Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

DASAR ILMU GIZI


GIZI REMAJA

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Aisyah Chairah 17.11.4066.E.A.0003


2. Ilvy Nurdiana 17.11.4066.E.A.00
3. Rahmman Wahyudi 17.11.4066.E.A.00

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Samarinda, 10
April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar……... ……... ……... …….……….. ……...…….... . i

Daftar isi …….. .…….. .…….. …...… ……... …….. …….. . ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ……... ……... …….. …….. . 1


1.2 Rumusan masalah ……. …….. ……. …….. . 1
1.3 Tujuan penulisan makalah …… …… …….. . 2
1.4 Manfaat penulisan makalah …… …… …….. . 2

Bab II Pembahasan

3.1 Definisi remaja ….. …… ….. …….. . 3


3.2 Perkembangan fisik ….. …… …… …….. . 4
3.3 Karakteristik perilaku makan remaja ……... …….. . 5
3.4 Kebutuhan nutrisi pada usia remaja ……... ……... …….. . 5
3.5 Faktor ketidakseimbangan nutrisi pada remaja…. . 10
3.6 Penyebab kurang gizi pada remaja ……... …….. . 11
3.7 Masalah nutrisi pada remaja ……... ……... …….. . 15
3.8 Cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja …….. . 17
3.9 Pedoman Umum Gizi Seimbang............................................

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ……... ……... ……... ……. ……... . 19

3.2 Saran …….. …….. …….. ……. ……... . 19


Referensi buku…….. ……... ……... ……... ……...............……… . 20

Daftar Pustaka……… ……... ……... ……... ……... ……... ……... . 21


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak
hingga masa awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak.Usia
remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun
dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh,
dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada,
perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.Pada
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
dan lebih suka menghabiskan waktu diluar waktu berkumpul bersama
keluarga.
Perubahan-perubahan fisik ini akan mempengaruhi status kesehatan
dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan
akan menimbulkan masalah gizi, baik masalah kekurangan gizi atau
kelebihan gizi.
Masalah gizi pada remaja akan menimbulkan dampak negatif pada
tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar,
risiko melahirkan bayi dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah),
penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah membuktikan
banyak sekali remaja yang mengalami masalah gizi, masalah tersebut antara
lain Anemia (berkisar 40%) dan IMT kurang dari batas normal atau kurus
(berkisar 30%). Banyak faktor yang bisa menyebabkan hal ini terjadi, tetapi
dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hal ini
dapat membantu upaya penanggulangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu:
A. Apa pengertian dari remaja ?
B. Apa perkembangan fisik pada remaja ?
C. Apa saja karakteristik perilaku makan remaja ?
D. Apa saja kebutuhan nutrisi pada usia remaja ?
F. Apa saja faktor ketidakseimbangan nutrisi pada remaja ?
G. Apa saja penyebab-penyebab kurang gizi pada remaja à?
H. Apa saja masalah nutrisi pada remaja ?
I. Bagaimana cara mengatasi masalah nutrisi usia remaja ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan remaja, apa itu nutrisi,
apa saja macam-macam nutrisi pada remaja, apa saja masalah yang terjadi
pada nutrisi usia remaja dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


1.4.1 Bagi Penulis :
Membantu penulis mengetahui dan memahami secara lebih
mendalam tentang kebutuhan nutrisi pada usia remaja.

1.4.2 Bagi Remaja :


Membantu remaja untuk mengetahui betapa pentingnya pe
menuhan nutrisi dalam kehidupannya sehari-hari agar tak ada lagi
remaja yang mengalami masalah pada pemenuhan nutrisinya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Remaja

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak


hingga masa awal dewasa, jadi pada masa remaja ini manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat juga disebut sebagai anak-anak.Usia
remaja biasanya dimulai saat laki-laki atau perempuan berusia 10-12 tahun
dan berakhir pada usia 18-22 tahun (More, 2014).
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses
kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan
berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara
asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu
merupakan masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium
maupun secara antropometri.Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi di
tentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara
penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Masa Tubuh
(IMT) di rekomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan
status gizi remaja.
Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Indeks (BMI)
dengan rumus IMT :

BB(kg) / TB (m2)

Kesehatan reproduksi remaja (adolescent reproductive health )


adalah upaya kesehatan reproduksi yang di butuhkan oleh remaja. Salah satu
unsur yang berperan dalam mewujudkan kesehatan reproduksi remaja
adalah asupan gizi. Asupan gizi zat-zat seimbang sesuai dengan kebutuhan
remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan
yang optimal. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan
akan menimbulkan masalah gizi baik itu berupa masalah gizi lebih maupun
gizi kurang.

