Disusun Oleh :
Kelompok 6
SAMARINDA
Puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Samarinda, 10
April 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
BB(kg) / TB (m2)
2.4.2 Protein
Remaja membutuhkan protein sebesar 45 hingga 60 gram perhari
untuk tumbuh dan membentuk otot. Protein sangat mudah didapat dari
berbagai sumber makanan sehat, seperti daging, telur, ikan, dan susu. Untuk
vegetarian protein bisa didapat dari makanan yang berbahan kacang-
kacangan.
2.4.3 Kalsium dan Fosfor
Saat masa pubertas, tubuh membutuhkan banyak kalsium untuk
menyimpannya sebagai tabungan untuk membentuk tulang yang kuat saat
dewasa. Karena memasuki usia 20tahun penyerapan asupan kalsium untuk
tulang akan berkurang. Remaja membutuhkan asupan kalsium sebesar
1.200mg setiap harinya. Asupan kalsium dapat berasal dari susu, sereal,
buah dan sayur yang kaya akan kalsium.
Kalsium dan fosfor penting untuk akresi/pertambahan jaringan
tulang yang cepat. Enam puluh persen massa tulang dewasa didapatkan
selama percepatan pertumbuhan masa pubertas. Bahkan setelah percepatan
pertumbuhan, kalsifikasi tulang berlanjut karena massa tulang puncak
dicapai di sebagian besar tempat tulang antara umur 16 sampai 30 tahun.
Meskipun 70-80 persen massa tulang puncak ditentukan oleh faktor-faktor
genetik, 20-30 persen sisanya dapat dipengaruhi oleh diet dan olahraga. Di
Inggris, remaja kulit putih dan Asia lebih rentan mengalami massa tulang
buruk di banding ras-ras lain. Asupan kalsium yang adekuat pada usia ini
dapat melindungi dari osteoporosis di kemudian hari.
Kepadatan tulang yang rendah dan tulang retak pada remaja putri
berkaitan dengan asupan minuman karbonasi yang tinggi. Alasannya belum
di ketahui dengan jelas tetapi juga bisa karena kandungan fosfat yang tinggi
di dalam minuman karbonasi yang menganggu fisiologi tulang bersama diet
rendah-kalsium yang cenderung diikuti remaja dengan tidak mengonsumsi
tiga porsi susu, keju dan/atau yogurt.
2.4.4 Zat Besi
Zat besi membantu darah membawa oksigen keseluruh otot, juga
membuat fungsi otak bekerja maksimal dan membantu meningkatkan
sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit.Remaja laki-laki
membutuhkan asupan sebanyak 12mg zat besi perharinya, sedangkan untuk
remaja perempuan membutuhkan asupan zat besi sebanyak 15mg
perharinya.Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih besar dibandingkan
kebutuhan zat gizi untuk laki-laki, hal ini karena perempuan mengalami
menstruasi.Saat menstruasi perempuan membutuhkan zat besi yang lebih
banyak untuk menghindari adanya resiko kekurangan darah.Mencapai
cadangan zat besi adekuat menjadi penting bagi anak perempuan ketika
periode menstruasi menjadi lebih teratur dan lebih berat seiring kematangan
mereka.
2.4.5 Vitamin
Beck (2011) mengatakan bahwa vitamin adalah zat organik
kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, yang pada umumnya
tidak dapat dibentuk oleh tubuh.Oleh karena itu, harus didatangkan oleh
makanan.Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan
pemeliharaan kehidupan.
2.4.6 Mineral
RNI untuk kalsium,fosfor, dan zat besi untuk kedua jenis kelamin,
dan magnesium untuk perempuan, lebih tinggi untuk remaja dibanding
untuk orang dewasa. Ini mereflesikan meningkatnya kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan (Beck, 2011).
2.5 Faktor Ketidakseimbangan Nutrisi Pada Remaja
Sitorus (2009) berpendapat bahwa faktor-faktor yang memberikan
sumbangan pada ketidakseimbangan nutrisi pada kelompok umur remaja
adalah :
a. Snacking atay grazing (ngemil) adalah salah satu pola makan yang lazim
di temui pada kelompok umur ini, dimana kebanyakan remaja makan
paling tidak enam kali kesempatan di siang hari. Sneknya lebih banyak
berupa cemilan kering. Biskuit, permen dan minuman karbonasi
daripada buah segar, roti lapis (sandwich) atau produk-produk berbasis
susu.
