Anda di halaman 1dari 5

 Tujuan dan sasaran

Untuk menganalisis faktor nutrisi yang dapat mempengaruhi kesuburan pada pria
dan wanita termasuk status gizi, makanan tertentu (misalnya makanan olahan susu), zat
gizi dan komponen makanan lainnya serta suplemen makanan.
 Pembahasan
Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai atau
menyelesaikan kehamilan secara spontan setelah periode satu tahun berhubungan seks
tanpa tindakan kontrasepsi (1). Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan yang
signifikan dalam prevalensi infertilitas di seluruh dunia. (2). Peningkatan infertilitas
terutama terkait dengan keterlambatan melahirkan pada wanita (3) penurunan tersebut
pada kualitas semen, paparan faktor lingkungan dan dengan gaya hidup. Oleh karena
itu, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor nutrisi yang dapat
mempengaruhi kesuburan pada pria dan wanita.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesuburan dan keberhasilan pembuahan sel
telur oleh sperma, serta tumbuh kembang janin agar lahir sebagai bayi yang normal dan
sehat. Perilaku gizi dan kesehatan merupakan faktor penting. Pada prinsipnya, seseorang
berprilaku makan sehat jika aneka menu yang dikonsumsinya memberikan gizi seimbang.
Gizi seimbang ini hanya dapat diperoleh dari beraneka ragam bahan makanan. Makin
banyak ragam bahan makanan yang dimakan setiap hari, makin besar asupan gizi ke
dalam tubuh.
Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus
diperhatikan agar mencapai kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan
kesehatan organ reproduksi. Berikut diuraikan beberapa zat gizi yang berperan dalam
kesehatan reproduksi.
• Karbohidrat
Pada fase pre menstruasi kebanyakan remaja mengalami penurunan nafsu
makan dikarenakan hormon estrogen. Perubahan asupan energi juga
disebabkan oleh karbohidrat yang merupakan sumber peningkatan asupan
energi selama fase luteal, sedangkan konsumsi softdrink yang mengandung
gula cenderung meningkatkan nafsu makan. Oleh karena itu, maka selama fase
luteal terjadi peningkatan nafsu makan. Namun, para remaja cenderung
mengonsumsi makanan cepat saji yang menyebabkan tubuh kekurangan gizi.
Apabila keadaan ini dilakukan secara terus menerus maka akan mempengaruhi
fungsi organ tubuh salah satunya organ reproduksi yaitu gangguan menstruasi.
• Protein
Unit pembangun dari protein adalah asam amino. Arginin adalah asam amino
yang berfungsi memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan.
Sumber arginin dari bahan makanan adalah ikan, daging sapi, ayam, kacang-
kacangan.
• Lemak
Lemak diperlukan untuk pertumbuhan serta sebagai pengangkut vitamin larut
lemak. Tubuh wanita seharusnya mempunyai simpanan lemak berbentuk
jaringan adipose untuk persiapan menyusui. Selain itu, siklus menstruasi wanita
tidak akan teratur jika tidak memiliki simpanan lemak 20% dari total berat
badannya. Asam lemak omega tiga merupakan salah satu asam lemak esensial
yang dibutuhkan oleh tubuh 3% dari energi totalnya. Jika asupan asam lemak
omega tiga rendah maka wanita akan cenderung mengalami nyeri haid. Asam
lemak omega tiga terkandung dalam salmon dan ikan tuna.
• Vitamin
Kekurangan mikronutrien (vitamin dan mineral) meningkatkan prostaglandin
berlebih, yang dapat meredakan dismenore. Agar remaja tidak mengalami
gangguan menstruasi diperlukan mikronutrien yang penting untuk
mengurangi kejadian dismenore primer. Vitamin A merupakan nutrisi larut
lemak yang penting untuk mata, pertumbuhan, diferensiasi sel, reproduksi dan
integritas sistem kekebalan. Kekurangan vitamin A (VAD) terkait dengan
rendahnya asupan makanan yang mengandung vitamin A, tingginya insiden
penyakit menular, dan siklus reproduksi. Serangan radikal bebas terhadap
dinding sperma dan sel telur. Wortel, ubi merah, buah kuning dan oranye seperti
mangga, dan sayuran berdaun hijau merupakan sumber beta karoten untuk
pematangan sperma. Asparagus juga kaya vitamin A dan C, yang bermanfaat
dalam hal kesuburan dan peningkatan libido. Kecukupan vitamin A untuk
remaja dan dewasa adalah 500-600 RE / hari. Defisiensi mikronutrien
berhubungan dengan penurunan fungsi imun yang mempengaruhi frekuensi,
durasi, dan beratnya penyakit infeksi. A, zat besi dan seng, termasuk infeksi
saluran reproduksi. Vitamin C meningkatkan kesuburan, memperkuat sistem
kekebalan tubuh, dan membantu penyerapan zat besi. Buah-buahan seperti
stroberi, kiwi, alpukat, jambu biji, jeruk, mangga, dan sayuran hijau
mengandung vitamin C yang tinggi, yang dapat meningkatkan jumlah dan
mobilitas sperma. Kecukupan Vitamin C untuk remaja dan dewasa adalah 50-90
mg / hari. Vitamin E sangat penting untuk sistem reproduksi. Vitamin E
mendukung produksi sperma dan hormon seks serta mencegah kerusakan DNA.
Wanita yang mengonsumsi vitamin E dua hari sebelum menstruasi terus
menerus dan tiga hari setelah menstruasi secara signifikan mengurangi nyeri
haid. Sumber utama vitamin E adalah minyak nabati, terutama minyak biji
gandum dan biji-bijian seperti biji labu. Kelapa dan minyak zaitun mengandung
sangat sedikit vitamin E. Sayur dan buah-buahan juga merupakan sumber
vitamin E. E dari 10 tahun 12 tahun 11 mg / hari dan umur 13 tahun ke atas 15
mg / hari dalam jumlah terbatas. Vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan
wanita. Sumber vitamin B6 adalah ikan, ayam, telur, pisang, wortel, brokoli.
Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Vitamin B12
dapat menambah dan meningkatkan kualitas sperma. Sumber dalam makanan
meliputi hati, daging merah, ikan, telur dan susu. Defisiensi vitamin B12
menimbulkan anemia perniosa.