2.2 Perkembangan Fisik


Perkembangan seksual terjadi selama masa remaja dan kemunculan
ciri-ciri seksual pubertas adalah penanda yang lebih baik untuk tahap remaja
dan kebutuhan-kebutuhan nutrisinya di banding umur.
Pubertal Growth Spurt (percepatan pertumbuhan masa pubertas),
terjadi selama kira-kira 3 tahun dan merupakan masa pertumbuhan cepat
dalam tinggi badan yang terjadi sebagai hasil dari efek sinergi hormon seks
dan hormon pertumbuhan.Cadangan jaringan adipose juga meningkat,
dimana anak perempuan lebih banyak menyimpan jaringan adipose di
banding anak laki-laki, dan meletakkan simpanan itu di daerah buah dada
dan pinggul.Simpanan lemak pada anak laki-laki cenderung lebih sentral.
Umur dimulainya percepatan pertumbuhan sangat bervariasi karena
dipengaruhi oleh faktor genetika, jenis kelamin, etnis, dan berat badan
(Arisman, 2004).
Pada anak perempuan, ini dimulai pada permulaan pubertas, pada
saat perkembangan buah dada dimulai, dengan penambahan tinggi badan
paling banyak pada tahun sebelum menarkhe (menstruasi yang
pertama).Secara rata-rata, anak perempuan tumbuh 6cm lagi setelah
manarkhe, yang terjadi pada sekitar umur 13 tahun. Rentang umur menarke
adalah antara 10-16,5 tahun, dimana anak-anak yang tinggi dan berat
cenderung mulai menstruasi lebih awal di banding teman-teman sekelasnya
yang lebih kecil dan lebih ringan. Olahraga keras, seperti atletik, dapat
menunda menarche karena efek-efek fisiologis latihan dan penipisan lemak
tubuh.
Anak laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka rata-rata
dua tahun lebih lambat di banding anak perempuan dan akan menjadi lebih
pendek di banding anak perempuan selama beberapa waktu. Pertumbuhan
mungkin belum berhenti sepeuhnya pada akhir masa remaja dan penambah
tinggi badan sampai dengan 2cm masih dapat terjadi antara umur 17 dan 28
tahun. Anak laki-laki pada akhirnya secara rata-rata akan 14,5 cm lebih
tinggi di banding anak perempuan.
Ketika pertumbuhan diases pada grafik sentil berat badan untuk
umur dan tinggi badan cukup lazim untuk melihat pelintasan sentil baik
untuk tinggi badan maupun berat badan selama percepatan pertumbuhan ini.
Ini karena grafiknya menunjukkan percepatan pertumbuhan rata-rata pada
sebuah umur rata-rata, tetapi ada rentang umur yang besar dalam hal waktu
terjadinya percepatan pertumbuhan itu.

2.3 Karakteristik Perilaku Makan Remaja


Selama masa remaja, remaja mengembangkan otonominya
sendiri.Mereka sering menolak nilai-nilai orangtua mereka untuk
mengembangkan nilai-nilainya sendiri.Nilai-nilai yang berkaitan dengan
makanan dan makan juga tidak terkecuali, dan banyak remaja mengubah
kebiasaan makan mereka agar berbeda dengan seluruh keluarganya.
Mereka mungkin :
1. Menghindari waktu makan keluarga untuk menghindari kontrol
pengawasan dan makanan yang di berikan orangtuanya mereka
mungkin mengatakan bahwa dirinya tidak lapar atau “aku akan
membuat sesuatu untukku sendiri”
2. Mengadopsi pola makan yang berbeda, seperti vegetarianisme atau diet
untuk mengelola berat badan.
Ini juga saat bereksperimentasi, tanpa terlalu memedulikan
konsekuensi jangka panjang Seperti masalah kesehatan di usia paruh baya.
Jadi, mereka mungkin tertarik Junk Food karena daya tarik rasanya dan
mengikuti kelompok sebayanya tanpa memedulikan konsekuensi
nutrisionalnya.
Yuniastuti (2008) berpendapat bahwa pilihan makanan mereka
kemungkinan besar di dasarkan atau di pengaruhi oleh :
1. Kenyamanan khususnya ketika makan di luar rumah.
2. Preferensi.
3. Selera.
4. Merek.
5. Mode dan tekanan atau pengaruh kelompok sebaya.
6. Ideology personal, seperti pilihan diet vegetarian.
7. Sibuk dengan pengendalian berat badan terlepas dari apakah hal iti dapat
di justifikasi atau tidak.
8. Memilih makanan kurang sehat sebagai tindakan menentang orangtua
dan solidaritas dengan teman sebaya.
9. Mengikuti diet tertentu untuk memperkuat kecakapan olahraga.

2.4 Kebutuhaan Nutrisi Pada Usia Remaja


Masa pubertas yang dialami remaja adalah masa dimana terjadinya
perubahan hormonal.Perubahan hormonal ini berkaitan dengan
pertumbuhan pada masa remaja. Remaja akan menambah 20% tinggi
badannya dan hampir 50% dari berat orang dewasa selama masa remaja.
Karena masa inilah remaja membutuhkan banyak nutrisi karena kebutuhan
gizinya yang meningkat.
Apa saja nutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh?
2.4.1 Kalori
Remaja laki-laki membutuhkan sekitar 2.500 hingga 2.800 kalori
setiap harinya, sedangkan remaja putri membutuhkan kira-kira 2.200 kalori
perhari. Idealnya kebutuhan kalori tersebut bersumber dari protein, susu
rendah lemak, biji-bijian (kacang-kacangan, sayuran dan buah-bauhan).

2.4.2 Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60 gram perhari
untuk tumbuh dan membentuk otot. Protein sangat mudah didapat dari
berbagai sumber makanan sehat, seperti daging, telur, ikan, dan susu. Untuk
vegetarian protein bisa didapat dari makanan yang berbahan kacang-
kacangan.
2.4.3 Kalsium dan Fosfor
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk
menyimpannya sebagai tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat
dewasa. Karena memasuki usia 20tahun penyerapan asupan kalsium untuk
tulang akan berkurang. Remaja membutuhkan asupan kalsium sebesar
1.200mg setiap harinya. Asupan kalsium dapat berasal dari susu, sereal,
buah dan sayur yang kaya akan kalsium.
Kalsium dan fosfor penting untuk akresi/pertambahan jaringan
tulang yang cepat. Enam puluh persen massa tulang dewasa didapatkan
selama percepatan pertumbuhan masa pubertas. Bahkan setelah percepatan
pertumbuhan, kalsifikasi tulang berlanjut karena massa tulang puncak
dicapai di sebagian besar tempat tulang antara umur 16 sampai 30 tahun.
Meskipun 70-80 persen massa tulang puncak ditentukan oleh faktor-faktor
genetik, 20-30 persen sisanya dapat dipengaruhi oleh diet dan olahraga. Di
Inggris, remaja kulit putih dan Asia lebih rentan mengalami massa tulang
buruk di banding ras-ras lain. Asupan kalsium yang adekuat pada usia ini
dapat melindungi dari osteoporosis di kemudian hari.
Kepadatan tulang yang rendah dan tulang retak pada remaja putri
berkaitan dengan asupan minuman karbonasi yang tinggi. Alasannya belum
di ketahui dengan jelas tetapi juga bisa karena kandungan fosfat yang tinggi
di dalam minuman karbonasi yang menganggu fisiologi tulang bersama diet
rendah-kalsium yang cenderung diikuti remaja dengan tidak mengonsumsi
tiga porsi susu, keju dan/atau yogurt.
2.4.4 Zat Besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga
membuat fungsi otak bekerja maksimal dan membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.Remaja laki-laki
membutuhkan asupan sebanyak 12mg zat besi perharinya, sedangkan untuk
remaja perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak 15mg
perharinya.Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih besar dibandingkan
kebutuhan zat gizi untuk laki-laki, hal ini karena perempuan mengalami
menstruasi.Saat menstruasi perempuan membutuhkan zat besi yang lebih
banyak untuk menghindari adanya resiko kekurangan darah.Mencapai
cadangan zat besi adekuat menjadi penting bagi anak perempuan ketika
periode menstruasi menjadi lebih teratur dan lebih berat seiring kematangan
mereka.
2.4.5 Vitamin
Beck (2011) mengatakan bahwa vitamin adalah zat organik
kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, yang pada umumnya
tidak dapat dibentuk oleh tubuh.Oleh karena itu, harus didatangkan oleh
makanan.Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan.

Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik dalam tubuh. Kebutuhan


vitamin thiamin, riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat
tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolism energi. Begitu Juga
dengan folat dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan
RNA.Tak kalah pentingnya adalah vitamin D yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan otot. Vitamin A, C, dan E dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
mendukung fungsi sel baru.