b. Faktanya, snek-snek gurih seperti cemilan garing, keriping kentang,
biscuit dan cokelat adalah makanan-makanan yang paling lazim di
konsumsi, dan sejumlah besar remaja memakannya setiap hari.
c. Tingginya konsumsi makanan-makanan dan minuman ringan yang
mengandung gula menyediakan asupan energy yang tinggi namun
hanya sedikit mikronutrien.
d. Buruknya konsumsi buah dan sayuran, dimana banyak remaja makan
kurang dari satu porsi per hari.
e. Asupan makanan-makanan berbasis susu tidak adekuat sejak umur 11
tahun, dengan hanya sedikit minum susu.
f. Angka remaja putrid yang berdiet tercatat tinggi. Didalam NDNS 1997,
16 persen anak perempuan yang berumur 15-18 tahun berdiet untuk
mengurangi berat badan.
g. Sepuluh persen anak perempuan yang berumur 15-18 tahyn mengatakan
dirinya vegetarian di dalam survey yang sama. Kacang-kacangan dan
biji-bijian yang cocok sering tidak dimasukkan didalam diet vegetarian
remaja.
h. Sarapan sering tidak dimakan, yang mengurangi asupan nutrient.
Sebuah survey pada 2005 menemukan bahwa 12 persen anak-anak yang
berusia 15-16 tahun tidak makan apapun sebelum berangkat sekolah
(sodexho,2005)
i. Anak laki-laki yang lebih tua memiliki asupan nutrient yang lebih baik
di banding anak-anak perempuan karena mereka makan dengan
kuantitas lebih besar, termasuk lebih banyak biskuit, daging, sereal
sarapan yang di perkaya, kacang polong panggang dan kentang.
2.6 Penyebab-Penyebab Kurang Gizi Pada Remaja
Beck (2011) berpendapat bahww ada 4 penyebab-penyebab kurang gizi
pada remaja, diantaranya :
a. Vegetarianisme
Kebanyakan remaja diet hanya berumur pendek, tetapi
vegetarianisme mungkin merupakan salah satu carauntuk melestarikan
asupan energi yang lebih rendah. Bagi sebagian remaja, berdiet dan
vegetarianisme saling berkaitan. Didalam sebuah kajian AS (Neumark
Sztainer et al, 1997) kaum vegetarian :
1. Dua kali lebih banyak yang melaporkan sering berdiet
2. Empat kali lebih banyak muntah untuk mengontrol berat badan
3. Delapan kali lebih banyak untuk menggunakan pencahar.
Didalam NDNS tahun 1997, 10 persen anak perempuan yang
berumur 15-18 tahun mengatakan bahwa mereka vegetarian atau vegan
(tetapi hanya 1 persen di antara anak laki-laki yang berumur sama).
Masalahnya sendiri bukan itu, tetapi jika dietnya direncanakan dengan
buruk dan tidak seimbang, hasilnya dapat berupa asupan yang tidak
adekuat untuk beberapa mikronutrien.Masalah tersembunyi yang lazim
terjadi adalah tidak dikonsumsinya makanan-makanan yang cukup
mengonsumsi hilangnya zat besi haem dari diet.Disamping itu, sumber-
sumber alternaif untuk protein dan vitamin B12 diperlukan didalam diet
vegan.
b. Pelangsingan yang Tidak Semestinya
Masa remaja adalah umur puncak untuk body
dissatisfaction(ketidakpuasan terhadap tubuh sendiri), dan berbagai
survey terhadap remaja inggris secara konsisten menunjukkan bahwa
lebih dari 50 persen anak perempuan merasa gemuk dan ingin
mengurangi berat badan.Sampai dengan 25 persen remaja putri muda
melaporkan berdiet untuk mengurangi berat badan, motivasi mereka
didorong oleh ketidakpuasan terhadap berat badan dan bentuk badan
(Hill, 2002). The Minnesota Adolescent Health Survey terhadap 30ribu
remaja menemukan bahwa 12 persen anak perempuan berdiet, 30 persen
terlonay binge eating, 12 persen memuntahkan makanan dan 2 persen
menggunakan laksatif atau diuretic (Neumark Sztainer et al, 1998).
NDNS pada 1997 menemukan bahwa 16 persen anak perempuan yang
berumur 15-18 tahun (dan 3 persen anak laki-laki dengan usia sama)
berdiet untuk mengurangi berat badan (Gregory et al,2000). Anak laki-
laki biasanya lebih khawatir bahwa mereka tubuhnya tidak cukup
berotot.