• Asam folat
Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan DNA dan RNA. Asam folat
juga berfungsi dalam pembentukan hemoglobin. Selama hamil dan menyusui
wanita memerlukan lebih banyak asam folat dan zat besi. Jika dalam makanan
tidak mengandung cukup banyak zat-zat gizi tersebut, maka anemia yang
diderita bertambah berat, dan berakibat perdarahan banyak pada waktu
melahirkan, lahir lama atau mudah terkena infeksi yang berakibat fatal. Sumber
asam folat adalah sayuran berwarna hijau tua, kol dan keluarga kol, buah-
buahan seperti stroberi, biji-bijian, daging, susu dan sereal yang difortifikasi.
Asparagus juga memiliki kandungan asam folat yang cukup tinggi.
• Zat Besi
Zat besi penting untuk pengangkutan darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
Wanita perlu mengimbangi ovulasi. Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa 40% wanita dengan masalah ovulasi menjadi subur setelah
meningkatkan konsumsi zat besi. Zat Besi Juga Penting Untuk
Pembentukan Ikan tuna dan salmon mengandung zat besi yang tinggi,
yang merangsang produksi sel darah merah untuk menggantikan
kehilangan darah selama menstruasi. Sumber besi juga ditemukan di hati,
daging, kacang-kacangan dan sayuran.
• Kalsium
Kalsium merupakan mikronutrien yang berperan dalam mengurangi dismenore.
Dismenore parah ternyata konsumsi kalsiumnya rendah. Ada hubungan antara
konsumsi kalsium dengan terjadinya dismenore. Semakin rendah asupan
kalsiumnya, semakin berat pula kalsiumnya meningkatkan pH tubuh, yang
bermanfaat untuk sperma dan sel telur yang telah dibuahi. Sumber utama
kalsium adalah susu dan hasil olahannya seperti keju. Ikan yang dimakan
dengan tulangnya, termasuk ikan kering, merupakan sumber kalsium yang baik.
Biji-bijian, kacang-kacangan dan kacang-kacangan, tahu, oncom dan tempe,
serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik Kalsium juga baik
tetapi mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium, seperti
serat, fitat dan oksalat

• Magnesium
Magnesium adalah mineral penting dalam mempertahankan otot. Wanita dengan
kekurangan magnesium akan menghasilkan otot yang terlalu aktif sehingga
menyebabkan nyeri haid dan gejala yang hebat. Menambahkan magnesium
dalam makanan sehari-hari akan membantu untuk mengurangi atau mencegah kram
dan nyeri menstruasi. Sayuran hijau adalah sumber utama magnesium, kacang-
kacangan dan biji- bijian merupakan sumber magnesium baik, yang seperti
tepung kedelai, tahu, tempe, kacang mete, jagung manis, dan almond.
Sedangkan buah- buahan umumnya mengandung sedikit magnesium.

Daftar pustaka

González-Rodríguez LG, López-Sobaler AM, Perea Sánchez JM, Ortega RM. Nutrición y
fertilidad [Nutrition and fertility]. Nutr Hosp. 2018 Sep 7;35(Spec No6):7-10. Spanish.
doi: 10.20960/nh.2279. PMID: 30351153.

Almatsier,Sunita. 2004. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dewantari,Ni Made, G.A.Dewi Kusumayanti dan Shita. 2012. Hubungan Tingkat


Konsumsi kalsium dengan Kejadian Dysmenorrea di SMA 8 Denpasar dalam Jurnal
Ilmu Gizi

Wirakusumah, Emma S. 2007. Jus Buah dan Sayuran. Jakarta : Penebar Swadaya
Silva T, Jesus M, Cagigal C, Silva C. Food with Influence in the Sexual and Reproductive
Health. Curr Pharm Biotechnol. 2019;20(2):114-122. doi:
10.2174/1389201019666180925140400. PMID: 30255750.

Anda mungkin juga menyukai