2.4.6 Mineral
RNI untuk kalsium,fosfor, dan zat besi untuk kedua jenis kelamin,
dan magnesium untuk perempuan, lebih tinggi untuk remaja dibanding
untuk orang dewasa. Ini mereflesikan meningkatnya kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan (Beck, 2011).
2.5 Faktor Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Remaja
Sitorus (2009) berpendapat bahwa faktor-faktor yang memberikan
sumbangan pada ketidakseimbangan nutrisi pada kelompok umur remaja
adalah :
a. Snacking atay grazing (ngemil) adalah salah satu pola makan yang lazim
di temui pada kelompok umur ini, dimana kebanyakan remaja makan
paling tidak enam kali kesempatan di siang hari. Sneknya lebih banyak
berupa cemilan kering. Biskuit, permen dan minuman karbonasi
daripada buah segar, roti lapis (sandwich) atau produk-produk berbasis
susu.
b. Faktanya, snek-snek gurih seperti cemilan garing, keriping kentang,
biscuit dan cokelat adalah makanan-makanan yang paling lazim di
konsumsi, dan sejumlah besar remaja memakannya setiap hari.
c. Tingginya konsumsi makanan-makanan dan minuman ringan yang
mengandung gula menyediakan asupan energy yang tinggi namun
hanya sedikit mikronutrien.
d. Buruknya konsumsi buah dan sayuran, dimana banyak remaja makan
kurang dari satu porsi per hari.
e. Asupan makanan-makanan berbasis susu tidak adekuat sejak umur 11
tahun, dengan hanya sedikit minum susu.
f. Angka remaja putrid yang berdiet tercatat tinggi. Didalam NDNS 1997,
16 persen anak perempuan yang berumur 15-18 tahun berdiet untuk
mengurangi berat badan.
g. Sepuluh persen anak perempuan yang berumur 15-18 tahyn mengatakan
dirinya vegetarian di dalam survey yang sama. Kacang-kacangan dan
biji-bijian yang cocok sering tidak dimasukkan didalam diet vegetarian
remaja.
h. Sarapan sering tidak dimakan, yang mengurangi asupan nutrient.
Sebuah survey pada 2005 menemukan bahwa 12 persen anak-anak yang
berusia 15-16 tahun tidak makan apapun sebelum berangkat sekolah
(sodexho,2005)
i. Anak laki-laki yang lebih tua memiliki asupan nutrient yang lebih baik
di banding anak-anak perempuan karena mereka makan dengan
kuantitas lebih besar, termasuk lebih banyak biskuit, daging, sereal
sarapan yang di perkaya, kacang polong panggang dan kentang.
2.6 Penyebab-Penyebab Kurang Gizi Pada Remaja
Beck (2011) berpendapat bahww ada 4 penyebab-penyebab kurang gizi
pada remaja, diantaranya :
a. Vegetarianisme
Kebanyakan remaja diet hanya berumur pendek, tetapi
vegetarianisme mungkin merupakan salah satu carauntuk melestarikan
asupan energi yang lebih rendah. Bagi sebagian remaja, berdiet dan
vegetarianisme saling berkaitan. Didalam sebuah kajian AS (Neumark
Sztainer et al, 1997) kaum vegetarian :
1. Dua kali lebih banyak yang melaporkan sering berdiet
2. Empat kali lebih banyak muntah untuk mengontrol berat badan
3. Delapan kali lebih banyak untuk menggunakan pencahar.
Didalam NDNS tahun 1997, 10 persen anak perempuan yang
berumur 15-18 tahun mengatakan bahwa mereka vegetarian atau vegan
(tetapi hanya 1 persen di antara anak laki-laki yang berumur sama).
Masalahnya sendiri bukan itu, tetapi jika dietnya direncanakan dengan
buruk dan tidak seimbang, hasilnya dapat berupa asupan yang tidak
adekuat untuk beberapa mikronutrien.Masalah tersembunyi yang lazim
terjadi adalah tidak dikonsumsinya makanan-makanan yang cukup
mengonsumsi hilangnya zat besi haem dari diet.Disamping itu, sumber-
sumber alternaif untuk protein dan vitamin B12 diperlukan didalam diet
vegan.
b. Pelangsingan yang Tidak Semestinya
Masa remaja adalah umur puncak untuk body
dissatisfaction(ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri), dan berbagai
survey terhadap remaja inggris secara konsisten menunjukkan bahwa
lebih dari 50 persen anak perempuan merasa gemuk dan ingin
mengurangi berat badan.Sampai dengan 25 persen remaja putri muda
melaporkan berdiet untuk mengurangi berat badan, motivasi mereka
didorong oleh ketidakpuasan terhadap berat badan dan bentuk badan
(Hill, 2002). The Minnesota Adolescent Health Survey terhadap 30ribu
remaja menemukan bahwa 12 persen anak perempuan berdiet, 30 persen
terlonay binge eating, 12 persen memuntahkan makanan dan 2 persen
menggunakan laksatif atau diuretic (Neumark Sztainer et al, 1998).
NDNS pada 1997 menemukan bahwa 16 persen anak perempuan yang
berumur 15-18 tahun (dan 3 persen anak laki-laki dengan usia sama)
berdiet untuk mengurangi berat badan (Gregory et al,2000). Anak laki-
laki biasanya lebih khawatir bahwa mereka tubuhnya tidak cukup
berotot.
Pelangsingan yang tidak diawasi dan tidak perlu dilakukan dapat
mengakibatkan asupan mikronutrien yang rendah karena diet sering
melibatkan melewatkan makan utama, khususnya sarapan. Citra tubuh
dapat diperbaiki dengan mendorong kegiatan fisik, tetapi harus berhati-
hati ketika mendiskusikan diet dengan para gadis remaja yang
menghawatirkan tentang berat badannya karena fokus yang berlebihan
pada makanan mendorong peraligan kea rah gangguan makan.
Penekanan pada variasi dan keseimbangan, bukan pada pembatasan atau
makanan baik versus makanan buruk .
c. Gangguan Makan
Kekhawatiran tentang citra tubuh menjadi lebih serius jika
gangguan makan berkembang. Ini terjadi paling sering pada usia antara
15 dan 25 tahun. Meskipun gangguan makan paling sering di kalangan
para gadis, berbagai studi telah menunjukkan bahwa sekitar 10 persen
pasien dengan gangguan makan adalah laki-laki.
Struktur genetik dan sikap anggota keluarga lain terhadap
makanan bisa mempunyai pengaruh tertenu pada kerentanan. Ini dapat
terjadi pada anak-anak dengan latar belakang cultural atau rasial apapun.
Gangguan makanan biasanya berkembang dari kombinasi
banyak faktor yang membuat seseorang merasa tidak mampu mengatasi
kehidupannya. Ini termasuk berbagai peristiwa, perasaan atau tekanan
seperti :
1. Self-esteem rendah
2. Masalah hubungan dengan teman atau keluarga
3. Tekanan teman sebaya
4. Kematian seseorang yang istimewa
5. Masalah di sekolah, kampus, atau tempat kerja
6. Ekspektasi akademik yang tinggi
7. Kurang percaya diri
8. Penganiayaan seksual atau emosional seperti di bully
9. Merasa terlalu gemuk.
Gangguan makan terbagi kedalam tiga kategori yang berbeda :
anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan yang tak
tergolongkan.

a) Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa paling lazim di temukan pada perempuan yang
berumur 15-19 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak yang
lebih muda. Ini di tandai oleh :
1) Berat badan berkurang atau bertambah selama masa
pertumbuhan
2) Ketakutan intens untuk menambah berat badan
3) Citra tubuh yang terdistori
4) Amenore pada perempuan menstruasi tidak datang paling sedikit
tiga kali siklus berturut-turut
b) Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa ditandai oleh :
1) Binge eating makanan yang banyaknya abnormal disertai
perasaan tidak memiliki kontrol atas itu.
2) Perilaku kompensatorik setelah binge, termasuk memuntahkan
makanan, menggunakan pencahar, berpuasa, atau olahraga
berlebihan.
c) Gangguan Makan yang Tak Tergolongkan
Gangguan makan yang tak tergolongkan adalah sebuah
kategori diagnostik yang luas untuk perilaku-perilaku makan
abnormal, termasuk gangguan binge eating dan female athlete triad.
Ini mencakup berbagai aspek anoreksia dan bulimia, tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnostiknya.didalam gangguan binge eating,
binge eatingnya tidak diikuti oleh perilaku kompensatorik.
Female athlete triad (tiga serangkai atlet perempuan) adalah
sebuah sindroma olahragawati dengan ciri :
1) Asupan nergi rendah yang mungkin merupakan akibat dari usaha
mengurangi berat badan untuk alasan perfoma olahraga, alasan
citra tubuh, atau tidak memahami kebutuhan akan energi dan
nutrient unuk gaya hidup yang rejim latihannya
2) Disfungsi menstruasi
3) Kepadatan mineral tulang yang rendah yang dapat
mengakibatkan patah tulang/tulang retak selama latihan atau
penampilan olahraga.
Penipisan energi dan nutrient jangka panjang dalam
gangguan makan dan kurang gizi yang diakibatkannya memiliki
efek berkelanjutan pada pertumbuhan, perkembangan seksual, dan
kepadatan tulang.Dalam jangka pendek, erosi gigi yang di sebabkan
oleh sering muntah yang diinduksi gigi meningkat erosi gigi.
Jika sebuah gangguan makan di curigai pada seorang anak,
maka keluarganya seharusnya diperingatkan dan didorong untuk
mencai bantuan professional dari sebuah pusat penanganan
spesialisasi dengan tim multidisipliner. Penanganan dini
membuahkan hasil yang paling positif. Jika gangguan makan
berkembang menjadi sebuah kondisi kronis, bahkan dengan
oenanganan pun mungkin akan sering kambuh sepanjang hidup
penderitanya. Pada sekitar 10 persen kasus yang ada, gangguan ini
menyebabkan kematian.

d. Alkohol
Asupan alkohol cenderung meningkat selama usia belasan,
yang mencapai puncaknya pada sekitar umur 19 tahun. Selama masa
remaja, asupan alkohol sering dibatasi sampai satu atau dua hari per
minggu dan intoksikasi serta value for money merupakan tujuan
kuncinya. Didalam survey bergulit NDNS, 4 persen anak laki-laki
yang berumur 13-15 tahun dan 8 persen anak laki-laki berumur 13-
15 tahun minum alkohol masing-masing sekali atau dua kali
seminggu. Remaja inggris menduduki salah satu tingkat tertinggi di
Eropa untuk penggunaan alkohol, bringe drinking, dan mabuk.
Asupan alkohol yang tinggi adalah salah satu penyebab
kekhawatiran untuk alasan kesehatan maupun sosial. Remaja
memiliki kemampuan yang lebih renah untuk memetabolisme
alkohol di banding orang dewasa yang usianya sudah matang dan
lebih rentan terhadap efek-efek merugikannya. Di bawah pengaruh
alkohol mereka akan lebih mungkin untuk melakukan hubungan
kontrasepsi, dan juga lebih berkemungkinan untuk melakukan
hubungan seks yang kelak mereka sesali.
Konsumsi alkohol berat secara regular dan binge drinking :
1) Berkaitan dengan berbagai masalah fisik, perilaku antisosial,
kekerasan, 3kecelakaan, bunuh diri, cedera, dan kecelakaan lalu
lintas serta berbagai tindak kejahatan
2) Memengaruhi kinerja di sekolah
3) Dapat memiliki efek buruk pada kesehatan di usia lanjut
Pada 2000, hampir 14 persen remaja yang berusia 16-19
tahun mengalami ketergantungan pada alkohol (British Medical
Association, 2003).Dari sudut pandang nutrisi, konsumsi alkohol
secara regular dapat menggantikan makanan-makanan yang lebih
padat nutrient dari diet dank arena alkohol memiliki kepadatan
energy yang tinggi namun berdampak kecil pada nafsu makan,
minum secara regular dapat dengan mudah menyebabkan konsumsi
energy yang terlalu tinggi.
Jika advis kesehatan tentang alkohol terlalu negative, advis
itu mungkin akan diabaikan. Penekanan lebih besar lebih baim
diberikan pada memastikan bahwa remaja :
(a) Menyadari tentang batas minum yang aman
(b) Tahu cara mengukur kekuatan produk-produk beralkohol,
khususnya beberapa “designer drinks” atay bur ringan yang
kandungan alkoholnya sebenarnya tinggi.

