Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM GIZI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
Tingkat 1 Semester 1
Dosen Pembimbing Ir. Fauzia Djamilus, , M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 9

1. Dea Novia Ramadhani (P17324219044)


2. Kartika Ayu Bunga Mayang (P17324219053)
3. Salsabila (P17324219062)

TINGKAT 1B

PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kita nikmat iman dan nikmat islam kepada kita. Tak lupa shalawat serta salam kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi, makalah ini berisi mengenai Pendidikan Kesehatan Dalam Gizi.

Dalam menyusun makalah ini kami tentunya mendapat bimbingan, koreksi, serta saran,
untuk itu rasa terimakasih kami ucapkan kepada :

1. Ir. Fauzia Djamilus, M.Kes


2. Rekan-rekan mahasiswi yang banyak memberi masukan untuk membuat makalah ini

Dengan segala kerendahan hati penyusun mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini, penyusun mohon maaf atas segala kekurangan dan tidak lupa
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Bogor, 22 Agustus 2019

                                                                                                                        

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................................1

D. Manfaat............................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Menyusun Menu...........................................................................................2

B. Memilih Bahan Makanan.............................................................................2

C. Mengolah Bahan Makanan..........................................................................3

D. Menyajikan Makanan…………………………………………….……...3

E. Tindak Lanjut Hasil Pendidikan Kesehatan……………………………....4


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................5

B. Saran...............................................................................................................5

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Konteks pendidikan kesehatan tentang gizi pada umumnya dapat dipahami
melalui pendekatan melalui keluarga. Pentingnya gizi (dalam hal ini pangan) sebagai
kebutuhan pokok dalam keluarga, harus dapat diterapkan secara proposional,
khususnya dalam kaitan pengelolaan sumber daya keluarga serta aktivitas keluarga.
Kedudukan pangan keluarga sebagai salah satu kebutuhan pokok dalam keluarga
jangan sampai dikalahkan oleh gengsi keluarga, misalnya hal-hal yang berhubungan
dengan gizi secara umum biasanya dipandang telah diketahui oleh setiap orang.
Berkaitan dengan hal tersebut, pengetahuan umum tentang gizi meliputi : fungsi
makanan, susunan makanan, kombinasi makanan yang dapat menghindari
pemborosan, cara mengelola dan memilih serta cara menilai kesehatan yang
berhubungan dengan factor gizi, harus benar-benar diketahui oleh keluarga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiimana cara menyusun makanan dengan baik?
2. Bagaimana memilih bahan makanan dengan benar?
3. Bagaimana mengolah bahan makan atau menu dengan benar?
4. Bagaimana cara menyajikan makanan dengan baik dan benar?
5. Apa tindak lanjut hasil pendidikan kesehatan gizi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menyusun makanan dengan baik
2. Untuk mengetahui cara memilih bahan makanan dengan benar
3. Untuk mengetahui cara mengolah bahan makanan atau menu dengan benar
4. Untuk mengetahui cara menyajikan makanan dengan baik dan benar
5. Untuk mengetahui apa tindak lanjut hasil pendididkan kesehatan gizi
D. Manfaat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan pendidikan tentang kesehatan gizi
dan tingkah lanjut hasil pendidikan kesehatan gizi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menyusun Menu
Pemberian makanan yang baik harus memperhatikan kemampuan tubuh untuk
mencerna, umur, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui. Secara
alami, komposisi zat gizi untuk setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan
tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang mineral atau
vitamin.
Beberapa makanan lain mengandung banyak vitamin A tetapi tidak atau kurang
mengandung vitamin C . dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beraneka ragam,
kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keungggulan zat
gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan tetap mendapatkan masukan zat gizi yang
seimbang.
Langkah-langkah menyusun menu:
1. Inventarisasi jenis hidangan pagi, siang, malam dan selingan untuk
mendapatkan variasi menu yang lebih banyak, tetapkan siklus menu untuk
5, 7, 10 atau 30 hari.
2. Jika diperlukan variasi menu dapat ditukar 60 hari sekali.