Pelangsingan yang tidak diawasi dan tidak perlu dilakukan dapat
mengakibatkan asupan mikronutrien yang rendah karena diet sering
melibatkan melewatkan makan utama, khususnya sarapan. Citra tubuh
dapat diperbaiki dengan mendorong kegiatan fisik, tetapi harus berhati-
hati ketika mendiskusikan diet dengan para gadis remaja yang
menghawatirkan tentang berat badannya karena fokus yang berlebihan
pada makanan mendorong peraligan kea rah gangguan makan.
Penekanan pada variasi dan keseimbangan, bukan pada pembatasan atau
makanan baik versus makanan buruk .
c. Gangguan Makan
Kekhawatiran tentang citra tubuh menjadi lebih serius jika
gangguan makan berkembang. Ini terjadi paling sering pada usia antara
15 dan 25 tahun. Meskipun gangguan makan paling sering di kalangan
para gadis, berbagai studi telah menunjukkan bahwa sekitar 10 persen
pasien dengan gangguan makan adalah laki-laki.
Struktur genetik dan sikap anggota keluarga lain terhadap
makanan bisa mempunyai pengaruh tertenu pada kerentanan. Ini dapat
terjadi pada anak-anak dengan latar belakang cultural atau rasial apapun.
Gangguan makanan biasanya berkembang dari kombinasi
banyak faktor yang membuat seseorang merasa tidak mampu mengatasi
kehidupannya. Ini termasuk berbagai peristiwa, perasaan atau tekanan
seperti :
1. Self-esteem rendah
2. Masalah hubungan dengan teman atau keluarga
3. Tekanan teman sebaya
4. Kematian seseorang yang istimewa
5. Masalah di sekolah, kampus, atau tempat kerja
6. Ekspektasi akademik yang tinggi
7. Kurang percaya diri
8. Penganiayaan seksual atau emosional seperti di bully
9. Merasa terlalu gemuk.
Gangguan makan terbagi kedalam tiga kategori yang berbeda :
anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan yang tak
tergolongkan.
a) Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa paling lazim di temukan pada perempuan yang
berumur 15-19 tahun, tetapi juga dapat terjadi pada anak-anak yang
lebih muda. Ini di tandai oleh :
1) Berat badan berkurang atau bertambah selama masa
pertumbuhan
2) Ketakutan intens untuk menambah berat badan
3) Citra tubuh yang terdistori
4) Amenore pada perempuan menstruasi tidak datang paling sedikit
tiga kali siklus berturut-turut
b) Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa ditandai oleh :
1) Binge eating makanan yang banyaknya abnormal disertai
perasaan tidak memiliki kontrol atas itu.
2) Perilaku kompensatorik setelah binge, termasuk memuntahkan
makanan, menggunakan pencahar, berpuasa, atau olahraga
berlebihan.
c) Gangguan Makan yang Tak Tergolongkan
Gangguan makan yang tak tergolongkan adalah sebuah
kategori diagnostik yang luas untuk perilaku-perilaku makan
abnormal, termasuk gangguan binge eating dan female athlete triad.
Ini mencakup berbagai aspek anoreksia dan bulimia, tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnostiknya.didalam gangguan binge eating,
binge eatingnya tidak diikuti oleh perilaku kompensatorik.
Female athlete triad (tiga serangkai atlet perempuan) adalah
sebuah sindroma olahragawati dengan ciri :
1) Asupan nergi rendah yang mungkin merupakan akibat dari usaha
mengurangi berat badan untuk alasan perfoma olahraga, alasan
citra tubuh, atau tidak memahami kebutuhan akan energi dan
nutrient unuk gaya hidup yang rejim latihannya
2) Disfungsi menstruasi
3) Kepadatan mineral tulang yang rendah yang dapat
mengakibatkan patah tulang/tulang retak selama latihan atau
penampilan olahraga.
Penipisan energi dan nutrient jangka panjang dalam
gangguan makan dan kurang gizi yang diakibatkannya memiliki
efek berkelanjutan pada pertumbuhan, perkembangan seksual, dan
kepadatan tulang.Dalam jangka pendek, erosi gigi yang di sebabkan
oleh sering muntah yang diinduksi gigi meningkat erosi gigi.