2.7 Masalah Nutrisi Pada Remaja


Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan
dan gizi remaja.Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir,
penyalahgunaan obat, kecanduan alkohol dan rokok, serta hubungan seksual
terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam beberapa hal
masalah gizi remaja serupa, atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi
pada usia anak, yaitu anemia defisiensi besi, kelebihan dan kekurangan
berat badan.
Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja.
Meski asupan kalori dan protein sudah tercukupi, namun elemen lain seperti
zat besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang. Survei
terhadap mahasiswi kedokteran di Perancis, misalkan, membuktikan
bahwa 16% mahasiswi kehabisan cadangan besi sementara 75% menderita
kekurangan. Penelitian lain terhadap rakyat misikin di Kairo menunjukan
asupan besi sebagian besar remaja wanita tidak mencukupi kebutuhan
harian yang dianjurkan. Di negara yang sedang berkembang, sekitar 27%
remaja laki-laki dan 26% remaja perempuan menderita anemia; sementara
dinegara maju angka tersebut hanya berada pada bilangan 5% dan 7%.
Secara garis besar, sebanyak 44% wanita di negara berkembang (10 negara
di asia tenggara, termasuk indonesia) mengalami anemia kekurangan zat
besi, sementara wanita hamil lebih besar lagi, yaitu 55%.
Di Amerika Serikat, sebagian remaja tidak memperoleh kalsium
sebanyak yang dianjurkan oleh RDA, 18%. Remaja tidak setiap hari makan
buah dan sayur, sementara kudapan asin dan manis (70%) dimakan
beberapa kali (sepertiga dari mereka) setiap hari. Survei Departemen
Pertanian Amerika Serikat (1995) membuktikan bahwa remaja putri yang
berusia 12-19 tahun, hanya mengkonsumsi 777mg kalsium perharinya.
Salah satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah
konsumsi makanan olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi,
secara berlebihan. Makanan ini , meskipun dalam iklan diklaim kaya akan
vitamin dan mineral, sering terlalu banayak mengandung gula serta lemak,
disamping zat aditif. Konsumsi makanan jenis ini secara berlebihan dapat
menyebabkan kekurangan zat gizi lain. Kegemaran pada makanan olahan
yang mengandung zat ini menyebabkan remaja mengalami perubahan
patologis yang terlalu dini.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan anemia dan
keletihan.Remaja banyak memerlukan zat besi apalagi remaja wanita untuk
mengganti zat besi yang hilang bersamaan dengan darah haid. Dampak
negatif kekurangan mineral kerap tidak terlihat sebelum mereka mencapai
usia dewasa. Contoh, kalsium sangat penting dalam pembentukan tulang
pada usia remaja dan dewasa muda. Kekurangan kalsium selagi muda
merupakan penyebab osteoporosis diusia lanjut, dan keadaan ini tidak dapat
ditanggulangi dengan meningkatkan konsumsi zat ini ketika (tanda)
penyakit ini tampak.
Ketidak seimbangan antara asupan dan kekurangan energi
mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia
remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan lansia. Sementara obesitas
itu sendiri merupakan salah satu faktor penyebab penyakit degeneratif
seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, artritis, penyakit kantong
empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai
gangguan kulit.
Yuniastuti (2008) mengatakan bahwa ada tiga alasan mengapa
remaja dikategorikan rentan:
a. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi
dan zat gizi yang lebih banyak.
b. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian
pemasukan energi dan zat gizi.
c. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat,
meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, disamping itu tidak sedikit
remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya obesitas.
Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif, dan
psikososial.Dalam masa pencarian identitas ini, remaja cepat sekali
terpengaruh oleh lingkungan.Kegemaran yang tak lazim, seperti pilihan
untuk menjadi vegetarian atau food fadism, merupakan sebagian contoh
keterpengaruhan ini.
Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja untuk tidak
makan untuk tetap mempertahankan bentuk dan berat badannya yang tetapi
akan berujung pada anoreksia nervosa. Hampir 50% remaja (daniel, 1977)
terutama remaa yang lebih tua, tidak sarapan. Penelitian lain membuktikan
masih banyak remaja (89%) yang meyakini bahwa sarapan penting. Namun
mereka yang teratur sarapan hanya 60%. Remaja putri malah melewatkan
dua kali waktu makan, dan lebih memilih kudapan.Sebagian besar kudapan
bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi,
selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu makan. Mengudap
sebenarnya tidak dilarang, asalkan tau cara memilih kudapan yang kaya
akan zat gizi.
2.8 Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Usia Remaja
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan
penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain:
a. Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif
dilakukan di sekolah, khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa
ini remaja mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah
pertumbuhan pada masa balita.
b. Program Suplementasi Gizi
Suplementasi adalah penambahan satu atau lebih unsur pada
keadaan yang biasa terjadi.Suplementasi gizi adalah satu atau lebih zat
gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan sehari-hari dengan
harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.
Contoh:
melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil
besi dan vitamin A.
c. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan
makanan dengan tujuan agar masyarakat terhindar dari defisiensi
(kekurangan) zat gizi tersebut.Biasanya, zat gizi yang ditambahkan
adalah zat gizi mikro yang masih menjadi masalah di Negara
bersangkutan atau berisiko untuk menjadi masalah jika tidak dilakukan
fortifikasi pada bahan makanan tersebut.
Contoh:
Umumnya bahan makanan itu adalah bahan makanan yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan iodium pada garam ataupun
fortifikasi besi pada tepung.

2.10 Pedoman Umum Gizi Seimbang


Salah satu misi pembangunan kesehatan diindonesia menuju
Indonesia sehat 2010 adalah pemeliharan dan peningkatan kesehatan
individu.dalam program gizi dikenal dengan istilah Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS).
PUGS itu berupa 13 pesan dasar gizi seimbang seperti yang
diuraikan oleh Depkes berikut ini :
a. Makanlah aneka ragam makanan
Tidak satupun makanan yang mengandung zat gizi , yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Makan – makanan yang beraneka ragam sangat berpengaruh
bagi kesehatan, seperti makanan yang mengandung unsur – unsur zat
gizi yang diperlukan tubuh, baik kualitas maupun kuantitasnya. Secara
populer disebut Triguna Makanan, yaitu makanan yng mengandung zat
kalori, zat pembangun (protein)dan zat pengatur (vitamin).jadi
mengonsumsi makananyang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Di anjurkan memenuhi makanan yang cukup kalori (energi) agar
dapat hidup dan beraktivitas sehari – hari seperti bekerja, belajar,
berolahraga, berekreasi dan kegiatan sosial lain. Bila konsumsi kalori /
energi melebihi kebutuhan akan ditimbun.
Bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan yang
selanjutnya bisa berakibat gangguan kesehatan, seperti darah tinggi,
penyakit jantung, kencing manis, dll. Sebaliknya bila konsumsi energi
kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yakni dalam jaringan otot /
lemak akan dipakai untuk menutupi kekurangan tersebut. Kuarng energi
yang berlangsung lama akan berakibat berat badan menurun dan pada
gilirannya akan mengganggu kesehatan, juga mudah terkena penyakit.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Terdapat dua kelompok karbohidrat yaitu yang berbentuk
kompleks dan sederhana. Yang kompleks adalah golongan padi –
padian, umbi – umbian dan tepung – tepungan. Sedangkan gula
termasuk bentuk sederhana. Proses pencernaan dan penyerapan
karbohidrat kompleks berlansung lebih lama dari pada yang sederhana.
Hal ini berakibat bila orang mengonsumsi gula akan cepat merasa lapar
lagi, hal ini berbeda jika mengonsumsi karbohidrat kompleks. Konsumsi
gula cukup dibatasi sampai 3-4 sendok makan perhari, bila berlebih
cenderung berakibat kegemukan. Selain itu gula juga merusak gigi
geligi. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50 % saja
dari kebutuhan energi agar tubuh dapat memenuhi sumber – sumber zat
pembangun dan pengatur.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin ( A, D, E
dan K) serta menambah lezatnya hidangan sehingga menimbulkan rasa
kenyang lebih lama. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan
akan mengurangi konsumsi makanan lain yang dapat mengurangi
kebutuhan zat gizi lainnya. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak
sehari – hari ¼ saja dari kebutuhan energi.
e. Gunakan garam beryodium
Sesuai Keppres no.69 tahun 1994, semua garam yang beredar di
Indonesia harus mengandung yodium.
f. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses
pembentukan sel darah merah.kekurangan zat besi secara berkelanjutan
dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal masyarakat
sebagai penyakit kurang darah. Anemia gizi besi (AGB) terutama
banyak diderita oleh wanita hamil,wanita menyusui,dan wanita usia
subur karena fungsi kodrati adalah haid, hamil, melahirkan,dan
menyusui yang menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih
tinggi ketimbang yang lainnya. Kelompok yang rawan AGB adalah
anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja
berpenghasilan rendah.
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-ASI
sesudahnya.
h. Biasakan makan pagi
Bagi remaja dan dewassa makan pagi dapat memelihara
ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja
danmeningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar menjadi lebih baik.
i. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
Air minum harus bersih dan aman. Aman berarti bersih dan
bebas dari kuman.untuk mendapatkan air minum yang bersih air harus
dididihkan terlebih dahulu.
j. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi setiap orang karena dapat
meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses
penuaan.
k. Hindari minum – minuman beralkohol
Seseorang yang minum – minuman beralkohol akan sering
buang air kecil sehingga menimbulkan rasa haus. Orang ini akan
mengatasi rasa hausnya dengan minum-minuman alkohol lagi. Alkohol
hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat gizi lain.
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Selain harus bergizi dan seimbang makanan harus juga layak di
konsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman yaitu
yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak
bertetangan dengan keyakinan masyarakat yang dikenal dengan istilah
halal. Halal dalam arti luas selain bebas alkohol dan bukan daging babi
adalah makanan harus diolah secara higienis, sehingga tidak
mengandung cemaran yang dapt membahayakan kesehatan manusia.
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas
Keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan – bahan yang
digunakan ,susunan zat gizi, tanggal kadaluarsa, dan keterangan penting
lainnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa
remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat
gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal
ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual,
perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas
fisik.Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah
kalori,protein, kalsium dan fosfor, besi, vitamin, dan mineral.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan
penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain
program edukasi gizi, program suplementasi gizi melalui pemberian
makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A, program
fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi
besi pada tepung.

3.2 Saran
Memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat
membenarkan adanya pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya
masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan, mempermudah dalam
memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan
hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada. Tim spesialis
yang perlu dibentuk adalah tim intervensi krisis, tim kekerasan fisik dan
seksual, tim nutrisi dan gangguan makan, tim penyalahgunaan obat
terlarang dan tim untuk menyelesaikan masalah stres dan bunuh diri.

DAFTAR PUSTAKA

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.


More, Judy. 2014. Gizi Bayi Anak dan Remaja. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sitorus, Ronnald. 2009. Makanan Sehat dan Bergizi. Bandung: Yrama
Widya.
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Andi

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC

https://www.scribd.com/document/266425594/GIZI-REMAJA-pdf
https://www.scribd.com/doc/259636184/Gizi-Pada-Remaja
https://www.deherba.com/13-pedoman-umum-gizi-seimbang.html
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/
http://student.blog.dinus.ac.id/widyanurul/2017/10/11/jurnal-masalah-gizi-
remaja/

Anda mungkin juga menyukai