B. Memilih Bahan Makanan


Dalam pemilihan bahan makanan harus diperhatikan beberapa hal yaitu kesegaran, bau,
warna, keutuhan, dan yang paling penting kandungan zat gizi dalam makanan tersebut.
Pemilihan bahan makanan haruslah berhati-hati, karena suatu bahan makanan tidak
langsung sampai kekonsumen serta tidak adanya proses tertentu sehingga zat makanan
tersebut mempunyai nilai gizi.
Kegiatan pengadaan bahan makanan sehingga bahan makanan sampai kekonsumen
yaitu :
 Pengeringan
Terlebih dahulu yang dimaksudkan agar bahan makanan tersebut tidak cepat
basi karena pengaruh mikroba didalamnya.Bahan makanan yang baru dipanenkan
mengandung air yang tinggi maka harus dilakukan proses pengeringan. Tujuannya
agar dapat menghilangkan hama yang dapat menghinggapi baham makanan
tersebut seperti mikroba, serangga atau binatang lainnya.
 Pengangkutan
Zat gizi yang diperlukan sampai ketangan konsumen untung digunakan
langsung atau disimpan terlebih dahulu untuk persediaan..Agar dapat menjaga
keamanan dari bahan makanan serta dapat mengurangi jumlah makhluk hidup yang
menyertai zat makanan tersebut maka diperlukan suatu pengeringan. Setelah itu
juga dilakukan pengemasan terhdap makanan. Perlu diperhatikan ketika melakukan
pengemasan harus memenuhi syarat yang baik sehingga akan mengurangi
kerusakan dan penghamburan bahan makanan khusus bagi makanan yang
diawetkan perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif. Cara pengangkutan
juga harus cukup murah agar tidak membuat nilai jual bahan makanan sulit
terjangkau oleh konsumen
2
 Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Beberapa
bahan makanan yang mudah rusak karena kondisi dalam gudang tidak cukup
ventilasi, bercampur baur tersimpan dalam tempat yan sama, bercampu dengan
bahan-bahan beracun. Atap gudang yang bocor meningkatkan kadar air untuk
bahan makanan yang harus disimpan kering. Pada umumnya bahan makanan
disimpan dalam keadaan dikemas juga secara curah bagi biji-bijian. Penyimpanan
biasa ataupun dengan teknologi modern selain menjamin keutuhan zat makanan
tertentu pada akhirnya memberikan nilai kesehtan yang cukup tinggi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan makanan:
1. Warna
Beberapa bahan makanan memberi warna tertentu apabila terjadi penurunan
kualitas misalnya perubahan bahan sayuran yang seharusnya hijau segar menjadi
kekuning-kuningan atau yang seharusnya kuning menjadi kusam. Selain warna
pada bahan makanan yang berubah perlu diperhatikan juga makanan yang diberi
zat pewarna. Apakah pewarna yang digunakan tersebut betul-betul pewarna yang
untuk makanan. Dengan demikian makanan tersebut harus dihindari atau tidak
dikonsumsi karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan, untuk itu pilihlah
makanan yang masih segar dengan kualitas yang baik.
2. Bau
Bahan makanan yang berkuaitas baik akan memberi aroma yang enak, segar,
dan tidak berbau busuk. Karena makanan yang sudah mengeluarkan bau kurang
segar atau berbau busuk, kandungan zat gizinya sudah rusak selain itu juga dapat
menimbulkan keracunan karena sudah terkontaminasi oleh bakteri.

C. Mengolah Bahan Makanan


Setelah memilih bahan makanan, maka kegiatan penting selanjutnya adalah mengolah
bahan makanan tersebut untuk dapat dikonsumsi. Dengan memasak bahan makanan
tersebut makanan jadi mudah dicerna untuk selanjutnya memudahkan penyerapan zat-zat
makanan untuk dipergunakan oleh tubuh. Perlu diperhatikan dalam pengolahan bahan
makanan, antara lain : beberapa vitamin mudah larut dalam air pencuci sehingga terbuang
dan beberapa bagian lagi dapat rusak oleh pemanasan dan sindar matahari.Dengan
demikian, pengolahan makanan pada akhirnya harus dapat menjamin bahwa zat gizi yang
terkandung tidak banyak yang terbuang dan mempermudah penyerapan zat gizi tersebut
dalam tubuh. Harus diperhatikan juga cara pemotongan, mencuci sayuran dan memasak
dengan suhu tinggi karena hal ini sering terjadi kehilangan zat gizi jika tidak dilakukan
dengan baik dan sesuai.