Jika sebuah gangguan makan di curigai pada seorang anak,
maka keluarganya seharusnya diperingatkan dan didorong untuk
mencai bantuan professional dari sebuah pusat penanganan
spesialisasi dengan tim multidisipliner. Penanganan dini
membuahkan hasil yang paling positif. Jika gangguan makan
berkembang menjadi sebuah kondisi kronis, bahkan dengan
oenanganan pun mungkin akan sering kambuh sepanjang hidup
penderitanya. Pada sekitar 10 persen kasus yang ada, gangguan ini
menyebabkan kematian.
d. Alkohol
Asupan alkohol cenderung meningkat selama usia belasan,
yang mencapai puncaknya pada sekitar umur 19 tahun. Selama masa
remaja, asupan alkohol sering dibatasi sampai satu atau dua hari per
minggu dan intoksikasi serta value for money merupakan tujuan
kuncinya. Didalam survey bergulit NDNS, 4 persen anak laki-laki
yang berumur 13-15 tahun dan 8 persen anak laki-laki berumur 13-
15 tahun minum alkohol masing-masing sekali atau dua kali
seminggu. Remaja inggris menduduki salah satu tingkat tertinggi di
Eropa untuk penggunaan alkohol, bringe drinking, dan mabuk.
Asupan alkohol yang tinggi adalah salah satu penyebab
kekhawatiran untuk alasan kesehatan maupun sosial. Remaja
memiliki kemampuan yang lebih renah untuk memetabolisme
alkohol di banding orang dewasa yang usianya sudah matang dan
lebih rentan terhadap efek-efek merugikannya. Di bawah pengaruh
alkohol mereka akan lebih mungkin untuk melakukan hubungan
kontrasepsi, dan juga lebih berkemungkinan untuk melakukan
hubungan seks yang kelak mereka sesali.
Konsumsi alkohol berat secara regular dan binge drinking :
1) Berkaitan dengan berbagai masalah fisik, perilaku antisosial,
kekerasan, 3kecelakaan, bunuh diri, cedera, dan kecelakaan lalu
lintas serta berbagai tindak kejahatan
2) Memengaruhi kinerja di sekolah
3) Dapat memiliki efek buruk pada kesehatan di usia lanjut
Pada 2000, hampir 14 persen remaja yang berusia 16-19
tahun mengalami ketergantungan pada alkohol (British Medical
Association, 2003).Dari sudut pandang nutrisi, konsumsi alkohol
secara regular dapat menggantikan makanan-makanan yang lebih
padat nutrient dari diet dank arena alkohol memiliki kepadatan
energy yang tinggi namun berdampak kecil pada nafsu makan,
minum secara regular dapat dengan mudah menyebabkan konsumsi
energy yang terlalu tinggi.
Jika advis kesehatan tentang alkohol terlalu negative, advis
itu mungkin akan diabaikan. Penekanan lebih besar lebih baim
diberikan pada memastikan bahwa remaja :
(a) Menyadari tentang batas minum yang aman
(b) Tahu cara mengukur kekuatan produk-produk beralkohol,
khususnya beberapa “designer drinks” atay bur ringan yang
kandungan alkoholnya sebenarnya tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang lebih, karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Pertumbuhan pada masa
remaja akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, serta cara penggunaan zat
gizi.
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal
ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat, kematangan seksual,
perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktifitas
fisik.Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah
kalori,protein, kalsium dan fosfor, besi, vitamin, dan mineral.
Peran pemerintah untuk program gizi masyarakat dengan tujuan
penanggulangan masalah gizi sudah banyak yang diluncurkan, antara lain
program edukasi gizi, program suplementasi gizi melalui pemberian
makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi dan vitamin A, program
fortifikasi bahan makanan seperti iodium pada garam ataupun fortifikasi
besi pada tepung.
3.2 Saran
Memberikan pelayanan medik sebagai keseluruhan, yaitu dapat
membenarkan adanya pemeriksaan psikologik, menghindari terjadinya
masalah nutrisi yang akan merusak kesehatan, mempermudah dalam
memeriksa nutrisi remaja secara komprehensif dan akan menyempurnakan
hasil penelitian dengan dokumen dan catatan medik yang ada. Tim spesialis
yang perlu dibentuk adalah tim intervensi krisis, tim kekerasan fisik dan
seksual, tim nutrisi dan gangguan makan, tim penyalahgunaan obat
terlarang dan tim untuk menyelesaikan masalah stres dan bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/266425594/GIZI-REMAJA-pdf
https://www.scribd.com/doc/259636184/Gizi-Pada-Remaja
https://www.deherba.com/13-pedoman-umum-gizi-seimbang.html
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
http://gizi.depkes.go.id/pgs-2014-2
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/
http://student.blog.dinus.ac.id/widyanurul/2017/10/11/jurnal-masalah-gizi-
remaja/