pelepasan energy dari
karbohidrat. Percepatan sintesis jaringan mengisyaratkan pertambahan asupan
vitamin B6, B12 dan asam folat. Ketiga jenis vitamin ini berperan dalam
sintesis RNA dan DNA. Untuk menjaga agar sel dan jaringan baru tidak cepat
rusak, asupan vitamin A, C, dan E juga perlu ditingkatkan disamping vitamin
D karena perannya dalam proses pembentukan tulang. Kadar vitamin C dalam
serum remaja cukup rendah (Dep. Perranian AS, Guenter dkk, 1986),
terutama mereka yang mematangkan sayur dan buah serta perokok.
1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti, baik dalam
kegiatan di sekolah maupun diluar sekolah. Widyakarya Nasional Pangan
Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan angka kecukupan gizi (AKG) energi
untuk remaja dan dewasa muda perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk
laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. AKG energi ini dianjurkan sekitar
60% berasal dari sumber karbohidrat yaitu: beras, terigu dan hasil olahannya
(mie, spagetti, makaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula
dan lain-lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhannya yang sedang terjadi. Kecukupan protein bagi remaja adalah
1,5-2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda adalah 48-62 gr
per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
9
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat.
Pada masa pertumbuhan, apalagi pada masa growth spurt. Kalsium adalah zat
gizi yang penting untuk diperhatikan. AKG kalsium untuk remaja dan dewasa
muda adalah 600-700 mg per hari untuk perempuan dan 500-700 mg untuk
laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan lain-lain.
4. Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan zat besi pada remaja laki-laki meningkat
karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi hemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan
yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia
besi dibandingkan laki-laki. Perempuan dengan konsumsi zat besi yang
kurang atau mereka dengan kehilangan besi yang meningkatkan, akan
mengalami anemia gizi besi. Sebaliknya defisiensi besi mungkin merupakan
faktor pembatas untuk pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan
tingginya kebutuhan mereka akan zat besi.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk
remaja dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
10
2.5 Gangguan Gizi Pada Remaja
11
lain yang penting untuk tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari
kedua masalah status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan
status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk tumbuh
kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi gizi guna
meningkatkan status gizi dan kesehatannya.
Dan sering makan makanan gula dan makanan kaya akan asam lemak
seperti susu, mentega, minyak nabati. Disarankan untuk mengkonsumsi
makanan yang kaya serat. Remaja yang tak memperoleh cukup gizi yang
biasa didapati pada buah-buahan dan ikan lebih rentan terhadap kondisi paru-
paru yang dibawah normal, sakit asma, batuk dan sesak nafas. Remaja dengan
asupan dan terutama vitamin C paling rendah memiliki paru-paru yang lebih
lemah dibandingkan dengan yang lain. Remaja yang kurang mengkonsumsi
vitamin E, yang terdapat pada minyak nabati dan kacang, lebih mungkin
untuk terserang asma. Remaja yang mengkonsumsi kurang banyak buah dan
lebih sedikit asam lemak omega-3 lebih mungkin untuk terserang asma dan
gangguan pernafasan seperti tersengal-sengal.
12
Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan langsung dengan AKI
adalah anemia gizi. Anemia, dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi
makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi
sebagai pemicunya. Anemia, terjadi pula karena peningkatan kebutuhan pada
tubuh seseorang seperti pada saat menstruasi, kehamilan, melahirkan,
sementara zat besi yang masuk sedikit.
Berbagai bentuk gangguan gizi pada usia remaja sering terjadi. Selain
kekurangan energi dan protein anemia gizi dan defisiensi berbagai vitamin
juga sering terjadi. Sebaliknya juga masalah gizi lebih (overnutrition) yang
ditandai oleh tingginya jangka obesitas pada remaja terutama di kota-kota
besar.
Berbagai faktor yang memicu terjadinya masalah gizi pada usia remaja antara
lain adalah:
13
pada pola makan barat (16,8%) dari pada pola makan tradisional Korea
(9,76%) dan pola makan modifikasi (9,75%).
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama
wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan
makanan secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tak terpenuhi. Hanya
makan sekali sehari atau makan makanan seadanya, tidak makan nasi
merupakan penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong
terjadinya gangguan gizi
14
3. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu
Usia remaja merupakan usia dimana mereka sangat tertarik pada hal-hal
baru. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pengusaha makanan untuk
mempromosikan produk mereka dengan cara yang sangat mempengaruhi
remaja. Padahal, produk makanan tersebut bukanlah makanan yang sehat bila
dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara
barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken dan french fries,
berbagai jenis makanan berupa kripik (junk food) sering dianggap sebagai
lambang kehidupan modern oleh para remaja. Padahal berbagai jenis fast food
itu mengandung kadar lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi disamping
kadar garam. Zat-zat gizi itu memicu terjadinya berbagai penyakit
kardiovaskuler pada usia muda.
15
2.6 Masalah gizi yang biasa dijumpai pada remaja
1. Obesitas
Pada remaja badan kurus atau disebut Kurang Energi Kronis (KEK)
pada umumnya disebabkan karena makan terlalu sedikit. Penurunan berat
badan secara drastis pada remaja perempuan memiliki hubungan erat dengan
faktor emosional seperti takut gemuk seperti ibunya atau dipandang kurang
16
seksi oleh lawan jenis. Makan makanan yang bervariasi dan cukup
mengandung kalori dan protein termasuk makanan pokok seperti nasi, ubi
dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu perlu dikonsumsi oleh para
remaja tersebut sekurang-kurangnya sehari sekali.
3. Anemia
17
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja mengalami
pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah pertumbuhan pada masa balita.
Contoh: melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil
besi dan vitamin A.
18
Bidan juga sebagai konselor bagi orangtua sehingga orangtua memberi
kasih sayang kepada remaja putrinya. Kasih sayang dan perhatian dari
orangtua sangat perlu dalam hal apapun. Dengan adanya rasa kasih sayang
dari orangtua maka anak merasa diperhatikan dan dibimbing. Dengan kasih
sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan
kenakalan, dan juga sebagai pemberi asuhan kebidanan serta sebagai peneliti.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cukup banyak masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan
dan gizi remaja. Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir,
penyalahgunaan obat, kecanduan alcohol dan rokok, serta hubungan seksual
terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal
masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi
pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan berat
badan. Masalah ini berpangkal pada “kegemaran yang tidak lazim, lupa
makan, dan hamil”. Yang sedikit berbeda adalah cara mengenai masalah
tersebut.
Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena masih mengalami
pertumbuhan. Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih
tinggi dibanding usia lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan
penanggulangan masalah gizi yaitu: Program Edukasi Gizi, Program
Suplementasi Gizi dan Program Fortifikasi Bahan Makanan
3.2 Saran
Dalam makalah ini, penyusun menyadari bahwa ada begitu banyak hal
yang harus dilengkapi demi perkembangan kemampuan penyusun dan para
pembaca. Oleh karena itu, Segala bentuk masukan atau saran dan usulan yang
sifatnya mendukung penyusunan ini, amat sangat diharapkan bukan semata-
mata demi sempurnanya tulisan ini sendiri melainkan juga demi penghayatan
akan dalam kehidupan sehari.
20
DAFTAR PUSTAKA
21