D. Menyajikan Makanan
Cara penyajian suatu makanan berbeda-beda untuk setiap orang walaupun sebenarnya
mempunyai nilai gizi yang sama. Makanan yang dihidangkan dengan cukup menarik dan
ditempatkan ditempat yang bersih maka akan mengguggah selera bagi siapapun yang
melihatnya. Berbeda sekali dengan makanan yang disajikan ditempat kotor dan tidak
menarik. Selain kurang menarik juga akan mengurangi kadar gizi nya karena kemungkinan
telah terkontaminasi dengan bakteri yang berasal dari piring kotor tersebut. Hal penting
ysng perlu diperhatikan dalam hal ini adalah penyusunan dan penyajian menu tidak boleh
melupakan konsep gizi seimbang.

3
E. Tindak Lanjut Hasil Pendidikan Kesehatan Gizi
1. Obserfasi / pemantauan status gizi
A. Pengukuran langsung
Pengukuran langsung bias dilakukan dengan pengukuran antroprometri,
klinis,biokimia, dan biofisik. Pengukuran atroprometri digunakan untuk memantau
dimensi dan konsumsi tubuh pada berbagai tingkat umur, biasanya digunakan untuk
mengukur ketidak seimbangan asupan protein dan energi yang terlihat dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Metode klinis digunakan untuk mendeteksi
tanda-tanda kekurangan zat gizi dengan melakukan pemeriksaan fisik riwayat
penyakit. Pemeriksaan laboraturium digunakan untuk mendukung pemeriksaan
klinis. Sedangkan pemeriksaan biofisik dengan melihat kemampuan fungsi dan
perubahan struktur jaringan.
B. Pengukuran tidak langsung
Pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan survey konsumsi, statistic
vital dan factor ekologi. Survey konsumsi dilakukan untuk melihat jumlah dan
macam zat gizi yang dikonsumsi. Dengan menggunakan statistic vital bias
menganalisis data statistic kesehatan seperti angka kesakitan dan angka kematian
karena penyakit tertentu. Pengukuran dengan factor ekologi digunakan untuk
mengetahui penyebab malnutrisi.
2. Kolaborasi dan rujukan
Adapun departemen yang berkecimpung didalam upaya perbaikan gizi keluarga
adalah departemen kesehatan, pertanian, agama, dalam negeri, dan badan koordinasi
keluarga berencana nasional, dan departemen pendidikan nasional. Peran pemerintah
dalam hal rujukan dan kolaborasi yaitu menetapkan suatu kebijakan dengan
mengeluarkan intruksi presiden no.8 tahun 1999 tentang penggerakan nasional
penanggulangan masalah pangan dan gizi. Dengan adanya intruksi ini setiap institusi
wajib saling bahu membahu mengatasi permasalahn gizi nasional sehingga akan tercipta
SDM yang lebih berkopeten dengan didukung oleh sumber gizi yang memadai.
Sedangkan partisipasi masyarakat sendiri juga menjadi hal yang penting. Usaha
perbaikan gizi keluarga dan masyarakat yang telah direncanakan tidak mungkin akan
tercapai tanpa partisipasi masyarakat sebagai objek dan subjek gizi yang diterapkan.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menentukan makan haruslah menyusun menu makanan dengan segala aspek zat
gizi yang diperlukan oleh tubuh. Selanjutnya dalam memilih bahan makanan juga harus
yang memerhatikan kesegaran dan tidak mengandung pengawet maupun pewarna. Dalam
mengelola makanan harus memerhatikan dengan teknik yang benar. Dan juga dalam
menyajikan nya harus menarik serta bersih jika begitu gizi pun akan terpenuhi. Bila
diperlukan kita juga harus memerhatikan tindak lanjut hasil pendidikan kesehatan gizi
dari observasi atau pemantauan status gizi dan kolaborasi rujukan.
B. Saran
Harapan penulis, semoga pembaca bisa menerapkan dan mengaplikasikan
pendidikan kesehatan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Dari menyusun
makanan, memilih bahan makanan, mengolah bahan makanan, menyajikan makanan dan
jika diperlukan melakukan tindak lanjut hasil pendidikan kesehatan gizi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Paath, Erna Francin. dkk. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Proverawati, Atikah, dan Siti Asfuh. 2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai